Anda di halaman 1dari 27

Bank Indonesia

Modul Ajar
Ekonomi

QRIS
Quick Response Code Indonesian Standard
Tim Penyusun
Salihun Ino Ischak, S.
Pd, M. Pd Dra. Ha.
Hilda Deu, M. Pd
Ridwan Djabar, M. Pd
Eka Y Usman, S. Pd
Tim Reviewer
Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Pertemuan 1

VISI SPI 2025 DAN QRIS


Bank Indonesia memiliki 5 (Lima) Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 untuk memastikan
arus digitalisasi berkembang dalam ekosistem EKD yang kondusif. Visi ini merupakan respon atas
perkembangan digitalisasi yang mengubah lanskap risiko secara signifikan, yaitu meningkatnya
ancaman siber, persaingan monopolistik, dan shadow banking yang dapat mengurangi efektivitas
pengendalian moneter, stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran. Kelima Visi
SPI 2025 tersebut akan diwujudkan melalui lima inisiatif, baik yang akan diimplementasikan secara
langsung oleh Bank Indonesia maupun kolaborasi dan koordinasi yang produktif dengan Kementerian
dan Lembaga terkait beserta industri.

Perkembangan inovasi teknologi informasi membawa peranan besar dalam penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran. Pesatnya perkembangan industri dan meningkatnya adopsi masyarakat terhadap
smartphone di Indonesia mendorong perusahaan teknologi dan keuangan memanfaatkan teknologi
sebagai media pembayaran retail. Hal ini membuat layanan mobile payment di dalam smartphone
menjadi media pembayaran baru bagi masyarakat sekaligus untuk meningkatkan keuangan inklusif di
Indonesia. Salah satu penggunaan teknologi dalam mobile payment yang berkembang pesat saat ini
adalah penggunaan Quick Response Code atau yang dikenal dengan QR Code.

Pembayaran dengan QR Code memiliki beberapa keunggulan, antara lain kemampuan QR Code
menampung informasi pembayaran yang banyak meski dalam ukuran yang kecil dan memiliki
kemampuan koreksi kesalahan, pembayaran menjadi lebih efisien karena tetap dapat menggunakan
infrastruktur dan media pembayaran yang sudah ada, minim investasi, memperluas akses keuangan,
serta memberikan alternatif media pembayaran kepada masyarakat. Bank Indonesia memperkenalkan
QR Code Indonesia Standard (QRIS). Hadirnya QRIS memungkinkan terjadinya interkoneksi dan
interoperabilitas pembayaran melalui standar QR Code.

Implementasi QRIS mendukung 5 (Lima) Visi SPI 2025.


Pertama, untuk mendukung integrasi EKD nasional standarisasi QR Code memudahkan integrasi
ekonomi-keuangan digital secara nasional sampai ke level mikro dengan investasi minim serta melalui
GPN sehingga terjadi interkoneksi dan data transaksi dapat diperoleh untuk kebijakan serta oversight.

Kedua, dalam mendukung digitalisasi perbankan QR Code Payment adalah salah satu bentuk
digitalisasi perbankan karena pemanfaatan QR Code meningkatkan transaksi ritel melalui mobile
banking dan dompet elektronik dengan sumber dana dari tabungan, kartu kredit,kartu debit, atau uang
elektronik server based serta dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis lainnya seperti
financing maupun wealth management.

01
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 1

Ketiga, menjamin interlink antara Financial Technology (fintech) dengan perbankan, selain
penempatan floating fund, standarisasi QR Code menciptakan interkoneksi antara fintech dan
perbankan melalui sharing QR antara bank dan non bank. Kemudian, karena adanya keterbatasan
Uang Elektronik (UE) pada Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) non bank, maka dompet
elektronik yang berisi kartu debet/kartu kredit bank dapat digunakan oleh PJSP non bank Keempat,
menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumers protection standarisasi QR Code
menyasar transaksi pembayaran mikro/kecil/retail serta dapat dilakukan semua PJSP dan bank
sehingga terjadi diversifikasi risiko, sumber dana yang digunakan telah melalui proses Know Your
Customer (KYC), dan data transaksi QR Code dapat dimanfaatkan untuk pengawasan, pelaporan dan
perumusan kebijakan oleh otoritas.
Kelima, untuk menjamin kepentingan nasional dalam EKD, maka standarisasi QR Code disusun
mengakomodasi kondisi di Indonesia, diproses secara domestik, dan melalui GPN. Kerjasama
transaksi internasional dan pertukaran data cross-border, baik inbound maupun outbound, akan
didasarkan pada prinsip resiprokalitas. Strategi tersebut ditempuh guna memastikan agar arus
digitalisasi tetap mampu menjamin sustainability pembangunan ekonomi domestik dalam jangka
panjang termasuk kaitannya dengan perbaikan Current Account Deficit (CAD).

PENGERTIAN QR CODE PEMBAYARAN

Gambar 1 Penggunaan QR Code

Secara umum QR Code merupakan suatu jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi yang
dapat dibaca dari berbagai arah secara horizontal maupun vertikal. QR Code dikembangkan oleh
Denso Wave, sebuah divisi Denso Corporation, yang merupakan perusahaan Jepang dan
dipublikasikan pada tahun 1994. Awalnya QR Code digunakan untuk pelacakan kendaraan bagian di
manufaktur, namun saat ini QR Code digunakan dalam konteks yang lebih luas, termasuk aplikasi
komersial dan kanal pembayaran yang ditujukan untuk pengguna telepon seluler.

02
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 1

PENGERTIAN QRIS
QRIS yang diluncurkan pada 17 Agustus 2019 merupakan standar QR Code Pembayaran yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk digunakan dalam memfasilitasi transaksi pembayaran di
Indonesia dan wajib digunakan dalam setiap transaksi pembayaran di Indonesia. QRIS sebagai
standar nasional QR Code Pembayaran ditetapkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai National Payment Gateway (GPN). Transaksi QRIS
menggunakan sumber dana berupa simpanan dan/atau instrumen pembayaran berupa kartu debet,
kartu kredit, dan/atau uang elektronik registered (server based) dan pada tahap awal nominal transaksi
QRIS dibatasi paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) per transaksi. QRIS memiliki informasi
mengenai data, lokasi, kategori merchant, PJSP, nominal transaksi (optional), dan lainnya.

Gmabar 2 Data dalam QR Code

PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH QRIS

Gambar 3 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Peluncuran QRIS

03
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 1

Pada gambar 3 diatas, awalnya dalam satu pedagang (merchant) terdapat banyak QR Code yang
digunakan sebagai instrumen pembayaran, namun pengguna (user) hanya bisa memindai 1 (satu) QR
Code sesuai dengan aplikasi PJSP yang dimilikinya. Misalnya pengguna aplikasi “A” hanya dapat
memindai QR Code merchant yang terdaftar pada PJSP “A”. Setelah diluncurkannya QRIS, masing-
masing PJSP dapat saling terkoneksi dan memiliki interoperabilitas untuk memudahan proses dan
efesiensi pembayaran. Misalnya pembayaran untuk merchant “A” dapat dilakukan oleh aplikasi PJSP
“A”,”B”,”C”, dan “D” dan begitupun sebaliknya.
Seperti ilustrasi di atas, sebelum adanya QRIS merchant harus memiliki beberapa QR dan membuka
beberapa account pada aplikasi PJSP. Setelah menggunakan QRIS, merchant cukup memiliki 1 (satu)
QR Code dan membuka pada 1 (satu) account pada aplikasi PJSP untuk dapat menerima
pembayaran dari berbagai aplikasi PJSP.

JENIS QR CODE PEMBAYARAN


Sesuai dengan perkembangan layanan pembayaran, berdasarkan metode pembayarannya, QR Code
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

Merchant Presented Mode

Merchant Presented Mode (MPM) atau push payment atau customer scanning merupakan metode
penggunaan QR Code Pembayaran dengan cara merchant menampilkan QR Code Pembayaran untuk
kemudian dipindai oleh pengguna. Adapun karakteristik MPM, sebagai berikut:
Proses Settlement transaksi dilakukan secara push payment, di mana transaksi dipicu oleh transfer
dari akun nasabah di penerbit;
Standar hanya mencakup representasi QR Code saja;
Penggunaan MPM Static tidak memerlukan investasi yang besar karena hanya berupa stiker,
sementara untuk MPM Dynamic membutuhkan investasi device (seperti EDC); dan Penggunaan
MPM Static sesuai untuk usaha kecil dan mikro (mendukung inklusi keuangan), sementara MPM
Dynamic lebih sesuai diimplementasikan pada usaha menengah dan besar.

Customer Presented Mode

Customer Presented Mode (CPM) atau pull payment atau merchant scanning adalah metode
penggunaan QR Code Pembayaran dengan cara pengguna menampilkan QR Code Pembayaran
untuk kemudian dipindai oleh merchant. Adapun karakteristik CPM, yaitu:

04
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 1

Transaksi dilakukan secara pull payment, di mana merchant melalui PJSP acquirer menagihkan
pembayaran ke akun nasabah;
Membutuhkan investasi untuk penggunaan scanner, aplikasi POS, edukasi yang lebih
komprehensif ke merchant, dan standar QR Code;
Penggunaan CPM sesuai untuk usaha menengah dan besar; dan
Dapat menjadi alternatif pembayaran transportasi karena dapat digunakan tanpa sinyal.

MACAM-MACAM QR CODE
Sesuai dengan perkembangan layanan pembayaran QR Code, berdasarkan mekanisme
penerbitannya, terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

STATIS

QR Code Pembayaran statis adalah QR Code Pembayaran yang


diterbitkan sebelum terdapat transaksi yang akan diinisiasi dan
dapat dipindai berulang kali untuk memfasilitasi berbagai transaksi
pembayaran yang berbeda. QR Code Pembayaran statis umumnya
hanya memuat data informasi identitas pedagang (merchant). QR
Code Statis umumnya ditampilkan dengan menggunakan stiker,
brosur ataupun banner.

Gambar 4 QR Code Statis

DINAMIS

QR Code Pembayaran dinamis adalah QR


Code Pembayaran yang diterbitkan pada saat
telah terdapat transaksi yang akan diinisiasi dan
dipindai untuk memfasilitasi satu transaksi
tertentu saja. QR Code Pembayaran dinamis
tidak saja memuat data informasi mengenai
identitas merchant namun juga nominal
transaksi. QR Code Dinamis umumnya di-
Gambar 5 QR Code Dinamis generate oleh EDC untuk dicetak ke struk
pembayaran atau ditampilkan pada screen.

05
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 1

SUMBER DANA QRIS


Sumber dana yang digunakan untuk transaksi QRIS dapat berasal dari rekening tabungan, uang
elektronik, kartu debit, dan kartu kredit. Dalam hal kartu kredit digunakan sebagai sumber dana, maka
penggunaanya dilarang untuk mengisi saldo rekening tabungan, uang elektronik, dan kartu debit. Kartu
kredit dan kartu debit menjadi pilihan bagi customer untuk membayar langsung ke merchant. Model ini
umumnya dilakukan bagi penyelengara yang mempunyai izin dompet uang elektronik.

QRIS DALAM EKONOMI KEUANGAN DIGITAL


Pembayaran menggunakan QR Code akan bermanfaat untuk mendorong efisiensi perekonomian,
mempercepat inklusi keuangan, serta memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Beberapa manfaat adanya QRIS bagi Usaha Mikro dan Kecil adalah :
Selain mengikuti trend, merchant akan meningkatkan traffic transaksi penjualan dan perluasan
basis customer karena kemudahan dalam proses pembayaran oleh customer;
Otomatisasi pencatatan transaksi penjualan sehingga mengurangi pain point dari pengecekan
historical transaksi;
Mengurangi kesulitan menyediakan uang pecahan kecil untuk kembalian;
Mengurangi potensi kerugian akibat uang palsu; dan
Otomatisasi pencatatan transaksi, yang memberikan kesempatan bagi Usaha Mikro dan Kecil
untuk mendapatkan kesempatan mengajukan pembiayaan secara tradisional dan/atau secara non
tradisional, dengan begitu usaha akan terus berkembang.

Gambar 6 Peran QRIS dalam Ekonomi dan Keuangan Digital

06
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 1

NATIONAL MERCHANT RESPOSITORY


National Merchant Repository (NMR) adalah fungsi dan sistem yang memiliki kemampuan
menatausahakan data merchant. Fungsi utama NMR adalah membuat nomor identitas merchant
secara nasional dan mengenerate QR secara tersentralisasi untuk model QRIS MPM Statis. Fungsi ini
berada di Bank Indonesia dan sementara waktu dilakukan oleh PTEN sebagai Lembaga Services.

Dalam pemrosesan transaksi QRIS, pengelola NMR memiliki tugas sebagai berikut:
Menatausahakan data identitas merchant QRIS di seluruh Indonesia;
Menghasilkan (generate) QRIS yang bersifat statis yang digunakan merchant QRIS; dan Menjaga
kompetisi yang sehat antar PJSP termasuk mencegah terjadinya eksklusivitas merchant QRIS.

Gambar 7 Proses Pembuatan QR Code QRIS

Pada Gambar 7 di atas, proses pembuatan QR Code diawali dengan melakukan kerjasama antara
merchant dan PJSP acquirer. Setelah itu, PJSP acquirer akan menyampaikan data merchant kepada
NMR untuk kemudian dibuatkan QR. Selanjutnya, QR Code akan dikirimkan kepada PJSP acquirer
untuk dilakukan pencetakan dan disampaikan kembali kepada merchant.

07
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 2

MERCHANT PRESENTED MODE


PENGERTIAN MERCHANT PRESENTED MODE
Bank Indonesia bersama dengan ASPI menyusun Spesifikasi Teknologi QR Code untuk QRIS dengan
metode MPM yang berbasis EMV® QR Code Specification. Standar Spesifikasi QRIS merupakan
rincian teknis yang mencakup deskripsi kebutuhan dari QR Code dengan menggunakan metode MPM.
Spesifikasi ini memuat format dan konten untuk mendukung transaksi pembayaran yang memiliki
interoperabilitas dan interkoneksi dalam rangka penyelenggaraan Gerbang Pembayaran Nasional
(GPN).
Spesifikasi ini dikembangkan untuk memfasilitasi kebutuhan lalu lintas transaksi pembayaran berskala
kecil dan menengah termasuk transaksi e-commerce untuk mendukung peningkatan transaksi non-
tunai. Seperti yang telah didefinisikan dispesifikasi QRIS dengan metode MPM, merchant
menampilkan QR Code kepada pembeli untuk dipindai oleh pembeli menggunakan smartphone.
Spesifikasi QRIS mengatur datadata yang harus tercantum di dalam QR Code sehingga aplikasi
nasabah dapat membaca dan mengartikan QR Code yang ditampilkan oleh merchant dan memproses
data-data tersebut.
ALUR TRANSAKSI MERCHANT PRESENTED MODE
MPM memungkinkan konsumen untuk membayar transaksi pembeliannya berdasarkan QR Code yang
ditampilkan oleh merchant dengan menggunakan QR Code reader pada aplikasi mobile yang
digunakan. Aplikasi tersebut dapat berupa aplikasi yang telah memiliki kemampuan untuk memindai
QR Code MPM atau aplikasi yang disediakan pihak ketiga. Pada Gambar 8 penggambaran alur
transaksi off-us MPM dapat berbeda karena faktor pihak-pihak yang terhubung, jenis sumber dana
yang digunakan (milik penerbit atau pihak ketiga) dan/atau infrastruktur dari Lembaga Switching:

Gambar 8 Alur Transaksi Off-Us Merchant Presented Mode

08
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 2

STANDAR LOGO QR CODE


Standar logo QRIS yang disepakati dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 9 Contoh Standar QR Code QRIS

Catatan :
Nama merchant dan National Merchant ID (NMID) merepresentasikan Outlet;
Terminal ID (TID) / Cashier ID terdapat di bawah NMID (Optional); dan
Logo Issuer / PJSP acquirer / Prinsipal tidak ditampilkan di depan.

LOGO QRIS

LOGO GPN

09
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 2

QR CODE
Ukuran dari QR Code setelah dicetak minimal 5 cm x 5 cm (untuk stiker).

KERTAS
Minimal dicetak sesuai ukuran kertas A6, margin atas dan bawah 0.5cm, serta margin kiri dan kanan 1
cm.
BACKGROUND
Latar belakang dari Layout Logo merupakan Batik yang menyerupai QR Code dan kode warna merah
sama dengan warna pada Merah Burung GPN yaitu Pantone Red 032C atau kode CMYK:
0/93.04/75.84/0

VERSI CETAK
Format versi cetak
[versi QRIS].[dd].[mm].[yy]

PEDOMAN NAMA MERCHANT


Merchant dibedakan menjadi 2 tipe yaitu merchant individu dan merchant badan usaha (perusahaan).

1 Individu : Jika pedagang adalah individu maka nama merchant yang ditulis adalah nama dagang.
Berikut untuk merchant individu: a) Pedagang Kaki Lima b) Pedagang/ Penjual Jasa Keliling, c)
Pedagang Pasar, d) Warteg Pribadi, e) Toko Milik Pribadi, f) Penjual di Sosial Media, g) Ojek, h)
Rumah Makan Milik Pribadi, i) Warnet Milik Pribadi, j) Laundry Milik Pribadi, k) Pengemis, l) Warung,
m) lainnya (Catatan: Nama Merchant tidak boleh melebihi 50 karakter ternasuk spasi)
2. Badan : Jika pedagang merupakan badan usaha berbentuk a) Koperasi, b) BUMN, Perjan, Perum,
Persero, PD, dsb c) BUMS, Firma, CV, PT, Yayasan, dsb
nama merchant yang didaftarkan harus menggunakan nama merk dagang yang digunakan. Jika
terdapat cabang/outlet lebih dari satu, maka dapat menggunakan nama lokasi outlet. Catatan:
Nama Merchant tidak boleh melebihi 50 karakter, jika lebih dari 50 karakter maka karakter 51
sampai seterusnya tidak ditampilkan pada QR Code.

10
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 2

Gambar 10 Format Standar QRIS

CUSTOMER PRESENTED MODE


Model QRIS Consumer Presented Mode (CPM) memungkinkan device merchant membaca QR Code
yang ditampilkan oleh device pengguna pada saat bertransaksi. Spesifikasi QRIS menjelaskan
kebutuhan spesifikasi pada CPM yang akan ditampilkan pada image QR Code serta interaksi antara
image QR Code dengan aplikasi. Ruang lingkup spesifikasi QRIS CPM terbatas untuk tujuan transaksi
pembayaran pada QR Code CPM di Indonesia.

SEKILAS SPESIFIKASI QRIS – CONSUMER PRESENTED MODE


CPM memungkinkan konsumen untuk melakukan transaksi menggunakan QR Code yang ditampilkan
oleh device-nya dan memindainya pada QR Code reader pada Point of Initiation (POI) di merchant.
Aplikasi mobile yang digunakan oleh konsumen dapat berupa aplikasi mobile banking yang telah
mempunyai kemampuan untuk menampilkan QR Code CPM atau aplikasi yang disediakan pihak
ketiga. QR Code secara umum dapat berupa statis dan dinamis. Berikut pengambaran alur transaksi
off-us CPM:

11
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 2

Gambar 11 Alur Transaksi Off-Us QRIS CPM

Tahapan transaksi yang perlu dilakukan oleh pengguna:


Membuka aplikasi mobile;
Menggunakan sumber dana yang ada pada aplikasi atau jika aplikasi tersebut merupakan wallet
maka dapat memilih sumber dana yang ingin digunakan;
Memilih QR Code Generate (konten yang telah di-encode base64); dan
Menunjukkan QR Code untuk dipindai oleh merchant

*Aktivitas decode, parsing data, check AID yang dilakukan oleh POI dapat dilakukan
oleh PJSP acquirer untuk memudahkan proses transaksi.

12
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 2

CUSTOMER PRESENTED MODE


Pengaturan mengenai QRIS telah diatur dalam PADG NO. 21/18/PADG/2019 mengenai mplementasi
Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran yang dikeluarkan pada tanggal 16
Agustus 2019.
TATA CARA PERSETUJUAN
PJSP front-end (a.l. penerbit, PJSP acquirer, penyelenggara payment gateway, penyelenggara
dompet elektronik, dan penyelenggara transfer dana) yang ingin melaksanakan kegiatan pemrosesan
transaksi QRIS wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Jika belum
mendapatkan izin sebagai PJSP front-end, maka wajib mengajukan izin sebagai PJSP front-end
terlebih dahulu melalui permohonan secara tertulis dan memenuhi persyaratan aspek: a. Kesiapan
operasional;
b. Keamanan dan keandalan sistem;
c. Penerapan manajemen risiko; dan
d. Perlindungan konsumen.
LIMIT TRANSAKSI
Pada tahap awal, nominal Transaksi QRIS dibatasi paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah)
per transaksi. Penerbit dapat menetapkan batas nominal kumulatif harian dan/atau bulanan atas
Transaksi QRIS yang dilakukan oleh masing-masing Pengguna QRIS. Batas nominal kumulatif
sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh manajemen risiko penerbit.
INSTRUMEN YANG DITERBITKAN DI LUAR NEGERI
Transaksi QRIS yang menggunakan sumber dana dan/atau instrumen pembayaran yang diterbitkan di
luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia hanya dapat dilakukan melalui kerja sama antara
PJSP berupa Penerbit dan/atau PJSP acquirer buku IV (merupakan bank yang termasuk dalam
kategori bank umum BUKU IV) dengan pihak yang menatausahakan sumber dana dan/atau
menerbitkan instrumen pembayaran tersebut.
PENGATURAN MENGENAI MERCHANT DISCOUNT RATE
Merchant Discount Rate (MDR) merupakan biaya yang dikenakan penyelenggara kepada merchant
untuk setiap transaksi menggunakan QRIS. Pengaturan mengenai MDR diatur dalam SK Deputi
Gubernur BI No. 21/1/KEP.DG/2019 tentang skema dan biaya pemrosesan transaksi QRIS MPM dan
alokasi pembagian MDR. MDR dan pembagian ini akan dikaji secara regular untuk mendukung
implementasi yang lebih luas.

13
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 2

PENGATURAN MENGENAI NATIONAL MERCHANT REPOSITORY


Pengaturan mengenai NMR diatur dalam SK Deputi Gubernur BI No. 21/2/KEP.DG/2019 tentang pihak
yang melaksanakan tugas pengelolaan NMR. Bank Indonesia menunjuk PT. Penyelesaian Transaksi
Elektronik Nasional (PTEN) sebagai pihak yang melaksanakan tugas pengelolaan NMR. Tugas PTEN
sebagai pihak yang melaksanakan tugas pengelolaan NMR mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran dan ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku, sebagai berikut:
Menatausahakan data identitas merchant QRIS di seluruh Indonesia; Menghasilkan
(generate) QRIS yang bersifat statis yang digunakan merchant; dan
Menjaga kompetisi yang sehat antar PJSP termasuk mencegah terjadinya eksklusivitas Pedagang
merchant QRIS.
NMR membuat nomor identitas merchant secara nasional dan men-generate QR secaratersentralisasi
khususnya untuk model QRIS MPM Statis. Fungsi ini berada di Bank Indonesiadan sementara waktu
dilakukan oleh PTEN sebagai Lembaga Services. Semua PJSP yang mempunyai merchant wajib
menyampaikan data pokok merchant (KYC) untuk disampaikan kepada NMR, didaftarkan, dan
dibuatkan NMID QRIS statis sebelum ditempatkan dimasing-masing merchant

13
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

QRIS UNTUK MERCHANT


PROSES ONBOARDING MERCHANT
Mengingat target awal QRIS adalah merchant UKM, hambatan yang akan dihadapi oleh PJSP ketika
mengakuisisi merchant dikarenakan merchant UKM akan lebih menyukai transaksi tunai karena uang
diperoleh seketika. Selain itu pengenaan MDR akan menjadi challenge tersendiri. Untuk itu diharuskan
bagi PJSP dalam mengakuisisi merchant terlebih dahulu menyampaikan manfaat apa yang akan
diterima oleh merchant dengan penerapan QRIS (hal 28-tips mengenalkan MDR kepada Merchant)
sebelum menginformasikan adanya pengenaan biaya pengembangan dan marketing (MDR).

Gambar 12 Proses Onboarding Merchant

TATA CARA REGISTRASI


Untuk melakukan registrasi merchant harus melalui tahapan, sebagai berikut:

Gambar 13 Alur Registrasi Penggunaan QRIS

15
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

Merchant mengisi formulir yang diminta oleh PJSP acquirer. Secara garis besar rincian dokumen
yang harus diisi adalah nama merchant, alamat merchant, nomor identitas pemilik (KTP), nama
pemilik, alamat pemilik, nomor rekening tabungan, dan dokumen persyaratan lainnya;

Formulir dan dokumen tersebut disampaikan kepada PJSP acquirer;


Proses verifikasi akan dilakukan terlebih dahulu oleh PJSP acquirer, sehingga merchant harus
menunggu sesuai dengan prosedur PJSP acquirer;
Setelah dokumen di verifikasi, merchant akan mendapatkan QR Code untuk digunakan sebagai
alat transaksi pembayaran;
Sebelum QR Code digunakan, merchant harus melakukan pengujian (uji coba) transaksi terlebih
dahulu; dan
Merchant memeriksa Settlement uang masuk di rekening yang terdaftar pada hari yang ditentukan
oleh PJSP acquirer. Jika terjadi masalah, merchant dapat menghubungi PJSP acquirer.

Sebelumnya PJSP mendaftarkan PIC kepada NMR sebagai point of contact untuk penyampaian data
ke NMR dan penerimaan QRIS yang di-generate oleh NMR, termasuk untuk perbaikan apabila terjadi
kesalahan data.
PANDUAN MERCHANT
Beberapa PJSP menyediakan aplikasi khusus untuk merchant yang dapat digunakan untuk mencatat
dan memastikan keberhasilan transaksi melalui QRIS. Cara pengecekan transaksi dapat dilakukan
dengan langkah berikut

Gambar 14 Alur Pengujian Transaksi


SETTLEMENT
Bagi merchant UKM, dana menjadi bagian terpenting untuk kelangsungan usaha, untuk itu harus
terdapat ketersediaan dana setiap hari. Dalam hal ini PJSP harus melakukan Settlement H+0. Proses
Settlement dapat dilakukan harian termasuk hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Pada
umumnya dana akan diterima langsung atau ditransfer ke rekening yang terdaftar pada H+0, tetapi
tidak menutup kemungkinan dana dapat diterima lebih lambat atau lebih cepat tergantung dari masing-
masing PJSP.

16
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

TIPS KEAMANAN
Demi keamanan saat melakukan transkasi pembayaran menggunakan QRIS, merchant diharapkan
meletakkan QR Code statis pada tempat yang mudah untuk diawasi sehingga meminimalisir terjadinya
tampering QR Code. Kemudian, Setelah selesai menggunakan QR Code, merchant harus menyimpan
pada tempat yang aman.
MERCHANT DISCOUNT RATE
Pengaturan mengenai MDR diatur dalam SK Deputi Gubernur BI No.21/1/KEP.DG/2019 tentang
skema dan biaya pemrosesan transaksi QRIS MPM dan alokasi pembagian MDR sebagaimana telah
dijelaskan pada Bab III.
TIPS MENGENALKAN MDR KEPADA MERCHANT
Apabila merchant menggunakan QR Code untuk proses transaksi pembayaran, maka merchant akan
dikenakan MDR sesuai dengan ketentuan. Untuk itu, merchant perlu diedukasi bahwa MDR
merupakan biaya yang wajar dikeluarkan dalam transaksi QRIS, karena dengan menggunakan QRIS
merchant akan mendapatkan banyak manfaat, sebagai berikut:
Mengikuti trend pembayaran secara digital;
Meningkatkan traffic penjualan;
Mengurangi biaya pengelolaan uang tunai;
Mengurangi kebutuhan pecahan uang kecil untuk kembalian;
Mengurangi risiko keamanan uang hilang karena sebagain uang penjualan tersimpan direkening;

Mengurangi risiko penerimaan uang palsu;


Memberikan kemudahan untuk pembayaran tagihan, retribusi, dan pembelian barang secara non
tunai;
Membantu pencatatan transaksi penjualan yang secara otomatis tersimpan pada akun rekening
bank penjual;
Membantu building credit profile merchant untuk pengajuan kredit modal kerja; dan
Mendukung program pemerintah (BI, Kementerian, dan Pemda).
INFRASTRUKTUR
Merchant perlu memastikan ketersediaan sinyal telekomunikasi dimana tempat transaksi dilakukan
dengan cara melakukan uji coba transaksi bersama PJSP untuk memastikan terdapat notifikasi
transaksi dari aplikasi merchant.

17
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

QRIS UNTUK PENGGUNA


PANDUAN PENGGUNA
Sebelum melakukan transaksi pembayaran melalui QRIS, Pengguna diharapkan untuk mengunduh
aplikasi pembayaran elektronik yang tersedia, dengan langkah-langkah berikut:

Gambar 15 Panduan Download Aplikasi

PANDUAN BERTRANSAKSI DENGAN QRIS


Untuk melakukan pembayaran melalui QR Code, pengguna harus memastikan saldo pada aplikasi
pembayaran mencukupi untuk melakukan transaksi. Jika saldo tidak mencukupi pengguna dapat
melakukan top up dengan cara melihat tata cara top up saldo pada aplikasi PJSP. Jika mengalami
masalah dalam melakukan pengisian saldo dapat menghubungi penyedia aplikasi pembayaran yang
digunakan. Adapun tahapan Pembayaran melalui QRIS adalah sebagai berikut:

Gambar 16 Panduan Bertransaksi

18
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

Mengecek QR Code dan memastikan QR Code merchant sesuai dengan standar QRIS;
Memindai QRIS;
Mengecek Nama Merchant dan NMID pada aplikasi dan pastikan sesuai dengan nama merchant
yang tercetak pada QR Code. Jangan lanjutkan transaksi jika nama merchant tidak sesuai.
Kemudian, masukkan nominal transaksi yang dikehendaki; Masukkan PIN untuk melakukan
konfirmasi transaksi; dan
Mengecek dan menunjukkan notifikasi berhasil kepada merchant. Namun, apabila transaksi gagal
dapat menghubungi penyedia aplikasi yang anda gunakan
TIPS BERTRANSAKSI DAN KEAMANAN

Dalam melakukan transaksi, pengguna perlu memperhatikan tips keamanan dalam bertransaksi
seperti:
Menanyakan terlebih dahulu QR Code yang harus dipindai;
Melakukan transaksi pembayaran hanya pada merchant yang menggunakan QR Code Standar
QRIS;
Memastikan kesesuaian antara nama merchant yang tertera pada aplikasi dan stiker/layar QR
Code (Jangan lanjutkan transaksi jika nama merchant tidak sesuai); dan Merahasiakan kode PIN
atau OTP dan informasi rahasia lain kepada pihak lain.

PENGADUAN NASABAH
Apabila terjadi permasalahan pada saat melakukan transaksi, maka pengguna harus segera
menghubungi call center atau pusat pengaduan aplikasi PJSP yang digunakan.

19
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

USE CASE KHUSUS IMPLEMENTASI QRIS


QRIS dapat diimplementasikan pada berbagai use case yaitu akuisisi merchant oleh PJSP baik ecara
individu, pada saat kegiatan yang melibatkan banyak merchant maupun salah satu solusi untuk
implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (Pemda). Merchant yang dapat
menggunakan QRIS meliputi UMKM, Pemda, Pasar Tradisional, chain store, kantin, koperasi, donasi,
rumah ibadah, iuran kas, online market, event pameran, parkir, dan lainnya. Dalam hal implementasi
QRIS pada kegiatan atau event, Penyelenggara Event merupakan Satuan Kerja BI atau Kementerian
dan Lembaga, event organizer, panitia pelaksana kegiatan di universitas, sekolah, dan kegiatan
lainnya. Pedoman ini dapat dijadikan panduan untuk onboarding QRIS baik oleh Satuan Kerja di BI,
PJSP, maupun merchant.
MERCHANT INDIVIDUAL
Apabila QRIS digunakan untuk Merchant Individual maka Merchant harus melakukan tahapan sebagai
berikut:
Mengecek kekuatan sinyal telekomunikasi pada lokasi penjualan merchant;
Mengecek kepemilikan dan literasi smartphone merchant;
Mengecek kepemilikan rekening bank merchant;
Menghubungi PJSP acquirer untuk melakukan onboarding merchant;
Memonitor proses onboarding dengan meminta PJSP melaporkan progress onboarding merchant
dan cross check merchant;
Memastikan proses onboarding merchant telah selesai; Meminta
PJSP untuk menyampaikan QR Code pada merchant;
Meminta PJSP melakukan sosialisasi kepada merchant yang telah disetujui untuk onboard dengan
cara sebagai berikut: a. Mengirimkan panduan penggunaan aplikasi QRIS kepada merchant; b
Melakukan sosialisasi kepada merchant dan meminta merchant melakukan simulasi transaksi dari
berbagai aplikasi dengan menggunakan QRIS merchant; c, Memberikan sosialisasi dengan materi
paling sedikit meliputi: 1) Panduan bertransaksi dengan QRIS termasuk dengan pengecekan notifikasi
transaksi; 2) Melakukan pengetesan transaksi dan pengecekan Settlement (lihat bab IV Panduan
untuk merchant) 3) Panduan untuk melihat riwayat transaksi pada aplikasi; 4) Panduan pelaksanaan
settelmen transaksi; dan 5) Panduan untuk melakukan pengaduan merchant apabila terdapat masalah
misalnya transaksi gagal atau refund pada transaksi.
Melakukan pengetesan transaksi dan pengecekan settlement (lihat bab IV Panduan untuk
merchant); dan
Mengimbau merchant untuk menjaga dan menyimpan QR Code pada tempat yang aman setelah
digunakan.

20
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

UNIVERSITAS, SEKOLAH, DAN LEMBAGA PENDIDIKAN


Penggunaan QRIS dapat diimplementasikan di area Universitas, Sekolah, dan Lembaga Pendidikan
Lainnya untuk transaksi di kantin, koperasi, dan tempat fotokopi atau tempat ibadah. Onboarding dapat
dilakukan pada satu atau beberapa merchant sekaligus, dengan cara menghubungi pengelola
merchant (universitas/fakultas/koperasi/sekolah atau pengelola yang bertanggung jawab terhadap
merchant
UNIVERSITAS, SEKOLAH, DAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Penggunaan QRIS dapat digunakan di tempat Ibadah, Lembaga Keagamaan, Lembaga Sosial
seperti Masjid, Gereja, Pura, Vihara untuk donasi sosial, zakat, infaq, dan shadaqah. Proses
onboarding dapat dilakukan pada satu atau beberapa merchant, dengan cara menghubungi
pengelola merchant (Lembaga Keagamaan/ Lembaga Sosial),
PENYELENGGARAAN EVENT
Proses On Boarding Merchant
Apabila proses onboarding QRIS akan dilakukan melalui penyelenggaraan event yang melibatkan
banyak merchant, maka Penyelenggara Event harus melakukan tahapan, Infrastruktur dan Materi
Pendukung Event
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan event:
Apabila kegiatan akan melibatkan banyak merchant atau akan dihadiri oleh banyak pengunjung,
maka Penyelenggara event perlu berkoordinasi dengan pengelola tempat event untuk memasang
penguat sinyal atau berkoordinasi dengan provider telekomunikasi untuk memperkuat sinyal pada
saat acara. Koordinasi ini direkomendasikan dimulai H-25 untuk melakukan pengujian sinyal pada
lokasi event sebelum acara dimulai.
Menyediakan booth bagi PJSP khususnya PJSP issuing untuk memudahkan customer dalam
mengisi saldo yang akan digunakan untuk belanja.
Dalam hal diperlukan materi visual dalam bentuk video, maka dapat menggunakan materi QRIS
yang tersedia pada YouTube channel Bank Indonesia.
PEDAGANG PASAR TRADISIONAL

Gambar 17. Alur Proses Onboarding


QRIS untuk Pedagang Pasar
Tradisional

21
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

ELEKTRONIFIKASI PEMERINTAH DAERAH (PEMDA)


Elektronifikasi Pemda dapat menggunakan berbagai instrumen dan kanal pembayaran seperti kartu
debit/kredit, uang elektronik, mobile banking, QRIS, dan lainnya. QRIS dapat mendukung
Elektronifikasi Pemda terutama pada sisi penerimaan agar lebih efektif dan efisien. Penerapan QRIS
pada transaksi Pemda dapat dilakukan antara lain pada retribusi pasar tradisional, retribusi parkir, dan
retribusi tempat pariwisata untuk transaksi yang sesuai dengan limit transaksi QRIS.
MODEL BISNIS DAN ALUR TRANSAKSI
Retribusi pasar (A)

Gambar 18 Model Bisnis Retribusi Pasar dengan QRIS MPM Statis

Retribusi Pasar dengan QRIS MPM Statis


Berikut tahapan yang dapat dilakukan untuk implementasi penggunaan QRIS dalam retribusi pasar:

Dinas Pengelola Pasar menunjuk rekening penampungan e-retribusi di PJSP.


PJSP menyiapkan aplikasi dalam smartphone atau EDC.
PJSP mendaftarkan dinas pasar dan titik pembayaran (outlet/kanal) ke NMR untuk memperoleh
merchant ID nasional dan stiker QRIS MPM.
Dinas Pasar dapat menyiapkan tempat/outlet untuk penempatan QRIS dan petugas.

Retribusi Retribusi Pasar dengan QRIS MPM Dinamis


Jika sistem BPD telah terintegrasi dengan database Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah (NPWRD)
pembayaran retribusi daerah dapat dilakukan dengan QRIS MPM dinamis. Penggunaan QRIS MPM
dinamis akan memudahkan pedagang karena pedagang hanya tinggal melakukan konfirmasi
pembayaran.

22
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

Gambar 19 Model Bisnis Retribusi Pasar dengan QRIS MPM Dinamis

On-Boarding Pedagang/Lapak di Pasar Tradisional (B)

Gambar 20 Belanja di Pasar dengan QRIS

Retribusi Parkir dengan QRIS (C)

Implementasi QRIS dapat dilakukan dalam rangka mempermudah pengelolaan penerimaan hasi
parkir dengan cara dinas pengelola membuka rekening penampungan pada PJSP, dengan demikian,
sistem pelaporan dapat terintegrasi dan transparan.

23
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

Gambar 21 Pembayaran Parkir dengan QRIS

Ekosistem Pasar Tradisional dengan QRIS

Dengan menggabungkan model bisnis Pembayaran, Retribusi Pasar, dan Retribusi arkir, dapat
dibentuk suatu ekosistem ekonomi dan keuangan digital di pasar tradisional.

Gambar 20 Belanja di Pasar dengan QRIS

Gambar 22 Ekosistem QRIS di Pasar Tradisinal

Pariwisata
Implementasi QRIS juga dapat dilakukan pada objek wisata untuk mempermudah pengelolaan
penerimaan dari sektor pariwisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata dan PJSP daerah.

24
Satu QR Code Untuk Semua Pembayaran
Pertemuan 3

Gambar 23 Model Bisnis pada Sektor Pariwisata

UNTUK LEBIH JELASNYA BISA MENGAKSES MODUL AJAR BERIKUT

Anda mungkin juga menyukai