Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis


A. Definisi QRIS
Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, QRIS pertama kali
diluncurkan pada 17 Agustus 2019 dan QRIS merupakan standar QR
Code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik server
based, dompet elektronik atau mobile banking, serta merupakan prodduk
kolaborasi antara Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran
Indonesia (ASPI), yang melibatkan 4 lembaga switching domestik.
Setiap penyedia Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) berbasis
QR (termasuk PJSP asing) wajib menggunakan QRIS. Hal ini telah diatur oleh
Bank Indonesia dalam PADG No.21/18/2019 tentang Implementasi Standar
Internasional QRIS untuk Pembayaran mulai 01 Januari 2020.

B. Jenis Pembayaran QRIS


 Merchant Presented Mode (MPM) Statis
Cara kerjanya : Merchant memajang satu sticker atau print-out QRIS dan
gratis. Kemudian, pengguna hanya melakukan scan, masukkan nominal,
masukkan PIN dan klik bayar. Notifikasi transaksi langsung diterima
pengguna ataupun merchant. QRIS MPM Statis, sangat sesuai bagi usaha
mikro dan kecil.
 Merchant Presented Mode (MPM) Dinamis
Cara kerjanya : QR dikeluarkan melalui suatu device, seperti mesin EDC
atau smartphone dan gratis. Merchant harus memasukkan nominal
pembayaran terlebih dahulu, kemudian pelanggan melakukan scan QRIS
yang tampil atau tercetak. QRIS MPM Dinamis, sangat sesuai untuk
merchant skala usaha menengah dan besar atau dengan volume transaksi
tinggi.

5
6

 Customer Presented Mode (CPM)


Cara kerjanya : Pelanggan menunjukkan QRIS yang ditampilkan dari
aplikasi pembayaran pelanggan untuk discan oleh merchant. QRIS CPM,
lebih ditujukan untuk merchant yang membutuhkan kecepatan transaksi
tinggi, seperti penyedia transportasi, parkir dan ritel modern.

C. Karakteristik QRIS
QRIS memiliki karakteristik UNGGUL, yang merupakan singkatan dari :
 UNiversal, artinya QRIS dapat menerima pembayaran aplikasi pembayaran
apapun yang menggunakan QR Code, sehingga masyarakat tidak perlu
memiliki berbagai jenis aplikasi pembayaran.
 GampanG. Bagi masyarakat (pengguna), mengalami kemudahan, yaitu
tinggal scan, klik dan bayar. Bagi pihak merchant, juga mengalami
kemudahan, yaitu tidak perlu memajang banyak QR Code, cukup satu
QRIS, yang dapat dipindai menggunakan aplikasi pembayaran QR apapun.
 Untung. Bagi masyarakat (pengguna), yaitu dapat menggunakan akun
pembayaran QR apapun untuk membayar. Bagi pihak merchant, cukup
memiliki minimal 1 akun, untuk menerima semua pembayaran QR Code.
 Langsung. Pembayaran dengan QRIS langsung diproses, sehingga
pengguna (pengguna) dan merchant langsung mendapat notifikasi transaksi.

D. Tujuan Pembuatan QRIS


Tujuan utama dari diluncurkannya QRIS adalah untuk memudahkan
transaksi pembayaran secara digital, memudahkan pihak regulator (pemerintah)
dan perbankan, untuk mengawasi kegiatan transaksi pembayaran tersebut, serta
mendorong pemulihan perekonomian dan keuangan digital di Indonesia,
khususnya di Sumatera Utara.
7

E. Manfaat QRIS
Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, ada beberapa manfaat QRIS, yaitu :
 Bagi pihak Merchant
 Penjualan berpotensi meningkat, karena dapat menerima pembayaran
berbasis QR apapun.
 Meningkatkan branding.
 Kekinian.
 Lebih praktis karena cukup menggunakan satu QRIS.
 Mengurangi biaya pengelolaan kas.
 Terhindar dari uang palsu.
 Tidak perlu menyediakan uang kembalian.
 Transaksi tercatat otomatis dan dapat dilihat setiap saat.
 Terpisahnya uang untuk usaha dan personal.
 Memudahkan rekonsiliasi dan berpotensi mencegah tindak kecurangan
dari pembukuan transaksi tunai.
 Membangun informasi credit profile untuk memudahkan memperoleh
kredit ke depannya.

 Bagi pihak Masyarakat (Pengguna)


 Cepat dan kekinian.
 Tidak perlu membawa uang tunai.
 Tidak perlu pusing memikirkan QR siapa yang terpasang.
 Terlindungi karena semua PJSP penyelenggara QRIS sudah pasti
memiliki izin dan diawasi oleh Bank Indonesia.

 Bagi pihak Perbankan Maupun Pemerintah


 Mencegah penipuan penggunaan uang palsu.
 Membantu melakukan pengawasan sistem pembayaran secara digital.
 Membantu memulihkan perekonomian dan keuangan digital.
8

F. Pihak atau Merchant Yang Sudah Menggunakan QRIS di Sumatera


Utara
Berdasarkan catatan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara,
hingga triwulan II 2022, jumlah merchant QRIS di Sumatera Utara telah
mencapai 836 ribu merchant dan saat ini, sebanyak 66,77 persen (sekitar
558.3996 merchant) dari total merchant QRIS di Sumatera Utara merupakan
merchant berskala usaha mikro.
Dalam penggunaan QRIS di Sumatera Utara, Bank Indonesia
menargetkan ada 980 ribu pengguna baru pada tahun 2022 dan realisasi hingga
Juni 2022 sudah mencapai 44,47 persen (sekitar 435.804 pengguna baru).

G. Kelemahan Atau Hambatan Perluasan Merchant dan Peningkatan


Pengguna Baru QRIS di Sumatera Utara
 Nominal transaksi terbatas. Maksudnya bahwa ada batasan nominal yang
ditentukan untuk sekali transaksi QRIS. Dengan kata lain bahwa dalam
sekali transaksi, masyarakat (pengguna), hanya dapat bertransaksi maksimal
dua juta rupiah.
 Ancaman kejahatan digital. Maksudnya bahwa ancaman kejahatan tetap ada,
yaitu dalam bentuk kejahatan digital, walaupun masyarakat (pengguna),
menggunakan alat pembayaran bukan dengan uang tunai, sehingga
keamanan infrastruktur sistem pembayaran dengan QRIS, harus selalu
update dan masyarakat (penggunanya) harus bijak, agar tidak terkena
kejahatan digital, karena ancaman kejahatan digital ini selalu mengintai.
 Adanya biaya transaksi. Maksudnya bahwa biaya transaksi QRIS
dibebankan kepada merchant. Namun, biaya tersebut terhitung kecil apabila
dibanding GPN. Biaya transaksi ini adalah 0,7% dari transaksi, sedangkan
GPN adalah 1%.
 Tingkat literasi keuangan digital masyarakat di Indonesia, khususnya di
daerah terpencil dan kota-kota kecil di Sumatera Utara masih rendah.
 Sosialisasi penggunaan QRIS dinilai masih kurang.
9

 Konektivitas jaringan internet yang masih belum merata.


 Kepemilikan telepon genggam berbasis android, yang belum merata untuk
seluruh masyarakat.

H. Peluang Dan Strategi Dalam Mendorong Perluasan Merchant dan


Peningkatan Pengguna Baru QRIS di Sumatera Utara
Penggunaan QRIS di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, juga
memberikan peluang atau manfaat yang besar, untuk ke depannya bagi
masyarakat (pengguna), merchant dan pihak perbankan, dalam pemulihan
ekonomi dan keuangan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.
Untuk mencapai hal tersebut, maka memerlukan suatu Strategi atau
Kebijakan agar penerapan QRIS dapat dilaksanakan secara optimal. Beberapa
Strategi atau Kebijakan tersebut, antara lain sebagai berikut :
 Melakukan peninjauan kembali mengenai batas maksimal nominal
transaksi.
 Meningkatkan keamanan infrastruktur sistem pembayaran dengan QRIS dan
melakukan sosialisasi kepada masyarakat (pengguna) agar berhati-hati
dalam melakukan transaksi dengan QRIS.
 Peninjauan kembali biaya transaksi yang dirasakan masih memberatkan
masyarakat (pengguna).
 Meningkatkan pemberian sosialisasi atau memberikan pemahaman
(edukasi), mengenai literasi keuangan digital di kalangan masyarakat
Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, melalui sosialisasi ke sekolah-
sekolah kejuruan, tempat kursus, pasar tradisional, tempat-tempat usaha,
maupun universitas.
 Meningkatkan pemberian sosialisasi atau memberikan pemahaman
(edukasi), mengenai QRIS di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di
Sumatera Utara, melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah kejuruan, tempat
kursus, pasar tradisional, tempat-tempat usaha, maupun universitas.
 Percepatan pembangunan jaringan internet yang merata di seluruh wilayah
Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.
10

2.2 Penelitian Yang Relevan


Dalam kajian penelitian yang sejenis ini, peneliti berpedoman pada penulisan
ilmiah yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya, yang terdapat di situs
akademisi di internet. Berikut adalah penelitian sebelumnya yang sudah peneliti
rangkum sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Josef Evan Sihaloho, Atifah Ramadani dan Suci
Rahmayanti, dengan judul Implementasi Sistem Pembayaran Quick
Response Indonesia Standard Bagi Perkembangan UMKM di Medan.
Penelitian ini menjelaskan bahwa dengan adanya QRIS, dapat membantu para
pedagang UMKM mengalami perkembangan dan penerapan sistem pembayaran
QRIS untuk instrumen pembayaran berbasis server yang menggunakan QR
Code, telah dilakukan oleh beberapa pedagang UMKM di Medan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Anesti Nasution, dengan judul Analisis
Persepsi Pedagang Pada Penggunaan QRIS Sebagai Alat Transaksi UMKM
Di Kota Medan. Penelitian ini menjelaskan bahwa Penerapan QRIS sebagai
pendorong untuk mewujudkan visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, dan
ketiga Persepsi Pedagang pada penggunaan QRIS sebagai alat transaksi
UMKM di kota Medan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Arta Setiawan dan Luh Putu Mahyuni,
dengan judul QRIS di mata UMKM : Eksplorasi Persepsi dan Intensi
UMKM Menggunakan QRIS. Penelitian ini, menjelaskan bahwa intensi
UMKM menggunakan QRIS dibentuk oleh : (a) Persepsi Kegunaan, (b) Persepsi
Kemudahan, (c) Persepsi Pemahaman akan QRIS, (d) Pengaruh Pihak Luar yaitu
pembeli, teman dekat dan toko terkenal, (e) Persepsi Hambatan untuk
menggunakan QRIS yaitu koneksi atau jaringan internet, biaya penggunaan dan
limit transaksi.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Hari Mantik, dengan judul Pengembangan
Quick Response Code Indonesian Standard Menggunakan Metode
Customer Presented Mode (QRIS-CPM), studi Kasus PT MTI. Penelitian
11

ini, menjelaskan bahwa QRIS bertujuan menciptakan persaingan yang sehat,


mendirikan kemitraan antar domain jasa keuangan dengan merchant sehingga
pasar semakin bertambah dan semakin merata.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Katherine Amelia Dyah Sekarsari, C. Dyah
Sulistyaningrum I, Anton Subarno, dengan judul Optimaslisasi Penerapan
Quick Rensponse Code Indonesia Standard (QRIS) Pada Merchant Di
Wilayah Surakarta. Penelitian ini, menjelaskan bahwa penerapan QRIS pada
merchant di Wilayah Surakarta mengalami peningkatan selama tahun 2020
sebanyak 276%. 

2.3 Kerangka Berpikir


Dalam melakukan analisis terhadap hambatan dan peluang terkait
penggunaan QRIS, dibutuhkan strategi atau kebijakan yang tepat, sehingga dapat
mendorong perluasan merchant dan meningkatkan pengguna baru (merchant) di
Sumatera Utara, baik dari sisi masyarakat maupun perbankan.
Adapun strategi atau kebijakan yang diharapkan akan dapat dijalankan
adalah sebagai berikut :
a. Melakukan peninjauan kembali mengenai batas maksimal nominal transaksi.
b. Meningkatkan keamanan infrastruktur sistem pembayaran dengan QRIS dan
melakukan sosialisasi kepada masyarakat (pengguna) agar berhati-hati dalam
melakukan transaksi dengan QRIS.
c. Peninjauan kembali biaya transaksi yang dirasakan masih memberatkan
masyarakat (pengguna).
d. Meningkatkan pemberian sosialisasi atau memberikan pemahaman (edukasi),
mengenai literasi keuangan digital di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya
di Sumatera Utara, melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah kejuruan, tempat
kursus, pasar tradisional, tempat-tempat usaha, maupun universitas.
e. Meningkatkan pemberian sosialisasi atau memberikan pemahaman (edukasi),
mengenai QRIS di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di Sumatera
Utara, melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah kejuruan, tempat kursus, pasar
tradisional, tempat-tempat usaha, maupun universitas.
12

f. Percepatan pembangunan jaringan internet yang merata di seluruh wilayah


Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.

Kerangka berpikir pada penelitian ini, dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :

Pelaku Usaha di Pasar Kota Medan

Hambatan, Peluang Dan Strategi

QRIS sebagai sistem pembayaran digital

Analisis Deskriptif

Keterangan :
Dari bagan tersebut, dijelaskan bahwa alur penelitian ini adalah sebagai
berikut : (a) Penelitian ini dilakukan pada Pelaku Usaha (Merchant) yang ada di
Pasar Sei Sikambing, Medan, (b) melakukan analisis terhadap hambatan dan
peluang yang dialami oleh pelaku usaha (merchant) dalam menggunakan QRIS
sebagai sistem pembayaran digital, (c) menemukan strategi atau kebijakan yang
tepat untuk mengatasi hambatan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai