Anda di halaman 1dari 5

Praktik Penelitian Ilmu Ekonomi (Projek)

Sistem pembayaran cod

Nama Anggota:
1. Allysa Rossaneri Maldina
2. Avissa Shanika Karin
3. Ezekiel Christofel R
4. Indira Syahla Satnawa
5. Maizal Fikri Muhammadi
Latar belakang masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat dihindari di era globalisasi
saat ini, karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi antara lain teknologi dunia maya atau biasa disebut internet (jaringan
komunikasi). Internet sebagai media informasi dan komunikasi elektronik banyak digunakan
untuk berbagai kegiatan seperti navigasi, pencarian informasi dan berita, saling berkirim
pesan melalui email, komunikasi melalui jejaring sosial, dan juga untuk bisnis.

Kegiatan perdagangan memanfaatkan melalui media online ini disebut dengan electronic
commerce atau disingkat e-commerce. Cash on delivery adalah transaksi yang
memungkinkan jual beli tanpa penjual dan pembeli harus bertemu secara langsung. Sistem
pembayaran CoD ini menawarkan kesempatan kepada pembeli sebagai konsumen untuk
melakukan pembayaran di tempat atau lokasi dimana konsumen berada. Sistem
perdagangan ini membutuhkan kepercayaan yang kuat antara penjual dan pembeli.

Selain pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, jual
beli melalui internet juga menjadi populer. Tentu saja, sistem ini memudahkan pembeli
tersebut untuk bernegosiasi, namun inti permasalahannya adalah banyaknya pembeli yang
tidak sepenuhnya memahami cara kerja sistem CoD.

Contoh kasus :
Pada Senin, 3 Mei 2021, sebuah video diunggah oleh akun Twitter @txtdarionolshop yang
memperlihatkan seorang pembeli sedang membuka paket yang diantarkan oleh seorang
kurir. Alih-alih membayar kurir, pembeli menodongkan pistol ke kurir. Ancaman senjata itu
dilatar belakangi karena barang yang diantar kurir tidak disimpan sesuai permintaannya.

Seperti yang ditunjukkan oleh isu-isu di atas, para peneliti menganggap penting untuk
menerima edukasi tentang bagaimana menerapkan sistem cash on delivery, karena
konsumen dan pembeli online tidak mengetahui cara kerja sistem tunai.

Identifikasi Masalah
Jadi dari latar belakang diatas dapat disimpulkan identifikasi masalahnya adalah sebagai
berikut.
a. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan sesuatu yang tidak
bisa dihindari dalam era globalisasi saat ini.
b. Sistem perdagangan COD memerlukan rasa kepercayaan yang kuat antara pihak
penjual dengan pembeli.
c. Dibutuhkannya adanya edukasi sistem COD.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh kemudahan (easy of use) terhadap keputusan pembelian
secara online ?
b. Bagaimana kualitas mempengaruhi informasi (kualitas informasi) keputusan
pembelian online?
c. Bagaimana pengaruh kepercayaan (trust) terhadap keputusan pembelian secara
online ?

Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang diberikan dalam penelitian tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk :
a. Menguji dan menganalisis kemudahan (easy of use) berpengaruh terhadap
keputusan pembelian secara online
b. Menguji dan menganalisis kualitas informasi (Information Quality) berpengaruh
terhadap keputusan pembelian secara online
c. Menguji dan menganalisis kepercayaan (trust) berpengaruh terhadap keputusan
pembelian secara online.

Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Mampu menambah pengetahuan, pengalaman dan pemahaman terhadap mata
pelajaran yang dipelajari.
b. Memberikan keterangan dan pemahaman lebih jelas kepada masyarakat dan untuk
kepentingan umum dalam melakukan pembelian barang melalui jasa jual beli online.

Kesimpulan
Hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa sistem COD adalah pembayaran yang
dibayarkan pada saat kurir datang untuk mengantarkan barang kepada pembeli. Karena
toko online memiliki sistem pembayaran, maka pembeli tidak bertanggung jawab atas
produk yang dipesan. Jadi kita sangat membutuhkan aturan yang jelas mengatur
e-commerce dan sistem cash. Menolak atau memblokir rekening konsumen yang
melakukan kesalahan default tersebut. Dalam pelaksanaan kontrak harus dilakukan dengan
itikad baik agar para pihak aman dalam bertransaksi. Aturan yang jelas dan dapat dipahami
oleh publik diperlukan untuk melakukan perdagangan elektronik dengan aman. Maka dari itu
saat ini ada baiknya kita menggunakan sistem pembayaran non tunai dalam melakukan
transaksi jual beli di e-commerce.

Saran
a. Agar merasa nyaman dalam melakukan transaksi bisnis elektronik, pemerintah
mengimbau masyarakat dengan sosialisasi atau penjelasan mengenai transaksi
bisnis elektronik dan aturan sistem pembayaran cash-on-delivery.
b. Diharapkan pemerintah menertibkan konsumen yang tidak bertanggung jawab
dalam transaksi elektronik menggunakan sistem COD dengan cara menghentikan
atau menangguhkan rekening konsumen yang melakukan lapse ini agar transaksi
aman dan tidak merugikan.

Secara umum, alat pembayaran non-tunai dapat dibedakan berdasarkan tiga kategori, yakni
berbasis kertas, berbasis kartu, dan berbasis elektronik. Ketiganya merupakan bentuk nyata
evolusi sistem pembayaran yang didorong oleh inovasi teknologi dan model bisnis, tradisi
masyarakat, dan kebijakan otoritas.

Berikut adalah tiga kategori alat pembayaran non-tunai tersebut yaitu,


• Cek
Cek adalah alat pembayaran non-tunai berbasis kertas dalam bentuk surat perintah
pencairan dana nasabah. Jumlah penarikan dana atas nama pemilik rekening atau nama
lain yang ditunjuk tertera pada cek. Selanjutnya, bank akan memproses pencairan dana
sesuai dengan jumlah tersebut.

• Giro
Sama seperti cek, giro juga merupakan alat pembayaran non-tunai berbasis kertas dalam
bentuk surat perintah kepada bank. Bedanya, giro tidak digunakan untuk mencairkan dana,
tetapi untuk memindahbukukan sejumlah dana yang tertera dari rekening nasabah ke
rekening nasabah lain.

• Nota debit
Nota debit adalah surat yang diterbitkan bank untuk menagih hutang seorang nasabah atau
nasabah lain melalui kliring berdasarkan nominal dan waktu yang sudah ditentukan.
Biasanya, nota debit digunakan untuk keperluan transaksi antar kantor.

• Nota kredit
Nota kredit merupakan surat yang diterbitkan bank dan digunakan nasabah untuk mengirim
dan memindahkan dana non-tunai kepada nasabah lain melalui kliring.

• Kartu kredit
Kartu kredit adalah alat pembayaran non-tunai yang menggunakan mekanisme utang, mirip
seperti nota debit. Namun, karena menggunakan kartu, prosesnya menjadi jauh lebih
mudah.

• Kartu debit
Dengan fitur tersebut, pelanggan cukup melakukan registrasi kartu satu kali saja.
Selanjutnya, mereka tinggal memasukkan kode OTP di setiap transaksi sehingga menjamin
keamanan saat bertransaksi.

• Berbasis Elektronik
Alat pembayaran non-tunai berbasis elektronik secara umum lebih dikenal sebagai
electronic money. Dengan sifatnya yang prabayar, nasabah dapat menyesuaikan.
Selain praktis dan selalu dalam genggaman, e-money juga dapat digunakan untuk
melakukan transaksi dengan nominal kecil dalam jumlah yang tepat. Secara garis besar,
ada dua jenis uang elektronik, yaitu berbasis kartu dan berbasis server.

a. Berbasis kartu Jika dilihat fisiknya, uang elektronik berbasis kartu sangat mirip dengan
kartu debit atau kartu kredit. Akan tetapi, fungsi e-money jenis ini hanya untuk melakukan
transaksi pembayaran. Contoh uang elektronik berbasis kartu adalah BRIZZI.

• Berbasis server
dikenal istilah e-wallet, e-wallet atau dompet digital nyatanya masih merupakan bagian dari
e-money. Untuk dapat menggunakan e-wallet, Anda hanya perlu akses internet menuju
server bank.

Anda mungkin juga menyukai