Anda di halaman 1dari 20

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH AKUNTANSI PERBANKAN

Disusun oleh :

NAFI RIZKY FAUZAN

142170069

EA-A

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2019
A. PT BANK DBS INDONESIA

B. Kondisi Terkini mengenai ATM


Kelebihan dari penggunaan uang elektronik yang membuat masyarakat Indonesia
merasa makin nyaman menggunakan fasilitas ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Tidak perlu repot membawa uang tunai

Ini mungkin menjadi faktor utama dalam penggunaan uang elektronik. Anda tidak perlu
repot mencari ATM untuk menarik uang tunai. Anda juga tidak perlu membawa uang
tunai bahkan jika ingin bertransaksi dalam jumlah besar.

Keuntungan ini menyederhanakan urusan Anda dalam hal bertransaksi baik online
maupun offline. Dimana Anda tidak perlu khawatir membawa terlalu sedikit uang untuk
bertransaksi. Selain itu, penggunaan e-money dan e-wallet dirasa lebih praktis karena
cukup discan. Sehingga Anda tidak perlu menghitung uang saat bertransaksi.

2. Memudahkan penjual untuk tidak perlu menyiapkan uang kembalian

Petugas kasir atau pengemudi angkutan umum yang kesulitan mencari kembalian saat
ada yang bertransaksi pasti pernah Anda temukan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan
transaksi menggunakan uang elektronik, penjual tidak perlu lagi repot menghitung uang
kembalian setiap ada transaksi. Pencatatan juga terekam secara otomatis dan
memudahkan pihak gerai untuk melakukan pembukuan atau perhitungan penjualan tiap
harinya.

Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan uang elektronik tidak hanya memudahkan
konsumen dalam berbelanja, namun pemilik gerai juga merasakan manfaatnya.
3. Adanya promo

Tidak dipungkiri bahwa promo menjadi salah satu daya tarik penggunaan uang
elektronik. Berbagai gerai di pusat perbelanjaan atau di area bisnis banyak yang
bekerjasama dengan bank penerbit uang elektronik untuk memberikan keuntungan lain
bagi nasabahnya.

Kelebihan ini menjadikan harga antara makanan atau barang yang dijual di pusat
perbelanjaan tidak jauh berbeda dengan yang dijual di pasar atau pinggir jalan. Artinya,
seseorang bisa mendapatkan tempat yang lebih nyaman dengan harga yang tidak mahal.

Salah satu contoh yang bisa kita ambil adalah promo harga special di gerai Chatime
untuk pengguna t cash. Masih banyak lagi promo untuk pengguna uang elektronik
lainnya seperti kartu Flazz BCA, Mandiri e-Money, TapCash BNI, dan lain-lain.

4. Bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan

Seperti yang diketahui, bahwa sekarang, di Jakarta, Anda harus menggunakan kartu
untuk menggunakan fasilitas angkutan umum pemerintah seperti bus transjakarta dan
commuterline. Oleh karenanya, penggunaan uang elektronik berupa kartu atau e-money
makin marak ditemukan di sekitar kita. Dimana e-money ini tidak hanya digunakan untuk
menggunakan fasilitas umum seperti transportasi dan tempat hiburan, melainkan juga
bisa digunakan untuk berbelanja di berbagai tempat.

Penggunaan e-wallet juga dirasa memudahkan karena bisa digunakan untuk berbagai
transaksi. Anda bisa membayar tagihan secara online, berbelanja online, bahkan bisa juga
digunakan di berbagai gerai offline. Semuanya cukup dilakukan lewat smartphone Anda.
Semua kemudahan ini pastinya tidak hadir tanpa efek samping atau sisi lemahnya.

Kelemahan uang elektronik


Sebagaimana alat pembayaran konvensional atau uang tunai, uang elektronik pun
memiliki keterbatasannya sendiri.

1. Tidak semua tempat menerima pembayaran secara elektronik


Walaupun saat ini adalah era digital, tetap saja tidak semua tempat bisa menerima
pembayaran secara elektronik. Pada kondisi tertentu, Anda tetap membutuhkan uang
tunai.

Contohnya, saat Anda bepergian ke kota kecil atau pedesaan, atau saat Anda ke area yang
jauh dari pusat bisnis. Di area-area ini Anda akan kesulitan menemukan gerai dengan
mesin pemindai untuk menggunakan uang elektronik Anda.
Selain itu disaat mesin pemindai sedang offline atau rusak, mau tidak mau Anda tetap
harus membayar dengan uang tunai.

2. Untuk e-money, jika hilang atau rusak saldo tidak bisa dikembalikan

Jika Anda memiliki kartu Flazz, Mandiri e-Money, atau kartu e-money lainnya, maka
Anda harus ingat bahwa sisa saldo yang ada pada kartu saat kartu hilang dan rusak tidak
akan dikembalikan.

Kalau kartu Anda dicuri, maka si pencuri bisa menggunakan sisa saldo yang ada karena
dia tidak membutuhkan pin atau fitur pengaman apapun saat bertransaksi.

3. Cenderung membuat boros


Pernahkan Anda merasa bahwa dengan berbelanja non tunai Anda cenderung boros? Hal
ini dikarenakan Anda tidak mengeluarkan uang saat bertransaksi sehingga secara
psikologis, Anda tidak merasa mengeluarkan uang. Anda pun merasa tidak keberatan
untuk berbelanja lagi, apalagi jika Anda tidak mengecek sisa saldo uang elektronik yang
ada.
Tips bertransaksi menggunakan uang elektronik

Pastinya ada beberapa hal yang bisa Anda ingat agar transaksi Anda tetap nyaman,
seperti berikut ini.

1. Tetaplah membawa uang tunai

Anda tidak pernah tahu kapan Anda membutuhkan uang tunai saat jalan-jalan ke pusat
perbelanjaan atau tempat rekreasi. Bisa jadi Anda harus melakukan transaksi di gerai
yang belum menyediakan pemindai untuk penggunaan uang elektronik. Oleh karenanya,
membawa sejumlah uang tunai yang cukup tetap menjadi solusi agar aktivitas Anda
berjalan lancar dan aman.

2. Cek saldo e-money dan e-wallet Anda secara berkala

Salah satu cara untuk merasa nyaman dana man saat menggunakan uang elektornik
adalah dengan mengetahui sisa saldo yang tersedia. Jangan sampai transaksi terhambat
karena jumlah saldo yang tidak mencukupi. Mengetahui jumlah saldo yang tersedia juga
akan memberikan pengaruh pada Anda agar tidak boros dalam menggunakan fasilitas e-
money atau e-wallet.

3. Jagalah agar uang elektronik tetap aman

Pastikan kartu e-money Anda tidak berpindah tangan dan tidak rusak. Jika Anda
pengguna e-wallet, maka jangan berikan pin Anda pada siapapun, serta pastikan
smartphone Anda bebas virus.

4. Buat budget untuk penggunaan uang elektronik Anda


Menetapkan anggaran belanja menggunakan uang elektronik juga penting jika Anda
ingin tetap merasa nyaman bertransaksi. Kecenderungan untuk boros saat transaksi non
tunai bisa Anda hindarkan jika Anda disiplin dengan anggaran yang ada. Ingat, fasilitas
uang elektronik ini seharusnya membuat Anda merasa nyaman saat bertransaksi bukan
malah terbebani karena penggunaan yang tidak terkendali.

C. Strategi keuangan perbankan menghadapi kemajuan IT yang semakin

berkembang.

Digital economy merupakan suatu perkembangan dan


pertumbuhan ekonomi yang menggunakan teknologi digital atau internet sebagai
medianya dalam berbagi kegiatan baik berkomunikasi, kolaborasi, maupun bekerjasama
antar perusahaan ataupun individu yang dapat mendatangkan profit dalam
perekonomian.Kegiatan tersebut dapat meliputi berbagai area yang luas, termasuk untuk
jasa bisnis perbankan. Dengan keberadaan digital ekonomi akan mendorong pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan daya saing produk dan jasa, baik di level mikro maupun
makro.

Pertumbuhan era ekonomi digital bisa dibilang sangat cepat. Semua transaksi
akan menggunakan basis teknologi, dan semakin banyaknya variasi model bisnis
ekonomi digital yang berkembang untuk mendorong terciptanya pembagian ekonomi
diantara pelaku bisnis. Perbankan pun bergerak maju dan berkolaborasi untuk
meningkatkan sistem dan strategi agar masyarakat dapat membuktikan serta merasakan
bahwa bertransaksi dengan bantuan teknologi itu mudah.Sehingga persaingan antar bank
dan institusi keuangan sudah memasuki babak baru dalam teknologi aplikasi yang
merupakan Implikasi perkembangan bisnis perbankan terhadap era digital economy.

Teknologi aplikasi dalam perbankan dinamakan dengan digital banking yang


merupakan layanan perbankan dengan memanfaatkan teknologi digital untuk memenuhi
kebutuhan nasabah demi mewujudkan ekonomi digital seperti yang dicita-citakan.Digital
banking yang telah berkembang sampai saat ini yaitu seperti ATM, internet banking,
mobile banking, video banking, phone banking, dan SMS banking.Beberapa bank juga
telah meluncurkan layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) sesuai dengan
kebijakan OJK yang utamanya ditujukan untuk masyarakat yang belum memiliki akses
ke perbankan.

Namun, sampai saat ini di Indonesia masih ada berbagai hambatan yang membuat
perkembangan digital ekonomi terhambat, diantaranya kurangnya infrastruktur jaringan
yang kurang luas sehingga belum dapat diakses semua orang. Hambatan kedua ialah
kurangnya minat masyarakat Indonesia yang melakukan kegiatan ekonomi digita. Baru
sekitar 35 % masyarakat Indonesia yang melakukan transaksi digital keuangan. Ketiga,
kontribusi bisnis di sektor digital masih minim terdahap Produk Domestik Bruto (PDB).
Untuk mengatasi hal tersebut ada 5 langkah yang bisa di tempuh untuk mengembangkan
digital ekonomi Indonesia.  Pertama, pengalaman konsumen, yakni perusahaan-
perusahaan digital harus memberikan kesan terbaik kepada konsumen dalam
menggunakan jasanya.

Sebab, konsumen di dunia digital sangat mudah berpaling ke perusahaan-


perusahaan lain.Kedua, cyber security, yaitu pemerintah dan perusahaan harus bekerja
sama dalam memberikan keamanan bagi transaksi yang dilakukan. Ketiga,
menghubungkan online dengan offline. Gryseels mencontohkan, suatu perusahaan
penjual barang harus menyiapkan tempat bagi konsumen untuk mengambil barangnya
secara offline. Hal tersebut mengacu pada data 50 persen pelanggan di Amerika Serikat
lebih suka mengambil barang yang dibelinya secara langsung, walaupun berbelanjanya
secara online. Keempat, perusahaan juga harus menggunakan analisis berbasis data untuk
menentukan kebutuhan, perilaku, dan keinginan konsumen. Kelima, berbagai perusahaan
dan pemerintah harus sudah mulai membangun DNA digital. Jadi, pemerintah dan
perusahaan harus mengeluarkan regulasi yang mendukung digitalisasi.

Dengan adanya digital economy diharapkan bank dapat mempermudah dalam


menyimpan dan menganalisa data nasabah.Sehingga dapat membantu bank untuk
menjaga hubungan dengan konsumen, mengatasi keluhan konsumen dengan lebih baik,
serta dapat mengembangkan produk atau layanan yang lebih tepat dengan lebih cepat,
murah, jelas dan transparan bagi konsumen.Bank lebih efisien karena ridak lagi
berinvstasi dikantor cabang serta nasabah tidak perlu repot-repot ke kantor cabang
misalnya untuk transfer uang ke keluarga yang berbeda daerah.

Namun dengan begitu ada beberapa tantangan digital ekonomi terhadap


perkembangan bisnis perbankan yaitu seperti  pada bagian keamanan atau sekuriti,
dengan semakin canggihnya teknologi keamanan seiring pula dengan makin canggihnya
teknologi pencurian di ranah digital. Salah satu kejahatan yang paling sering terjadi yaitu
pencurian identitas atau phising. Phising merupakan pencurian data penting milik orang
lain seperti nama lengkap, alamat tempat tinggal, dan nomor telepon yang dipergunakan
untuk membobol akun nasabah.

Perbankan sebagai salah satu sektor ekonomi yang menjadi roda perputaran dana
di suatu negara haruslah berkembang dan mengikuti kebutuhan pasar. Perbankan harus
selalu menjadi pilihan utama individu dalam melakukan kegiatan pembayaran dan
kegiatan ekonomi lainnya. Untuk mencapai target dan tujuan tersebut, perbankan
haruslah melakukan inovasi sesuai dengan kebutuhan dan mempermudah nasabah untuk
melakukan segala kegiatan ekonominya.

Di zaman digital saat ini teknologi berkembang sangat pesat dan cepat. Dengan
berkembangnya teknologi ini membuat berbagai sektor kehidupan melakukan inovasi dan
juga penyesuaian untuk mempermudah manusia. Dengan sentuhan jari saja di
smartphone, kini setiap orang bisa melakukan apapun dengan sangat mudah bahkan
melakukan hal hal yang dulu dianggap tabu dan tidak mungkin, saat ini semua menjadi
sangat mungkin karena adanya perkembangan digital yang luar biasa.

Perkembangan digital telah menyentuh seluruh aspek kehidupan termasuk sektor


ekonomi perbankan. Dengan berkembanya digital ekonomi memudahkan manusia untuk
melakukan kegiatan perbankannya tanpa harus datang ke kantor bank terkait. Melihat
mundur kebelakang, dahulu sektor perbankan mengharuskan setiap nasabahnya untuk
datang langsung ke kantor cabang untuk setiap transaksi. Mulai dari melakukan setoran
tunai hingga tarikan tunai, semua itu dilakukan dengan manual dan mengharuskan setiap
nasabah untuk datang dan berlama lama antri untuk dapat melakukan transaksinya.
Seiring berkembangnya zaman dan juga teknologi, manusia akan melakukan berbagai
cara untuk menghemat waktunya di era globalisasi ini.

Penemuan yang luar biasa dari perbankan ialah ditemukannya ATM ( Automatic


Teller Machine), penemuan ini membuat setiap nasabah yang ingin melakukan tarikan
tunai untuk tidak harus datang ke teller dan menunggu berlama lama. Saat ini, ATMtidak
hanya dapat memenuhi kebutuhan transaki nasabah untuk melakukan tarikan tunai. Anda
bisa melakukan transaksi pembayaran, transfer di mesin ini. Bahkan saat ini sudah ada
ribuan ATMyang dapat melakukan setoran tunai yang semakin memudahkan nasabah
untuk melakukan setiap transaksi. Hal ini membuat perbankan di Indonesia tidak terlalu
gencar melakukan perluasan jaringan dengan membuka kantor cabang. Berdasarkan
informasi dari Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), jumlah kantor bank umum per Juli 2017 tercatat sebanyak 32.659 unit
kantor. Jumlah tersebut menyusut 0,3% dibandingkan dengan kondisi pada periode yang
sama pada tahun lalu yakni sebanyak 32.772 unit kantor.

Sementara itu perkembangan mesin ATM di Indonesia selama 3 tahun terakhir ini


terbilang fluktuatif  dibandingkan dengan 5 tahun ke belakang. Sementara itu, menurut
data Bank Indonesia (BI), jumlah mesin ATM juga hanya tumbuh tipis. Terhitung Juli
2017, jumlah ATM yang tersebar sebanyak 103.953 unit mesin, jumlah ini  hanya
bertambah 0,51% dibandingkan posisi pada akhir tahun lalu .

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan juga keunggulan smartphone yang


makin berkembang, perbankan mencoba untuk mengikuti perkembangan teknologi itu
pula. Langkah pertama yang dilakukan perbankan untuk mengimbangi perkembangan
teknologi ialah dengan mengeluarkan jasa sms banking. Meskipun terdengar kuno,
fasilitas dari perbankan ini sempat menjadi salah satu solusi untuk mengirim uang dan
melakukan pembayaran di wilayah yang jauh dari mesin atm.

Selain itu ada internet banking yang memudahkan para nasabahnya untuk
melakukan berbagai transaksi mulai dari pengecekan saldo hingga membayar tagihan
bulanan. Dengan internet banking anda bisa melakukan berbagai transaksi perbankan di
berbagai penjuru dunia tanpa terikat waktu dan hanya membutuhkan koneksi internet.
Setelah smartphone semakin mudah untuk dimiliki, berbagai bank mulai melirik aplikasi
m-banking. Dibandingkan dengan sms banking dan juga internet banking, mbanking
lebih diminati para nasabah. Mereka bisa menggunakan fasilitas mbanking dengan sangat
mudah untuk menyelesaikan segala transaki perbankan.

Perkembangan pengguna e banking di Indonesia sendiri cukup pesat.  Otoritas


Jasa Keuangan mengungkapkan secara data dan pengguna e-banking cukup meyakinkan.
Di mana jumlah pengguna e-banking (SMS banking, phonebanking, mobile banking, dan
internet banking) meningkat menjadi  270%, dari 13,6 juta nasabah pada tahun 2012
meningkat menjadi 50,4 juta nasabah pada 2016. Sementara jumlah transaksi pengguna
e-banking meningkat 169%, dari 150,8 juta transaksi pada tahun 2012 menjadi 405,4 juta
transaksi pada tahun 2016. Perkembangan perbankan 3 hingga 5 tahun terakhir ini
memang didominasi oleh perkembangan teknologi perbankan menyusul perkembangan
digital ekonomi, perbankan semakin memanjakan para nasabahnya dengan melakukan
berbagai inovasi agar nasabah dapat melakukan transaksi keuangan tanpa harus
kehilangan waktu berlebih.

Perkembangan teknologi dan internet yang semakin cepat dan gesit jangan
dijadikan sebuah ancaman dan hambatan, melainkan dijadikan sebagai tantangan dan
pemicu untuk berkreasi dan menghasilkan sesuatu yang akan membantu pekerjaan
manusia lebih teratur dan terarah. Indonesia sendiri merupakan negara dengan
pertumbuhan pengguna internet tercepat di dunia. Hal ini dibuktikan dengan survei yang
dilakukan oleh perusahaan riset "We Are Social", mereka merilis data yang menunjukan
pengguna internet di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Di Indonesia pada awal tahun
2016 pengguna internet berjumlah 88,1 juta jiwa dan bertambah sebesar 51 % menjadi
132, 7 juta jiwa. 69 % diantara pengguna internet tersebut mengakses internet
menggunakan handphone genggam mereka. Dengan jumlah yang sangat besar ini,
peluang usaha di dunia digital akan semakin berkembang termasuk dunia usaha
perbankan di era digital ekonomi.

Dunia digital sudah memasuki industri keuangan seperti e commerce yang


semakin meningkat transaksinya dari hari ke hari. Masyarakat di era digital ini
menginginkan dan menyukai kemudahan. Mereka dengan terbuka akan menerima segala
keterbukaan dan kemajuan teknologi. Di industri keuangan sendiri sudah ada berbagai
uang elektronik yang dimaksudkan untuk mempermudah berbagai kegiatan manusia
sehari hari. Mulai dari uang elektronik yang tertempel di handphone hingga saldo di
aplikasi tertentu untuk memudahkan pembayaran. Peluang dan tantangan di era digital ini
akan dirasakan oleh semua sektor termasuk industri keuangan dan juga industri
perbankan.

Di industri keuangan seperti pasar modal, tantangan terbesarnya ialah ketika pasar
modal tidak lagi melihat peluang yang terjadi di era digital ini. Apabila pasar modal
menanggapi kemajuan digital ekonomi ini dengan baik, maka pasar modal dapat
menjaring banyak investor baru khususnya dari anak muda. Dengan mudahnya akses ke
pasar modal yang tidak lagi terbatas, Dalam waktu yang cukup lama, pasar modal hanya
terpusat di pulau jawa, sedangkan potensi investor dari luar pulau jawa cukup potensial.
Dengan berkembangnya digital ekonomi, pasar modal akan menjangkau investor dari
luar jawa. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan pembuatan sistem online untuk para
investor yang saat ini sudah diterapkan dan dikembangkan di pasar modal.

Selain itu inovasi yang bisa terus dikembangkan ialah dengan membuat dan
menjalankan sistem transaksi surat utang secara elektronik. Pendaftaran perusahaan go
public di luar jawa juga akan lebih mudah, cepat dan juga efisien. OJK saat ini sudah
melakukan berbagai rangkaian persiapan penerapan pendaftaran elektronik yang dibagi
menjadi 2 tahap yaitu pada tahap pertama ialah registrasi online untuk pernyataan
pendaftaraan dalam rangka penawaran umum efek bersifat ekuitas, Efek Bersifat Utang
atau Sukuk, dan Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan atau Sukuk
Untuk Penawaran Umum Terbatas, Pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan
Usaha dan Pernyataan Penawaran Tender (wajib dan sukarela) akan dilakukan pada tahap
kedua yaitu pada 2018 -- 2019.

Sementara pada industri perbankan, tantangan di dunia digital ini semakin keras.
Hal ini karena bank tidak hanya bersaing dengan bank lainnya, namun di era digital
ekonomi ini bank juga harus bersaing dengan perusahaan teknologi keuangan lainnya
yang menawarkan keamanan dan kenyamanan bagi para penggunanya. Menurut para ahli
keuangan salah satunya  Mckinsey memprediksi terdapat risiko penurunan profit pada
perbankan di tahun 2025 sebesar 60% dari bisnis pembiayaan, 35% pada SME lending
dan payment channel, 30% pada wealth management, dan 30% pada mortgage. Namun,
hal ini bukanlah ancaman yang berarti apabila perbankan melihatnya dari sisi yang
positif. Perbankan bisa melakukan kerja sama dengan perusahaan teknologi untuk
menghadapi persaingan yang ketat ini. Hingga saat ini sudah ada 45 % lembaga keuangan
yang melakukan kerjasama dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan
bisnisnya. 

Tantangan terbesar bagi perbankan ialah perubahan perilaku para nasabahnya.


Para nasabah saat ini lebih menyukai cara digital yang membuat bisnis mereka lebih
cepat, lebih aman dan juga hemat waktu. Para nasabah menyukai cara bertransaksi yang
tidak lagi dibatasi waktu dan juga tempat, inilah sebenarnya yang menjadi tantangan bagi
perbankan di dunia digital ini. Tantangan yang tidak kalah mengkhawatirkan ialah
terjadinya tren penurunan margin. Hal ini dikarenakan persaingan yang sangat ketat
diantara pelaku usaha yang menyebabkan penurunan kulaitas kredit dan juga dikarenakan
kebijakan terhadap besar kecilnya suku bunga dasar pinjaman. Untuk menghadapi segala
tantangan ini bank harus melakukan penyesuaian atas perubahan kebutuhan mendasar. 

Pada tahun 2013, 95.5% transaksi di Indonesia dilakukan secara cash (Bank
Indonesia, 2013). Sampai dengan tahun 2014, transaksi secara cash masih mendominasi
(KPMG, 2017). Walaupun demikian, sesuai survey mengenai penetrasi dan perilaku
pengguna internet di Indonesia yang diadakan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet di Indonesia) pada tahun 2016, terdapat potensi pertumbuhan transaksi digital
dari kelompok masyarakat pengguna internet dan telepon selular terutama mahasiswa dan
pelajar. Sebanyak 132.7 juta jiwa penduduk Indonesia (atau 51% dari total jumlah
penduduk) telah mengakses internet.

Sebanyak 71.6% pengguna internet merupakan penduduk berusia produktif atau


usia kerja (25--54 tahun). Terkait dengan aktivitas transaksi online, sebanyak 70.4%
pengguna internet merasa yakin dan aman untuk melakukan transaksi perbankan secara
online dan sebanyak 49% dari pengguna internet sudah melakukan pembayaran dengan
memanfaatkan fasilitas digital banking seperti ATM, internet banking, kartu kredit, SMS
banking, dan e-money. Sebagian besar pengguna internet mengakses internet melalui
telepon seluler dan komputer dengan penetrasi pengguna internet terbesar adalah pada
kelompok mahasiswa (89.7%) dan pelajar (69.8%).

Kelompok inilah yang diprediksi akan menyumbang pendapatan terbesar bagi


industri perbankan dan layanan keuangan 10 tahun mendatang (Mckinsey, 2015). Tren
ini menunjukkan adanya peluang pertumbuhan adopsi layanan keuangan digital oleh
masyarakat Indonesia terutama melalui telepon seluler, pada kelompok masyarakat
dengan usia produktif, mahasiswa, dan pelajar.

D. Analisis apakah lebih menguntungkan menabung dengan valas daripada rupiah.


Kertas kerja

1. Kurs dollar 11.000


Bunga bank dalam $ 4%
Uang di bank $10.000
Pn=Po(1+4%)10
Pn=10.000(1.04)10
P10=$14.802.442
$14.802.442 x 14.000 = Rp. 207.234.199

2. Uang di bank Rp. 140.000.000


Bunga bank 12%
Pn=Po(1+12%)10
Pn=140.000.000(1.12)10
P10=434.818.749
Jadi, menurut perhitungan nilai waktu uang. Lebih menguntungkan menabung dengan
rupiah daripada valas. Selisih perhitungannya sebanyak Rp. 227.584.550.

E. Analisis apakah lebih menguntungkan meminjam dengan valas daripada rupiah.


Kertas kerja

1. Kurs dollar 11.000


Bunga bank dalam $ 4%
Uang di bank $10.000
Pn=Po(1+4%)10
Pn=10.000(1.04)10
P10=$14.802.442
$14.802.442 x 14.000 = Rp. 207.234.199

2. Uang di bank Rp. 140.000.000


Bunga bank 12%
Pn=Po(1+12%)10
Pn=140.000.000(1.12)10
P10=434.818.749

Jadi, menurut perhitungan nilai waktu uang. Lebih menguntungkan meminjam dengan
valas daripada rupiah. Selisih perhitungannya sebanyak Rp. 227.584.550.

F. Buatlah essai terkait kondisi fundamental perbankan


Kertas kerja
ASET
(dalam jutaan rupiah)
2012 Rp 2013 Rp 2014 Rp 2015 Rp 2016 Rp 2017 Rp 2018 Rp
Juta Juta Juta Juta Juta Juta Juta

Kas 245.310 244.310 242.046 266.493


312.492 192.729 248.071
Giro pada Bank 3.135.768 3.280.565 3.678.919 4.168.993
Indonesia 4.447.183 3.897.905 3.898.550
Giro pada Bank 705.697 769.903 894.825 980.087
Lain – Pihak Ketiga

1.662.095 869.313 1.249.914


Penempatan pada 783.475 6.820.731 4.523.927 68.925
Bank Indonesia dan
Bank Lain

6.654.944 947.766 3.176.789


Efek-efek – Pihak 260.108 196.690 329.436 320.081
Ketiga

3.547.001 3.818.777 4.159.374


Kredit :
Pihak berelasi 34.122 13.862 9.817 5937
Pihak ketiga 1.161.725 1.256.691 1.207.127 1.245.875
Cadangan kerugian (12.472) (11.581) (6.442) (18.806)
penurunan nilai
Jumlah 1.183.375 1.258.972 1.210.502 1.233.006

9.187.248 8.523.100 7.652.695


Asset Tetap – bersih 16.036 18.612 19.922 18.105 59.120 61.960 58.743

Asset Takberwujud - 2.281 - - 2.659


- bersih

Asset Pajak 2.303 114 130 906 217 6.537 5.367


Tangguhan

Pajak Dibayar - - 240 420


Dimuka

Asset Lain-lain 54.169 49.662 59.700 57.402 122.537 136.600 138.194

Jumlah Aset 1.984.264 1.991.876 2.135.887 1.974.416 4.235.925 4.581.932 4.497.122

LIABILITAS
2012 Rp 2013 Rp 2014 Rp 2015 Rp 2016 Rp 2017 Rp 2018 Rp
Juta Juta Juta Juta Juta Juta Juta

Liabilitas Segera 7.608 3.864 2.028 2.225 7.332 9.720 3.765

Simpanan :
Pihak berelasi 246.249 1.334 345.330 132.044 242.357 30.711 97.184
Pihak ketiga 1.421.525 269.244 1.444.509 1.516.531 2.485.742 3.350.778 3.219.283
Jumlah 1.667.774 1.603.746 1.789.839 1.648.575 2.728.099 3.381.489 3.316.467
Simpanan dari
Bank Lain :
Pihak berelasi - 2 1 2 - - -
Pihak ketiga 89.556 145.106 102.768 73.650 378.426 10.767 2.792
Jumlah 89.556 145.108 102.769 73.652 378.428 10.767 2.792
Utang Pajak 2.089 5.156 2.093 4.412 14.410 21.117 3.194

Liabilitas Imbalan 21.355 18.106 24.441 26.444 24.617 25.144 28.792


Pasca Kerja

Liabilitas Lain-lain 7.621 7.862 9.194 8.646 15.185 15.335 15.913

Jumlah Liabilitas 1.796.003 1.786.123 1.930.364 1.763.954 3.168.069 3.463.572 3.370.923

EKUITAS
2012 Rp 2013 Rp 2014 Rp 2015 Rp 2016 Rp 2017 Rp 2018 Rp
Juta Juta Juta Juta Juta Juta Juta

Modal Saham –
nilai nominal
Rp100/saham
Modal dasar –
14.000.000.000 351.609 351.609 351.609 351.609 1.117.506 1.117.506 1.117.506
saham
Modal ditempatkan
dan disetor penuh

Tambahan Modal 17.703 17.703 17.703


Disetor

Penghasilan (4.810) (1.372) (4.594) (5.106) 29.495 28.859 28.751


Komprehensif Lain

Saldo laba
Ditentukan 100 100 100 100 100 100 100
penggunaannya
Belum ditentukan (158.638) (144.584) (141.592) (136.141) (96.948) (45.808) (37.861)
penggunaannya

Jumlah Ekuitas 188.261 205.753 205.523 210.462 1.067.856 1.118.360 1.126.199


Jumlah Liabilitas 1.984.264 1.991.876 2.135.887 1.974.416 4.235.925 4.581.932 4.497.122
dan Ekuitas

1. Asset
Tahun 2017
(4.581.932 - 4.235.925): 4.235.925*100%= 8,17%
Tahun 2018
(4.497.122 - 4.235.925): 4.235.925*100%= 6,17%
Dihitung dengan tahun dasar 2016, kenaikan jumlah asset PT. BANK GANESHA pada
tahun 2017 sebesar 8,17% dan pada tahun 2018 sebesar 7,17%. Dengan artian ada
penurunan jumlah asset dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 2%.
2. Liabilitas
Tahun 2017
(3.463.572 - 3.168.069): 3.168.069*100%= 9,33%
Tahun 2018
(3.370.923 - 3.168.069): 3.168.069*100%= 6,40%
Dihitung dengan tahun dasar 2016, kenaikan jumlah liabilitas PT. BANK GANESHA
pada tahun 2017 sebesar 9,33% dan pada tahun 2018 sebesar 6,40%. Dengan ini terdapat
penurunan liabilitas dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 2,93%.
3. Ekuitas
Tahun 2017
(1.118.360 - 1.067.856): 1.067.856*100%= 4,73%
Tahun 2018
(1.126.199 - 1.067.856): 1.067.856*100%= 5,46%
Dihitung dengan tahun dasar 2016, kenaikan jumlah ekuitas PT. BANK GANESHA pada
tahun 2017 sebesar 4,73% dan pada tahun 2018 sebesar 5,46%. Dengan ini terdapat
kenaikan ekuitas dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 0,73%.

A. Artikel kondisi keuangan dan cash flow bank


LAPORAN LABA RUGI
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Juta Juta Juta Juta Juta Juta Juta
Pendapatan 172.643 178.62 185.697 204.345 285.82 388.404 386.149
Bunga 1 7
Beban 84.432 86.293 107.645 112.531 129.63 182.860 177.627
Bunga 1
Pendapatan 88.211 92.328 78.052 91.814 156.19 205.544 208.522
Bunga - 6
Bersih
Pendapatan 22.853 16.854 16.588 17.236 18.955 37.949 40.090
Operasiona
l Lainnya
Beban - 460 3.291 12.680 18.256 33.042 85.567
Kerugian
Penurunan
Nilai
Beban 100.041 90.156 86.886 90.824 103.10 141.042 152.087
Operasiona 5
l Lainnya
Beban 77.188 73.702 73.589 86.265 102.40 136.135 197.564
Operasiona 6
l Lainnya –
Bersih
Laba 11.023 18.566 4.463 5.546 53.790 69.409 10.958
Operasiona
l
Pendapatan 925 330 (329) 1851 (1.170) (1.588) (3.545)
(Beban)
Non
Operasiona
l – Bersih
Laba 11.948 18.896 4.134 7.398 52.620 67.821 7.413
Sebelum
Pajak
Beban 969 4.842 1.142 1.945 13.427 16.681 1.813
Pajak
Laba 8.863 14.054 2.992 5.451 39.193 51.140 5.600
Bersih
Tahun
Berjalan

LABA BERSIH

Tahun 2017

(51.140 - 39.193): 39.193*100%= 30,48%

Tahun 2018

(5.600 - 39.193): 39.193*100%= -85,71%


Dengan menggunakan tahun dasar 2016, laba bersih PT. BANK GANESHA pada tahun 2017
naik sebesar 30,48% sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 85,71%. Dengan
ini menunjukkan adanya penurunan laba bersih pada tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 116,19%.

KOMITMEN DAN KONTINJENSI


2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Liabilitas 7.817 - 96.451 136.169 280.476 279.924 272.704
Komitmen
Tagihan - - 96.451 136.169 (280.476) (279.924) (258.324)
Komitmen –
Bersih
Tagihan 91.026 - 92.047 94.407 96.624 95.699 98.987
Kontinjensi
Liabilitas 47.915 - 59.661 37.505 54.055 33.874 13.072
Kontinjensi
Jumlah 43.111 - 32.386 56.902 42.569 61.825 85.915
Tagihan
Kontinjensi –
Bersih

TAGIHAN KOMITMEN

Tahun 2017

(279.924 - 280.476): 280.476*100%= -0,20%

Tahun 2018

(258.324 - 280.476): 280.476*100%= -7,90%

Dengan menggunakan tahun dasar 2016, jumlah penurunan tagihan komitmen PT. BANK
GANESHA pada tahun 2017 sebesar 0,20% sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 7,90%. Dengan ini penurunan tagihan komitmen dari tahun 2017 ke 2018 sebesar 7,70%.

HARGA SAHAM PT. BANK GANESHA

31 Desember 2018 = Rp. 81

31 Januari 2019 = Rp. 95


31 Maret 2019 = Rp. 84

30 Juni 2019 = Rp. 75

20 September 2019 = Rp. 71

(71-81):81*100%=-12,34%

Dengan menggunakan dasar harga saham 31 des 2018, pada tanggal 20 sep 2019 harga saham
PT. BANK GANESHA turun sebesar 12,34% dari Rp. 81 menjadi Rp. 71.

Anda mungkin juga menyukai