Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAANE-MONEY DI LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP


KONSUMEN DAN PEDAGANG

Diusulkan oleh:

1. R
2. D
3. R
4. D
5. R

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-
Nya karya tulis ilmiah yang berjudul "Pengaruh Penggunaan E-money di Lingkungan
Kampus terhadap Konsumen dan Pedagang" dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya
tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukan semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki.

Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Akhir kata, kami berharap karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, penggunaan teknologi modern sangat pesat. Banyak kegiatan
yang dilakukan hanya melalui gawai. Kemajuan teknologi seakan mengajak
masyarakat melalukan kegiatan dengan simpel. Banyak kegiatan yang dapat
dilakukan leewat gawai seperti berbelanja, berpergian, dll. Penggunaan teknologi
modern sebagai metode pembayaran pun tidak luput. Metode pembayaran non-cash
ini telah berkembang pesat baik skala nasional maupun internasional dengan berbagai
inovasi yang mengarah pada penggunaanya yang semakin efisien, aman, dan cepat.
Kemajuan teknologi membuat masyarakat cenderung berperilaku konsumtif karena
semakin mudah dalam bertransaksi.
Kemajuan teknologi pembayaran non-cash ini sangat diterima oleh
masyarakat karena kepercayaan pada uang agak berkurang. Tingginya jumlah uang
yang beredar, maraknya kasus pemalsuan uang, serta besarnya biaya yang dikeluarkan
Bank Indonesia untuk mencetak, menyimpan, mendistribusikan, memusnahkan uang.
Hal ini yang membuat Bank Indonesia menggencarkan penggunaan instrumen non
tunai.Lahirnya e-money dilator belakangi oleh “…Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/12/PBI/2009 dan surat Edaran Bank Indonesia No.11/11/DASP yang sebagai
pendukung gerakan cash less….”(Bank Indonesia, 2013,
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-
sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx, 13 oktober 2019).
Gerakan Nasional Non Tunai telah melahirkan banyak produk-produk layanan
non-tunai seperti e-money, BRIZZI, TapCash, dll. Munculnya alat-alat pembayaran
tersebut bukan hanya dari inovasi perbankan namun juga oleh kebutuhan masyarakat
yang memerlukan alat pembayaran praktis serta aman. Hal ini juga mendorong
masyarakat untuk bertransaksi yang pada akhirnya dapat membuat pertumbuhan
ekonomi naik serta dapat menurunkan tingkat inflasi karena jumlah peredaran uang
tunai di masyarakat berkurang. Kejadian-kejadian seperti perampokan dapat
diminimalisir karena telah beralih ke non-tunai.
Menurut Media Indah E.L dalam situs
https://www.kompasiana.com/indahliliana/5a5f1cebcbe52325a41d3462/jenis-dan-
produk-e-money-yang-perlu-anda-tahu?page=all menyatakan sebenarnya uang
elektronik sama saja dengan uang tunai, hanya saja pada non-tunai uang kita
dikonversikan ke dalam format elektronis. Produk uang elektronik dibagi menjadi
dua, yaitu kartu prabayar (card based product) dan wallet elektronik (software based
product).
1. Kartu Prabayar
Jenis ini menggunakan kartu konvensional seperti halnya kartu ATM.
Perbedaan yang mencolokdari kartu ATM ialah kartu prabayar ini dapat dibeli di
supermarket atau di bank dengan harga terjangkau dan mudah. Kartu ini memiliki
chip yang berfungsi untuk penyimpanan saldo. Semakin majunya zaman, banyak
kartu prabayar yang hanya ditempel untuk menggunakannya. Kartu prabayar
seperti ini memudahkan pembayaran yang ringkas seperti di gerbang tol.
Semua uang yang disimpan didalam kartu prabayar tidak berbunga dan tidak
dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sehingga kartu ini dapat
dipindahtangankan dan isi ulang (top up) secara tunai di beberapa tempat seperti
di bank, ATM bersama, mesin EDC ataupun di minimarket-minimarket dan
seluruh merchant yang menerima transaksi e-money.
2. Wallet Elektronik
Jenis produk ini tanpa menggunakan kartu, melainkan hanya lewat gawai.
Jenis produk ini berbasis server yang terhubung dengan internet. Terdapat
beberapa jenis e-wallet yaitu QR, NFC, dan OTP. Pada awalnya e-wallet ini
kurang diminati masyarakat karena belum menyebarnya internet, seiring
berjalannya waktu masyarakat seakan tergila-gila dengan produk ini. Banyak
produk-produk yang bermunculan dalam kurun waktu dua tahun seperti dana, ovo,
dan gopay.
Uang elektronik muncul sebagai jawaban atas keluhan yang muncul dari
masyarakat selama ini. Selain lebih aman dari pencopetan, kita juga lebih mudah saat
tidak ada kembalian. Selain itu para pengusaha juga harus beradaptasi atas
perkembangan teknologi dan tuntutan para konsumen. Besarnya manfaat dan
kemudahan yang ditawarkan oleh produk-produk pembayaran elektronik membuat
kami meneliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap para konsumen yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan E-Money Di Lingkungan Kampus Terhadap Konsumen
dan Pedagang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : Bagaimana pengaruh penggunaan e-money di lingkungan kampus
terhadap konsumen dan pedagang ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan perilaku
konsumen dan pedagang di lingkungan kampus terhadap hadirnya e-money pada
metode transaksi, serta meneliti manfaat yang ditawarkan oleh e-money itu sendiri.
BAB 2

MANFAAT DAN METODE PENELITIAN

2.1 Manfaat Penelitian


Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dan untuk mengetahui apakah persepsi
manfaat, persepsi kemudahan,persepsi keamanan, dan resiko menggunakan e-money
mempengaruhi minat mahasiswa dan pedagang dalam menggunakan e-money.
2.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini kami memadukan metode penelitian kuantitatif dan metode
kualitatif. Dalam meneliti perilaku konsumen, kami menggunakan metode penelitian
kuantitatif dengan menggunakan kuisioner, sedangkan dalam meneliti pendapat dari
pedagang kami menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara
wawancara langsung.
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Kuisioner


Dari kuisioner yang telah dibuat terdapat empat poin penting yaitu
kemanfaatan, kemudahan, kepercayaan, dan keamanan. Dari pertanyaan 19 kuisioner
yang kami buat, pertanyaan pertama hingga keempat merupakan poin kemanfaatan.
Pada pertanyaan pertama sebanyak 293 dari 550 responden menyatakan sangat setuju
atas kepraktisan dalam menggunakan e-money. e-money memang terbukti membawa
manfaat kepraktisan pada kehidupan. Kita sebagai konsumen tidak perlu lagi
membawa uang tunai yang rawan rusak dan hilang, kita juga tidak bingung dalam
mencari kembalian saat melakukan transaksi. Selain kepraktisan, e-money juga
memberikan manfaat dalam ketelitian. Hal ini dapat dibuktikan sebanyak 215
responden menyatakan setuju pada pertanyaan kedua. Manfaat ketelitian memang
sangat terasa pada penggunaan e-money. Kita tidak akan lagi menemuhi kejadian
salah hitung nominal dalam transaksi, karena e-money menarik saldo kita sesuai
dengan harga dalam transaksi.
Hampir semua mahasiswa selalu tertarik dengan adanya diskon maupun
cashback. Pada pertanyaan ketiga sebanyak 376 responden sangat setuju, sebab
responden akan mendapatkan potongan harga maupun cashback saat menggunakan e-
moneydan pada pertanyaan keenambelas sebanyak 211 responden setuju atas promosi
yang ditawarkan. Hal itu dimanfaatkan oleh para fintech yang membakar uang untuk
memikat pengguna. Dilansir dari situs katadata.co.id, menyatakan bahwa bahaya
bakar uang yaitu:
“Sementara itu, Head of Brand and Marketing Communication Group LinkAja
Ignatius Untung mengatakan, industri digital memang membutuhkan biaya
promosi yang cukup tinggi. Strategi ini diperlukan untuk memangkas waktu
yang dibutuhkan dalam memperkenalkan sistem pembayaran digital kepada
masyarakat. "Yang dikhawatirkan, kalau ini berlebihan apakah ini cara yang
efektif? Adakah resiko atau dampak dari promosi yang sudah luar bisasa 'gila'
ini?" ungkap dia. Menurut Ignatius, sejumlah hipotesis bahkan menunjukkan
bahwa kehadiran promosi turut membantu kelangsungan beberapa merchant
kecil. Penjualan mereka meningkat dan terbantu oleh tawaran promosi. Padahal,
di sisi lain, merchant-merchant besar tengah mengalami penurunan penjualan.
"Mereka bisa bertahan. Tapi apakah ini tidak berbahaya? Karena harus diakui
bahwa nantinya promosi ini juga harus berakhir," ungkap dia.”(Cindy Mutia
Annur, 2019, https://katadata.co.id/berita/2019/10/25/sampai-kapan-strategi-
bakar-uang-fintech-pembayaran-digital, 12 November 2019)
Langka yang dilakukan para fintech e-money juga akan berdampak pada kurva
permintaan yang bergeser kekanan, hal itu dapat membuat harga barang itu sendiri
naik karena lonjakan permintaan.

Pada pertanyaan keempat sebanyak 204 responden menyatakan setuju pada


rasa aman yang didapat saat menggunakan e-money. Menggunakan e-money memang
dapat menghindarkan kira dari tindak kriminal karena menggunakan uang tunai, hal
itu dapat membuat kita tidak khawatir saat bertransaksi di tempat umum.

Poin selanjutnya adalah poin kemudahan yang ditunjukkan pada pertanyaan


kuisioner kelima hingga kesembilan. Pada pertanyaan kelima sebanyak 270 responden
menyatakan sangat setuju pada kemudahan untuk digunakandan pada pertanyaan
keenam sebanyak 242 juga menyatakan sangat setuju pada kemudahan untuk
dipahami. Dalam hal kemudahan sudah tidak diragukan lagi bahwa dalam
penggunaan e-money akan lebih mudah dan praktis daripada menggunakan
cash.Diantaranya adalah kemudahan dalam pengunaan, kemudahan dalam
memahami, kemudahan untuk membawa, untuk melakukan isi ulang, dan untuk
dibeli, terutama sasaran responden pada penelitian kali ini adalah mahasiswa, apalagi
sekarang telah memasuki era digital 4.0, kebanyakan atau bahkan semua mahasiswa
sekarang sudah memiliki smartphone yang mendukung untuk melakukan transaksi e-
money. Hal itu menunjukkan e-money sangat mudah digunakan dan dipahami untuk
kalangan mahasiswa yang hampir tidak pernah lepas dari teknologi. Hal tersebut
terbukti pada pertanyaan ketujuh sebanyak 293 responden sangat setuju bahwa e-
money lebih praktis dan fleksibel dibandingkan dengan uang tunai dan terbukti tidak
terbelit-belit. Hal itu dapat dilihat dari sebanyak 237 responden setuju jika e-money
tidak ribet dan berbelit-belit.Mereka sebagai pengguna juga tidak perlu khawatir jika
saldo e-money mereka habis karena pengisian ulang saldo e-money dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Hal itu terbukti dari pertanyaan kedelapan sebanyak 201 setuju
jika e-money dapat didapatkan di berbagai merchants dan pada pertanyaan kesembilan
sebanyak 257 responden sangat setuju bahwa pengisian e-money dapat dilakukan pada
smartphone.

Poin selanjutnya pada pernyataan kuisioner adalah kepercayaan. Walaupun


telah banyak manfaat dan kemudahan yang ditawarkan tetapi masih banyak responden
yang belum percaya sepenuhnya pada e-money. Hal tersebut dapat dilihat dari
kuisioner kesepuluh tentang kerahasiaan data sebanyak 206 responden bersifat netral
dan pada kuisioner kesebelas tentang jasa yang ditawarkan sesuai yang dijanjikan
sebanyak 244 responden setuju. Hal itu menyatakan bahwa pengguna merasa tidak
percaya dengan keamanan data-datanya pada fintech tetapi pengguna setuju bahwa
tindakan yang dilakukan fintech sesuai dengan apa yang ditulis pada perjanjian,
sehingga pada kuisioner ketujuhbelas sebanyak 260 responden netral dalam
mempercayai e-money.

Poin terakhir pada kuisioner ini adalah keamanan. Keamanan yang ditawarkan
pada e-money belum bisa dijamin aman, karena e-money sendiri merupakan produk
baru sehingga butuh pengembangan lebih lanjut. Pada kuisioner kedua belas sebanyak
221 responden menyatakan setuju pada keamanan e-money tetapi pada kuisioner ke
tiga belas 144 responden menyatakan netral pada berkurangnya saldo. Hal itu
membuktikan bahwa keamanan yang ditawarkan belum 100% aman, banyak kejadian
berkurangnya saldo tanpa sebab yang diakibatkan errornya server pusat dari penyedia
layanan. Pada kuisioner keempat belas sebanyak 192 responden menyatakan netral
pada gagalnya transaksi yang biasanya diakibatkan oleh gagalnya server.

Pada e-money yang masih menggunakan kartu prabayar biasanya tidak


dilengkapi dengan identitas maupun kata sandi. Keamanan untuk e-money jenis ini
masih sangat rendah dikarenakan mudahnya berpindah tangan ke orang lain. Hal itu
terlihat pada sikap responden pada kuisioner kelima belas, sebanyak 187 responden
bersifat netral dalam hal keamanan. Dilansir dari finance.detik.com, Alfons
menyatakan bahwa:

Menanggapi hal tersebut Praktisi Keamanan Internet dari Vaksincom Alfons


Tanujaya menjelaskan ada trik sederhana yang bisa digunakan siapapun untuk
melindungi uang elektronik dari pencopet milenial. Caranya yaitu dengan
membungkus e-money dengan alumunium foil. "Caranya, bisa dengan
memasukkannya ke kotak kartu nama aluminium. Atau kalau mau murah
meriah, Anda bisa membungkus kartu Anda dengan aluminium foil
pembungkus rokok atau makanan. Dijamin, tidak ada alat EDC yang bisa
membaca kartu," kata dia dikutip dari keterangan tertulis.” (Selfie Miftahul
Jannah, 2018, https://finance.detik.com/moneter/d-4136502/saldo-uang-
elektronik-bisa-dicopet-cegah-pakai-cara-ini, 13 november 2019)
Dari poin-poin yang telah dikumpulkan pada kuisioner tersebut, sebanyak 206
responden menyatakan setuju untuk tetap melanjutkan menggunakan e-money. Hal itu
merupakan dukungan secara tidak langsung responden pada fintech e-money untuk
terus memajukan layanan yang ditawarkan.

3.2 Pembahasan Wawancara


Selain menggunakan metode kuantitatif melalui kuisioner, kami juga
menggunakan metode kualitatif melalui wawancara. Dalam pengambilan data, kami
mencari pedagang yang telah menggunakan e-money pada kiosnya. Kami
mendapatkan enam narasumber yang bersedia untuk diwawancari mengenai e-money
dalam bertransaksi. Sebagian besar dari enam narasumber menyatakan bahwa mereka
memperoleh berbagai manfaat saat menggunakan e-money seperti kemudahan,
kecepatan, dan kepraktisan. Narasumber menyatakan hal tersebut karena mereka
kesulitan dalam proses bertransaksi saat menggunakan uang tunai. Penjual biasanya
kebingungan saat terjadi antrean dan kesulitan menemukan uang kembalian.
Menurut narasumber yang diwawancarai di atas, sebagian besar yang lebih
memperoleh manfaat adalah mahasiswa (pembeli), karena kembali lagi bahwa e-
moneyakan memberikan berbagai promo atau cashback yang membuat mahasiswa
lebih suka dalam bertansaksi menggunakan e-money. Hal ini terbukti menurut
jawaban dari salah satu narasumber yaitu bapak Heru, bahwa dalam satu hari, rata-
rata transaksi gopay bisa sampai sebanyak 150 transaksi, sedangkan ovo mencapai 77
transaksi.
Selain keuntungan yang ditawarkan oleh e-money, beberapa penjual juga
mengalami kesulitan dalam menggunakan e-money. Mereka mengaku tidak bisa
langsung menerima uang secara langsung, sehingga pada saat berbelanja ke pasar
untuk membeli dagangan penjual tidak bisa langsung menggunakan pendapatannya
karena bukan dalam bentuk uang tunai dan sebagian di pasar masih menggunakan
uang tunai dalam bertransaksi.
BAB 4

PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, dapat disumpulkan bahwa e-money
merupakan produk baru yang membawa perubahan besar pada proses transaksi. E-
money membawa manfaat yang sangat besar seperti kemudahan, kepraktisan, dan
keamanan yang belum bisa ditawarkan oleh uang tunai. E-money juga membawa
dampak yang bagus pada mahasiswa karena membawa banyak manfaat seperti diskon
dan cashback serta membawa dampak baik pada pedagang karena dagangan mereka
lebih laris. Kekurangan e-money merupakan hal wajar karena e-money merupakan
produk baru dan perlu waktu untuk memperbaikinya.
4.2 Saran
Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan untuk melihat seberapa efektivitas e-
money dalam bertransaksi, melihat persentase masyarakat Indonesia dalam
menggunakan e-money sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Annur, Cindy Mutiara. 2019. “Sampai Kapan Strategi 'Bakar Uang' Fintech Pembayaran
Digital?”. Diambil dari https://katadata.co.id/berita/2019/10/25/sampai-kapan-
strategi-bakar-uang-fintech-pembayaran-digital, diakses pada 12 november 2019.

Indonesia, Bank. 2013. “Uang Elektronik”. https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-


konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx, diakses
pada 13 oktober 2019

E.L, Media Indah. 2018. “Jenis dan Produk "E-Money" yang Perlu Anda Tahu”. Diambil dari
https://www.kompasiana.com/indahliliana/5a5f1cebcbe52325a41d3462/jenis-dan-
produk-e-money-yang-perlu-anda-tahu?page=all, diakses pada 13 oktober 2019

Jannah, Selfie Miftahul. 2018. “Saldo Uang Elektronik Bisa 'Dicopet'? Cegah Pakai Cara
Ini”. Diambil dari https://finance.detik.com/moneter/d-4136502/saldo-uang-
elektronik-bisa-dicopet-cegah-pakai-cara-ini, diakses pada 13 november 2019
LAMPIRAN

1. Kuisioner
1=sangat tidak setuju
2=tidak setuju
3=netral
4=setuju
5=sangat setuju

Nilai
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Proses bertransaksi dengan
menggunakan e-
1 moneymemungkinkan saya 12 6 41 195 293
memperoleh manfaat berupa proses
yang lebih cepat.
Penggunaan e-money memungkinkan
2 saya memperoleh manfaat berupa 8 18 153 215 153
ketelitian dalam bertransaksi.
Pembayaran dengan e-money
memungkinkan saya memperoleh
3 9 7 40 112 376
manfaat dengan berbagai diskon dan
promo yang ditawarkan.
Penggunaan e-money memungkinkan
4 saya memperoleh manfaat berupa rasa 8 26 168 204 141
aman dalam bertransaksi.
Sepengetahuan saya, penggunaan e-
5 7 8 61 201 270
money sangat mudah digunakan.
6 Penggunaan e-money mudah untuk 9 8 86 202 242
dipahami.
E-money lebih praktis dan fleksibel
7 untuk dibawah dibandingkan dengan 11 12 65 163 293
uang tunai.
E-money card dapat mudah dibeli di
8 berbagai merchants (pedagang) yang 8 23 174 201 140
bekerja sama dengan penerbit.
Sepengetahuan saya, pengisian ulang
saldo e-money mudah dilakukan via
9 digital internet banking atau melalui 8 11 57 177 257
merchants (pedagang) yang bekerja
sama dengan penerbit.
Saya percaya terhadap perusahaan
10 penerbit e-money untuk menjamin 10 44 206 202 84
kerahasiaan data.
Saya percaya perusahaan yang
11 memproduksi e-money memberikan 6 10 179 244 108
jasa sesuai yang dijanjikan.
Saya percaya e-money memiliki
12 7 27 187 221 105
jaminan keamanan yang baik.
Saya merasa khawatir akan
13 53 114 144 135 98
berkurangnya saldo tanpa sebab.
Saya merasa khawatir menggunakan
14 e-money karena berpotensi gagal 34 110 192 144 67
melakukan transaksi.
Saya merasa khawatir karena kartu e-
15 money tidak mencantumkan identitas 43 107 187 134 74
diri dan kata sandi.
Saya tertarik untuk menggunakan
kartu e-money di merchants
16 (pedagang) yang saya pilih karena 10 15 101 211 210
menawarkan banyak promosi yang
untuk memenuhi kebutuhan saya.
17 Saya memilih e-money karena 7 26 260 179 75
sangatlah terpercaya.
Saya memilih e-money karena system
18 yang dipakai tidak berbelit-belit dan 6 19 105 237 180
memudahkan calon penggunaannya.
Saya akan terus menggunakan produk
19 4 14 149 206 173
e-money dimasa yang akan datang.
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeAcGoxHSc6vGD8LomNMsm7cvi6qA
goVCFJbp2LPs0zmZB7fg/closedform
2. Wawancara

No Identitas Pendapat
“Sejak memakai e-money transaksi menjadi
Nama:
lebih mudah. Saat ini juga sedang tren jadi
Produk: Ricebowl
1 banyak peminatnya serta rata-rata dari 5
Waktu Pakai : 6 bulan
transaksi pasti terdapat 2 transaksi yang
Lokasi: GKM
memakai e-money.”
Nama:
“Sekarang anak-anak tidak pakai uang, jadi
Produk: Geprek
2 transaksinya lebih cepat. E-money yang
Waktu Pakai: 12 bulan
dipakai biasanya gopay dan ovo.”
Lokasi: GKM
“Dalam satu hari menerima 10-15 transaksi
Nama:
melalui e-money.”
Produk: Mie ayam, batagor
3 “Sejak memakai e-money transaksi lebih cepat
Waktu Pakai: 3 bulan
dan mudah. Pembeli juga tertarik dengan
Lokasi: GKM
adanya cashback”.
“kekurangannya itu tidak bisa langsung terima
Nama:
tunai. Awalnya cashback-nya tinggi jadi
Produk: Batagor
4 banyak yang tertarik menggunakan, tetapi saat
Waktu Pakai: 12 bulan
cashback-nya turun penggunanya tuga
Lokasi: Kantin FIB
menurun.”
5 Nama: Heru “Keuntungan sebenarnya di pelanggan, karena
Produk: Geprek dan Jus yang menerima cashback mereka.”
Waktu Pakai: 12 bulan “Saya lebih banyak menerima transaksi non-
Lokasi: Kantin FIB tunai karena lebih simpel, ada cashback, dan
tidak perlu mencari kembalian.”
“Rata-rata transaksi gopay bisa sampai 150
sedangkan ovo 77.”
“Untuk saya sendiri belum merasakan
pengaruh yang signifikan pada penjualan.”
“Yang paling merasakan manfaat sebenarnya
itu anak-anak. Cuman manfaat untuk kami ya
Nama: Eli
bisa menambah alternatif pembayaran.
Produk:
6 Biasanya juga kalo mencapai target ada
Waktu Pakai: 3 bulan
promonya.”
Lokasi: Kantin FIB
“lebih banyak yang pakai tunai untuk saat ini,
mungkin karena saya pengguna baru.”

Anda mungkin juga menyukai