Anda di halaman 1dari 7

Sistem Perencanaan Infrastruktur Air Minum

Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia dan untuk dapat
memenuhi kebutuhan air minum tersebut, kota harus mampu mendistribusikan sumber air bersih
kepada masyarakat. Disinilah peran infrastruktur air minum menjadi sangat penting. Seringkali
masyarakat menyepelekan infrastruktur air minum apabila sudah terdapat sumber air bersih. Hal
tersebut adalah kekeliruan dalam sistem penyediaan air minum yang berkelanjutan.

Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
Air minum rumah tangga didapatkan dari air baku. Air baku adalah air yang dapat berasal dari
sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum. Oleh karena itu, sistem penyediaan air minum adalah satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Pengembangan
sistem penyediaan air minum adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan atau
meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran
masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.

Sistem penyediaan air minum terdiri dari sistem bukan jaringan perpiaan dan jaringan
perpipaan. Contoh dari bukan jaringan perpipaan adalah sumur dangkal, sumur pompa tangan,
bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, bangunan
perlindungan mata air. Sedangkan contoh jaringan perpipaan adalah unit air baku, unit produksi,
unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan.

Unit Air Baku

Unit air baku adalah sarana pengambilan dan atau penyedia air baku yang terdiri dari:

 Bangunan Penampungan Air. Contohnya bangunan perlindungan mata air, sumur, dll
 Bangunan Pengambilan Air. Contohnya saluran air sungai, air danau, air rawa, air tanah
 Peralatan Pengukur
 Sistem Pemompaan
 Sarana Pembawa Air
Contoh pengambilan air baku dari mata air

Identifikasi Ketersediaan Air Baku meliputi:

1. Jarak dan beda tinggi


2. Debit optimum
3. Kualitas air
4. Pemanfaatan air

Dasar Pemilihan Sumber Air Baku meliputi:

1. Tingkat keandalan
2. Pengaruh terhadap pemakaian air yang ada
3. Biaya investasi dan biaya operasional serta maintenance
4. Dampak lingkungan
Unit Produksi
Unit produksi adalah prasarana dan sarana
untuk mengolah air baku menjadi air minum
melalui proses fisik, kimia dan atau biologi
yang terdiri dari:
1. Bangunan pengolahan dan
perlengkapannya
2. Peralatan operasional
3. Peralatan pengukuran dan pemantauan
4. Peralatan pengukuran dan pemantauan
5. Bangunan penampung air

Unit Distribusi
Unit distribusi adalah prasarana dan
sarana untuk mendistribusikan air
minum ke wilayah layanan untuk
memberikan kepastian kuantitas,
kualitas dan kontinuitas penyediaan air
minum yang terdiri dari:

1. Sistem pemompaan
2. Jaringan distribusi
3. Peralatan pengukuran dan pemantauan
4. Bangunan penampung air minum

Unit Pelayanan
Unit pelayanan adalah prasarana dan sarana
untuk memberikan layanan air minum
kepada pelanggan yang terdiri dari:
1. Sambungan rumah
2. Hidran umum
3. Hidran kebakaran
4. Water meter
Unit Pengelolaan

Unit pengelolaan terdiri dari:

1. Pengelolaan teknis yaitu operasional, pemeliharaan, pemantauan dari unit air


baku, produksi dan distribusi
2. Pengelolaan non teknis yaitu administrasi dan pelayanan.

Di Indonesia, Sistem Perencanaan Infrastruktur Air Minum dijabarkan dalam Peraturan


Pemerintah No.16 Tahun 2005, yang mana didalamnya dijelaskan bahwa sistem perencanaan
infrastruktur air minum terdiri dari:

1. Rencana induk
2. Studi kelayakan
3. Perencanaan teknis terinci

Berikut adalah masing-masing penjelasannya.


1. Rencana Induk
Berupa rencana jangka panjang untuk 10 hingga 20 tahun kedepan, dan merupakan tahap
awal perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan dengan
mempertimbangkan keterpaduan dengan sanitasi.
Rencana induk disusun dengan memperhatikan dan terintegrasi dengan rencana pengelolaan
sumberdaya air, rencana tata ruang wilayah, kebijakan stretegi pengembangan system
penyediaan air minum, kondisi lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat serta kondisi
kota dan rencana pengembangannya.
Dalam Pasal 27 peraturan pemerintah tersebut, Rencana Induk Perencanaan Infrastruktur Air
Minum memuat:
1. Rencana Umum
2. Rencana Jaringan
3. Program Kegiatan Pengembangan
4. Kriteria dan Standar Pelayanan
5. Rencana Alokasi Air Baku
6. Keterpaduan dengan Sanitasi
7. Indikasi Pembiayaan dan Pola Investasi
8. Rencana Pengembangan Kelembagaan

2. Studi Kelayakan
Studi kelayakan ini disusun berdasarkan:
1. Rencana induk pengembangan SPAM
2. Hasil studi kelayakan
3. Jadwal pelaksanaan kontruksi
4. Kepastiaan sumber pembiayaan

Dalam studi kelayakan, hal-hal yang termuat didalamnya antara lain:


1. Rancangan teknis system (detail kegiatan, tahapan dan jadwal pelaksanaan)
2. Perhitungan dan gambar teknis
3. Dokumen pelaksanaan kegiatan

3. Perencanaan Teknis Terinci


Dalam perencanaan teknis terinci dilakukan analisis perencanaan SPAM agar rancangan
yang dihasilkan lebih akurat dan tepat guna. Analisis perencanaan SPAM dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
 Analisis Kondisi Existing:
Secara teknis, yang diamati dalam kondisi yang sedang terjadi di obyek perencanaan antara lain:
1. Performa pelayanan
2. Tingkat pelayanan
3. Jangkauanbpelayanan
4. Performa instalasi
5. Jumlah dan kinerja peralatan atau perlengkapan
6. Prosedur dan kondisi
7. Operasi dan perawatan
8. Tingkat kebocoran
Sedangkan secara non teknis, kondisi dan performa keuangan menjadi obyek pengamatan yang
penting.
Dalam analisis kondisi existing ini, sasaran yang ingin dihasilkan adalah rumusan permasalahan
dan pengembangan dari kondisi existing komponen berikut:
1. Tingkat dan cakupan pelayan yang ada
2. Performa pelayanan
3. Tingkat kebocoran
4. Jumlah langganan tunggu atau potensial
5. Terdapat kapasitas yang belum dimanfaatkan (Idle Capacity)
6. Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan atau kapasitas pengolahan
7. Performa kelembagaan, sumber daya manusia dankeuangan.
 Analisis Kebutuhan Air
Yang dilakukan dalam analisis kebutuhan air adalah:
1. Analisis kebutuhan air terhadap golongan pemakai air tersebut yaitu:
 Golongan domestik, contohnya rumah tangga
 Golongan non domestik, contohnya perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pasar,
pertokoan, hotel, bioskop, restoran, pelabuhan, terminal, stasiun, bandara, dll.
2. Menentukan standar penggunaan air yang didasarkan pada survey kebutuhan
nyata (real demand survey/ RDS). Saat ini sudah ada standard penggunaan air yang
digunakan di Indonesia sebagai pedoman perencanaan infrastruktur air minum yaitu
sebagai berikut:

Analisis Perencanaan SPAM


3. Perkiraan jumlah penggunaan air rata-rata
4. Perkiraan kehilangan air (baik saat operasional dan kebocoran) yang dapat diakibatkan oleh
kegagalan meter air, keselahan pembacaan meter air, sambungan air liar, dan kebocoran
pipa)
5. Perkiraan kebutuhan air hari rata-rata

6. Perkiraan kebutuhan hari maksimum

Keterangan : faktor hari maksimum = 1.15-1.20

7. Perkiraan kebutuhan puncak

Keterangan : faktor jam puncak = 1.65 – 2.00

Kebutuhan air tiap daerah memang sangat bervariasi, hal ini dikarenakan:
1. Waktu (semakin singkat waktu maka variasi penggunaan air semakin besar sehingga
beban puncaknya semakin besar)
2. Karakteristik penggunaan air (semakin homogeny jenis-jenis penggunaan air pada suatu
tempat maka variasi kebutuhan air semakin besar pula)
3. Kondisi populasi (semakin padat penduduk maka variasi kebutuhan air semakin kecil).

Anda mungkin juga menyukai