Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI SISTEM PEMBAYARAN QUICK RESPONSE

INDONESIA STANDARD (QRIS) BAGI PERKEMBANGAN UMKM DI

MATARAM STUDI KASUS TOKO RIRI

Oleh :

NANANG IRAWAN
NIM : 180502217

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2021
A. IMPLEMENTASI SISTEM PEMBAYARAN QUICK RESPONSE
INDONESIAN STANDARD (QRIS) BAGI PERKEMBANGAN UMKM
DI MATARAM STUDI KASUS TOKO RIRI.

B. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi informasi semakin meningkat seiring dengan
perkembangan zaman.Teknologi menjadi sangat penting untuk membantu
masyarakat dalam hal memudahkan kegiatannya. Di era globalisasi saat ini
teknologi telah memberikan banyak manfaat dalam kemajuan di berbagai
bidang. Pengunaan teknologi digunakan oleh manusia untuk mempermudah
dalam penyelesaian perkerjaan. Perkembangan teknologi informasi dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi digital karena akan lebih efektif dan
efisien dari segi waktu.
Perkembangan teknologi dan informasi yang maju aka membantu
pertumbuhan ekonomi digital dan percepatan inklusi keuangan suatu
negara.Salah satu bentuk pengimplementasikan antara teknologi-informasi
dengan pertumbuhan ekonomi digital adalah pembayaran transaski secara
non- tunai. Menurut data dari laporan Bank Indonesia ada 48 penyelenggara
jasa sistem pembayaran yang telah memperoleh persetujuan untuk melakukan
kegiatan transaksi secara non-tunai yaitu 14 dari pihak perbankan dan 34
pihak non-perbankan. Bentuk-bentuk inovasi pada sistem pembayaran non-
tunai adalah kartu debit/ Atm, kartu kredit, wesel, cek, bank account, dan
uang elektronik. Berdasarkan data dari Bank Indonesia di tahun 2019
pemegang tren pembayaran non-tunai adalah uang elektronik sebanyak 95,75
triliun yang telah meningkat dari tahun sebelumnya 2018 dengan transaksi
sebanyak 60 triliun. Tingginya angka pengunaan uang elektronik untuk
pembayaran non-tunai disebabkan banyaknya produk uang elektronik yang
diterbitkan yaitu berbasis chip seperti kartu e-money dan berbasis server
seperti aplikasi dompet digital (e- walet).1
Dengan adanya inovasi teknlogi dan model bisnis baru, mendukung
terciptanya ekosistem pembayaran non-tunai yang dapat membentuk cashless
society. Dari uang elektronik chipbased hingga server based nyatanya dapat
diadopsi dengan baik pemakainnya oleh masyarakat, tak terkecuali
pembayaran menggunkan QR Code. Pembayaran menggunakan QR code.
Pembayaran QR code di Indonesia menggunakan sistem Closed loop hanya
memungkinkan pengguna uang elektronik bertransaski di marchant
(Penyedia barang/jasa) yang sekaligus penerbit uang elektronik tersebut.
Infrastruktur sistem pembayaran yang bersifat esklusif ini menjadi kurang

1
1 Josef Evan Sihaloho, dkk, Impelementasi Sistem Pembayaran QRIS di Indonesia, Jurnal
Manajemen Bisnis, Vo 17, No 2, 2020, hlm 288.
efisien karena keterbatasan interkoneksi dan interoperbalitas, agar
penggunaan QR Code di era digital ekonomi bisa optimal maka dibuatlag
standar QR Code untuk pembayaran bernama QRIS (QR Code) indonesia
standard).
Implementasi uang elektronik yang telah digunakan untuk pembayaran
secara online maupun offline dapat memudahkan para pedagang untuk
bertransaksi, khususnya pada UMKM. Adanya Kerjasama antara para
UMKM dengan pihak penyelenggara uang elektronik akan dapat memajukan
perekonomian Indonesia. Banyaknya pertumbuhan produk uang elektronik
dan diiringi oleh perkembangan UMKM yang begitu pesat akan memberikan
kemudahan bagi para pelaku usaha, yaitu memudahkan melakukan transaksi
bagi para pelanggannya. Salah satu keuntungan menggunakan produk uang
elektronik adalah memudahkan para pelaku usaha untuk tidak kesulitan
mencari uang kembalian bagi para pelangan.
QRIS QR Code Indonesian standard adalah system pembayaran yang
berisi shared delivery channel yang digunakan untuk menstandarisasi
transaksi pembayaran yang menggunakan QR Code. Sistem tersebut
diperintis oleh bank indonesia dan asosiasi system pembayar an indonesia
(ASPI). Standar internasional EMV Co (Europa Mastercard visa) digunakan
sebagai standard dasar dalam penyusunan QRIS. Standar ini digunakan untuk
mendukung interkoneksi dan interoperIabilitas antar penyelanggara, antar
instrument, antar negara sehingga dapat bersifat terbuka.2
Toko RIRI yang berada di mataram adalah salah satu toko yang
menyediakan berbagai macam barang dan kebutuhan pokok manusia. Adapun
faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam toko tersebut dalam
menggunakan QRIS. Beberapa faktor penghambat toko riri dalam
menggunakan QRIS, yaitu koneksi internetnya kurang stabil, pengenaan
biaya penggunaan QRIS, dan terdapatnya limit transksi QRIS. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh salah satu karyawan toko riri penghambatannya ialah
pada saat tidak ada listrik dan kehabisan kuota. Sedangkan faktor pendukung
dalam toko riri ini ialah sang pemilik toko menyediakan koneksi internet yang
mencukupi. Selain manfaat menggunakan QRIS hal ini adalah resiko
didefinisikan sebagai peluang para pekerja ada tidak menetap, sehingga
terdapat dampak beberapa faktor yang hal positif dan negative. Dalam hal
terkait bagi pengguna terhadap resiko juga bisa menggunakan teknologi agar
mudah mengakses toko tersebut. Dan bisa diartikan setiap keuntungan dan
kerugiaan bisa melihat secara dalam teknologi.

2
Suci Ramadhani, atifah Ramadhani dan Josef Evan Sihaloho, ”Implementasi system Pembayaran
Quick Response Indonesian Standrat (QRIS)”, 17 No. 2 (2020), http;//journal. undiknas. Ac .index.
php/magister-manajemen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Toko Riri, jumlah
presentase pelanggan yang menggunakan QRIS sebanyak ..... dan pelanggan
yang tidak menggunakan QRIS sebanyak ..... Maka dengan adanya Quick
Response Indonesian standard (QRIS) akan memudahkan dan membantu
masyarakat lainnya dalam transaksi secara non tunai dan mempermudah
pengguna mempunyai uang banyak-banyak dikantong dan E-money yang ada
di ponsel pintar masing-masing mudah dibawak kemanapun kita akan
berpergian dan begitu juga para mitra QRIS toko, kafe, UMKM, pasar
Modern, Donasi, dan lain-lain sebagainya, tidak merasa takut lagi dengan
pengembalian uang, aman dan pendapatan juga terkontrol.
Saat ini dengan adanya standar QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari
PJSP apapun dapat melakukan pembayaran menggunakan QR Code di
seluruh merchant meskipun PJSP yang digunakan berbeda. Salain itu standar
QRIS juga memudahkan merchant dalam menerima pembayaran dari aplikasi
apapun hanya dengan membuka akun pada salah satu PJSP penyelenggara
QRIS merchant sudah memiliki banyak QR Code dari berbagai PJSP juga
dimudahkan karena seluruh akun yang memilikinya dapat menerima
pembayaran hanya dengan satu QR Code QRIS.3
Berdasarkan paparan diatas penulis mengetahui terdapat beberapa
faktor dalam implementasi pembayaran QRIS di toko RIRI tersebut. Oleh
karna itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
IMPLEMENTASI SISTEM PEMBAYARAN QUICK RESPONSE
INDONESIAN STANDARD (QRIS) BAGI PERKEMBANGAN UMKM
DI MATARAM STUDI KASUS TOKO RIRI.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasaan diatas, yang menjadi pokok permasalahan


dalam penelitian tersebut adalah :

1. Bagaiamana Implementasi Sistem Pembayaran Quick Response


Indonesian Standard (QRIS) di toko sembako RIRI ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung penerapan Pembayaran Quick
Response Indonesian Standard (QRIS) di toko sembako RIRI ?

D. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan penelitian

3
Muhammad Raihan Alifyandra, ” Analisis penggunaan teknologi QRIS pada sektor Unit Usaha
Mikro dan Usaha Kecil di Bidang Kuliner dengan Menggunakan Pendekatan Model Utaut studi
kasus wilayah kecamatan cilandak,”Skripsi Prodi Keuangan dan Perbankan Terapan, (2021),
hal.25.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Sistem Pembayaran
Quick Response Indonesian Standard (QRIS) di toko sembako RIRI.
b. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mendukung
penerapan Pembayaran Quick Response Indonesian Standard
(QRIS) di toko sembako RIRI.

2. Manfaaat penelitian
a. Bagi peneliti
Bagi peneliti yang diharapkan adalah, apapun hasil dan
informasi yang diperoleh dalam meneliti dapat berguna bagi peneliti
untuk meneliti lebih jauh lahi tentang Implementasi Sistem
Pembayaran Quick Response Indonesian Standard (QRIS) di toko
sembako RIRI.
b. Bagi Akademik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
jauh guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang
implemnetasi Quick Response Indonesian Standard (QRIS).
c. Bagi Penulis
Penulis mendapatkan pengalaman penelitian di toko sembako
RIRI dan memperluas wawasan pengetahuan tentang implemnetasi
Quick Response Indonesian Standard (QRIS).

E. Telaah Pustaka
Berdasarkan pengamatan penulis bahwa penelitian yang dianggap
berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dulmen Saif Siregar yang berjudul
tentang Determinan Minat Menggunakan Quick Response Indonesian
Standard (QRIS).4 Hasil ini menunjukan bahwa minat mahasiswa/
mahasiswi menggunakan Quick Response Indonesian standard (QRIS)
masih berkurang. Persamaan dari penelitian ini adalah tentang membahas
Quick Response Indonesian Standrad (QRIS). Dan perbedaan penelitian
ini adalah penelitian terdahulu menjelaskan tentang kurangnya minat dari
mahasiswa/I dalam menggunakan Quick Response Indonesian Standard
(QRIS), sedangkan mahasiswi melakukan tentang Implementasi Sistem
Pembayaran Quick Response Indonesia Standard (QRIS) Bagi
Perkembangan UMKM di Mataram Studi Kasus Toko Riri.

4
Dulmen Saif Siregar,” Determinan Minat Menggunakan Quick Response Indonesian Standard
(QRIS),” Skripsi FEBI, Institut Agama Islam Negeri Padang Sidempuan, (2021), hal. 31-32
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Alifyandra yang berjudul
tentang Analisis penggunaan teknologi QRIS pada sektor Unit Usaha
Mikro dan Usaha Kecil di Bidang Kuliner dengan Menggunakan
Pendekatan Model Utat studi kasus wilayah kecamatan cilandak. 5 Hasil
ini menunjukan bahwa penggunaan QRIS khususnya di sektor usaha
mikro dan usaha kecil mengalami peningkatan yang siginifikan dan
faktor- faktor apa saja dalam membuat pemakaian QRIS di sektor usaha
mikro dan usaha kecil. Persamaan penelitian ini adalah membahas tentang
QRIS dalam usaha kecil. Dan perbedaan penelitian terdahulu adalah
membahas peningkatan dalam pemakaian QRIS di usaha kecil maupun
sektor usaha mikro, sedangkan mahasiswi melakukan tentang faktor-
faktor pendukung dalam pembayaran Quick Response Indonesian
Standard (QRIS) Bagi Perkembangan UMKM Di Mataram Studi Kasus
Toko Riri.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Misbahul Ma’ruf yang berjudul tentang
Eksistensi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dalam
Pengembangan Finacial Technology pada UMKM.6 Hasil ini menunjukan
bahwa untuk mengetahui faktor—faktor pendukung penerapan Eksistensi
Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dalam Pengembangan
Finacial Technology pada UMKM, yang berada di warung kopi haji anto.
Persamaan penelitian ini adalah membahas tentang QRIS dan faktor-
faktor dalam mengetahui Quick Response Indonesian Standard (QRIS)
yaitu perbedaan penelitian terdahulu membahas tentang faktor pendukung
dalam Eksistensi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dalam
Pengembangan Finacial Technology pada UMKM di warung kopi haji
anto. Sedangkan mahasiswi melakukan tentang implementasi system
pembayaran Quick Response Indonesian Standard (QRIS) Bagi
Perkembangan UMKM Di Mataram Studi Kasus Toko Riri dan faktor-
faktor pendukung pembayaran Quick Response Indonesian Standard
(QRIS).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Novan Mustahofa, Siti Mutrofin, dan Ali
Murtadho yang berjudul tentang Implementasi QUICK RESPONSE (QR
CODE) pada Aplikasi Validasi Dokumen Menggunakan Perancangan
Unified Modelling Language (UML).7 Dapat menunjukan bahwa untuk
5
Muhammad Raihan Alifyandra, ” Analisis penggunaan teknologi QRIS pada sektor Unit Usaha
Mikro dan Usaha Kecil di Bidang Kuliner dengan Menggunakan Pendekatan Model Utaut studi
kasus wilayah kecamatan cilandak,”Skripsi Prodi Keuangan dan Perbankan Terapan, (2021), hal.
12.
6
Ma’ruf, ” Eksistensi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dalam Pengembangan Finacial
Technology pada UMKM”, Skripsi FEBI, Institut Agama Islam Negeri Kendari, (2020), hal. 19.
7
Novan Mustahofa, dkk, Implementasi QUICK RESPONSE (QR) CODE pada Aplikasi Validasi
Dokumen Menggunakan Perancangan Unified Modelling Language (UML), Jurnal Antivirus, Vo 10,
lebih mengetahui untuk berimplementasi mengantisipasi terjadinya pratik
pemalsuan dokumen, maka dilakuan pengamanan dengan cara membuat
aplikasi Quick Response QR agar lebih tau dengan cara menyisipsikan
suatu objek pengenal seperti nama pemilik, ID, atau tanda tangan yang di
gunakan untuk mencocokkan konten yang tertulis pada dokumen, yang
kemudian akan disisipkan dan diproses. Persamaan peelitian ini adalah
menggunakan implementasi QUICK. Dan perbedaan penelitian terdahulu
adalah menggunakan Quick Response QR Code pada aplikasi validasi
dokumen. Sedangkan mahasiswi melakukan penelitian implementasi pada
faktor-faktor pendukung pembayaran yang ada di toko RIRI di kota
Mataram.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Nurwanto, Gus Nanang Syaifuddin,
Fitayani Intan Pradani Yang berjudul tentang Penerapan Quick Response
QR Aplikasi Electronic-Invitation (E-Invitation).8 Penelitian ini
menunjukan pembahasan yaitu menerapkan QR Code pada perancangan
aplikasi electronic invitation berbasis web karena QR Code memiliki
kapasitas data yang dapat disimpan lebih banyak dibandingkan dengan
barcode. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan Quick
Response QR. Dan perbedaan terhadulu menggunakan aplikasi electronic-
Invitation dalam penerapan Quick. Sedangkan mahasiswa penelitian ini
menggunakan implementasi Quick Response Indonesian Standard (QRIS)
Indonesia yang berada di Toko RIRI Mataram.

F. Kerangka Teori
1. Pengertian Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Implementasi bermula pada aktivitas, adanya aksi, tindakan
atau mekanisme suatu system. Ungkapan mekanisme mengadung arti
bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan tujuan
lain-lain.
2. Pengertian Quick Response Indonesian Standard (QRIS)
Quick Response Indonesian Standard (QRIS) adalah penyatuan
berbagai macam QR dari berbagai penyelanggara jasa system
pembayaran PJSP menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh
industri system pembayaran bersama dengan bank indonesia agar proses
transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepatdan terjaga
No 1, 2016, hlm 44.
8
Nurwanto, dkk, Penerapan QUICK Response QR Aplikasi Electronic-Invitation (E-Invitation) Jurnal
Ilmiah Merpati(Menara Penelitian Akademik Teknologi Informasi), Vo.8, No 2, Agustus 2020, hlm
81-88.
keamanannya. Semua penyelanggara jasa system pembayaran yang akan
menggunakan QR Code pembayaran wajib menerapka QRIS.9
Bank Indonesia meluncurkan standard Quick Response QR Code
untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet
elektronik, atau mobile banking yang di sebut QR Code Indonesian
Standrad, bertepatan dengan hari ulang tahun HUT ke-74 kemerdekaan
RI, pada 17 agustus 2019 di Jakarta peluncuran QRIS merupakan salah
satu implementasi system pembayaran indonesia SPI 2025, yang telah
dicanangkan pada Mei 2019 lalu. Ketentuan QRIS dapat dilihat pada No.
21/16/PADG/2019 tentang implementasi standar Nasional Quick
Response Code untuk Pembayaran.10
a. Visi system pembayaran Indonesia Tahun 2025
Adapun visi bank indonesai system pembayaran non-tunai
dengan menggunakan jasa produk QRIS sebagai berikut 11:
 SPI (system pembayaran Indonesia) 2025 mendukung integrasi
ekonomi-keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi
bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter,
dan stabilitas system keuangan, serta mendukung inklus
keuangan.
 SPI (system pembayaran Indonesia) 2025 mendukung
digitalisasi perbankan sebagai lembaaga utama dalam ekonomi-
keuangan digital melalui open banking maupun pemanfaatan
teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan.
 SPI (system pembayaran Indonesia) 2025 menjamin interlink
antara Fin-tech dengan perbankan untuk menghindari risiko
shadow-banking melalui pengaturan teknologi digital spt API,
kerjasama bisnis, maupun kepemilikan perusahaaan.

3. Pengertian UMKM
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-
udang ini.
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung dari usaha besar yang memenuhi criteria usaha
kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
9
Bank Indonesia, ”Quick Response Code Indonesian Standrad (QRIS)-Bank Sentral Republik
Indonesia, ”accessed Agustust 4, 2020
10
Bank Indonesia
11
Bank Indonesia
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang memiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam undang-undang.

Berdasarkan definisi di atas maka pada intinya usaha Mikro, kecil,


dan Menengah adalah suatu bentuk usaha ekonomi produktif yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha perorangan yang
memenuhi criteria usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.12

G. Metode Penelitian
Penggunaan metodologi yang tepat bertujuan untuk menghindari
pemecahan masalah yang spekulatif dan meningkatkan objektifitas, ada
banyak macam metode penelitian namun pada penelitian ini, peneliti
menggunakan metode deskriptif, yakni yang menggambarkan atau
melukiskan secara sistemati, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Dengan metode ini
diharapkan peneliti dapat mendeskripsikan tentang Implementasi Sistem
Pembayaran Quick Response Indonesian Standard (QRIS) Bagi
Perkembangan UMKM Di Mataram Studi Kasus Toko Riri.13
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian studi
kasus yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data melalui observasi peran serta atau pelibatan
(participant observation).Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yang berkeinginan memperoleh gambaran yang menyuruh
tentang terhadap faktor- faktor yang mendukung penerapan pembayaran
Quick (QRIS) di Toko Sembako RIRI.14
Sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa metode deskriptif adalah
suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi digunakan untuk membuat kesimpulan yang

12
Feni Dwi Anggraeni, Imam Hardjanto, Ainul Hayat, ”,Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Melalui Fasilitasi Pihak Eksternal dan Potensi Internal”Jurnal Administrasi
(JAP), Vol. 1.No.6. januari 2014.
13
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kualitatif, (Jakarta; PT Bumi Aksara, 2014),
hlm.32.
14
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 31
lebih luas. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat.15
Untuk mendapatkan informasi dan data yang terkait dengan masalah
penelitian baik itu data primer maupun sekunder, peneliti terjun langsung
ke lapangan karena masalah yang berkembang dalam Implementasi
Sistem Pembayaran Quick Response Indonesian Standard (QRIS) Bagi
Perkembangan UMKM Di Mataram Studi Kasus Toko Riri.

2. Teknik Pengumpulan Data


Tujuan utama dari pengumpulan data adalah untuk mendapatkan
data, oleh karena itu di dalam penelitian pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data
maka, penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang diterapkan.16
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja
dan sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
untuk kemudian dilakukan pengamatan.17 Observasi sebagaimana
halnya wawancara, termasuk teknik pengumpulan data yang utama
dalam kebanyakan penelitian kualitatif.18
Metode observasi dibedakan menjadi dua, yaitu observasi
partisipan dan non partisipan. Metode observasi partisipan yaitu
pengamat ikut terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di lapangan, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
Sedangkan, observasi non partisipan merupakan observasi dimana
pengamat berada di luar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.19
Dalam observasi ini peneliti menggunakan observasi langsung
atau partisipan, yaitu dimana peneliti secara langsung hadir di lokasi
penelitian dan ikut terlibat dalam kegiatan objek yang diteliti,
melayani nasabah yang mengajukan pembiayaan baik produktif
maupun konsumtif. Dalam hal ini yang diobservasi adalah letak
geografis, keadaan atau situasi lokasi penelitian, kondisi gedung, dan
lingkungan di Implementasi Sistem Pembayaran Quick Response

15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan R & D (Jakarta,
Alfabeta, 2018), hal.14.
16
Sugyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.375.
17
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,1999), hlm.63.
18
Sanafiah Faesal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Aplikasi, (Malang: Yayasan Asih Asah,
1990),hal.77
19
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 64.
Indonesian Standard (QRIS) Bagi Perkembangan UMKM Di
Mataram Studi Kasus Toko Riri.
b. Wawancara
Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara atau interview
untuk mendapatkan informasi dari terwawancara disebut metode
wawancara.20 Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada
responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat. Wawancara
dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara atau
dengan tanya jawab secara langsung. Dalam penelitian ini dilakukan
wawancara dengan pemilik toko dan karyawan-karyawan yang
bekerja di toko tersebut.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang sudah disiapkan
terlebih dahulu daftar pertanyaannya atau sudah disusun sebelumnya
tetapi tidak tersusun secara sistematis dan lengkap
dalam pengumpulan data-data.
Adapun data utama yang ingin diperoleh peneliti terhadap
informan melalui metode wawancara ini, yaitu pelaksanaan dengan
melakukan pendeketan menanyakan faktor-faktor pendukung
pembayaran melalui implementasi dalam QUICK yang ada di toko
RIRI tersebut.
c. Dokumentasi
Suatu metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-
hal yang berupa buku, catatan, transkip, notulen, surat kabar ataupun
agenda dan sebagainya disebut dengan metode dokumentasi.21
Teknik ini dimulai dengan memilih-milih dokumen yang sesuai
dengan penelitian, teknik ini juga dapat dipakai untuk menggali
informasi yang terjadi dimasa silam karena teknik ini memiliki sifat
yang tidak terbatas ruang dan waktu.Adapun dokumen yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu dokumen yang dianggap
penting oleh peneliti.

3. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrument
sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaanya di lokasi
penelitian mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian
perlu di gambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu juga
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2005), hlm. 64.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 274.
dijelaskan apakah kehadiran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat
partisipan, atau pengamat penuh. Demikian pula, perlu dijelaskan apakah
subjek atau informan mengetahui kehadiran peneliti dalam statusnya.22

4. Jenis dan Sumber data


Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut23 :
a. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
I. Data Kualitatif
Data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati merupakan
hasil dari prosedur penelitian menggunakan data
kualitatif. 24
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
penelitian kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan data
melalui observasi atau pengamatan, dokumentasi dan
pengamatan.
II. Data Kuantitatif
Data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik disebut dengan data kuantitatif. Data
kuantitatif berupa simbol angka ataupun bilangan yang
dilakukan perhitungan guna menghasilkan suatu kesimpulan.
b. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan adalah;
I. Data Primer
Data primer merupakan data yang lansung didapatkan dari
sumber data. Data primer yang digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara yaitu dari pegawai dan data hasil
pengamatan langsung selama praktek kerja lapangan di Toko
RIRI di mataram.
II. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang secara tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau dokumen atau data yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan oleh pihak
lain biasanya sudah dalam bentuk publikasi.

22
Pendoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, Pendoman Penulisan Skripsi, hal. 29-3
23
Sugiono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 7-8
24
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014 Pers, 2008),
hlm. 100.hlm. 7
5. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data yang
bersifat induktif yaitu berangkat fakta-fakta yang khusus atau konkrit
kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dengan demikian
jelaslah analisis induktif ini dapat memulai fakta-fakta empiris yang
ditemukan kemudian dicocokkan dengan landasan teori yang ada.25

6. Pengecekan keabsahan data


Kata valid berarti tepat atau benar, maka yang dimaksud dengan
validitas data disini yaitu kebenaran atau keabsahan sebuah
data.Keabsahan sebuah data ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
data yang dikumpulkan oleh peneliti merupakan data yang sesuai dengan
kenyataan di tempat penelitian.
Untuk menguji validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik penguji validitas data yaitu :
1. Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan validitas data
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data
yang sudah ada. Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah triangulasi sumber data dan metode data.Triangulasi sumber
data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sejenis dengan
penelitian yang dilakukan dari sumber data yang berbeda.Sedangkan
yang dimaksud dengan triangulasi metode adalah penggunaan metode
pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data yang serupa
dengan data peneliti.
2. Kelengkapan Refrensi
Refrensi yang dapat digunakan adalah bahan dokumentasi,
catatan lapangan yang tersimpan dengan refrensi, peneliti dapat
mengecek kembali data-data dan informasi yang didapatkan di
lapangan.Refrensi merupakan alat yang diguanakan untuk
menampung dan menyesuaikan dengan kritik-kritik tertulis untuk
keperluan evaluasi.
3. Teknik Ketekunan Pengamatan
Peneliti menggunakan teknik ini untuk menetapkan validitas data
temuan dengan memfokuskan pengamatan pada hal-hal yang menjadi
fokus penelitian secara rinci dan mendalam memperoleh data yang
serupa dengan data peneliti.
4. Kelengkapan Refrensi

25
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012). hlm.281
Refrensi yang dapat digunakan adalah bahan dokumentasi,
catatan lapangan yang tersimpan dengan refrensi, peneliti dapat
mengecek kembali data-data dan informasi yang didapatkan di
lapangan.Refrensi merupakan alat yang diguanakan untuk
menampung dan menyesuaikan dengan kritik-kritik tertulis untuk
keperluan evaluasi.
5. Teknik Ketekunan Pengamatan
Peneliti menggunakan teknik ini untuk menetapkan validitas data
temuan dengan memfokuskan pengamatan pada hal-hal yang menjadi
fokus penelitian secara rinci dan mendalam.

H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari Penegasan Judul, Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup dan
Setting Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan
Sistematika Pembahasan.
BAB II : Paparan data dan temuan
BAB III : Pembahasan
BAB IV : Penutup

I. Recana Jadwal Kegiatan


Rencana jadwal kegiatan penelitian akan dilaksanakan dalam kurun
waktu 6 (enam) bulan dimulai dari bulan Oktober 2021 sampai bulan Maret
2022.
J. DAFTAR PUSTAKA

Josef Evan Sihaloho, Dkk, Impelementasi Sistem Pembayaran QRIS Di


Indonesia, Jurnal Manajemen Bisnis, Vo 17, No 2, 2020.
Suci Ramadhani, Atifah Ramadhani Dan Josef Evan Sihaloho,
”Implementasi System Pembayaran Quick Response Indonesian
Standard (QRIS)”, 17 No. 2 (2020).
Muhammad Raihan Alifyandra, ” Analisis Penggunaan Teknologi QRIS
Pada Sektor Unit Usaha Mikro Dan Usaha Kecil Di Bidang Kuliner
Dengan Menggunakan Pendekatan Model Utaut Studi Kasus Wilayah
Kecamatan Cilandak,”Skripsi Prodi Keuangan Dan Perbankan
Terapan, (2021).
Dulmen Saif Siregar,” Determinan Minat Menggunakan Quick Response
Indonesian Standard (QRIS),” Skripsi FEBI, Institut Agama Islam
Negeri Padang Sidempuan, (2021).
Muhammad Raihan Alifyandra, ” Analisis Penggunaan Teknologi QRIS
Pada Sektor Unit Usaha Mikro Dan Usaha Kecil Di Bidang Kuliner
Dengan Menggunakan Pendekatan Model Utaut Studi Kasus Wilayah
Kecamatan Cilandak,”Skripsi Prodi Keuangan Dan Perbankan
Terapan, (2021).
Ma’ruf, ” Eksistensi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) Dalam
Pengembangan Finacial Technology Pada UMKM”, Skripsi FEBI,
Institut Agama Islam Negeri Kendari, (2020).
Novan Mustahofa, Dkk, Implementasi QUICK RESPONSE (QR) CODE
Pada Aplikasi Validasi Dokumen Menggunakan Perancangan Unified
Modelling Language (UML), Jurnal Antivirus, Vo 10, No 1, 2016.
Nurwanto, Dkk, Penerapan QUICK Response QR Aplikasi Electronic-
Invitation (E-Invitation) Jurnal Ilmiah Merpati(Menara Penelitian
Akademik Teknologi Informasi), Vo.8, No 2, Agustus 2020.
Bank Indonesia, ”Quick Response Code Indonesian Standrad QRIS-Bank
Sentral Republik Indonesia, ”Accessed Agustust 4, 2020.
Feni Dwi Anggraeni, Imam Hardjanto, Ainul Hayat, ”,Pengembangan Usaha
Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Melalui Fasilitasi Pihak
Eksternal Dan Potensi Internal”Jurnal Administrasi (JAP), Vol.
1.No.6. Januari 2014.
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kualitatif, (Jakarta;
PT Bumi Aksara, 2014),
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kualitatif
Dan R & D (Jakarta, Alfabeta, 2018).
Sugyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014.
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,1999).
Sanafiah Faesal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Aplikasi, (Malang:
Yayasan Asih Asah, 1990).
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005).
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2005).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
Pendoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, Pendoman Penulisan Skripsi,
Hal. 29-30.
Sugiono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014).
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014).
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kualitatif,
(Jakarta:Rajawali Pers, 2008).
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2012).

Anda mungkin juga menyukai