1. Perlindungan Konsumen
Dalam pelaksanaan industri fintech terdapat potensi kehilangan
maupun penurunan kemampuan finansial baik yang diakibatkan oleh
penyalahgunaan, penipuan, maupun force majeur dari kegiatan fintech.
Isu privasi pengguna fintech yang rawan terhadap penyalahgunaan data
baik yang disengaja maupun tidak disengaja (serangan hacker, malware,
dll).
2. Kepentingan Nasional
Salah satu keuntungan dari fintech dalam penerapan pemberian
pinjaman layanan uang digital adalah anti pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme (APU-PPT). Kemudahan dan
kecepatan yang ditawarkan oleh fintech menimbulkan potensi
penyalahgunaan untuk kegiatan pencucian uang maupun pendanaan
terorisme. Dalam stabilitas sistem keuangan, perlu manajemen resiko
yang memadai agar tidak berdampak negatif terhadap stabilitas sistem
keuangan.
Dompet Elektronik
(Electronic Wallet) yang
selanjutnya disebut Dompet
Elektronik adalah layanan
PBI No.18/40/PBI/2016
elektronik untuk menyimpan
tentang
data instrumen pembayaran
E-Wallet Penyelenggaraan
antara lain alat pembayaran
Pemrosesan Transaksi
dengan menggunakan kartu
Pembayaran
dan/atau uang elektronik,
yang dapat juga menampung
dana, untuk melakukan
pembayaran.
Peluang bisnis dalam industri ini dirasa Abi sangat besar mengingat
berbagai perusahaan fintech akan terus berkembang memenuhi permintaan
konsumen. Seiring semakin besarnya industri ini akan membutuhkan jasa
layanan hukum dari para konsultan hukum. “Sudah pasti pada waktu bisnisnya
makin besar keperluan terhadap lawyer juga ada,” katanya saat
diwawancarai hukumonline.
Perkembangan fintech yang begitu pesat akan membuat regulator tidak
akan mampu cepat mengimbangi industri ini dalam hal pengaturan. Di sinilah
menurut Abi peran penting konsultan hukum membantu klien dari industri
fintech agar tetap bersandar pada regulasi yang berkaitan meskipun belum
diatur secara khusus dan lengkap.
“Isu utamanya soal ketidakpastian hukum, baru segelintir produk fintech
yang diatur, baru setengah diatur, atau belum sama sekali. Kita bantu
menganalisis bisnis mereka masuk ke ranah regulasi yang mana,”
Dengan perkembangan ini menurutnya, para lawyer di sektor pasar
modal dan keuangan perlu terus meningkatkan commercial awareness atas
perkembangan industri fintech. Meskipun menurutnya regulasi dan prinsip
dasar dari industri ini tetap saja sektor jasa layanan keuangan yang telah
dikuasai para konsultan hukum pasar modal dan keuangan.
Ajisatria mengatakan bahwa ekspektasi pengusaha fintech kepada para
konsultan hukum sebenarnya tidak muluk. “Ekspektasinya para lawyers
ini paham prinsip-prinsip dasar dari sistem hukumnya, ini akan
kompleks metodenya (fintech), kalau nggak paham basic-nya nanti
bingung sendiri memahami kompleksitas fintech,”.
Ketua HKHPM, Indra Safitri menegaskan hal yang sama bahwa
perkembangan industri fintech perlu diperhatikan serius oleh para konsultan
hukum pasar modal dan keuangan. Ada perubahan era konvensional menuju
digitalisasi yang mempengaruhi desain hukum yang mendukung kebutuhan
bisnis kliennya.
“HKHPM perlu menyiapkan anggotanya agar memiliki paradigma baru
soal fintech, kita akan berhadapan langsung dengan industri ini di pasar
modal dan keuangan,”.
DAFTAR PUSTAKA