Disusun oleh :
142170069
EA-A
JURUSAN AKUNTANSI
2019
A. PT BANK DBS INDONESIA
Ini mungkin menjadi faktor utama dalam penggunaan uang elektronik. Anda tidak perlu
repot mencari ATM untuk menarik uang tunai. Anda juga tidak perlu membawa uang
tunai bahkan jika ingin bertransaksi dalam jumlah besar.
Keuntungan ini menyederhanakan urusan Anda dalam hal bertransaksi baik online
maupun offline. Dimana Anda tidak perlu khawatir membawa terlalu sedikit uang untuk
bertransaksi. Selain itu, penggunaan e-money dan e-wallet dirasa lebih praktis karena
cukup discan. Sehingga Anda tidak perlu menghitung uang saat bertransaksi.
Petugas kasir atau pengemudi angkutan umum yang kesulitan mencari kembalian saat
ada yang bertransaksi pasti pernah Anda temukan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan
transaksi menggunakan uang elektronik, penjual tidak perlu lagi repot menghitung uang
kembalian setiap ada transaksi. Pencatatan juga terekam secara otomatis dan
memudahkan pihak gerai untuk melakukan pembukuan atau perhitungan penjualan tiap
harinya.
Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan uang elektronik tidak hanya memudahkan
konsumen dalam berbelanja, namun pemilik gerai juga merasakan manfaatnya.
3. Adanya promo
Tidak dipungkiri bahwa promo menjadi salah satu daya tarik penggunaan uang
elektronik. Berbagai gerai di pusat perbelanjaan atau di area bisnis banyak yang
bekerjasama dengan bank penerbit uang elektronik untuk memberikan keuntungan lain
bagi nasabahnya.
Kelebihan ini menjadikan harga antara makanan atau barang yang dijual di pusat
perbelanjaan tidak jauh berbeda dengan yang dijual di pasar atau pinggir jalan. Artinya,
seseorang bisa mendapatkan tempat yang lebih nyaman dengan harga yang tidak mahal.
Salah satu contoh yang bisa kita ambil adalah promo harga special di gerai Chatime
untuk pengguna t cash. Masih banyak lagi promo untuk pengguna uang elektronik
lainnya seperti kartu Flazz BCA, Mandiri e-Money, TapCash BNI, dan lain-lain.
Seperti yang diketahui, bahwa sekarang, di Jakarta, Anda harus menggunakan kartu
untuk menggunakan fasilitas angkutan umum pemerintah seperti bus transjakarta dan
commuterline. Oleh karenanya, penggunaan uang elektronik berupa kartu atau e-money
makin marak ditemukan di sekitar kita. Dimana e-money ini tidak hanya digunakan untuk
menggunakan fasilitas umum seperti transportasi dan tempat hiburan, melainkan juga
bisa digunakan untuk berbelanja di berbagai tempat.
Penggunaan e-wallet juga dirasa memudahkan karena bisa digunakan untuk berbagai
transaksi. Anda bisa membayar tagihan secara online, berbelanja online, bahkan bisa juga
digunakan di berbagai gerai offline. Semuanya cukup dilakukan lewat smartphone Anda.
Semua kemudahan ini pastinya tidak hadir tanpa efek samping atau sisi lemahnya.
Contohnya, saat Anda bepergian ke kota kecil atau pedesaan, atau saat Anda ke area yang
jauh dari pusat bisnis. Di area-area ini Anda akan kesulitan menemukan gerai dengan
mesin pemindai untuk menggunakan uang elektronik Anda.
Selain itu disaat mesin pemindai sedang offline atau rusak, mau tidak mau Anda tetap
harus membayar dengan uang tunai.
2. Untuk e-money, jika hilang atau rusak saldo tidak bisa dikembalikan
Jika Anda memiliki kartu Flazz, Mandiri e-Money, atau kartu e-money lainnya, maka
Anda harus ingat bahwa sisa saldo yang ada pada kartu saat kartu hilang dan rusak tidak
akan dikembalikan.
Kalau kartu Anda dicuri, maka si pencuri bisa menggunakan sisa saldo yang ada karena
dia tidak membutuhkan pin atau fitur pengaman apapun saat bertransaksi.
Pastinya ada beberapa hal yang bisa Anda ingat agar transaksi Anda tetap nyaman,
seperti berikut ini.
Anda tidak pernah tahu kapan Anda membutuhkan uang tunai saat jalan-jalan ke pusat
perbelanjaan atau tempat rekreasi. Bisa jadi Anda harus melakukan transaksi di gerai
yang belum menyediakan pemindai untuk penggunaan uang elektronik. Oleh karenanya,
membawa sejumlah uang tunai yang cukup tetap menjadi solusi agar aktivitas Anda
berjalan lancar dan aman.
Salah satu cara untuk merasa nyaman dana man saat menggunakan uang elektornik
adalah dengan mengetahui sisa saldo yang tersedia. Jangan sampai transaksi terhambat
karena jumlah saldo yang tidak mencukupi. Mengetahui jumlah saldo yang tersedia juga
akan memberikan pengaruh pada Anda agar tidak boros dalam menggunakan fasilitas e-
money atau e-wallet.
Pastikan kartu e-money Anda tidak berpindah tangan dan tidak rusak. Jika Anda
pengguna e-wallet, maka jangan berikan pin Anda pada siapapun, serta pastikan
smartphone Anda bebas virus.
berkembang.
Pertumbuhan era ekonomi digital bisa dibilang sangat cepat. Semua transaksi
akan menggunakan basis teknologi, dan semakin banyaknya variasi model bisnis
ekonomi digital yang berkembang untuk mendorong terciptanya pembagian ekonomi
diantara pelaku bisnis. Perbankan pun bergerak maju dan berkolaborasi untuk
meningkatkan sistem dan strategi agar masyarakat dapat membuktikan serta merasakan
bahwa bertransaksi dengan bantuan teknologi itu mudah.Sehingga persaingan antar bank
dan institusi keuangan sudah memasuki babak baru dalam teknologi aplikasi yang
merupakan Implikasi perkembangan bisnis perbankan terhadap era digital economy.
Namun, sampai saat ini di Indonesia masih ada berbagai hambatan yang membuat
perkembangan digital ekonomi terhambat, diantaranya kurangnya infrastruktur jaringan
yang kurang luas sehingga belum dapat diakses semua orang. Hambatan kedua ialah
kurangnya minat masyarakat Indonesia yang melakukan kegiatan ekonomi digita. Baru
sekitar 35 % masyarakat Indonesia yang melakukan transaksi digital keuangan. Ketiga,
kontribusi bisnis di sektor digital masih minim terdahap Produk Domestik Bruto (PDB).
Untuk mengatasi hal tersebut ada 5 langkah yang bisa di tempuh untuk mengembangkan
digital ekonomi Indonesia. Pertama, pengalaman konsumen, yakni perusahaan-
perusahaan digital harus memberikan kesan terbaik kepada konsumen dalam
menggunakan jasanya.
Perbankan sebagai salah satu sektor ekonomi yang menjadi roda perputaran dana
di suatu negara haruslah berkembang dan mengikuti kebutuhan pasar. Perbankan harus
selalu menjadi pilihan utama individu dalam melakukan kegiatan pembayaran dan
kegiatan ekonomi lainnya. Untuk mencapai target dan tujuan tersebut, perbankan
haruslah melakukan inovasi sesuai dengan kebutuhan dan mempermudah nasabah untuk
melakukan segala kegiatan ekonominya.
Di zaman digital saat ini teknologi berkembang sangat pesat dan cepat. Dengan
berkembangnya teknologi ini membuat berbagai sektor kehidupan melakukan inovasi dan
juga penyesuaian untuk mempermudah manusia. Dengan sentuhan jari saja di
smartphone, kini setiap orang bisa melakukan apapun dengan sangat mudah bahkan
melakukan hal hal yang dulu dianggap tabu dan tidak mungkin, saat ini semua menjadi
sangat mungkin karena adanya perkembangan digital yang luar biasa.
Selain itu ada internet banking yang memudahkan para nasabahnya untuk
melakukan berbagai transaksi mulai dari pengecekan saldo hingga membayar tagihan
bulanan. Dengan internet banking anda bisa melakukan berbagai transaksi perbankan di
berbagai penjuru dunia tanpa terikat waktu dan hanya membutuhkan koneksi internet.
Setelah smartphone semakin mudah untuk dimiliki, berbagai bank mulai melirik aplikasi
m-banking. Dibandingkan dengan sms banking dan juga internet banking, mbanking
lebih diminati para nasabah. Mereka bisa menggunakan fasilitas mbanking dengan sangat
mudah untuk menyelesaikan segala transaki perbankan.
Perkembangan teknologi dan internet yang semakin cepat dan gesit jangan
dijadikan sebuah ancaman dan hambatan, melainkan dijadikan sebagai tantangan dan
pemicu untuk berkreasi dan menghasilkan sesuatu yang akan membantu pekerjaan
manusia lebih teratur dan terarah. Indonesia sendiri merupakan negara dengan
pertumbuhan pengguna internet tercepat di dunia. Hal ini dibuktikan dengan survei yang
dilakukan oleh perusahaan riset "We Are Social", mereka merilis data yang menunjukan
pengguna internet di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Di Indonesia pada awal tahun
2016 pengguna internet berjumlah 88,1 juta jiwa dan bertambah sebesar 51 % menjadi
132, 7 juta jiwa. 69 % diantara pengguna internet tersebut mengakses internet
menggunakan handphone genggam mereka. Dengan jumlah yang sangat besar ini,
peluang usaha di dunia digital akan semakin berkembang termasuk dunia usaha
perbankan di era digital ekonomi.
Di industri keuangan seperti pasar modal, tantangan terbesarnya ialah ketika pasar
modal tidak lagi melihat peluang yang terjadi di era digital ini. Apabila pasar modal
menanggapi kemajuan digital ekonomi ini dengan baik, maka pasar modal dapat
menjaring banyak investor baru khususnya dari anak muda. Dengan mudahnya akses ke
pasar modal yang tidak lagi terbatas, Dalam waktu yang cukup lama, pasar modal hanya
terpusat di pulau jawa, sedangkan potensi investor dari luar pulau jawa cukup potensial.
Dengan berkembangnya digital ekonomi, pasar modal akan menjangkau investor dari
luar jawa. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan pembuatan sistem online untuk para
investor yang saat ini sudah diterapkan dan dikembangkan di pasar modal.
Selain itu inovasi yang bisa terus dikembangkan ialah dengan membuat dan
menjalankan sistem transaksi surat utang secara elektronik. Pendaftaran perusahaan go
public di luar jawa juga akan lebih mudah, cepat dan juga efisien. OJK saat ini sudah
melakukan berbagai rangkaian persiapan penerapan pendaftaran elektronik yang dibagi
menjadi 2 tahap yaitu pada tahap pertama ialah registrasi online untuk pernyataan
pendaftaraan dalam rangka penawaran umum efek bersifat ekuitas, Efek Bersifat Utang
atau Sukuk, dan Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan atau Sukuk
Untuk Penawaran Umum Terbatas, Pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan
Usaha dan Pernyataan Penawaran Tender (wajib dan sukarela) akan dilakukan pada tahap
kedua yaitu pada 2018 -- 2019.
Sementara pada industri perbankan, tantangan di dunia digital ini semakin keras.
Hal ini karena bank tidak hanya bersaing dengan bank lainnya, namun di era digital
ekonomi ini bank juga harus bersaing dengan perusahaan teknologi keuangan lainnya
yang menawarkan keamanan dan kenyamanan bagi para penggunanya. Menurut para ahli
keuangan salah satunya Mckinsey memprediksi terdapat risiko penurunan profit pada
perbankan di tahun 2025 sebesar 60% dari bisnis pembiayaan, 35% pada SME lending
dan payment channel, 30% pada wealth management, dan 30% pada mortgage. Namun,
hal ini bukanlah ancaman yang berarti apabila perbankan melihatnya dari sisi yang
positif. Perbankan bisa melakukan kerja sama dengan perusahaan teknologi untuk
menghadapi persaingan yang ketat ini. Hingga saat ini sudah ada 45 % lembaga keuangan
yang melakukan kerjasama dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan
bisnisnya.
Pada tahun 2013, 95.5% transaksi di Indonesia dilakukan secara cash (Bank
Indonesia, 2013). Sampai dengan tahun 2014, transaksi secara cash masih mendominasi
(KPMG, 2017). Walaupun demikian, sesuai survey mengenai penetrasi dan perilaku
pengguna internet di Indonesia yang diadakan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet di Indonesia) pada tahun 2016, terdapat potensi pertumbuhan transaksi digital
dari kelompok masyarakat pengguna internet dan telepon selular terutama mahasiswa dan
pelajar. Sebanyak 132.7 juta jiwa penduduk Indonesia (atau 51% dari total jumlah
penduduk) telah mengakses internet.
Jadi, menurut perhitungan nilai waktu uang. Lebih menguntungkan meminjam dengan
valas daripada rupiah. Selisih perhitungannya sebanyak Rp. 227.584.550.
LIABILITAS
2012 Rp 2013 Rp 2014 Rp 2015 Rp 2016 Rp 2017 Rp 2018 Rp
Juta Juta Juta Juta Juta Juta Juta
Simpanan :
Pihak berelasi 246.249 1.334 345.330 132.044 242.357 30.711 97.184
Pihak ketiga 1.421.525 269.244 1.444.509 1.516.531 2.485.742 3.350.778 3.219.283
Jumlah 1.667.774 1.603.746 1.789.839 1.648.575 2.728.099 3.381.489 3.316.467
Simpanan dari
Bank Lain :
Pihak berelasi - 2 1 2 - - -
Pihak ketiga 89.556 145.106 102.768 73.650 378.426 10.767 2.792
Jumlah 89.556 145.108 102.769 73.652 378.428 10.767 2.792
Utang Pajak 2.089 5.156 2.093 4.412 14.410 21.117 3.194
EKUITAS
2012 Rp 2013 Rp 2014 Rp 2015 Rp 2016 Rp 2017 Rp 2018 Rp
Juta Juta Juta Juta Juta Juta Juta
Modal Saham –
nilai nominal
Rp100/saham
Modal dasar –
14.000.000.000 351.609 351.609 351.609 351.609 1.117.506 1.117.506 1.117.506
saham
Modal ditempatkan
dan disetor penuh
Saldo laba
Ditentukan 100 100 100 100 100 100 100
penggunaannya
Belum ditentukan (158.638) (144.584) (141.592) (136.141) (96.948) (45.808) (37.861)
penggunaannya
1. Asset
Tahun 2017
(4.581.932 - 4.235.925): 4.235.925*100%= 8,17%
Tahun 2018
(4.497.122 - 4.235.925): 4.235.925*100%= 6,17%
Dihitung dengan tahun dasar 2016, kenaikan jumlah asset PT. BANK GANESHA pada
tahun 2017 sebesar 8,17% dan pada tahun 2018 sebesar 7,17%. Dengan artian ada
penurunan jumlah asset dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 2%.
2. Liabilitas
Tahun 2017
(3.463.572 - 3.168.069): 3.168.069*100%= 9,33%
Tahun 2018
(3.370.923 - 3.168.069): 3.168.069*100%= 6,40%
Dihitung dengan tahun dasar 2016, kenaikan jumlah liabilitas PT. BANK GANESHA
pada tahun 2017 sebesar 9,33% dan pada tahun 2018 sebesar 6,40%. Dengan ini terdapat
penurunan liabilitas dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 2,93%.
3. Ekuitas
Tahun 2017
(1.118.360 - 1.067.856): 1.067.856*100%= 4,73%
Tahun 2018
(1.126.199 - 1.067.856): 1.067.856*100%= 5,46%
Dihitung dengan tahun dasar 2016, kenaikan jumlah ekuitas PT. BANK GANESHA pada
tahun 2017 sebesar 4,73% dan pada tahun 2018 sebesar 5,46%. Dengan ini terdapat
kenaikan ekuitas dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 0,73%.
LABA BERSIH
Tahun 2017
Tahun 2018
TAGIHAN KOMITMEN
Tahun 2017
Tahun 2018
Dengan menggunakan tahun dasar 2016, jumlah penurunan tagihan komitmen PT. BANK
GANESHA pada tahun 2017 sebesar 0,20% sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 7,90%. Dengan ini penurunan tagihan komitmen dari tahun 2017 ke 2018 sebesar 7,70%.
(71-81):81*100%=-12,34%
Dengan menggunakan dasar harga saham 31 des 2018, pada tanggal 20 sep 2019 harga saham
PT. BANK GANESHA turun sebesar 12,34% dari Rp. 81 menjadi Rp. 71.