SAMPUL...............................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................
1.2 Rumusuan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................................
BAB II PENJELASAN
2.1 Pengertian Fintech........................................................................................................
2.2 Peren Fintech................................................................................................................
2.3 Manfaat Fintech Di Indonesia.......................................................................................
2.4 Cara Kerja Fintech .......................................................................................................
2.5 Perkembangan Fintech Di Indonesia............................................................................
2.6 Peraturan Dan Ketentuan Industri Fintech Fintech ......................................................
2.7 Dasar Hukum Fintech Di Indonesia..............................................................................
2.8 Jenis Jenis Fintech Di Indonesia...................................................................................
2.9 Resiko Fintech..............................................................................................................
2.10 Pengguna Fintech I Indonesia Tahun 2021 (Berdasarkanpendapatan).........................
2.11 Pinjaman.......................................................................................................................
2.12 Jenis-Jenis Pinjaman.....................................................................................................
2.13 Pinjaman Online............................................................................................................
2.14 Kekuatan Hukum Dan Keabsahan Pinjaman Online Oleh
Fintech...........................................................................................................................
2.15 Resiko Pinjaman Oleh Fintech......................................................................................
2.16 Pinjaman Online Pada Januari – Oktober 2021............................................................
A. PENGERTIAN FINTECH
Fintech adalah singkatan dari financial technology yang berarti teknologi keuangan.
Jadi sebenarnya apa itu fintech adalah inovasi teknologi yang dikembangkan dalam bidang
finansial sehingga transaksi keuangan bisa dilakukan dengan praktis, mudah, dan efektif.
StartUp fintech tentunya tidak akan banyak bermunculan bila tidak memiliki peran
yang besar. Salah satu peran startup fintech adalah memajukan perkembangan bitcoin.
Bitcoin adalah jaringan pembayaran inovatif dan jenis uang baru. Dengan begitu, masyarakat
yang tidak memiliki akun bank tetap bisa melakukan transaksi pembayaran atau pengiriman
uang dengan bitcoin. Kemudian, startup fintech dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pasalnya, startup fintech dapat menghadirkan merchant yang menerima pembayaran kartu
debit dan kredit dengan biaya rendah. Startup fintech juga dapat membangun infrastruktur
perbankan sebagai solusi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, startup
fintech dapat menghapus adanya orang atau badan yang memberikan peminjaman dengan
bunga tinggi untuk mengambil keuntungan. Adanya startup fintech bisa membuat sistem
peminjaman uang dilakukan dengan cara yang transparan.
B. PERAN FINTECH
Fintech dengan layanan keuangan seperti crowdfunding, mobile payments, dan jasa
transfer uang menyebabkan revolusi dalam bisnis startup. Dengan crowdfunding, bisa
memperoleh dana dari seluruh dunia dengan mudah, bahkan dari orang yang belum pernah
ditemui sekalipun Fintech juga memungkinkan transfer uang secara global atau internasional.
Jasa pembayaran seperti PayPal otomatis mengubah kurs mata uang, sehingga yang berada di
Amerika bisa membeli barang dari Indonesia dengan mudahnya, Fintech juga memiliki peran
penting dalam mengubah perilaku dan ekspektasi konsumen diantaranya :
a. Dapat mengakses data dan informasi kapan saja dan dimana saja
b. Menyamaratakan bisnis besar dan kecil sehingga cenderung untuk memiliki
ekspektasi tinggi meski terhadap bisnis kecil yang baru dibangun.
Secara global, industri Fintech terus berkembang dengan pesat. Terbukti dari
bermunculannya perusahaan startup di bidang ini serta besarnya investasi global di dalamnya.
Khususnya di Indonesia, bisnis ini berkembang sangat pesat hingga menarik perhatian
seluruh pebisnis di Indonesia.
Fintech adalah salah satu bidang usaha sophisticated yang mengintegrasikan pengelolaan
keuangan, penyimpanan, distribusi uang, dan teknologi. Oleh karena itu, cara kerja fintech
kompleks dan bercabang-cabang sesuai layanannya kepada masyarakat.
Kita ambil contoh fintech penyedia kredit elektronik. Cara kerja fintech penyedia kredit
pertama-tama adalah menerima pendataan dari masyarakat nasabah kredit. Setelah
melakukan verifikasi data serta penjaminan ke Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank
Indonesia (BI), fintech akan mencairkan dana ke toko elektronik tempat nasabah mengajukan
kredit.
E. PERKEMBANGAN FINTECH DI INDONESIA
Ketika Asosiasi Fintech Indonesia didirikan pada tahun 2015, maka kepercayaan fintech
Indonesia mulai tumbuh di kalangan masyarakat. Akibatnya, perusahaan fintech di Indonesia
mengalami pertumbuhan begitu pesat hingga 140 perusahaan tercatat dalam daftar fintech
OJK.
Tidak berhenti sampai situ, pada tahun 2017 berkembang lagi fintech syariah. Fintech
syariah merupakan jenis fintech yang bergerak atas dasar prinsip Islam. Oleh karena itu,
lahirlah Asosiasi Fintech Syariah Indonesia yang menaungi fintech syariah di Indonesia.
Akibat perkembangan Fintech yang diprediksikan akan terus naik, BI sebagai pemegang
otoritas sistem pembayaran terus mensinergikan beberapa kepentingan melalui tiga hal:
Selain itu, juga muncul sebuah POJK atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, yaitu POJK
No.77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi. Dalam peraturan ini, Anda dapat mengetahui panduan dalam pelaksanaan bisnis
Fintech pada bagian pinjaman, misalnya saja Peer to Peer (P2P) Lending. Adapun beberapa
bagian yang diatur dalam POJK No.77/POJK.01/2016 tersebut antara lain:
Kegiatan usaha,
Pendaftaran perizinan,
Mitigasi risiko,
Pelaporan, dan
Tata kelola sistem teknologi informasi.
G. DASAR HUKUM FINTECH DI INDONESIA
Penerapan fintech di Indonesia telah diatur oleh pemerintah melalui penerbitan regulasi
Bank Indonesia. Selengkapnya tentang dasar hukum fintech adalah sebagai berikut:
Peer-to-peer Lending
Jenis pertama fintech adalah peer-to-peer lending. jasa keuangan yang menyediakan
peminjaman dana untuk modal usaha atau memenuhi kebutuhan. Adanya contoh
fintech ini membantu para pelaku usaha untuk memperoleh modal dengan cepat
secara online. Namun, Anda tetap harus waspada terhadap fintech ilegal seperti
pinjaman online tidak resmi yang berpotensi menipu nasabahnya. Pastikan Anda
memilih pinjaman online yang legal. Daftar fintech OJK yang resmi bisa Anda simak
di laman resmi OJK.
Crowdfunding
Crowdfunding adalah produk fintech sebagai platform mempertemukan pihak yang
memerlukan dana dan pihak donatur dengan jaminan transaksi secara aman dan
mudah. Crowdfunding tak hanya dimanfaatkan dalam pengumpulan donasi saja,
namun juga diterapkan dalam mengembangkan usaha untuk menemukan investor dan
pelaku bisnis.
E-Wallet
Jenis fintech yang berikutnya adalah dompet digital, atau disebut juga dengan e-
wallet. Produk fintech satu ini berperan menyediakan tempat menyimpan uang secara
elektronik bagi penggunanya. Tujuan produk fintech berupa e-wallet adalah untuk
mempermudah pengguna melakukan pencairan dana untuk transaksi di aplikasi-
aplikasi lain, seperti marketplace, merchant app, dan semacamnya.Micro
Micro Finance
Keempat, jenis fintech adalah micro finance. Micro finance merupakan layanan
perusahaan fintech yang membantu masyarakat kelas menengah ke bawah untuk
menunjang kehidupan dan keuangan mereka melalui penyediaan layanan finansial.
Payment Gateway
Jenis kelima fintech adalah payment gateway. Payment gateway merupakan sistem
fintech yang melakukan otorisasi pembayaran melalui transaksi online. Contoh
fintech dalam payment gateway ini yakni paypal.
Investasi
Seiring berkembangnya fintech, proses investasi dapat dilakukan secara mudah.
Banyak instrumen investasi bermigrasi melalui aplikasi online sehingga investor
dengan mudah menanamkan modalnya.
Bank Digital
Jenis fintech yang terakhir adalah bank digital, yaitu bank yang 100% transaksinya
dilakukan secara digital, mulai dari pendaftaran rekening sampai manajemen asetnya.
Bank digital berbeda dengan mobile-banking, karena dalam transaksinya m-
banking masih berkaitan dengan bank offline sedangkan bank digital 100%
transaksinya elektronik.
Salah satu contoh produk fintech berupa bank digital di Indonesia adalah ONe
Mobile. Meski dirilis oleh OCBC NISP, ONe Mobile adalah entitas digital yang
berdiri sendiri, dengan manajemen aset terpisah dari rekening non-digital. Kalau ingin
tahu lebih jauh, Anda bisa coba pasang aplikasi ONe Mobile dari Playstore/Apple
Store dan bandingkan dengan rekening OCBC NISP biasa.
I. RESIKO FINTECH
Ada dua resiko dalam pengguanaan fintech, yaitu:
Perlindungan dan apengguna
Potensi kehilangan maupun penurunan kemampuan finansial baik yang di akibatkan
oleh penyalahgunaan, penipuan, maupun force majeur dari kegiatan fintech
Perlindungan data pengguna
Isu privasi pengguna fintech yang rawan terhadap penyalahgunaan data baik yang di
sengaja maupun tidak sengaja (serangan hacker, malware, dll)
Laporan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menunjukkan sebanyak 59% dari penggunan
teknologi finansial atau fintech Indonesia berpendapatan menengah bawah.Rinciannya,
kelompok pendapatan Rp5-15 juta menjadi yang paling banyak menggunakan fintech, yakni
36%. Sementara, 23% pengguna berasal dari kelompok pendapatan di bawah Rp5
juta.Kemudian, sebanyak 18% pengguna fintech berasal dari kelompok pendapatan Rp15-30
juta. Adapula 6% pengguna fintech dari kelompok pendapatan Rp30-50 juta dan 17%
pengguna berpendapatan Rp50 juta.Sementara jika dilihat berdasarkan usia, mayoritas atau
73% pengguna fintech di dalam negeri merupakan segmen pada rentang usia 25-35
tahun.Adapun, laporan ini menunjukkan bahwa 62% penyelenggara fintech mengklaim telah
melayani usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari jumlah itu, 42% fintech
menyatakan nilai transaksi dari UMKM telah lebih dari Rp80 miliar.(Baca Juga: Sebanyak
102 Fintech P2P Lending Kantongi Izin dari OJK)
K. PENGERTIAN PINJAMAN
L. JENIS-JENIS PINJAMAN
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragamnya pula kebutuhan akan
kebutuhan jenis kreditnya. Berbagai jenis dan/atau pengelolaan kredit yang telah
dikembangkan hingga saat ini cukup banyak dan beragam berikut adalah beberapa
diantaranya:
BERDASARKAN JANGKA WAKTU
Berdasarkan jangka waktu, kredit dibedakan menjadi beberapa jenis;
Jangka pendek, apabila tenggang waktu yang diberikan untuk mengembalikan
kredit tidak lebih dari satu tahun.
Jangka menengah, apabila kredit yang diberikan berjangka waktu lebih dari
satu tahun sampai dengan tiga tahun.
Jangka panjang, apabila jangka waktu kredit yang diberikan lebih dari tiga
tahun.
BERDASARKAN SIFAT PENGGUNAANNYA
Berdasarkan sifat penggunaanya, kredit dibedakan menjadi beberapa jenis berikut:
Kredit konsumtif, apabila kredit yang diberikan tersebut oleh penerima kredit
digunakan untuk membiayai barang–barang konsumtif.
Kredit komersial, merupakan kredit yang oleh peminjamnya digunakan untuk
membiayai kegiatan usaha. Sumber pembayaranya berasal dari usaha yang dibiayai
tersebut. Seperti kredit mikro, kredit usaha kecil, kredit usaha menengah, kredit
korporasi
Namun dengan adanya berkembang pesat di era teknologi keuangan saat ini adalah peer
to peer (P2P) lending atau layanan pinjaman berbasis teknologi informasi (online). Layanan
pinjaman online adalah suatu metode memberi pinjaman kepada peminjam (borrower) baik
individu maupun entitas bisnis dan sebaliknya, peminjam dapat mengajukan pinjaman kepada
pemberi pinjaman. Layanan pinjaman online menghubungkan pemberi pinjaman dengan
peminjam secara online.
a) Kekuatan Hukum
Dasar hukum dari layanan fintech diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 77/POJK.01/2016 Tahun 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017
Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial. Kedua aturan ini dibentuk
bertujuan agar bisa mengikuti perkembangan teknologi keuangan yang sangat cepat.
Pada kegiatan kredit melalui media online seluruh perjanjian yang dibuat antara
debitur dan keditur tertuang di dalam kontrak elektronik. Pengaturan terkait dengan
kontrak elektronik tercantum dalam Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE) yang menyatakan bahwa: “Kontrak Elektronik adalah
perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik”. Kekuatan hukum
kontrak elektronik dapat dilihat di dalam Pasal 18 ayat (1) UU ITE yang menyatakan
bahwa, “Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik
mengikat para pihak.”
b) Keabsahan Perjanjian
Dengan adanya suatu perjanjian kredit melalui fintech tentu akan menimbulkan akibat
hukum baru. Landasan hukum utama yang digunakan dalam kegiatan pinjam
meminjam pada kegiatan fintech PTP adalah POJK 77 Tahun 2016. Landasan hukum
yang dapat dipergunakan menunjukan bukti dari keabsahan kegiatan kredit melalui
media online.Berdasarkan POJK No. 77 Tahun 2016 Pasal 1 angka 3 menyatakan:
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah
penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman
dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam
dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan
menggunakan jaringan internet.
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dari pihak Pemberi
Pinjaman kepada pihak Penerima Pinjaman yang sumber dananya berasal dari pihak Pemberi
Pinjaman. Yang dimaksud dengan:
1. Pemberi Pinjaman adalah orang, badan hukum, dan/atau badan usaha yang
mempunyai piutang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi.
2. Penerima Pinjaman adalah orang dan/atau badan hukum yang mempunyai utang
karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi.
REVIEW JURNAL
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Secara umum proses bisnis yang terjadi
adalah nasabah melakukan pengajuan pinjaman baru melalui web kemudian admin akan
melakukan persetujuan pinjaman. Setelah pengajuan pinjaman disetujuhi admin akan
melakukan transfer dana ke rekening nasabah