NRP :120118356
KP :B
Absen : 101
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
JUNI 2021
i
NOMOR 1
ii
perencanaan lainnya. Bisinis melalui e-commerce tak hanya mengenai jual-beli
produk saja namun juga jasa. 1
Di Indonesia telah terdapat banyak e-commerce seperti Go-Jek, amazon,
shopee, tokopedia, lazada, bukalapak, blibli, JD.id, Grab dan yang lainnya. Seperti
yang dijelaskan dalam definisi e-commerce tersebut, Beberapa e-commerce
tersebut juga mempunyai sistem electronic wallet (e-wallet). E-wallet merupakan
jenis penyimpanan uang secara online yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran tanpa menggunakan uang cash, dalam praktek penggunaannya e-
wallet dilindungi dengan sistem keamanan tertentu dan kata sandi.
E-wallet tak hanya digunakan untuk transaksi online namun dapat
digunakan secara offline melalui scan QR Code, dan sebagainya, apa lagi di era
pandemic ini penggunaan e-wallet mulai disukai oleh masyarakat dikarenakan
para pengguna tidak perlu melakikan kontak fisik yang mana kontak fisik ini dapat
memper cepat tersebarnya virus COVID-19. Kemudahan, e-wallet membuat
perilaku konsumtif masyarakat semakin banyak. Tak hanya sebagai alat
pembayaran e-wallet juga bisa digunakan sebagai alat transfer antar bank yang
mana terkdang biaya administrasi yang dibutuhkan lebih murah dibandingan
melalui applikasi transfer dari bank tersebut.
Penggunaan e-wallet dapat diakses dengan mudah melalui internet, hal
tersebut dapat menciptakan dampak positif hingga dampak negatif dalam
penggunaan layanan uang elektronik. Tak jarang kita temui beberapa kasus dari
penggunaan e-wallet mulai bermunculan, salah satunya datang dari pengguna
pengguna OVO (jasa e-commerce dari PT. Visionet Internasional) dan applikasi
DanaKas yang mengeluhkan bahwa transfer uang dari rekening bank ke saldo
OVO atau sebaliknya tidak sampai tujuan2. Terkait transfer antara applikasi
penyedia e-wallet dengan bank ini sering terjadi masalah yang mana tak jarang
dari pihak applikasi penyedia e-wallet sendiri kurang merespon dengan baik,
mulai dari prosesnya yang berbelit dan lama hingga ada yang tak direspon.
1
Ahmad Irkham. Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif
Mahasiswa Pengguna Electronic Wallet (E-Wallet). (Univeristas Negeri Semarang,
2020). Hal 1-3
2
https://mediakonsumen.com/2021/04/21/surat-pembaca/aplikasi-bukukas-
meresahkan-dana-para-pengguna-raib
iii
Seharusnya sistem e-wallet dalam melakukan kegiatan pembayaran ataupun
transfer dana seharusnya bebas dari pelanggaran keamanan,para konsumen
harus mendapat jaminan keamanan untuk melakukan pembayaran elektronik.
Jika melihat dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (yang selanjutnya disebut UU No. 8 Tahun 1999) dalam
pasal 4 huruf a, c, d terkait hak konsumen yaitu :
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa;
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai konsidi dan
jaminan barang dan/atau jasa;
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
Transfer dan penyimpanan dana melalui e-wallet ini memiliki kelemahan yaitu
seringnya terjadi pelanggaran akan hak-hak konsumen, jka melihat dengan kasus
yang ada maka akan dipertanyakan terkait hak konsumen padahal di dalam UUPK
hak tersebut telah diatur.
iv
hukum konsumen terhadap pengguna e-wallet yang mengalami kegagalan
transfer uang dari rekening bank ke saldo e-wallet atau sebaliknya tidak sampai
tujuan ditinjau dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen ?
v
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MEMAKAI
KOSMETIK IMPOR YANG TIDAK TER-NOTIFIKASI DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
HUKUM KONSUMENUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN2009 TENTANG KESEHATAN
PROPOSAL SKRIPSI
NRP :120118356
KP :B
Absen : 101
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
2020
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas Tuhan Yang Esa, karena berkat rahmat
Impor Yang Tidak Ter-Notifikasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
guna untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan ujian mata kuliah Metode
Penelitian Hukum. Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari
banyak pihak. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
Surabaya
2. Dr. Yoan Nursari Simanjuntak, S.H., M.Hum. Dosen Fakultas Ilmu Hukum
Universitas Surabaya
4. Dinda, Afri, Rizki, Hansen, Cyntya Nadia,Evania, dan teman-teman lain yang
tidak bisa saya sebutkan yang selalu mengingatkan saya untuk mengerjakan
dan menghibur
sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
i
penelitian ini. Namun demikian adanya, semoga proposal skripsi ini dapat dijadikan
acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca
ii
BAB I
PENDAHULUAN
jumlah pada tahun 2018 mencapai angka sekitar 131,88 juta jiwa, dengan jumlah
tersebut dan ketertarikan wanita akan kosmetik artinya peluang akan bisnis
kosmetik Indonesia dinilai cukup besar. Maka dari itu jika dikaitkan dengan
sebagai salah satu target pasar yang sangat menjanjikan bagi pemasaran produk
kosmetik dari luar negeri tersebut tak jarangg membuat pelaku usaha domestik
justru mengeluhk karena ada beberapa pelaku usaha di Indonesia yang melakukan
penmting dalam dalam kehidupan masyarakat era modern ini karena kosemtik
sendiri bagian dari kesehatan manusia. Sekarang ini, internet merupakan media
dapatkan melalui internet tak terbatas waktu dan jarak. Dengan media internet
maka masyarakat dari berbagai negara akan terhubung, hal ini membuat
masyarakat dapat bertukar informasi. Tak jarang konsumen tertarik akan produk
yang dipaparkan pada internet, yang terkadang produk tersebut tak tersedia di
3
https://pelakubisnis.com/2020/02/kosmetik-impor-menggerogoti-pasar-dalam-negeri/ diakses
22 Juni 2021
3
Indonesia, termasuk produk kosmetik. Para pelaku usaha berlomba untuk
sehat. yang sering kita jumpai yaitu produk-produk kosmetik impor yang tidak
mempunyai izin edar. Setiap kosmetik yang akan diedarkan, mempunyai izin
edar dari Menteri. Izin edar yang dimaksud yaitu berupa notifikasi yang
diberikan oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (yang selanjutnya
yang dikeluarkan oleh BPOM terhadap kosmetik, yang atinya dengan izin edar
tersebut maka produk tersebut secara sah dapat diedarkan dan diperjualbelikan
Indonesia baik melalui mata rantai pendistribusian kosmetik, baik dari industri
produksi dengan industri kosmetika yang telah memiliki izin produksi, sarana
elektronik.4
4
Pedoman Pengawasan Produksi Dan Peredaran Kosmetika, Lampiran Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat Dan Makanan Nomor Hk.03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011 Tentang Pengawasan
Produksi Dan Peredaran Kosmetika, Hal. 26-27
4
BPOM telah menarik beberapa produk kosmetik dari luar negeri yang
dijual oleh pelaku usaha yang dianggap illegal karena tidak memiliki izin edar
notifikasi lain yaitu Mac Zac Posen Lipstik, Tonymoly cucumber water gel magic
food, NV Anti Blemish Toner 1 Etude Drawing Eyebrow Duo (warna: 03, gray
brown) dan masih banyak lagi. 5 Pada tahun 2019 lalu, BPOM Surabaya juga
telah mengatakan melakuakn razia ke sejumlah gerai dan toko yang ada di ITC
dan Darmo Trade Center, ditemukan 200 item kosmetik impor illegal. Diketahui
bahwa beberapa diantaranya terdapat kosmetik illegal yang berasal dari luar
negeri tanpa izin edar BPOM (notifikasi). Kosmetik yang ditemukan merupakan
hasil dari importir Kota Batam. Bahkan, bahayanya beberapa produk diduga
mengandung bahan berbahaya seperti mercury aktif yang dapat merusak kulit. 6
komposisi, aturan pakai, efek samping, hingga keaslian kosmetik dan izin edar
aman. Konsumen kecenderungan akan memilih produk yang lebih murah apa
lagi jika produk itu produk impor,dengan harga yang lebih murah tanpa disadari
5
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20181114/141118_LampiranPublicWarning.pdf diakses
22 Juni 2021
6
https://www.jawapos.com/metro/metropolis/19/04/2018/bbpom-surabaya-sita-ratusan-
kosmetik-ilegal/
5
hukum sanggatlah diperlukan untuk melindungi kepentingan para pihak
konsumen pemakasi kosmetik impor. Penulis ingin melihat dari aspek hukum
posisi yang lemah atau lebih cenderung sebagai pihak yang memiliki resiko besar
dari pada pelaku usaha, hak-hak konsumen sangatlah rentan, maka konsumen
harus dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat sekaligus tujuan hukum adalah
tersebut, maka perlu adanya perlindungan hukum bagi konsumen, yang mana
pelaku usaha. Secara umum hak-hak konsumen yang harus dilindungi yaitu hak
keamanan dan keselamatan, ha katas informasi, hak untuk memilih, hak unutk
kosmetik illegal yang dilakukan importir dan penjual toko kosmetik illegal
menyebabkan konsumen mengalami kerugian hal ini tidak sesuai Pasal 8 ayat
(1) UUPK yang pada intinya menyatakan bahwa tiap produksi barangdan atau
menjadi penting karena terkait dengan banyaknya produk kosemtik impor tanpa
izin edar dari BPOM atau yang berupupa notifikasi dan tiidak adanya
7
AZ. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar Indonesia, Jakarta : Diadit
Media, 2006, Hal, 70
6
pengawasan yang ketat terkait dengan jual beli kosmetik impor, sedangkan dari
aspek hukum yang ada di Indonesia hal ini tentunya cenderung berbahaya karena
tidak ada pengawasan dan izin langsung dari BPOM. Berdasarkan uraian
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian ini dengan judul
tersebut, maka rumusan masalah yang dapat dianalisis yaitu “Apakah konsumen
tersebut dipilih berdasarkan pada tujuan yaitu menganalisis secara yuridis yang
Hukum.
7
1.4.2 Tujuan Praktis
a. MetodePenelitian
bahan hukum berupa bahan hukum primer, bahan hukum skunder, dan
b. Pendekatan Masalah
yaitu :
peraturan perundang-undangan
dan asas- asas hukum yang relevas atas permasalahan dalam penulisan
ini
c. Bahan Hukum
Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga)
8
1. Bahan Hukum Primer, merupakan Bahan hukum primer meliputi
Hukum Konsumen
Tentang Kesehatan
primer berupa pendapat ahli hukum, buku, artikel, jurnal hukum, hasil
dari 4 (empat) bab yang diuraikan dalam masing-masing bab yang saling
berkaitan antara bab yang satu dengan bab yang lain dan saling mendukung
sebagai berikut :
a. Bab I
Pada Bab I ini berupa pendahuluan , yang mana di dalam bab ini memuat
9
penelitian ini. Selain itu, pada Bab I ini juga dipaparkan tata cara penelitian
b. Bab II
c. Bab III
Pada Bab III ini berupa analisa dan uraian terhadap pelaku usaha yang
Merugikan
d. Bab IV
kesimpulan yang ditarik dari fakta hukum, peraturan dan sumber hukum
lainnya atas pelaku usaha yang mengedarkan atu menjual kosmetik impor
tanpa notifikas.
10
BAB II
dan/atau jasa untuk tujuan tertentu. 8 Pengertian konsumen pada Psal 1 Angka 2
UUPK yaitu tiap pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan, subjek hukum yang dimaksud dalam UUPK
ini adalah konsumen akhir. Hubungan hukum yang terjadi anatara konsumen dan
pelaku usage membawa konsumen dikedudukan yang lebih lemah, posisi tersebut
maka posisi itu dapat diseimbangkan, untuk lebih lanjutnya tujuan ini dapat
8
AZ. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar Indonesia, Jakarta : Diadit
Media, 2006, Hal, 29
9
Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta:Grasindo, 2004, hal.62-64
11
berdasarkan asas yang telah duatur du Pasal 2 UUPK yaitu asas manfaat, asas
kepastian hukum.
Pelaku usaha harus memenuhi hak konsumen namun dalam hal ini juga
Hak-hak konsumen juga di atur di Pasal 4 UUPK, dari hak UUPK maka dapat
dikatakan hal tersebut merupakan wujud dari kepentingan konsumen yang paling
pokok ada pada Pasal 4 huruf a yaitu terkait kenyamanan, keamanan dan
keselamatan mengekonsumsi.
Selain diberikan hak konsumen juga diberi kewajiban konsumen yang mana
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan, hal ini
melakukan transaksi
10
Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta:Grasindo, 2004, hal.19
11
A.H. Barkatullah, Hukum Perlindungan Konsumen: Kajian Teoritis dan Perkembangan
Pemikiran, Banjarmasin:Nusamedia. Hal 21
12
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa
secara patut.
melihat syarat-syarat yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan adil bagi kedua
pihak agar konsumen merasa nyaman dan tidak menerima kerugian dari
hukum
“Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan kegiatan “
Dikarenakan adanya hukum perlindungan konsumen ini berfokus untuk
posisi yang sama maka dibutuhkannya aturan mengenai hak-hak pelaku usaha
13
3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
diperdagangkan;
Selanjutnya juga diatur terkait kewajiban Pelaku usaha yaitu apada pasal 7 UUPK
2. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
3. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
yang berlaku;
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
diperdagangkan;
14
7. memberi kmpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau
Pelaku usaha yang dimaksud tak hanya dibatasi oleh penjual saja namun juga
usahanya harus menjamin kebenaran dan memberikan informasi yang cukup jelas
umum yang berlaku umum bagi kegiatan usaha yang dilarang. Jika dilihat di Pasal
1. Larangan terkait produk yang tidak memenuhi syarat dan standar yang layak
2. Larangan mengenai pemberian infoemasi yang tidak benar dan akurat yang
menyesatkan konsumen12
wajah, kulit, rambut, dan sebagainya seperti bedak dan pemerah bibir.
Bahan kosemtik dahulunbya dibuat hanya dari bahan alami berasal dari
12
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, hal. 39
15
dari bahan buatan manusia. Kosmetik sejatinya bukan merupakan
sebagi berikut :
13
Rostamailis, 2005, Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan & Berbusana yang Serasi,
Jakarta:Rineka Cipta, hal 8-16
16
negeri yang dikemas dalam kemasan industri kosmetika di dalam
negeri
Dengan adanya globalisasi tak hanya produk yang dari dalam negeri atau
Indonesia saja yang diperjual belikan namun produk impor juga masuk
juga positif dilihat dari beberapa pembelian produk impor yang ada di
Indonesia.
14
Galuh Mekar Kuncoro, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Kosmetik
Perawatan Wajah Tanpa Notifikasi, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, hal. 8-9
17
15
kegunaan dan kadaluwarsa. Peraturan Kepala BPOM Nomor 19
negara asal
15
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran- Edisi 2, Jakarta: Prenhallindo, 2000, hal. 477
18
Sertifikat surat pernyataan penerapan CPKB sesuai dengan
berlokasi di ASEAN
Indonesia , baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri
nomor izin edar yag dikeluarkan BPOM, hal ini dilakukan agar BPOM
pelakunya.
izin edar dari Menteri. Izin edar yang dimaksud yaitu berupa notifikasi,
16
https://notifkos.pom.go.id/upload/informasi/20190823170210.pdf
19
disebut BPOM). Dengan kata lain Kosmetik yang diedarkan dan
pemohon atau importir telah mendapatkan izin edar dari BPOM, maka
sudah memiliki izin edar dan sebagai penanda bahwa kosmetik telah
ditandai dengan kode N diikuti 1 huruf dan 11 digit angka, yaitu: (NX
dengan cara :
20
4. Setelah hasil verifikasi bukti bayar dinyatakan benar pemohon
2020
21
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tanggung Jawab Pelaku Usaha terhadap Kosmetik Impor yang Merugikan
produk barang atuj jasa, sehingga atas informasi tersebut pelaku usaha wajib
menyesatkan atau menipu. Dalam hal produk impor maka pelaku usaha (importir)
produk impor tersebut, jika produk tersebut tidak mempunyai kode maka
tindakan pelaku usaha tidak dapat dibenarkan karena selain melanggar ketentuan
UUPK Pasal 4 huruf C yaitu terkait hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan di Pasal 8 ayat (1) huruf a UUPK menyatakan pelaku usaha
tidak memiliki izin edar berupa notifikasi dari BPOM, artinya kosmetik yang ia
perdagangkan atau edarkan tidak sesuai informasi yang jelas dan tidak memenuhi
ketentuan notifikasi ini pada pasal 106 UU Kesehatan yaitu sediaan farmasi
berupa kosmetik sebelum diedarkan harus mendapat izin edar, serta pada pasal 3
22
Dari hal tersebut maka tanggung jawab pelaku usaha khusunya importir,
produsen dan penjualan telah mengaibaikan syarat mutu dan starndar produk
dari importir, agen, toko hingga pengecer dapat terlibat pada pengadaan,
1365 menentukan bahwa tiap perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
mengganti kerugian bagi pihak yang dirugikan. Misal kan terkait pemeberian
informasi yang tidak jelas sehingga timbul keerugian pagi pemakainya. Jika
dikaitkan dengan UUPK maka ganti rugi yang ditur bersifat Lex Specialist
“(1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang
dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya,
atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku “
23
ketentuan pasal 45 UUPK. Selain itu, dapat pula dilakukan diluar jalur pengadila,
3.1.1 Sanksi
dapat meminta ganti rugi kepada pelaku usaha sebagai bentuk tanggung jawab
pelaku usaha. Bentuk pertanggung jawaban pelaku usaha bukan hanya ganti
kerugian saja tapi diatur juga pada Pasal 196 UU Kesehatan yang
menyebutkan
Dari kasusu yang ada pada diketahui BPOM menunjukkan adanya dugaan
adanya tindak pidana dibidang kosmetik impor yang mana pengedarannya tak
ternotifikasi , atas sanksi yang diberikan bisa berupa ganti kerugian materiiil
maupun inmateriil dan sanksi pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak Rp.1.5000.000.000,00 (satu milyar lima ratus
juta rupiah)
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Maka atas penjualan dan peredaran produk produk kosmetik impor tanpa
terhadap produk terkait maka dapat dikenakan sanksi. Adanya notifikasi ini
merupakan bentuk izin edar bahwa produk atau kosmetik impor itu dapat
diedarkan dan keterangan aman konsumsi yang diberikan oelh BPOM yang
Pasal 197 Jo 106 UU Kesehatan, dengan sanksi pidana penjara paling lama
4.2 Saran
Seharusnya di saat peroses masuknya barang di wilayah Indonesia alangkah
baiknya dicek kembali apakah sudah lolos izin atau tidak. Serta perlu di
notifikasi dari BPOM baik itu dari pihak pelaku usaha dan konsumen
25
DAFTAR PUSTAKA
Perundang-undangan :
Kosmetika
Buku:
Jurnal :
vvvvSurabaya
Website :
https://notifkos.pom.go.id/upload/informasi/20190823170210.pdf
26
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20181114/141118_LampiranPublicWarning.
https://pelakubisnis.com/2020/02/kosmetik-impor-menggerogoti-pasar-dalam-
negeri/
https://www.jawapos.com/metro/metropolis/19/04/2018/bbpom-surabaya-sita-
ratusan-kosmetik-ilegal/
27