Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


FAKULTAS EKONOMI
Kampus Universitas Negeri Jakarta, Gedung M, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220
Telepon (021) 4721227, Fax: (021) 4706285, Surat Elektronik: fe@unj.ac.id
Laman: fe.unj.ac.id

Teknologi Finansial: Pembayaran Digital - Kemudahan atau Kerugian?

Dalam artikel yang dirilis oleh Bank Indonesia pada laman resminya pada Desember,
2018 memberi penjelasan bahwa teknologi keuangan atau financial technology (sering disebut
Fin-Tech) merupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang pada akhirnya
mengubah model suatu bisnis yang awalnya bersifat konvensional menjadi lebih moderat, yang
mulanya ketika melakukan kegiatan pembayaran pembeli dan penjual harus bertatap – muka dan
membawa uang kas, menjadi dapat dilakukan dari jarak jauh.

Perubahan dari sistem yang konvensional menjadi moderat ini terutama dalam hal
keuangan terjadi seiring dengan perubahan zaman dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Perubahan gaya hidup masyarakat ini didorong oleh perkembangan teknologi dan informasi yang
juga menuntut gaya hidup serba cepat.

Di era digital yang serba cepat, teknologi keuangan (FinTech) telah mengubah cara kita
melakukan transaksi keuangan. Sistem pembayaran digital, yang merupakan komponen utama
FinTech, telah mendapatkan popularitas besar karena kenyamanan dan aksesibilitasnya. Namun,
seperti kemajuan teknologi lainnya, terdapat kekhawatiran dan perdebatan seputar dampaknya.
Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemudahan dan kelemahan pembayaran digital,
menganalisis kelebihan, kekurangan, dan potensi konsekuensinya terhadap individu, bisnis, dan
ekosistem keuangan secara keseluruhan.

I. Pengertian Pembayaran Digital


Sistem pembayaran digital yang juga biasa disebut sebagai pembayaran online
atau elektronik, adalah proses pemindahan uang antar rekening pembayaran melalui
perangkat digital seperti ponsel pintar dan sistem point-of-sale (sistem POS) atau
komunikasi digital seperti komputer atau data nirkabel seluler. Pembayaran digital
melibatkan kegiatan transaksi secara elektronik, menghilangkan kebutuhan uang tunai
atau cek fisik. Sedangkan sistem pembayaran digital secara umum diartikan sebagai
pembayaran yang dilakukan dengan metode transfer bank, kartu pembayaran, atau uang
digital. Dengan demikian kegiatan pembayaran yang dilakukan menggunakan kartu
kredit, transfer bank, atau uang digital dianggap dilakukan melalui sistem pembayaran
digital.

Pembayaran yang dilakukan dengan cara cashless, paperless, dan contactless


semuanya termasuk dalam kategori pembayaran digital. Dunia kini mulai menerima
pertukaran transaksi yang lebih nyaman berkat adanya teknologi seperti mesin elektronik
dan kecerdasan buatan.

Di Indonesia sendiri transaksi terutama dalam hal pembayaran yang


memanfaatkan kemajuan teknologi telah berkembang dengan sangat pesat. Pada tahun
2022 sendiri transaksi yang dilakukan secara elektronik atau digital tumbuh sebesar 30,84
persen mencapai nilai Rp 399,6 triliun (dikutip dari portal informasi Indonesia), bahkan
angka tersebut diprediksi akan meningkat sebesar 23,9 persen di tahun 2023 mencapai Rp
495,2 triliun.

Angka tersebut belum mencakup transaksi digital lain seperti transaksi digital
banking, yang berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2022 transaksi digital
banking meningkat 28,72 persen disbanding tahun sebelumnya menjadi Rp 52.545,8
triliun.Di tahun 2023 ini, Bank Indonesia juga memproyeksikan peningkatan nilai
transaksi digital bangking mencapai Rp 64.175,2 triliun atau mengalami peningkatan
sebesar 22,13 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pembayaran digital sendiri memiliki berbagai jenis, berikut adalah beberapa


diantaranya :
1. Kartu ATM atau Kartu Perbankan
Yang pertama ada Kartu Perbankan, ini merupakan alat pembayaran digital yang sejak
dulu banyak digunakan oleh orang Indonesia. Kartu perbankan yang sering digunakan seperti
kartu debit atau kredit sebagai alternatif pembayaran tunai. Metode pembayaran digital ini
sudah ada sejak tahun 80-an. Metode ini merupakan yang paling sering digunakan karena
beberapa alasan, seperti kenyamanan, portabilitas, keselamatan, dan juga keamanan.

2. Dompet Digital atau E-Wallet


Kedua ada dompet digital atau E-Wallet. Pembayaran digital ini merupakan jenis
dompet di mana kamu bisa membawa uang dalam format digital. Saat ini, banyak sekali bank
yang telah meluncurkan dompet digital versi mereka sendiri. Selain dari perbankan juga,
dari perusahaan swasta juga meluncurkan dompet digital mereka, seperti GoPay, OVO,
DANA, dan lain sebagainya.

3. QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard


QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard merupakan penyatuan
berbagai macam QR dari berbagai penyelenggara sistem pembayaran yang menggunakan QR
Code. Metode pembayaran ini hadir dan dikembangkan oleh industri sistem pembayaran
bersama Bank Indonesia agar proses transaksi yang dilakukan mudah dan cepat.
Bagi customer keberadaan QRIS memungkinkan mereka melakukan pembayaran dengan
aplikasi apapun dengan QR yang sama

4. Mobile Banking
Mobile Banking mengacu kepada transaksi dan aktivitas perbankan lainnya melalui
perangkat seluler. Biasanya transaksi ini dilakukan dengan aplikasi seluler bank. Sebagian besar
bank memiliki aplikasi mobile banking yang dapat digunakan pada ponsel dan tablet. Mobile
banking sendiri memberikan banyak manfaat dalam bertransaksi. Segala bentuk transaksi
seperti IMPS, NEFT, RTGS, IMPS, investasi, dan lain-lain tersedia di satu
aplikasi mobile banking.

5. Micro ATM
Micro ATM merupakan sebuah perangkat business correspondents untuk
memberikan layanan perbankan penting kepada para nasabah. Mereka yang
menggunakan perangkat ini memungkinkan untuk mentransfer uang melalui rekening
bank yang tertaut, dan kamu hanya tinggal mengautentikasi sidik jari saja.

6. Internet Banking
Internet Banking atau bisa disebut dengan e-banking merupakan sebuah metode
pembayaran yang memungkinkan para nasabah untuk melakukan transaksi melalui situs web
bank. E-Banking sendiri memerlukan koneksi internet untuk bisa terhubung dengan
jaringan bank, dengan itu kamu bisa melakukan atau menerima pembayaran melalui situs
web bank.

7. Mobile Banking
Mobile banking adalah kegiatan transaksi atau kegiatan perbankan lainnya yang
dilakukan melalui perangkat seluler, umumnya melalui aplikasi seluler bank. Sebagian
besar bank saat ini sudah menyediakan aplikasi mobile banking yang bisa digunakan
pada smartphone, tablet, atau komputer nasabah.

8. Terminal PoS
PoS atau Point of Sale merupakan alat untuk pembayaran yang biasa dikenal sebagai
lokasi di mana penjualan terjadi. Terminal PoS bisa dianggap sebagai kasir di mal dan toko
tempat pembayaran dilakukan. Jenis Mesin PoS yang paling umum ialah untuk kartu debit
atau kredit di mana customer melakukan pembayaran hanya dengan menggesek kartu
saja.

9. Virtual Account (VA)


Virtual Account merupakan sebuah akun rekening bank virtual yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan menerima pembayaran. Dengan memasukkan kode unik dari Virtual
Account ke dalam akun bank pembeli, informasi rincian pembayaran dapat diakses. Metode
pembayaran ini sangat praktis karena tidak memerlukan pembeli untuk menginput jumlah
harga secara spesifik atau menentukan penerima dana.

10. Online Credit Card


Pembayaran online menggunakan kartu kredit memang aman karena sudah dilengkapi
dengan teknologi perlindungan yang mampu mencegah penipuan atau kecurangan. Fitur
perlindungan seperti Fraud Guard atau On Us Routing membuatnya dapat digunakan
untuk bertransaksi dengan aman, baik dalam maupun luar negeri. Selain itu, kartu kredit
memudahkan customer untuk berbelanja dengan metode cicilan tanpa proses yang rumit.

11. QR Code
QR Code merupakan sebuah cara pembayaran yang menggunakan kode matriks dua
dimensi untuk mempercepat transaksi. Caranya cukup mudah, kamu hanya perlu menggunakan
aplikasi pembayaran digital di smartphone dan memindai QR Code dengan kamera. Pastikan
koneksi internet aktif agar informasi dari QR Code dapat diakses. Fitur QR Code ini
membantu dalam mengetahui tujuan rekening atau akun penjual serta jumlah biaya
transaksi yang diperlukan.

12. Rekening bersama atau rekber


adalah jasa perantara atau pihak ketiga yang membantu keamanan dan
kenyamanan transaksi jual-beli online. Mengutip eprints.umm.ac.id, rekber muncul
karena maraknya penipuan dalam transaksi online sehingga beberapa orang akhirnya
tergerak untuk membuat sistem rekber ini.

Pihak ketiga yang menjalankan rekber ini harus bersifat netral demi memastikan supaya
transaksi antara penjual dan pembeli transparan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
Pihak ketiga juga bertanggung jawab apabila terjadi keterlambatan pengiriman dana dari
pembeli atau pengiriman barang dari penjual.

13. Paylater
Paylater adalah salah satu fasilitas keuangan yang memungkinkan metode
pembayaran dengan cicilan tanpa kartu kredit. Istilah ini muncul juga karena salah satu
jasa dengan nama sama yang memungkinkan pengguna membeli sesuai dengan skema
cicilan tanpa kartu kredit tersebut.

Mengutip Iim Emy Prastiwi dalam Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, metode ini
sering disebut juga sebagai cara kredit kekinian. Bukan hanya penyedia jasa tertentu saja,
bahkan e-commerce lain juga mulai menerapkan metode paylater untuk pembayaran di
marketplace masing-masing demi menarik lebih banyak konsumen. Paylater biasanya
diberlakukan untuk transaksi dalam hal traveling, makanan, dan produk konsumsi harian
lainnya.

14. Direct Debit


Mengutip situs HSBC, direct debit adalah salah satu jasa pembayaran otomatis
yang memfasilitasi pelanggan untuk melakukan pembayaran rutin secara otomatis
melalui akun nasabah tersebut. Metode pembayaran ini biasanya digunakan untuk
transaksi pembayaran yang dilakukan secara rutin, misalnya tagihan listrik, asuransi, dan
sebagainya.

Direct debit memiliki kelebihan terutama bagi pengguna yang sering lupa
membayar tagihan rutin. Namun, risiko dari metode ini adalah pembayaran akan terus
dilakukan secara otomatis meskipun pengguna tidak lagi menggunakan produk yang
dibayar, kecuali jika pengguna sudah berhenti menggunakan layanan direct debit.

Seperti yang telah disinggung di awal, sama seperti kemajuan teknologi lainnya,
terdapat kekhawatiran dan perdebatan seputar dampak ddari adanya pembayaran digital
ini. Maka dari itu artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengeksplorasi kemudahan dan
kelemahan pembayaran digital, menganalisis kelebihan, kekurangan, dan potensi
konsekuensinya terhadap individu, bisnis, dan ekosistem keuangan secara keseluruhan.

II. Keunggulan Pembayaran Digital: Kemudahan


A. Kenyamanan dan Aksesibilitas
Salah satu keuntungan utama pembayaran digital adalah kenyamanannya
yang tak tertandingi. Lewatlah sudah hari-hari membawa dompet berat berisi
uang tunai dan mengantri panjang di bank. Hanya dengan beberapa ketukan di
perangkat seluler atau klik di komputer, transaksi dapat diselesaikan kapan saja,
di mana saja. Sistem pembayaran digital menawarkan aksesibilitas sepanjang
waktu dan integrasi tanpa batas dengan layanan online lainnya, memberikan
kemudahan yang tak tertandingi bagi pengguna.

B. Efisiensi Biaya dan Imbalan


Pembayaran digital menghadirkan keuntungan penghematan biaya bagi
bisnis dan konsumen. Bagi bisnis, kebutuhan akan penanganan uang tunai secara
manual dihilangkan, sehingga mengurangi biaya operasional dan meminimalkan
risiko pencurian. Platform pembayaran digital juga menawarkan insentif seperti
cashback rewards, diskon eksklusif, dan program loyalitas, sehingga transaksi
menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.

C. Peningkatan Keamanan
Masalah keamanan secara historis telah mengganggu sistem keuangan.
Namun, sistem pembayaran digital menerapkan langkah-langkah keamanan yang
kuat seperti enkripsi, tokenisasi, dan otentikasi biometrik untuk melindungi
transaksi. Dompet digital dan kartu prabayar memberikan lapisan keamanan
tambahan, mengurangi risiko pencurian identitas dan penipuan. Secara
keseluruhan, pembayaran digital memiliki keamanan yang lebih baik jika
dibandingkan dengan metode pembayaran tradisional.

III. Kekurangan Pembayaran Digital: Kesulitan


A. Risiko Privasi dan Keamanan Data
Meskipun sistem pembayaran digital telah menerapkan langkah-langkah
keamanan yang kuat, sistem tersebut tidak kebal terhadap pelanggaran. Penjahat
dunia maya terus-menerus menyesuaikan teknik mereka dan terus memberikan
ancaman. Pelanggaran data tunggal dapat membahayakan informasi keuangan
sensitif, yang menyebabkan kerugian finansial dan pencurian identitas. Selain itu,
kekhawatiran mengenai pengumpulan, penyimpanan, dan penyalahgunaan data
pribadi telah menimbulkan masalah privasi, sehingga memerlukan peraturan yang
ketat dan kewaspadaan pengguna.

B. Hambatan dan Pengecualian Teknologi


Pembayaran digital sangat bergantung pada teknologi, sehingga tidak
dapat diakses oleh mereka yang tidak memiliki pengetahuan teknologi atau akses
internet yang dapat diandalkan. Pengecualian ini dapat berdampak besar pada
kelompok rentan, termasuk orang lanjut usia, masyarakat berpenghasilan rendah,
dan mereka yang tinggal di daerah terpencil. Menjembatani kesenjangan digital
dan memastikan akses yang setara terhadap layanan keuangan sangat penting
untuk menghindari terciptanya kesenjangan pembayaran digital.

C. Ketergantungan dan Risiko Sistemik


Ketika pembayaran digital semakin meluas, masyarakat menjadi semakin
bergantung pada pembayaran digital. Ketergantungan ini menimbulkan
kekhawatiran tentang kerentanan sistem, konsentrasi daya, dan potensi kejadian
bencana. Gangguan teknis, serangan siber, atau kegagalan sistem dapat
mengganggu perekonomian secara keseluruhan, sehingga menyebabkan gejolak
keuangan. Perlindungan, peraturan, dan rencana darurat diperlukan untuk
memitigasi risiko sistemik tersebut.

IV. Dampaknya terhadap Konsumen, Bisnis, dan Masyarakat


A. Pemberdayaan Konsumen dan Inklusi Keuangan
Pembayaran digital telah memberdayakan konsumen dengan memberikan
mereka kontrol dan fleksibilitas yang lebih besar atas keuangan mereka. Dengan
akses ke riwayat transaksi real-time, alat penganggaran, dan fitur tabungan
otomatis, pengguna dapat membuat keputusan keuangan yang tepat. Selain itu,
sistem pembayaran digital mendorong inklusi keuangan dengan menawarkan
layanan kepada masyarakat yang tidak mempunyai rekening bank dan tidak
mempunyai rekening bank, merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
kemiskinan.

B. Dampak Ekonomi dan Peluang Usaha


Maraknya pembayaran digital telah mendorong aktivitas ekonomi dan
menciptakan peluang bisnis baru. E-commerce telah berkembang pesat karena
pembayaran digital memfasilitasi transaksi online yang lancar, meningkatkan
penjualan dan jangkauan pasar. Selain itu, platform pembayaran digital telah
mendorong inovasi dan persaingan, sehingga mengarah pada ekosistem keuangan
yang lebih dinamis dan berpusat pada pelanggan.

C. Pertimbangan dan Ketimpangan Sosial Ekonomi


Meskipun pembayaran digital memiliki potensi manfaat sosio-ekonomi,
hal ini juga menjadi sorotan kesenjangan yang ada. Kesenjangan digital,
terbatasnya literasi keuangan, dan ketimpangan akses terhadap teknologi dapat
memperparah kesenjangan sosial ekonomi. Pemerintah, pembuat kebijakan, dan
lembaga keuangan harus mengatasi tantangan-tantangan ini untuk memastikan
bahwa manfaat pembayaran digital dibagi secara adil.

V. Tips Aman Bertransaksi Secara Online


1. Teliti Memilih Toko dan Produk
Ketika ingin melakukan kegiatan berbelanja secara online, pastikan untuk teliti
dalam memilih toko dan produk yang akan dibeli. Pastikan toko tersebut
merupakan toko asli dan terpercaya, bukan penipu. Kemudian jangan lupa untuk
mengecek deskripsi produk dengan detail untuk memastikan bahwa produk
tersebut berkualitas.

2. Berhati hati ketika memilih harga


Salah satu yang menatik minat calon pelanggan untuk berbelanja secara online
selain karena kemudahan aksesnya adalah karena harganya yang jauh lebih murah
bila dibandingkan dengan toko offline. Namun harga yang teramat murah tersebut
dapat membuat ktia terjebak membeli produk yang tidak berkualitas hingga palsu.
Maka dari itu bandingkan dulu harga di online dan offline nya agar tidak terjebak
harga yang murah

3. Pilih Metode Pembayaran yang Aman


Dengan berbagai macam metode pembayaran yang telah dijelaskan
sebelumnya, pelanggan dapat memilih salah satu dari metode tersebut yang dapat
diakses oleh mereka. Sangat disarankan unutk memili metode yang dinilai paling
aman untuk bertransaksi (oleh pelanggan). Jangan lupa juga untuk
mempertimbangkan plus minus serta risiko dengan metode pembayaran tersebut.
Selain itu, hati-hati sebelum melakukan transaksi pembayaran, pastikan pemilik
rekening tujuan benar-benar dapat dipercaya.

4. Simpan Bukti Transaksi Online


Setelah menyelesaikan transaksi secara digital, simpanlah bukti
pembayaran tersebut untuk mengantisipasi jika suatu saat terjadi masalah baik
dalam pengiriman barang, pelayanan jasa, dan produk tersebut.

5. Amankan Data Pribadi


Ketika melakukan transaki pembayaran secara digital, tidak perlu
memberikan data pribadi yang tidak relevan dalam proses transaksi, misalnya
nomor KTP, PIN, atau password, terutama kepada pihak luar yang tidak
berkepentingan. Hal ini untuk menghindari penyalahgunaan data pribadi di
kemudian hari.

6. Gunakan Keamanan Berlapis


Ketika hendak melakukan transaksi online terutama dalam hal
pembayaran, pastikan aplikasi yang akan digunakan memiliki keamanan berlapis.
Salah satunya dengan penerapan verifikasi. Contohnya pada aplikasi m-banking
biasanya juga wajib memiliki keamanan berlapis.

7. Pastikan Perangkat yang Digunakan Aman


Jangan lupa juga untuk mengecek apakah perangkat yang digunakan
aman. Sebaiknya tidak melakukan transaksi dengan koneksi internet selain
pribadi, misalnya WiFi publik. Sebab, jika kita menggunakan WiFi publik, ada
kemungkinan pihak lain meretas dan mengambil data-data pribadi kita dari
perangkat.

VI. Strategi dan Rekomendasi


Untuk memaksimalkan kemudahan dan meminimalkan dampak buruk
pembayaran digital, beberapa strategi dan rekomendasi dapat diterapkan:

A. Memperkuat Tindakan Keamanan dan Menumbuhkan Kesadaran Pengguna


Investasi berkelanjutan dalam langkah-langkah keamanan, seperti enkripsi
end-to-end, otentikasi biometrik, dan pemantauan proaktif, diperlukan untuk
memerangi ancaman dunia maya yang terus berkembang. Meningkatkan
kesadaran pengguna dan mengedukasi mereka tentang praktik terbaik, seperti
pengelolaan kata sandi dan mengenali upaya phishing, juga dapat
berkontribusi pada praktik pembayaran digital yang lebih aman.

B. Menjembatani Kesenjangan Digital dan Mendorong Inklusivitas


harus dilakukan untuk menjembatani kesenjangan digital, dengan
memastikan bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi
atau lokasi geografisnya, memiliki akses yang sama terhadap sistem
pembayaran digital. Hal ini termasuk meningkatkan infrastruktur internet,
menyediakan program literasi digital, dan mensubsidi harga ponsel pintar atau
perangkat untuk mendorong inklusi.

C. Kerangka Regulasi dan Perlindungan Konsumen


Regulator harus menetapkan kerangka kerja yang kuat untuk mengatur
sistem pembayaran digital, dengan fokus pada perlindungan konsumen,
privasi data, dan persaingan yang sehat. Peraturan-peraturan ini harus
mencapai keseimbangan antara mendorong inovasi dan menjaga kepentingan
pengguna. Kolaborasi antara pemerintah, pemimpin industri, kelompok
advokasi konsumen, dan pakar teknologi sangat penting dalam
mengembangkan langkah-langkah regulasi yang efektif.

VII. Kesimpulan
Sistem pembayaran digital telah memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam
transaksi keuangan, memberdayakan individu, dan membuka peluang baru bagi dunia
usaha. Namun, penting untuk mengenali dan mengatasi potensi kelemahan
pembayaran digital dan memitigasi risiko yang terkait. Dengan memperkuat langkah-
langkah keamanan, menjembatani kesenjangan digital, dan menerapkan peraturan
yang komprehensif, kita dapat memastikan bahwa manfaat pembayaran digital lebih
besar daripada potensi kerugiannya. Dengan perencanaan yang matang, kolaborasi,
dan inovasi berkelanjutan, pembayaran digital dapat berkontribusi pada ekosistem
keuangan yang lebih inklusif, efisien, dan aman.

Anda mungkin juga menyukai