Dalam artikel yang dirilis oleh Bank Indonesia pada laman resminya pada Desember,
2018 memberi penjelasan bahwa teknologi keuangan atau financial technology (sering disebut
Fin-Tech) merupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang pada akhirnya
mengubah model suatu bisnis yang awalnya bersifat konvensional menjadi lebih moderat, yang
mulanya ketika melakukan kegiatan pembayaran pembeli dan penjual harus bertatap – muka dan
membawa uang kas, menjadi dapat dilakukan dari jarak jauh.
Perubahan dari sistem yang konvensional menjadi moderat ini terutama dalam hal
keuangan terjadi seiring dengan perubahan zaman dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Perubahan gaya hidup masyarakat ini didorong oleh perkembangan teknologi dan informasi yang
juga menuntut gaya hidup serba cepat.
Di era digital yang serba cepat, teknologi keuangan (FinTech) telah mengubah cara kita
melakukan transaksi keuangan. Sistem pembayaran digital, yang merupakan komponen utama
FinTech, telah mendapatkan popularitas besar karena kenyamanan dan aksesibilitasnya. Namun,
seperti kemajuan teknologi lainnya, terdapat kekhawatiran dan perdebatan seputar dampaknya.
Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemudahan dan kelemahan pembayaran digital,
menganalisis kelebihan, kekurangan, dan potensi konsekuensinya terhadap individu, bisnis, dan
ekosistem keuangan secara keseluruhan.
Angka tersebut belum mencakup transaksi digital lain seperti transaksi digital
banking, yang berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2022 transaksi digital
banking meningkat 28,72 persen disbanding tahun sebelumnya menjadi Rp 52.545,8
triliun.Di tahun 2023 ini, Bank Indonesia juga memproyeksikan peningkatan nilai
transaksi digital bangking mencapai Rp 64.175,2 triliun atau mengalami peningkatan
sebesar 22,13 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
4. Mobile Banking
Mobile Banking mengacu kepada transaksi dan aktivitas perbankan lainnya melalui
perangkat seluler. Biasanya transaksi ini dilakukan dengan aplikasi seluler bank. Sebagian besar
bank memiliki aplikasi mobile banking yang dapat digunakan pada ponsel dan tablet. Mobile
banking sendiri memberikan banyak manfaat dalam bertransaksi. Segala bentuk transaksi
seperti IMPS, NEFT, RTGS, IMPS, investasi, dan lain-lain tersedia di satu
aplikasi mobile banking.
5. Micro ATM
Micro ATM merupakan sebuah perangkat business correspondents untuk
memberikan layanan perbankan penting kepada para nasabah. Mereka yang
menggunakan perangkat ini memungkinkan untuk mentransfer uang melalui rekening
bank yang tertaut, dan kamu hanya tinggal mengautentikasi sidik jari saja.
6. Internet Banking
Internet Banking atau bisa disebut dengan e-banking merupakan sebuah metode
pembayaran yang memungkinkan para nasabah untuk melakukan transaksi melalui situs web
bank. E-Banking sendiri memerlukan koneksi internet untuk bisa terhubung dengan
jaringan bank, dengan itu kamu bisa melakukan atau menerima pembayaran melalui situs
web bank.
7. Mobile Banking
Mobile banking adalah kegiatan transaksi atau kegiatan perbankan lainnya yang
dilakukan melalui perangkat seluler, umumnya melalui aplikasi seluler bank. Sebagian
besar bank saat ini sudah menyediakan aplikasi mobile banking yang bisa digunakan
pada smartphone, tablet, atau komputer nasabah.
8. Terminal PoS
PoS atau Point of Sale merupakan alat untuk pembayaran yang biasa dikenal sebagai
lokasi di mana penjualan terjadi. Terminal PoS bisa dianggap sebagai kasir di mal dan toko
tempat pembayaran dilakukan. Jenis Mesin PoS yang paling umum ialah untuk kartu debit
atau kredit di mana customer melakukan pembayaran hanya dengan menggesek kartu
saja.
11. QR Code
QR Code merupakan sebuah cara pembayaran yang menggunakan kode matriks dua
dimensi untuk mempercepat transaksi. Caranya cukup mudah, kamu hanya perlu menggunakan
aplikasi pembayaran digital di smartphone dan memindai QR Code dengan kamera. Pastikan
koneksi internet aktif agar informasi dari QR Code dapat diakses. Fitur QR Code ini
membantu dalam mengetahui tujuan rekening atau akun penjual serta jumlah biaya
transaksi yang diperlukan.
Pihak ketiga yang menjalankan rekber ini harus bersifat netral demi memastikan supaya
transaksi antara penjual dan pembeli transparan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
Pihak ketiga juga bertanggung jawab apabila terjadi keterlambatan pengiriman dana dari
pembeli atau pengiriman barang dari penjual.
13. Paylater
Paylater adalah salah satu fasilitas keuangan yang memungkinkan metode
pembayaran dengan cicilan tanpa kartu kredit. Istilah ini muncul juga karena salah satu
jasa dengan nama sama yang memungkinkan pengguna membeli sesuai dengan skema
cicilan tanpa kartu kredit tersebut.
Mengutip Iim Emy Prastiwi dalam Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, metode ini
sering disebut juga sebagai cara kredit kekinian. Bukan hanya penyedia jasa tertentu saja,
bahkan e-commerce lain juga mulai menerapkan metode paylater untuk pembayaran di
marketplace masing-masing demi menarik lebih banyak konsumen. Paylater biasanya
diberlakukan untuk transaksi dalam hal traveling, makanan, dan produk konsumsi harian
lainnya.
Direct debit memiliki kelebihan terutama bagi pengguna yang sering lupa
membayar tagihan rutin. Namun, risiko dari metode ini adalah pembayaran akan terus
dilakukan secara otomatis meskipun pengguna tidak lagi menggunakan produk yang
dibayar, kecuali jika pengguna sudah berhenti menggunakan layanan direct debit.
Seperti yang telah disinggung di awal, sama seperti kemajuan teknologi lainnya,
terdapat kekhawatiran dan perdebatan seputar dampak ddari adanya pembayaran digital
ini. Maka dari itu artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengeksplorasi kemudahan dan
kelemahan pembayaran digital, menganalisis kelebihan, kekurangan, dan potensi
konsekuensinya terhadap individu, bisnis, dan ekosistem keuangan secara keseluruhan.
C. Peningkatan Keamanan
Masalah keamanan secara historis telah mengganggu sistem keuangan.
Namun, sistem pembayaran digital menerapkan langkah-langkah keamanan yang
kuat seperti enkripsi, tokenisasi, dan otentikasi biometrik untuk melindungi
transaksi. Dompet digital dan kartu prabayar memberikan lapisan keamanan
tambahan, mengurangi risiko pencurian identitas dan penipuan. Secara
keseluruhan, pembayaran digital memiliki keamanan yang lebih baik jika
dibandingkan dengan metode pembayaran tradisional.
VII. Kesimpulan
Sistem pembayaran digital telah memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam
transaksi keuangan, memberdayakan individu, dan membuka peluang baru bagi dunia
usaha. Namun, penting untuk mengenali dan mengatasi potensi kelemahan
pembayaran digital dan memitigasi risiko yang terkait. Dengan memperkuat langkah-
langkah keamanan, menjembatani kesenjangan digital, dan menerapkan peraturan
yang komprehensif, kita dapat memastikan bahwa manfaat pembayaran digital lebih
besar daripada potensi kerugiannya. Dengan perencanaan yang matang, kolaborasi,
dan inovasi berkelanjutan, pembayaran digital dapat berkontribusi pada ekosistem
keuangan yang lebih inklusif, efisien, dan aman.