Anda di halaman 1dari 3

QRIS Bakal Berlaku di 5 Negara ASEAN

Mulai November 2022


Integrasi sistem pembayaran berbasis QR Code bank sentral di lima negara ASEAN
ditargetkan rampung per November 2022. Hal ini diungkapkan oleh Perry Warjiyo, Gubernur
Bank Indonesia (BI), pada panel bersama pimpinan bank sentral lain di G20 Bali pada Kamis
(14/7) lalu.

Lima negara tersebut antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Dengan ini, turis Indonesia dapat menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard
(QRIS) di empat negara lain, begitu pula sebaliknya.
QRIS merupakan standar nasional QR Code untuk sistem pembayaran Indonesia yang
dikembangkan oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Ia diluncurkan
oleh BI pada 17 Agustus 2019 dan sudah diimplementasikan secara nasional sejak 1 Januari
2020.

Standarisasi QR Code Pembayaran Indonesia merupakan satu dari lima visi Sistem
Pembayaran Indonesia 2025. Dengan standarisasi QRIS, maka pembayaran dapat digunakan
di semua merchant yang bekerja sama dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran
(PJSP), seperti Link Aja, Gopay, Ovo, DANA, dan lainnya. Tujuan dibentuknya QRIS adalah
agar masyarakat dapat melakukan pembayaran dengan lebih cepat, mudah, aman dan efisien.

Transaksi QRIS di lima negara ASEAN ini nantinya tidak menggunakan mata uang dolar AS, tapi
mengikuti mata uang lokal. Misalnya, turis Indonesia di Thailand menggunakan QRIS untuk membeli
sesuatu, Rupiah akan langsung ditukar dengan Baht tanpa perantara dolar AS.

Setelah infrastruktur integrasi tingkat ASEAN ini rampung, bank sentral juga berencana
untuk membangun struktur untuk transfer bank berkelanjutan dan mata uang digital bank
sentral. Ini juga akan bertujuan untuk menghubungkan jaringan Asia Tenggara dengan klaster
regional lainnya di seluruh dunia.

“Ini bisa menjadi langkah yang sangat berdampak yang dapat kita bangun ke seluruh dunia,”
kata direktur pelaksana Monetary Authority of Singapore Ravi Menon pada panel yang sama
di Bali, Kamis (14/7), dikutip dari Bloomberg. “Ini adalah infrastruktur barang publik yang
meningkatkan inklusi keuangan, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan peluang bisnis
baru bagi semua warga negara.”

Ketika sudah siap digunakan, pengunjung dari satu negara dapat membayar aplikasi bawaan
negara mereka dengan kode negara tujuan, alias satu kode QR terintegrasi dengan semua
aplikasi pembayaran bank sentral.

Belum diketahui apakah negara ASEAN lain akan bergabung. Saat ini, Malaysia, Thailand
dan Indonesia sudah terhubung, dan di lain pihak koneksi pembayaran Singapura dan
Thailand juga sedang dirintis.

Malaysia punya DuitNow, Singapura punya SGQR, Indonesia punya QRIS, Thailand punya
Thai QR Payment, dan Filipina punya QR Ph.
Dipercaya bahwa integrasi ini akan menaikkan penjualan beriringan dengan semakin luasnya
penggunaan smartphone dan meluasnya cakupan internet.

Hati-hati, Kejahatan Siber Hantui Transaksi QRIS Lintas Negara

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Hati-hati, Kejahatan Siber Hantui
Transaksi QRIS Lintas Negara", Klik untuk baca: https://newssetup.kontan.co.id/news/hati-
hati-kejahatan-siber-hantui-transaksi-qris-lintas-negara.

Editor: Herlina Kartika Dewi | Reporter: Maizal Walfajri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gagasan Bank Indonesia membawa Quick Response Code


Indonesia Standard (QRIS) sebagai alat pembayaran global makin nyata. Saat ini, regulator
terus melakukan uji coba penerapannya bersama otoritas sistem pembayaran di Malaysia dan
Thailand. Teknologi QR Code ini menjanjikan segudang keunggulan dari efisiensi,
kecepatan, hingga kemudahan dalam penggunaannya. Maklum, nasabah perbankan maupun
fintech payment cukup membawa ponsel pintarnya saat melancong ke luar negeri. Selama
terhubung dengan jaringan internet, nasabah tinggal memindai QR merchant. Dalam hitungan
sepersekian detik, transaksi pun sukses. Bahkan transaksi ini tetap mengandalkan mata uang
rupiah di bawah payung currency settlement (LCS). Skema LCS memungkinkan
penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-
masing negara. Lantaran setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara
masing-masing. Kendati demikian, teknologi selalu mengandung ancaman siber dari oknum
tak bertanggung jawab. Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)
Amin Nurdin mengatakan saat awal pengenalan kartu kredit kedua negara ini paling banyak
mencatatkan laporan penyelewengan. Baca Juga: QRIS Lintas Negara Siap Jadi Alat
Pembayaran Global Masa Depan “Mulai dari spam sampai transaksi awal-awal. Bila
bekerjasama dengan Malaysia dan Thailand, maka harus benar-benar diperhatikan terkait
keamanan transaksi. Jangan sampai menimbulkan hacker dan cyber crime yang bisa merusak
tatanan QRIS ini,” ungkapnya. Terlebih, Amin melihat kesiapan Indonesia untuk teknologi
informatika baik kebijakan, hukum, infrastruktur masih belum optimal. Terkadang penegak
hukum, lembaga keuangan, hingga masyarakat ada yang belum siap. Pakar keamanan siber
sekaligus Kepala lembaga riset siber Communication & Information System Security
Research Center (CISSReC), Pratama Persadha menyatakan banyak pelaku kejahatan
membuat QR Code palsu untuk mengarahkan ke rekening lain dan juga ke website berisi
malware. Ia berkaca pada pada kejadian di 2014 silam, otoritas China menghentikan
pembayaran dompet digital sementara dalam waktu lama. Saat itu AliPay dan WeChat Pay
menjadi alat pembayaran utama bahkan hingga di pasar dan warung-warung. “Gara-gara QR
Code palsu ini, pemerintah China menghentikan pemakaian WeChat Pay dan Ali Pay
sementara waktu saat itu. Hal seperti ini yang seharusnya menjadi perhatian serius
pemerintah dan pengampu kebijakan sehingga kemudahan-kemudahan tadi tidak bermuara
pada fraud,” jelasnya. Ia menyatakan faktor keamanan siber adalah menjadi salah satu hal
yang diperhatikan oleh Bank dan Pemerintah dalam membangun ekosistem keuangan digital
di tanah air, termasuk rencana Bank Indonesia yang melakukan uji coba transaksi QRIS
dengan Malaysia dan Thailand. Keamanan siber wajib menjadi perhatian serius. Mengingat
selama masa pandemi Covid-19 banyak terjadi serangan berbagai situs dan pencurian data di
beberapa institusi pemerintah dan perusahaan besar tanah air. Merujuk data Badan Siber dan
Sandi negara terdapat 88 juta anomali serangan siber yang tercatat di sepanjang tahun 2021.
Termasuk mengancam berbagai layanan dompet digital yang ada saat ini. “Bahkan sebelum
masa pandemi Covid-19 sudah ada beberapa kejadian seperti saldo hilang dan transaksi fiktif.
Hal semacam ini memerlukan perbaikan dari sisi teknis pengembang pemilik platform dan
juga harus didukung oleh regulasi pemerintah yang mengayomi masyarakat juga pihak
pemilik platform dompet digital. Minimal dengan mengakomodasi pasal-pasal pengamanan
data pribadi dalam RUU Perlindungan Data Pribadi,” tambahnya. SVP Transaction Banking
Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi menyatakan saat ini, Bank Mandiri sedang
menyiapkan semua infrastruktur QRIS lintas negara secara menyeluruh. Mulai dari aspek
baik dari aspek teknis, operasional, SOP, hingga penanganan nasabah. Baca Juga: Transaksi
QRIS pada Dompet Digital Semakin Melesat “Sehingga diharapkan saat diluncurkan dapat
langsung memberikan layanan yang terbaik dan maksimal bagi nasabah. Bank Mandiri akan
mematuhi dan mengimplementasikan ketentuan yang diterapkan regulator,” tuturnya. Adapun
Bank Indonesia (BI) sebagai inisiator sekaligus regulator QRIS telah menyiapkan berbagai
jurus menangkal serangan siber ini. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem
Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta menyatakan BI telah mengatur kewajiban bagi
penyedia jasa pembayaran (PJP) mengenai pemenuhan manajemen risiko dan kapabilitas
sistem pembayaran. “Hal ini guna memastikan keamanan transaksi sejalan dengan semangat
reformasi pengaturan SP oleh BI. Dari sisi keamanan aplikasi pengguna, kita mewajibkan
penggunaan two factor authentication agar hanya user yang memiliki akses ke accountnya
yang dapat bertransaksi,” tambahnya. Memang, Two Factor Authentication (2FA) sudah
menjadi standar pengamanan akun penting dan transaksi finansial. Kunci pengamanan 2FA
adalah One Time Password (OTP) atau password sekali pakai berupa angka acak yang akan
dikirimkan berdasarkan waktu, dan akan hangus setiap kali digunakan atau telah melewati
batas waktu password yang telah ditentukan (biasanya beberapa menit). OTP ini sangat
efektif menangkal aksi keylogger atau trojan yang berusaha mencuri kredensial yang
diketikkan ketika mengakses situs atau layanan penting. Prinsip dasar penggunaan TFA-OTP
adalah harus ada 2 faktor pengaman yang terpisah. Fili menambahkan, dari sisi infrastruktur,
para penyelenggara yang terlibat mengikuti standar operasional dan keamanan QRIS. Sejalan
dengan itu, BI akan terus melakukan pengawasan secara rutin diaudit oleh auditor
independen. Tak sampai di situ, dalam uji coba penerapan QRIS bersama Malaysia dan
Thailand, regulator terkait sepakat mengadopsi standar internasional yang sama yaitu
EMVco. Fili menilai aspek keamanan relatif terstandar karena merupakan international best
practices. EMVco merupakan organisasi yang terdiri dari Europay, MasterCard, dan Visa
yang mengembangkan dan menetapkan EMV sebagai standar pembayaran lintas operasi
secara global yang aman. Ketika nasabah menggunakan perangkat yang diaktifkan dengan
EMV untuk membayar di merchant, maka transaksi secara dinamis akan dikonfirmasi,
diverifikasi dan kemudian diotorisasikan. Nasabah dapat menggunakan Personal
Identification Number (PIN) atau kode OTP untuk memverifikasi bahwa konsumen memang
bertransaksi menggunakan perangkat miliknya. Praktik EMV ini sudah diterapkan untuk
transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit maupun debit berbasiskan chip. Standar
EMV membantu memaksimalkan keamanan dan interoperabilitas global sehingga kartu Visa
dapat terus diterima di seluruh dunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Hati-hati, Kejahatan Siber Hantui
Transaksi QRIS Lintas Negara", Klik untuk baca: https://newssetup.kontan.co.id/news/hati-
hati-kejahatan-siber-hantui-transaksi-qris-lintas-negara.

Editor: Herlina Kartika Dewi | Reporter: Maizal Walfajri

Anda mungkin juga menyukai