Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

SAMPUL...............................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................
1.2 Rumusuan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................................
BAB II PENJELASAN
2.1 Pengertian Fintech........................................................................................................
2.2 Peren Fintech................................................................................................................
2.3 Manfaat Fintech Di Indonesia.......................................................................................
2.4 Cara Kerja Fintech .......................................................................................................
2.5 Perkembangan Fintech Di Indonesia............................................................................
2.6 Peraturan Dan Ketentuan Industri Fintech Fintech ......................................................
2.7 Dasar Hukum Fintech Di Indonesia..............................................................................
2.8 Jenis Jenis Fintech Di Indonesia...................................................................................
2.9 Resiko Fintech..............................................................................................................
2.10 Pengguna Fintech I Indonesia Tahun 2021 (Berdasarkanpendapatan).........................
2.11 Pinjaman.......................................................................................................................
2.12 Jenis-Jenis Pinjaman.....................................................................................................
2.13 Pinjaman Online............................................................................................................
2.14 Kekuatan Hukum Dan Keabsahan Pinjaman Online Oleh
Fintech...........................................................................................................................
2.15 Resiko Pinjaman Oleh Fintech......................................................................................
2.16 Pinjaman Online Pada Januari – Oktober 2021............................................................

BAB III KESIMPULAN


3.1 Riview Jurnal................................................................................................................
3.2 Kesimpulan...................................................................................................................
3.3 Daftar Pustaka...............................................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan
Teknologi dan internet memiliki peran yang begitu besar dalam menunjang segala
aktivitas kehidupan manusia. Pemanfaatan teknologi digital di Indonesia yang sangat besar
tentu saja memberikan dampak bagi beberapa sektor, salah satunya adalah sektor bisnis
atau industri bisnis yang kemudian melahirkan perdagangan online atau ecommerce.
Namun, dampak dari semakin pesatmya perkembangan teknologi dan internet tidak hanya
merambah industri perdagangan, tetapi juga pada industri keuangan Indonesia. Bisnis
start-up di Indonesia yang terus berkembang dan kini merajai adalah Sebuah industri baru
financial technology (FinTech) . Fintech bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam
mengakses produk-produk keuangan, mempermudah transaksi, meningkatkan literasi
keuangan. Adapun perusahaanperusahaan Fintech di Indonesia didominasi oleh
perusahaan-perusahaan startup dengan potensi besar.
Konsep menggabungkan antara teknologi dan finansial ini diharapkan dapat
menciptakan proses transaksi keuangan yang praktis, aman, dan modern. Perusahaan
fintech dibagi dalam berbagai jenis seperti start-up pembayaran, peminjaman, investasi,
dan riset keuangan.
Fintech juga mumpuni menerbitkan system pinjaman uang dengan cara transparan.
Masyarakat bisa mengetahui berapa persen bunga yang harus dibayarkan, berapa cicilan
per bulannya dan berapa lama tenor pinjaman yang tersedia. Fintech sebagai inovasi
perkembangan keuangan digital sangat bermanfaat dan berdampak positif apabila
diterapkan di Indonesia.
Pengaturan tentang FinTech di Indonesia saat ini berada pada OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) selaku pengawas jasa keuangan. Kabarnya, OJK tengah mempersiapkan
regulasi terkait FinTech yang akan diterbitkan pada tahun 2016 ini. Semoga regulasi yang
dikeluarkan OJK mampu menjaga keseimbangan antara akses masyarakat pada sektor
keuangan melalui inovasi TIK di bidang finansial dengan persaingan usaha penyelenggara
jasa keuangan.

B. Latar Belakang Masalah


1. apa pengertian fintech?
2. Bagaimana peran fintech?
3. Bagaimana peran fintech bagi Indonesia?
4. Bagaimana cara kerja fintech?
5. Bagaimana perkembangan fintech di Indonesia?
6. Apa saja peraturan dan ketentuan industry fintech?
7. Apa saja dasar hukum fintech di Indonesia?
8. Apa saja jenis jenis fintech di Indonesia?
9. Apa saja resiko fintech?
10. Berapa banyak pengguna fintech di Indonesia pada tahun 2021(berdasarkan
pendapatan)?
11. Apa pengertian pinjaman?
12. Apa saja jenis-jenis pinjaman
13. Apa penegrtian pinjaman online
14. bagaimana kekuatan hokum dan keabsahan pinjaman online oleh fintech?
15. Apa saja resiko pinjaman online fintech?
16. Berapa tingkat pinjaman online pada januari – oktober 2021?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian fintech
2. Menjabarkan peran fintech
3. Menjabarkan peran fintech di Indonesia
4. Menjelaskan cara kerja fintech
5. Menjelaskan perkembangan fintech di Indonesia
6. Menjabarkan peraturan dan ketentuan industry fintech
7. Menjelaskan dasar hokum fintech di Indonesia
8. Menjabarkan jenis jenis fintech di Indonesia
9. Menjabarkan resiko pengguanaan fintech
10. Menjabarkan banyaknya pengguna fintech di Indonesia pada tahun 2021
(berdasarkan pendapatan)
11. Menjelaskan pengertian pinjaman
12. Menjabarkan jenis-jenis pinjaman
13. Menjelaskan penegrtian pinjaman online
14. Menjelaskan kekuatan hukum dan keabsahan pinjaman online oleh fintech?
15. Menjabarkan resiko pinjaman online fintech?
16. Menjabarkan tingkat pinjaman online pada januari – oktober 2021?
BAB II

A. PENGERTIAN FINTECH

Fintech adalah singkatan dari financial technology yang berarti teknologi keuangan.
Jadi sebenarnya apa itu fintech adalah inovasi teknologi yang dikembangkan dalam bidang
finansial sehingga transaksi keuangan bisa dilakukan dengan praktis, mudah, dan efektif.

Financial Technologi (FinTech) adalah salah satu bentuk penerapan teknologi


informasi di bidang keuangan. Alhasil, keluarlah berbagai model keuangan baru yang
pertama kali mulai oleh Zopa pada tahun 2004, yaitu sebuah institusi keuangan di negara
Inggris yang menjalankan jasa peminjaman uang. Dalam perspektif sejarah, konsep inti dari
pengembangan Fintech tidak lepas dari aplikasi konsep peer-to-peer (P2P) yang digunakan
oleh Nepster pada tahun 1999 untuk music sharing. Aplikasi konsep peer-to-peer sendiri
adalah sebuah paradigma atau permodelan jaringan di mana setiap peer (sebutan untuk setiap
komputer) yang mampu terhubung dan ikut berkontribusi di dalam penyediaan layanan dan
pertukaran data. Pada permodelan jaringan peer-to-peer (P2P) tidak menyediakan komputer
client dan server.

Inovasi yang berkembang disini adalah pengadaptasian prinsip jaringan komputer


yang diterapkan pada bidang keuangan. Meski pada mulanya konsep financial P2P ini
diperuntukkan bagi start-up (wirausaha baru) dalam mencari investor untuk membiayai
bisnisnya. Tetapi dalam perkembangannya finansial P2P ini memiliki partisipan yang lebih
luas tidak hanya para pemodal untuk menginvestasikan uangnya kepada start-up baru.
Dengan banyaknya partisipan yang berkontribusi memasukkan uang, maka kemudian
menjadi crowdfunding, sehingga pemanfaatan finansial P2P tidak terbatas bagi para start-up
saja seperti yang dilakukan oleh perusahaan Zopa di Inggris.

StartUp fintech tentunya tidak akan banyak bermunculan bila tidak memiliki peran
yang besar. Salah satu peran startup fintech adalah memajukan perkembangan bitcoin.
Bitcoin adalah jaringan pembayaran inovatif dan jenis uang baru. Dengan begitu, masyarakat
yang tidak memiliki akun bank tetap bisa melakukan transaksi pembayaran atau pengiriman
uang dengan bitcoin. Kemudian, startup fintech dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pasalnya, startup fintech dapat menghadirkan merchant yang menerima pembayaran kartu
debit dan kredit dengan biaya rendah. Startup fintech juga dapat membangun infrastruktur
perbankan sebagai solusi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, startup
fintech dapat menghapus adanya orang atau badan yang memberikan peminjaman dengan
bunga tinggi untuk mengambil keuntungan. Adanya startup fintech bisa membuat sistem
peminjaman uang dilakukan dengan cara yang transparan.
B. PERAN FINTECH

Fintech dengan layanan keuangan seperti crowdfunding, mobile payments, dan jasa
transfer uang menyebabkan revolusi dalam bisnis startup. Dengan crowdfunding, bisa
memperoleh dana dari seluruh dunia dengan mudah, bahkan dari orang yang belum pernah
ditemui sekalipun Fintech juga memungkinkan transfer uang secara global atau internasional.
Jasa pembayaran seperti PayPal otomatis mengubah kurs mata uang, sehingga yang berada di
Amerika bisa membeli barang dari Indonesia dengan mudahnya, Fintech juga memiliki peran
penting dalam mengubah perilaku dan ekspektasi konsumen diantaranya :

a. Dapat mengakses data dan informasi kapan saja dan dimana saja
b. Menyamaratakan bisnis besar dan kecil sehingga cenderung untuk memiliki
ekspektasi tinggi meski terhadap bisnis kecil yang baru dibangun.

Secara global, industri Fintech terus berkembang dengan pesat. Terbukti dari
bermunculannya perusahaan startup di bidang ini serta besarnya investasi global di dalamnya.
Khususnya di Indonesia, bisnis ini berkembang sangat pesat hingga menarik perhatian
seluruh pebisnis di Indonesia.

C. PERAN FINTECH DI INDONESIA

Peran fintech di Indonesia yaitu:

 Mendorong pemerataan tingkat kesejahteraan penduduk.


 Membantu pemenuhan kebutuhan pembiayaan dalam negeri yang masih sangat
besar.
 Mendorong distribusi pembiayaan Nasional masih belum merata di 17.508 pulau.
 Meningkatkan Inklusi keuangan nasional.
 Mendorong kemampuan ekspor UMKM yang saat ini masih rendah.

D. CARA KERJA FINTECH

Fintech adalah salah satu bidang usaha sophisticated yang mengintegrasikan pengelolaan
keuangan, penyimpanan, distribusi uang, dan teknologi. Oleh karena itu, cara kerja fintech
kompleks dan bercabang-cabang sesuai layanannya kepada masyarakat.

Kita ambil contoh fintech penyedia kredit elektronik. Cara kerja fintech penyedia kredit
pertama-tama adalah menerima pendataan dari masyarakat nasabah kredit. Setelah
melakukan verifikasi data serta penjaminan ke Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank
Indonesia (BI), fintech akan mencairkan dana ke toko elektronik tempat nasabah mengajukan
kredit.
E. PERKEMBANGAN FINTECH DI INDONESIA

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan bertumbuhnya perusahaan-


perusahaan startup, semakin besar pula perkembangan fintech di Indonesia. Teknologi fintech
Indonesia dimulai tahun 2006, namun sayangnya saat itu masih sedikit perusahaan
menggeluti bidang ini.

Ketika Asosiasi Fintech Indonesia didirikan pada tahun 2015, maka kepercayaan fintech
Indonesia mulai tumbuh di kalangan masyarakat. Akibatnya, perusahaan fintech di Indonesia
mengalami pertumbuhan begitu pesat hingga 140 perusahaan tercatat dalam daftar fintech
OJK.

Tidak berhenti sampai situ, pada tahun 2017 berkembang lagi fintech syariah. Fintech
syariah merupakan jenis fintech yang bergerak atas dasar prinsip Islam. Oleh karena itu,
lahirlah Asosiasi Fintech Syariah Indonesia yang menaungi fintech syariah di Indonesia.

F. PERATURAN DAN KETENTUAN DALAM INDUSTRI FINTECH

Akibat perkembangan Fintech yang diprediksikan akan terus naik, BI sebagai pemegang
otoritas sistem pembayaran terus mensinergikan beberapa kepentingan melalui tiga hal:

a. Promosi sistem pembayaran yang kondusif


b. Mengarahkan industri untuk bergerak secara efisien
c. Memperkuat perlindungan konsumen. Peran aktif Bank Indonesia di sektor Fintech
juga ditunjukkan dengan terbentuknya Bank Indonesia Fintech Office pada tahun
2016 yang membuat peraturan atau regulasi untuk mengatur jalannya sektor baru ini
dengan aman dan nyaman.

Sementara ini, Bank Indonesia sudah mengeluarkan peraturan No.18/40/PBI/2016 untuk


mengatur proses pembayaran transaksi e-commerce agar lebih aman dan efisien. Peraturan ini
juga mengatur, memberikan izin, dan mensupervisi penerapan pelayanan pembayaran yang
dilakukan oleh principal, provider, pengakuisisi, clearing house, penyedia penyelesaian akhir,
dan penyedia transfer dana.

Selain itu, juga muncul sebuah POJK atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, yaitu POJK
No.77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi. Dalam peraturan ini, Anda dapat mengetahui panduan dalam pelaksanaan bisnis
Fintech pada bagian pinjaman, misalnya saja Peer to Peer (P2P) Lending. Adapun beberapa
bagian yang diatur dalam POJK No.77/POJK.01/2016 tersebut antara lain:

 Kegiatan usaha,
 Pendaftaran perizinan,
 Mitigasi risiko,
 Pelaporan, dan
 Tata kelola sistem teknologi informasi.
G. DASAR HUKUM FINTECH DI INDONESIA

Penerapan fintech di Indonesia telah diatur oleh pemerintah melalui penerbitan regulasi
Bank Indonesia. Selengkapnya tentang dasar hukum fintech adalah sebagai berikut:

 Surat Edaran Bank Indonesia No. 18/22/DKSP mengenai Penyelenggaraan Layanan


Keuangan Digital.
 Peraturan Bank Indonesia No. 18/17/PBI/2016 mengatur segala hal terkait Uang
Elektronik.
 Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 menetapkan Penyelenggaraan
Pemrosesan Transaksi Pembayaran.

H. JENIS-JENIS FINTECH DI INDONESIA

Perkembangan fintech di Indonesia mengakibatkan muncul berbagai inovasi produk


fintech yang membantu aktivitas keuangan dan menunjang kehidupan masyarakat. Berikut
adalah jenis jenis fintech yang berkembang belakangan ini.

 Peer-to-peer Lending
Jenis pertama fintech adalah peer-to-peer lending. jasa keuangan yang menyediakan
peminjaman dana untuk modal usaha atau memenuhi kebutuhan. Adanya contoh
fintech ini membantu para pelaku usaha untuk memperoleh modal dengan cepat
secara online. Namun, Anda tetap harus waspada terhadap fintech ilegal seperti
pinjaman online tidak resmi yang berpotensi menipu nasabahnya. Pastikan Anda
memilih pinjaman online yang legal. Daftar fintech OJK yang resmi bisa Anda simak
di laman resmi OJK.
 Crowdfunding
Crowdfunding adalah produk fintech sebagai platform mempertemukan pihak yang
memerlukan dana dan pihak donatur dengan jaminan transaksi secara aman dan
mudah. Crowdfunding tak hanya dimanfaatkan dalam pengumpulan donasi saja,
namun juga diterapkan dalam mengembangkan usaha untuk menemukan investor dan
pelaku bisnis.
 E-Wallet
Jenis fintech yang berikutnya adalah dompet digital, atau disebut juga dengan e-
wallet. Produk fintech satu ini berperan menyediakan tempat menyimpan uang secara
elektronik bagi penggunanya. Tujuan produk fintech berupa e-wallet adalah untuk
mempermudah pengguna melakukan pencairan dana untuk transaksi di aplikasi-
aplikasi lain, seperti marketplace, merchant app, dan semacamnya.Micro
 Micro Finance
Keempat, jenis fintech adalah micro finance. Micro finance merupakan layanan
perusahaan fintech yang membantu masyarakat kelas menengah ke bawah untuk
menunjang kehidupan dan keuangan mereka melalui penyediaan layanan finansial.
 Payment Gateway
Jenis kelima fintech adalah payment gateway. Payment gateway merupakan sistem
fintech yang melakukan otorisasi pembayaran melalui transaksi online. Contoh
fintech dalam payment gateway ini yakni paypal.
 Investasi
Seiring berkembangnya fintech, proses investasi dapat dilakukan secara mudah.
Banyak instrumen investasi bermigrasi melalui aplikasi online sehingga investor
dengan mudah menanamkan modalnya.
 Bank Digital
Jenis fintech yang terakhir adalah bank digital, yaitu bank yang 100% transaksinya
dilakukan secara digital, mulai dari pendaftaran rekening sampai manajemen asetnya.
Bank digital berbeda dengan mobile-banking, karena dalam transaksinya m-
banking masih berkaitan dengan bank offline sedangkan bank digital 100%
transaksinya elektronik.
Salah satu contoh produk fintech berupa bank digital di Indonesia adalah ONe
Mobile. Meski dirilis oleh OCBC NISP, ONe Mobile adalah entitas digital yang
berdiri sendiri, dengan manajemen aset terpisah dari rekening non-digital. Kalau ingin
tahu lebih jauh, Anda bisa coba pasang aplikasi ONe Mobile dari Playstore/Apple
Store dan bandingkan dengan rekening OCBC NISP biasa.

I. RESIKO FINTECH
Ada dua resiko dalam pengguanaan fintech, yaitu:
 Perlindungan dan apengguna
Potensi kehilangan maupun penurunan kemampuan finansial baik yang di akibatkan
oleh penyalahgunaan, penipuan, maupun force majeur dari kegiatan fintech
 Perlindungan data pengguna
Isu privasi pengguna fintech yang rawan terhadap penyalahgunaan data baik yang di
sengaja maupun tidak sengaja (serangan hacker, malware, dll)

J. PENGGUNA FINTECH DI INDONESIA PADA TAHUN TAHUN 2021


(BERDASARKAN PENDAPATAN)

Laporan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menunjukkan sebanyak 59% dari penggunan
teknologi finansial atau fintech Indonesia berpendapatan menengah bawah.Rinciannya,
kelompok pendapatan Rp5-15 juta menjadi yang paling banyak menggunakan fintech, yakni
36%. Sementara, 23% pengguna berasal dari kelompok pendapatan di bawah Rp5
juta.Kemudian, sebanyak 18% pengguna fintech berasal dari kelompok pendapatan Rp15-30
juta. Adapula 6% pengguna fintech dari kelompok pendapatan Rp30-50 juta dan 17%
pengguna berpendapatan Rp50 juta.Sementara jika dilihat berdasarkan usia, mayoritas atau
73% pengguna fintech di dalam negeri merupakan segmen pada rentang usia 25-35
tahun.Adapun, laporan ini menunjukkan bahwa 62% penyelenggara fintech mengklaim telah
melayani usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari jumlah itu, 42% fintech
menyatakan nilai transaksi dari UMKM telah lebih dari Rp80 miliar.(Baca Juga: Sebanyak
102 Fintech P2P Lending Kantongi Izin dari OJK)

K. PENGERTIAN PINJAMAN

Pengertian pinjaman secara terminologi berarti memotong. Karena pinjaman adalah


bagian dari (potongan) harta orang yang memberikan pinjaman. Pinjaman pun berarti harta
yang diberikan dan harus di kembalikan lagi. Sedangkan secara terminologi pinjaman berarti
memberikan harta sebagai bantuan bagi orang yang memerlukan untuk kemudian di ganti.
Menurut Suhrawardi, Pinjam-meminjam adalah memberikan sesuatu yang halal
kepada orang lain untuk diambil manfaatnya denga tidak merusak zatnya, agar dapat
dikembalikan zat barang itu
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian pinjaman, menurut Thomas
Suyatno, unsur-unsur dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu suatau keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang dberikan (berupa
uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali sesuai dengan
jangka waktu yang telah di tentukan yang telah di perjanjikan. Pihak pemberi
kredit memberikan kredit sama halnya dengan memberikan kepercayaan
kepada penerima kredit, bahwa pihak penerima kredit akan dapat memenuhi
kewajibanya.
Kepercayaan menurut Putnam adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah
masyarakat yang ditunjukan oleh adanya perilaku jujur, teratur dan kerjasama
berdasarkan norma-norma yang dianut bersama.
2. Kesepakatan
Kesepakatan merupakan unsur yang mutlak untuk sahnya suatu perjanjian.
Kesepakatan adalah kesesuaian kehendak antara kedua belah pihak dalam
perjanjian. Maka berarti kedua belah pihak harus mempunyai kebebasan.
Kesepakatan harus dibuat secara sukarela, tanpa adanya paksaan, penipuan
dan kekhilafan yang dapat menimbulkan cacat bagi perwujudan kehendak
tersebut. Disamping unsur percaya, di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan
ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menendatangani baik hak maupun kewajibanya.
3. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan periode waktu yang diperlukan oleh peminjam
untuk membayar kembali kredit yang telah di terima. Jangka waktu dapat
bervariasi berupa jangka waktu yang pendek, menengah, atapun panjang.21
Dalam memilih jangka waktu pinjaman hendaknya memperhatikan beberapa
faktor berikut: pertama kemampuan bayar, kedua bunga dan angsuran
pinjaman, ketiga adalah tujuan dari pinjaman tersebut.
4. Risiko Faktor
risiko kerugian dapat di akibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian yang
diakibatkan oleh penerima kredit sengaja tidak mau membayar kreditnya
padahal mampu dan risiko kerugian yang diakibatkan oleh penerima kredit
yang tidak sengaja, yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam.
Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian. Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar
risikonya tidak tertagih, demikian juga sebaliknya. Penilaian risiko menurut
Peter Bernstenin (1996) berdasarkan posisi keuangan terkini, jumlah uang
yang akan dipinjam, keamanan yang akan diusulkan. Selain itu juga dalam
penilaian risiko bisa menggunakan analisis 5C yang sering digunakan oleh
pihak perbankan.
5. Balas jasa/ imbalan
Sebagai balas jasa atas dana yang disalurkan oleh pemberi kredit, maka
penerima kredit membayar sejumlah tertentu sesuai kesepakatan yang di
sepekati,misalnya besaran balas jasa.

L. JENIS-JENIS PINJAMAN
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragamnya pula kebutuhan akan
kebutuhan jenis kreditnya. Berbagai jenis dan/atau pengelolaan kredit yang telah
dikembangkan hingga saat ini cukup banyak dan beragam berikut adalah beberapa
diantaranya:
BERDASARKAN JANGKA WAKTU
Berdasarkan jangka waktu, kredit dibedakan menjadi beberapa jenis;
 Jangka pendek, apabila tenggang waktu yang diberikan untuk mengembalikan
kredit tidak lebih dari satu tahun.
 Jangka menengah, apabila kredit yang diberikan berjangka waktu lebih dari
satu tahun sampai dengan tiga tahun.
 Jangka panjang, apabila jangka waktu kredit yang diberikan lebih dari tiga
tahun.
BERDASARKAN SIFAT PENGGUNAANNYA
Berdasarkan sifat penggunaanya, kredit dibedakan menjadi beberapa jenis berikut:
 Kredit konsumtif, apabila kredit yang diberikan tersebut oleh penerima kredit
digunakan untuk membiayai barang–barang konsumtif.
 Kredit komersial, merupakan kredit yang oleh peminjamnya digunakan untuk
membiayai kegiatan usaha. Sumber pembayaranya berasal dari usaha yang dibiayai
tersebut. Seperti kredit mikro, kredit usaha kecil, kredit usaha menengah, kredit
korporasi
Namun dengan adanya berkembang pesat di era teknologi keuangan saat ini adalah peer
to peer (P2P) lending atau layanan pinjaman berbasis teknologi informasi (online). Layanan
pinjaman online adalah suatu metode memberi pinjaman kepada peminjam (borrower) baik
individu maupun entitas bisnis dan sebaliknya, peminjam dapat mengajukan pinjaman kepada
pemberi pinjaman. Layanan pinjaman online menghubungkan pemberi pinjaman dengan
peminjam secara online.

M. PENGERTIAN PINJAMAN ONLINE


Pinjaman Online tersebut menawarkan syarat yang mudah dengan pencairan yang
cepat. Biasanya syarat tersebut menggunakan : KTP, Kartu Keluarga, NPWP, SIM, Nomor
Telepon dan memiliki rekening Bank. Kemudian berkas tersebut hanya cukup dengan difoto
lalu diunggah. Begitu juga dengan cara pembayaran nya yang begitu mudah dangan cara
transfer antar bank maupun melalu indomaret/alfamart terdekat.
Ada 3 alur Pinjaman Online :
a. Isi syarat dan informasi. Calon borrower mengajukan pinjaman dan melengkapi
informasi yang dibutuhkan pada aplikasi pinjaman. Syarat yang dibutuhkan antara
lain KTP, foto diri, dan foto selfe bersama KTP.
b. Analisis dan persetujuan. Perusahaan P2P lending akan menganalisis dan menyetujui
aplikasi pinjaman sebelum ditawarkan kepada pemilik dana atau pendana.
c. Membayar pinjaman. Sebagai borrower kamu membayar pinjaman melalui
perusahaan P2P lending sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

N. KEKUATAN HUKUM DAN KEABSAHAN PINJAMAN ONLINE OLEH


FINTECH

a) Kekuatan Hukum

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah


penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman
dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam
dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan
menggunakan jaringan internet. Layanan pinjam uang berbasis aplikasi atau teknologi
informasi merupakan salah satu jenis penyelenggaraan teknologi finansial (Fintech)
kategori jasa keuangan/financial lainnya.

Dasar hukum dari layanan fintech diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 77/POJK.01/2016 Tahun 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017
Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial. Kedua aturan ini dibentuk
bertujuan agar bisa mengikuti perkembangan teknologi keuangan yang sangat cepat.
Pada kegiatan kredit melalui media online seluruh perjanjian yang dibuat antara
debitur dan keditur tertuang di dalam kontrak elektronik. Pengaturan terkait dengan
kontrak elektronik tercantum dalam Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE) yang menyatakan bahwa: “Kontrak Elektronik adalah
perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik”. Kekuatan hukum
kontrak elektronik dapat dilihat di dalam Pasal 18 ayat (1) UU ITE yang menyatakan
bahwa, “Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik
mengikat para pihak.”

b) Keabsahan Perjanjian

Dengan adanya suatu perjanjian kredit melalui fintech tentu akan menimbulkan akibat
hukum baru. Landasan hukum utama yang digunakan dalam kegiatan pinjam
meminjam pada kegiatan fintech PTP adalah POJK 77 Tahun 2016. Landasan hukum
yang dapat dipergunakan menunjukan bukti dari keabsahan kegiatan kredit melalui
media online.Berdasarkan POJK No. 77 Tahun 2016 Pasal 1 angka 3 menyatakan:
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah
penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman
dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam
dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan
menggunakan jaringan internet.

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dari pihak Pemberi
Pinjaman kepada pihak Penerima Pinjaman yang sumber dananya berasal dari pihak Pemberi
Pinjaman. Yang dimaksud dengan:

1. Pemberi Pinjaman adalah orang, badan hukum, dan/atau badan usaha yang
mempunyai piutang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi.
2. Penerima Pinjaman adalah orang dan/atau badan hukum yang mempunyai utang
karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi.

Perjanjian pelaksanaan Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi


meliputi:

a. Perjanjian antara Penyelenggara dengan Pemberi Pinjaman


b. Perjanjian antara Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman.

O. RESIKO PINJAMAN ONLINE FINTECH


Ada beberapa hal yang harus diketahui dan disimak dari Peer To Peer (P2Ph Lending.
Bahwasanya tidak ada di dunia ini bebas dari resiko, bebas ataupun kecil pasti ada resiko
yang dilakukan termasuk dalam hal pinjaman online. Resiko-resiko itu perlu diperhatikan
ketikan memutuskan untuk ikut menjadi pendana (Lender) dan peminjam (Borrower) dalam
bisnis Peer To Peer (P2P) Lending, yaitu sebagai berikut :
1. Resiko Bunga Tinggi
Resiko bunga tinggi bagi peminjam tidak seperti suku bunga perbankan yang diatur
ketat, pinjaman online/P2P Lending masih belum mempunyai aturan yang lengkap.
Saat ini suku bunga pinjaman online ditawarkan dikisaran 14% sampai dengan 30%
per bulan. Besaran suku bunga ditentukan oleh perusahaan P2P lending berdasarkan
scoring profil peminjam sebagai calon debitur.
Jika memiliki profl risiko yang rendah dan didukung oleh agunan yang mencukupi,
maka bisa jadi akan memiliki profl kredit A, sehingga suku bunga yang dapatkan
rendah. Sedangkan jika memiliki profil kredit yang kurang baik, maka akan mendapat
peringkat B atau C, sehingga suku bunga kredit yang akan di bayar per bulan lebih
besar. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka beban yang harus ditanggung untuk
melunasi hutan-hutan juga lebih besar.
2. Harus membayar biaya layanan 3% sampai 5%.
Jika pinjaman telah disetujui, maka diwajibkan untuk mambayar biaya layanan yang
besarnya sekitar 3%-5% dari nilai pinjaman. Itu berarti jika peminjam mendapatkan
persetujuan pinjaman sebesar Rp10 juta, maka uang yang bisa didapatkan hanya akan
ada dikisaran Rp 9,5 juta sampai Rp9,7 juta. Besarnya biaya layanan berbeda-beda
tergantung dari perusahaan aplikasi mana yang pergunakan.
3. Jangka Waktu Pelunasan Pendek Maksimal 12 Bulan
Jangka waktu atau tenor maksimal dari pinjaman online adalah 12 bulan. Dengan
begitu bisa dikatakan bahwa pinjaman online adalah pinjaman jangka pendek,
sehingga seharusnya dipakai untuk membiayai keperluan jangka pendek. Disarankan
untuk tidak menggunakan pinjaman online untuk pembiayaan bisnis yang
menawarkan potensi keuntungan jangka menengah atau jangka panjang.
4. Limit kredit pinjaman online yang rendah
Dengan jangka waktu pelunasan yang sangat pendek, bahkan hanya 2-3 bulan, maka
limit kredit pinjaman online juga lebih kecil dibandingkan dengan jenis pinjaman
perbankan. Dari sebuah aplikasi kamu bisa mengajukan pinjaman antara Rp1 juta
sampai Rp50 juta hanya berbekal KTP. Dengan persyaratan yang mudah dan proses
yang eepat, tidak salah jika kemudian pinjaman online banyak diminati masyarakat.
Limit pinjaman online akan bertambah jika kamu bisa menyediakan jaminan atau
agunan dengan nilai yang tinggi. Tidak hanya agunan bergerak dan tidak bergerak
seperti properti, tanah, atau emas, bisa juga menjaminkan hal lain seperti surat
kontrak bisnis.
5. Resiko Bocornya Data Handphone
Mengajukan Pinjaman Online Pada saat mengajukan pinjaman online, ada potensi
bocornya data nomor kontak dihandphone boeor dan diambil oleh perusahaan P2P
lending. Sebab, saat aplikasi unduh, untuk bisa berfungsi 100% maka harus
menyetujui permintaan akses galeri foto, kontak nomer telepon, dan kamera. Jangan
kaget jika kemudian banyak friend list dalam daftar kontak kemudian ditelpon saat
masalah terjadi.
Contoh pinjama online yang sudah terdaftar dan terizin

NO Nama Fintech Website Status


1. Danamas p2p.danamas.co.id Terdaftar dan
Berizin
2. Investree www.investree.id Terdaftar dan
Berizin
3. Indodana indodana.id Terdaftar dan
Berizin
4. Amartha amartha.com Terdaftar dan
Berizin
5. Dompet Kilat www.dompetkilat.co.id Terdaftar dan
Berizin
6. KIMO kimo.co.id Terdaftar dan
Berizin
7. TOKO MODAL www.tokomodal.co.id Terdaftar dan
Berizin
8. modalku modalku.co.id Terdaftar dan
Berizin
9. Kredit Pintar kreditpintar.co.id Terdaftar dan
Berizin
10. Maucash maucash.id Terdaftar dan
Berizin

P. PINJAMAN ONLINE PADA JANUARI-OKTOBER 2021


Berdasarkan Statistik Fintech Lending Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
outsanding pinjaman online (pinjol) atau pinjaman yang masih beredar mencapai Rp 27,9 triliun
pada oktober 2021. Angkanya meningkat 1,45% dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 27,5
triliun.Outsanding pinjaman online (pinjol) terus meningkat sejak awal tahun. Outsanding pinjol pada
Oktober 2021 meningkat 57,49% jika dibandingkan pada Januari 2021 yang sebesar Rp 16,1
trilun.Outstanding pinjol tersebut mengalir ke 19,94 juta rekening penerima pinjaman aktif. Secara
rinci, 19,94 juta merupakan penerima pinjaman perseorangan, dan 2,78 ribu merupakan badan
usaha.Berdasarkan kualitas pembiayaannya, outsanding pinjol senilai Rp 25,39 triliun merupakan
pinjol lancar dengan pembayaran sampai dengan 30 hari. Sisanya, Rp 1,91 triliun merupakan
pinjaman tidak lancar dengan pembayaran terlambat 30-90 hari serta ada Rp 593 miliar pinjol yang
macet atau lebih dari 90 hari.Berdasarkan jenis kelamin penerima pinjaman perseorangan, secara
nilai outstanding pinjol dari perempuan mendominasi dengan jumlah Rp 12,41 triliun. Namun,
jumlah rekening penerima pinjaman aktif perempuan lebih sedikit daripada laki-laki, yakni 9,07 juta
rekening.Sementara itu, nilai outstanding pinjol dari laki-laki tercatat sebesar Rp 11,12 triliun.
Outstanding pinjol tersebut mengalir ke 10,86 juta rekening penerima pinjaman aktif. Adapun dari
sisi kelompok umur, milenial usia 19-34 tahun mendominasi outstanding pinjol sebesar Rp 15,56
triliun. Diikuti kelompok umur 35-54 tahun dengan outstanding pinjol sebesar Rp 7,17 triliun.(Baca:
OJK: Penyaluran Pinjaman Fintech Lending Turun Jadi Rp 13,61 Triliun pada Oktober 2021)
BAB III

REVIEW JURNAL

“SISTEM INFORMASI FINTECH PINJAMAN ONLINE BERBASIS WEB “

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam merancang sistem informasi fintech pinjaman online berbasis web ini
diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi. Hasil dari analisis
masalah, sistem yang di usulkan dalam “Sistem informasi fintech pinjaman secara online
berbasis web”.
Aktifitas akses informasi yaitu akses aplikasi oleh aktor untuk mendapatkan informasi
pinjaman online seperti layanan produk. Aktifitas mengisi form daftar yaitu proses
pendaftaran dengan mengisi data diri oleh users. Aktifitas mengisi form login user yaitu akses
aplikasi secara penuh oleh user dengan memasukan username dan password. Aktifitas
melengkapi form pendaftaran merupakan proses untuk melengkapi data user dan berkas yang
diminta oleh sistem Aktivitas verivikasi pendaftaran adalah proses validasi data terhadap
berkas yang dikirimkan oleh user yang dilakukan oleh admin kemudian jika data telah
lengkap dan sesuai maka status pendaftaran disetujui dan user bisa melakukan aktifitas
transaksi. Aktifitas mengisi form pengajuan pinjaman adalah mengisi nominal yang
dibutuhkan oleh users.
Aktifitas proses pengajuan pinjaman adalah proses persetujuan pengajuan pinjaman oleh
admin atas pengajuan pinjaman baru yang di ajukan oleh user. Aktifitas mengisi form tarik
saldo adalah proses pengajuan penarikan saldo oleh users. Aktifitas proses pengajuan tarik
saldo adalah proses persetujuan pengajuan penarikan saldo yang diajukan oleh user dan
dilakukan oleh admin, jika pengajuan tarik saldo disetujui maka admin akan melakukan
transfer dana secara manual ke rekening users. Aktifitas mengisi form setor saldo adalah
proses pengajuan tambah saldo oleh user. Aktifitas proses input saldo adalah proses
persetujuan pengajuan tambah saldo yang diajukan oleh user, dalam hal ini admin akan cek
dana yang di transfer oleh user secara manual. Setelah dana diterima akan melakukan input
tambah saldo rekening user.

KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Secara umum proses bisnis yang terjadi
adalah nasabah melakukan pengajuan pinjaman baru melalui web kemudian admin akan
melakukan persetujuan pinjaman. Setelah pengajuan pinjaman disetujuhi admin akan
melakukan transfer dana ke rekening nasabah

Anda mungkin juga menyukai