Anda di halaman 1dari 14

JIMPS JIMPS: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, 8 (4), 2023, Hlm.

4683-4696
P-ISSN: 2964-7231, E-ISSN: 2614-3658
DOI: https://doi.org/10.24815/jimps.v8i4.26824

Analisis Perlindungan Konsumen Terhadap Transaksi


Elektronik Pada Lembaga Perbankan Berdasarkan
Peraturan No. 6/POJK.07/2022

Pamelia Herfesia Safsafubun 1, Simona Bustani2


1,2 Universitas Trisakti

Correspondence Author: pameliaherfesia@gmail.com

Article history Abstrak: Di era perkembangan dan kemajuan teknologi serta globalisasi yang
Received : 2023-03-12 semakin maju membuat seluruh aktivitas manusia diharuskan dapat terlaksana
Accepted : 2023-05-11 dengan cepat dan mudah. Meski demikian, bursa elektronik ini memiliki
Published : 2023-08-17 beberapa kekurangan, salah satunya adalah figur keamanan, seperti keamanan
pembelian yang menjadi kendala bagi individu yang melakukan transaksi
elektronik. Kepercayaan yang diberikan oleh nasabah untuk menempatkan uang
mereka di lembaga perbankan, menjadikan industri perbankan sebagai salah
satu sektor usaha yang mengandung banyak syarat dan aturan yang ketat,
karena terkait dengan pelayanan keuangan dan pengelolaan dana. Sehingga
permasalahan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana
Implementasi Perlindungan Hukum pada Konsumen terhadap Transaksi
Kata Kunci: Elektronik pada Lembaga Perbankan dan bagaimana Perlindungan Data
Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektronik pada Lembaga Perbankan berdasarkan
Konsumen, Transaksi Peraturan No. 6/POJK.07/2022. Metode penelitian normatif, yang dimana
Elektronik, Lembaga penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perlindungan konsumen
Perbankan terhadap transaksi elektronik pada lembaga perbankan, berdasarkan peraturan
No. 6/POJK.07/2022, dengan sifat penelitian yaitu analisis deskriptif yang
didukung dengan data sekunder, dan dianalisa menggunakan metode kualitatif.
Implementasi dari pada perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik di
lembaga perbankan sudah diterapkan dengan baik sehingga konsumen dan
pelaku usaha benar-benar memahami terkait hak dan kewajiban masing-masing
dalam sebuah transaksi elektronik tersebut. Perlindungan data konsumen dalam
transaksi elektronik pada lembaga perbankan berdasarkan pada peraturan-
peraturan yang telah mengatur terkait perlindungan data konsumen ini, secara
keseluruhan UUD 1945 sebagai konstitusi mengatur kebijakan untuk melawan
pencurian data pribadi dengan melindungi hak kepemilikan pribadi dari upaya
mencuri data pribadi orang lain melalui media elektronik. Diharapkan kedepan
lebih banyak dilakukan sosialisasi terkait peraturan yang akan diterapkan bisa
langsung disalurkan kepada masyarakat.

Available online at Abstract: In the era of technological development and progress as well as
http://jim.unsyiah.ac.id/ increasingly advanced globalization, all human activities must be carried out
quickly and easily. However, this electronic exchange has several drawbacks, one
sejarah/
of which is a security figure, such as purchase security which is an obstacle for
individuals who make electronic transactions. The trust given by customers to
place their money in banking institutions makes the banking industry one of the
business sectors that contains many strict requirements and m regulations,
because it is related
m to financial services and fund management. So the problem
in this study is tom analyze how the Implementation of Legal Protection for
Consumers for Electronic Transactions in Banking Institutions and how to
Protect Consumer Data in Electronic Transactions in Banking Institutions based
on Regulation No. 6/POJK.07/2022. The normative research method, in which
this study aims to explore consumer protection for electronic transactions at

4683
banking institutions, is based on regulation no. 6/POJK.07/2022, with the nature
of the research, namely descriptive analysis supported by secondary data, and
analyzed using qualitative methods. The implementation of consumer protection
in electronic transactions in banking institutions has been well implemented so
that consumers and business actors really understand the rights and obligations
of each in an electronic transaction. Protection of consumer data in electronic
transactions at banking institutions is based on the regulations that have been
set regarding the protection of consumer data, as a whole the 1945 Constitution
as a constitution regulates policies to fight personal data theft by protecting
personal property rights from attempts to steal other people's personal data
through the media electronic. It is hoped that in the future more socialization
will be carried out regarding the regulations that will be implemented so that
they can be directly distributed to the community

PENDAHULUAN para pengusaha memiliki kebebasan dan


Perlindungan konsumen merupakan salah komitmen yang sama dalam hal keamanan.
satu bagian dari sebuah hak yang patut untuk Otoritas publik bertanggung jawab untuk
dilindungi dari segi hukum. Dalam data yang mengelola, mengatur, dan mengendalikan
dikelurakan oleh Ditjen Perlindungan untuk membuat kerangka kerja yang
Konsumen dan Tata Tertib Niaga sendiri bermanfaat. Tujuannya adalah
terkait pengaduan konsumen sepanjang mensejahterahkan masyarakat secara luas.
semester I pada tahun 2022 mencapai 3.692, Lembaga-lembaga konsumen berperan
dari jumlah yang dikeluarkan itu ditinjau penting dalam perlindungan konsumen di
kembali dan diketahui sebanyak 86,1% atau Indonesia, memberikan kontribusi aktif
sebanyak 2.181 pengaduan konsumen terhadap perlindungan konsumen. Mereka
didominasi pada sektor niaga elekrtonik (e- berperan dalam advokasi dan mengingkatkan
commerce). Perihal ini terindikasi karena kesadaran masyarakat terkait perlindungan
adanya faktor pembatasan sosial yang konsumen. Selain itu, terdapat banyak studi
menjadikan banyak sektor jasa keuangan yang dilakukan untuk mempersiapkan dasar-
dalam hal ini industri perbankan beralih ke dasar peraturan perlindungan konsumen di
transaksi elektronik yang menawarkan Indonesia.
berbagai kemudahan bagi konsumen Di era perkembangan dan kemajuan
(nasabah) dalam bertransaksi. Dalam periode teknologi serta globalisasi yang semakin
Januari-Juni 2022, aplikasi perpesanan maju membuat seluruh aktivitas manusia
Whatsapp menjadi saluran layanan diharuskan dapat terlaksana dengan cepat
pengaduan konsumen yang paling banyak dan mudah. Kegiatan manusia akan sangat
digunakan, yaitu sebanyak 3.116 pengaduan. terbantu oleh perangkat modern seperti
Adapula situs web yang menerima 307 gadget, yang semuanya dibuat untuk bekerja
pengaduan, surat elektronik (e-mail) 228 dengan pekerjaan manusia. Meski demikian,
pengaduan, telepon 34 pengaduan, dan yang bursa elektronik ini memiliki beberapa
datang langsung ke Direktorat kekurangan, salah satunya adalah figur
Pemberdayaan Konsumen 6 pengaduan keamanan, seperti keamanan pembelian yang
ditambah 1 surat pengaduan. menjadi kendala bagi individu yang
Keamanan konsumen saat ini sangat melakukan transaksi elektronik. Meskipun
menonjol, hal ini terkait dengan pedoman, ada kelemahan lainnya, mengabaikan
khususnya dalam pendampingan pemerintah perkembangan teknologi akan berdampak
terhadap masyarakat. Pemakai jaringan dan buruk di masa yang akan datang. Oleh karena

4684
itu, keterbukaan, proaktif, dan antisipatif Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa
menjadi sebuah alternatif untuk menghadapi Keuangan guna memberikan kepastian
dinamika perkembangan teknologi saat ini. hukum kepada masyarakat selaku konsumen.
Tujuan perlindungan konsumen yakni untuk Di Indonesia, UU perbankan merupakan
memastikan keamanan saat mereka regulasi tertinggi dalam hierarki hukum
memenuhi kebutuhan mereka. Penting untuk untuk industri perbankan. Prinsipnya, semua
diingat bahwa perlindungan konsumen ketentuan yang mengatur industri perbankan
mencakup tindakan pencegahan dan harus sejalan dan tidak menentang undang-
penindakan dalam setiap aspek perlindungan undang tersebut. Beberapa pedoman penting
yang diberikan. yang harus diperhatikan antara lain adalah
Di bidang keuangan, administrasi misteri bank, dimana pengaturannya telah
perbankan melalui media elektronik antara dimuat didalam Undang-Undang Nomor. 10
lain skimming, malware, dan hacking dengan Tahun 1998 tentang Perbankan, disini bank
menggunakan akses web sekaligus diharapkan menjaga kerahasiaan data
melakukan transaksi yang kemudian nasabah dan seluk-beluk penyimpanan harta
dimanfaatkan oleh penjahat digital tersebut. kekayaan. Dengan asumsi ada kesalahan
Bank menggunakan layanan Electronic dalam data yang diberikan bank, pihak yang
Banking (E-banking) untuk memungkinkan tertekan memiliki hak istimewa untuk
layanan informasi dan transaksi perbankan, mendapatkan data dan penyesuaian ajakan.
sehingga nasabah dapat dengan mudah Pelanggaran pengungkapan misteri bank
melakukan transaksi perbankan melalui yang tidak sesuai dengan pengaturan yang
internet. Untuk mempermudah transaksi, ditetapkan oleh Bank Indonesia dipandang
industri perbankan harus memanfaatkan TI sebagai kesalahan berdasarkan Pasal 51 ayat
secara ekstensif. Penjahat dunia maya, di sisi 1 Peraturan No. 10 Tahun 1998 tentang
lain, menimbulkan ancaman yang dapat Perbankan dan bergantung pada persetujuan
mengakibatkan kerugian finansial bagi pidana dan peraturan.
pelanggan. Terdapat beberapa kasus terkait Penelitian ini akan membahas lebih dalam
dengan transaksi elektronik dalam sektor mengenai, bagaimana seharusnya
jasa keuangan perbankan ini, yaitu kasus perlindungan konsumen terhadap transaksi
yang terjadi saat awal tahun 2018 dimana elektronik dalam lembaga perbankan
telah terjadi sebuah tindak kejahatan yang berdasarkan Peraturan Nomor.
berkaitan dengan pencurian informasi kartu 6/POJK.07/2022. Tidak tanpa alasan, karena
debit pada 64 bank di seluruh dunia saat ini penyelesaian terkait pengaduan
menggunakan sebuah metode skimming konsumen menjadi sebuah prioritas dalam
dimana diantaranya terdapat 13 bank swasta Kementerian Perdagangan selaku lembaga
serta bank pemerintah Indonesia. Akibat dari yang membawahi pengurusannya hal ini juga
kejadian ini bank mengalami dampak yang sebagai salah satu aksi nyata pemerintah
cukup parah karena harus meretur dana para dalam memberikan perlindungan bagi
nasabah yang angkanya mencapai 18 Miliar. konsumen di Indonesia. Oleh karena itu,
Serta ada juga kasus kebocoran database di berlandaskan pada paparan singkat dari
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur permasalahan perlindungan hukum
(Bank Jatim). Data data tersebut terindikasi konsumen maka penelitian ini memiliki
dijual dengan nominal seharga $250 ribu tujuan untuk menganalisis bagaimana
atau setara dengan Rp. 3,5 Miliar. Maka dari Implementasi Perlindungan Hukum pada
itu, OJK sebagai lembaga keuangan Konsumen terhadap Transaksi Elektronik
mengeluarkan Peraturan Nomor. pada Lembaga Perbankan dan bagaimana
6/POJK.07/2022 tentang Perlindungan Perlindungan Data Konsumen dalam

4685
Transaksi Elektronik pada Lembaga ANALISIS IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN
Perbankan berdasarkan Peraturan No. HUKUM PADA KONSUMEN TERHADAP
6/POJK.07/2022. TRANSAKSI ELEKTRONIK PADA LEMBAGA
PERBANKAN BERDASARKAN PERATURAN
METODE NO.6/POJK.07/2022
Metode penelitian yang digunakan dalam Perlindungan Konsumen yang diberikan
penelitian ini yaitu penelitian normatif yang oleh BPKN-RI selaku Badan Perlindungan
merupakan jenis penelitian yang berfokus Konsumen Nasional Republik Indonesia
pada analisis peraturan perundang- terhadap konsumen yang dirugikan. BPKN-RI
undangan, baik dari perspektif hierarki terdiri dari 4 (empat) komisi meliputi :
perundang-undangan maupun harmonisasi 1. Penelitian Hukum dan
perundang- undangan. Dengan menggunakan pengembangan;
sifat penelitian yaitu penelitian hukum 2. Edukasi dan sosialisasi;
deskriptif yang memiliki tujuan memberikan 3. Advokasi dan;
sebuah gambaran secara komprehensif 4. Perbankan;
mengenai satu keadaan hukum yang terjadi
di tempat dan waktu tertentu, serta fakta, dan Untuk menjawab bagaimana perlindungan
kejadian yang sah dan terjadi di depan yang diberikan oleh BPKN dalam hal ini
umum. Penelitian ini melibatkan penggunaan komisi penelitian hukum dan pengembangan
teori sebagai landasannya. Perihal data dan dilakukan dengan tahap :
sumber data, pada penelitian ini penulis 1. Melakukan penelitian, penelitian
menggunakan data sekunder meliputi bahan terkait barang dan jasa apa yang
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan dikonsumsi oleh konsumen.
bahan hukum tersier, adapula data primer 2. Melakukan kajian, waktu termnya
yang didapat dari hasil wawancara yang lebih Panjang meliputi pencarian
dilakukan oleh penulis dengan objek terkait. data, Focus Group Discussion (FGD),
Untuk pengumpulan data pada penelitian ini FGD dengan stakeholder terkait dan
menggunakan studi kepustakaan dan metode ada juga workshop sebelum
studi lapangan dengan mewawancarai rekomendasi tersebut diberikan
narasumber dalam hal ini Badan kepada stakeholder terkait. Misalnya
Perlindungan Konsumen Nasional Republik sebagai contoh : saat ini kami sedang
Indonesia dan dua lembaga perbankan melakukan analisa perlindungan
lainnya. Pada penelitian ini juga penulis konsumen terkait phising. Untuk
menggunakan analisis yaitu analisis kualitatif diketahui bahwa phising merupakan
yaitu suatu proses pengelolaan suatu data pencurian informasi/data termasuk
yang dilakukan secara mendalam dana yang dimiliki korban melalui
menggunakan data hasil observasi, link/virus yang bisa menghack
wawancara, dan juga literatur yang telah handphone korbannya. Seperti halnya
dikumpulkan guna menjawab pertanyaan dengan kita memiliki e-banking,
dari masalah-masalah yang sedang diteliti. bagaimana perlindungan dari bank
Terakhir untuk penarikan kesimpulan tersebut terhadap konsumennya, hal
penulis menggunakan penalaran induktif, ini yang diteliti oleh BPKN-RI secara
guna mencapai kesimpulan yang menjawab khusus oleh komisi penelitian hukum
permasalahan-permasalahan dalam dan pengembangan. Perihal yang
penelitian ini secara spesifik. diteliti adalah sejauh mana perangkat
hukum yang sudah ada dan dari
HASIL DAN PEMBAHASAN BPKN-RI mengundang pihak bank

4686
dan OJK selaku lembaga yang 2. Area Moneter;
bertugas untuk mengawasi jalannya 3. Daerah Transportasi;
perbankan di Indonesia dan juga 4. Area bisnis internet;
mengundang dari pelaku usaha 5. Area Perbankan;
tersebut. 6. Area Kesejahteraan;
3. Isu Aktual 7. Area Korespondensi;
Perihal transaksi elektronik, BPKN-RI 8. Area Pangan;
ditahun 2022 pernah membuat 9. Selanjutnya, lainnya.
rekomendasi terkait e-commerce.
Pada prinsipnya di Komisi Penelitian Ini merupakan ruang lingkup komisi
Hukum dan Pengembangan, komisi advokasi, dimana Ketika konsumen mengadu
ini membuat suatu penelitian dan dari komisi advokasi langsung akan
pengembangan, diundang menanyakan dari sektor apa pengaduan ini
stakeholdernya dan dari pertemuan datang, dan diarahkan lebih lanjut untuk
tersebut dicari benang merah, apa pengaduan ini. Pada dasarnya semua
yang sedang terjadi, setelah itu pengaduan yang diadukan oleh konsumen,
semuanya dibuat dalam resume letak dari pihak BPKN-RI akan menerima dan
permasalahannya dimana, kemudian merespon pengaduan tersebut serta tindak
dari komisi penelitian hukum dan lanjutnya. Berkaitan dengan pengajuan
pengembangan membuat pengaduan, dari komisi advokasi menyatakan
rekomendasi yang salah satu bahwa ada beberapa syarat yang perlu
rekomendasi dari BPKN-RI ditujukan dipenuhi guna pengajuan pengaduan
kepada Presiden, dan kepada pelaku tersebut. Syarat-syarat tersebut meliputi :
usaha, kementerian BUMN juga turut 1. Konsumen wajib menyiapkan
diberikan rekomendasi tersebut. dokumen-dokumen pendukung;
2. Konsumen wajib menyiapkan
BPKN, sebagai komisi pendukung yang identitas;
berperan dalam mendapatkan keberatan 3. Kronologis pengaduannya seperti
mengingat Pasal 34 huruf F Perpres No. 8 apa;
Tahun 1999 tentang Jaminan Pembeli, 4. Siapa yang dilaporkan dan alamat
mengakui keluhan yang diajukan oleh terlapor;
masyarakat umum, asosiasi keamanan Dan lain-lain.
pembelanja non-administratif, dan pelaku
bisnis. Jadi jaminan pembeli yang dapat Pada barang dan jasa yang berhubungan
diberikan oleh BPKN-RI kepada pembeli yang langsung dengan keselamatan konsumen
dirugikan oleh komisi backing adalah sebagai yang menjadi perhatian dan bahan
pengaduan, setelah keberatan diterima, pertimbangan dari BPKN-RI untuk
barulah pengaduannya ditangani. Selanjutnya melakukan penelitian hal ini dilihat dari :
komisi advokasi akan di follow up, meskipun 1. Isu-isu yang lagi sistemik tidak hanya
di undang-undang tidak ada berlaku didaerah tertentu, namun
ketentuan/keharusan untuk menyelesaikan dalam pencarian data ke lapangan
namun komisi advokasi hanya akan dari BPKN-RI cukup terbatas untuk
menunggu apabila ada pengaduan dari memperoleh data-data tersebut.
masyarakat selaku konsumen. Keterbatasan tersebut terkait,
Pada dasarnya jenis-jenis pengaduan yang keterbatasan SDM dan keterbatasan
diterima oleh BPKN-RI ada 9 sektor meliputi : anggaran dari BPKN-RI. Sehingga
1. Area Penginapan; untuk menjangkau sampai kepada

4687
daerah timur terkait penelitian kenyataannya justru sebaliknya. Perihal ini
barang dan jasa yang berhubungan yang diangkat untuk dilakukan penelitian
langsung dengan keselamatan oleh BPKN-RI.
konsumen masih kurang. Secara sederhana, pembeli mengacu pada
2. Meneliti barang dan jasa yang sedang individu, organisasi, atau elemen lain yang
menjadi isu-isu yang aktual dalam hal membeli produk atau mempergunakan
ini yang lagi trending topik dari sebuah layanan tertentu ataupun
BPKN-RI diangkat menjadi suatu penggunaan bahan atau produk lain yang
penelitian. dilakukan oleh seseorang. Pengertian
3. Melakukan penelitian terhadap, pembeli sebagaimana digarisbawahi dalam
apakah dari barang dan jasa ini di PP No. 8 Tahun 1999 tentang Jaminan
peraturannya dan terhadap Pembeli adalah sebagai berikut: Setiap orang
peraturan ini ada ditemukan tumpang yang menggunakan produk atau manfaat
tindih peraturan atau bagaimana, dan potensial yang dapat diperoleh secara lokal,
jika ada peraturan yang tumpang baik untuk pribadi, keluarga, orang lain, atau
tindih dari peraturan tersebut makhluk hidup lainnya, dan bukan untuk
ditelusuri, tumpang tindih pada dipertukarkan. Definisi ini masuk akal karena
bagian apa, dan apabila belum ada pembeli merupakan seseorang yang dalam
peraturannya dari pihak BPKN-RI kehidupannya membutuhkan tenaga kerja
mencoba untuk mengusulkan terkait ataupun sebuah produk. Dalam Undang-
peraturan-peraturan yang belum ada. Undang Jaminan Pelanggan, pembeli dibagi
Misalnya peraturan pengajuan KPR. menjadi tiga kelas utama. Perlindungan
Misalnya dalam hal pengajuan KPR konsumen tidak hanya berlaku bagi pembeli
pada peraturan sebelumnya atau (buyer) semata, melainkan mencakup semua
peraturan tertulis tidak ada individu maupun entitas bisnis dengan
kewajiban untuk melakukan pemakaian atau mengoptimalisasikan
pengajuan PPJB dihadapan Notaris, barang/jasa konsumsi. Dalam konteks ini,
dan BPKN-RI termasuk yang yang menjadi hal yang paling penting adalah
mengusulkan untuk dilakukannya terjadinya transaksi konsumen, yang
PPJB dihadapan Notaris. melibatkan pertukaran barang/jasa serta
pemanfaatannya untuk mendapatkan
Perihal data pengaduan sejak 2017-2023 manfaat.
kurang lebih ada 8.000 pengaduan yang UUPK mengiringi poin memberdayakan
mana dalam 2 (dua) tahun terakhir sektor- pelaku bisnis untuk membangun keseriusan
sektor yang mengalami peningkatan yaitu : mereka dengan tetap fokus dan fokus pada
Sektor Perumahan dan Sektor Jasa Keuangan kepentingan pembeli. Bank Indonesia
khususnya asuransi. Hal ini dipengaruhi oleh memberikan Pedoman Bank Indonesia
pandemi covid-19 sehingga pola Nomor 11/12/PBI/2009 Tahun 2009 untuk
dimasyarakat itu berubah. Selain dua sektor mengarahkan pengembangan instrumen
yang disebutkan diatas sektor e-commerce cicilan sebagai uang elektronik atau e-cash,
juga cukup banyak diterima oleh BPKN-RI. yang selama ini dikenal dengan pre-loaded
Seperti sektor jasa keuangan misalnya, kasus card. Tidak ada yang namanya uang
dari Jiwasraya, BPKN-RI menyoroti dan elektronik seperti kartu, namun juga telah
melakukan penelitian terkait kasus-kasus berkembang dalam bentuk yang berbeda.
sensitif seperti ini yang mana, Jiwasraya Pemanfaatan e-cash sebagai pilihan cicilan
adalah BUMN, harusnya menjadi basemart nontunai memberikan keuntungan dan
untuk asuransi-asuransi lainnya namun keuntungan dibandingkan dengan instrumen

4688
cicilan uang dan nontunai lainnya, meskipun d. Keamanan sumber daya,
secara umum masih dalam tahap perlindungan, dan data pembeli
pembentukan. Oleh karena itu, e-cash dapat e. Perlakuan terhadap omelan dan
menggantikan fungsi uang tunai dengan tujuan pertanyaan dengan sungguh-sungguh
cicilan dengan kualitas kecil, sebuah dan
transaksi yang dilakukan bersekala kecil profesional
dapat menciptakan sebuah efisiensi dan juga
produktif baik untuk pembeli selaku Pasal 4 mengatur mengenai perilaku dasar
konsumen ataupun dealer. Salah satu isu yang harus dipatuhi oleh PUJK meliputi:
yang muncul bagi konsumen atau pengguna (1) PUJK diwajibkan untuk memiliki niat
e-money adalah kehilangan saldo dalam akun baik dalam menjalankan kegiatan usahanya.
mereka, yang melibatkan pihak penyedia (2) PUJK dilarang melakukan
layanan seperti Go-Jek dan pengguna atau diskriminasi terhadap konsumen.
pemegang uang elektronik tersebut. Gagalnya Isi dari Pasal 6 sebagai berikut:
transaksi pembayaran disebabkan oleh (1) PUJK diharapkan memiliki dan
hilangnya saldo pada uang elektronik, yang melaksanakan pendekatan dan sistem
mengakibatkan ketidakmampuan alat yang tersusun
pembaca di merchant untuk membaca uang untuk mengikuti dan menjamin
elektronik tersebut dan menyebabkan asuransi pembeli.
kegagalan transaksi. Gagalnya transaksi (2) Pendekatan dan teknik tersusun yang
pembayaran yang mengakibatkan hilangnya berhubungan dengan keamanan
saldo menunjukkan tidak ada jaminan dari pelanggan,
penerbit uang elektronik dalam menyediakan (3) sebagaimana dirujuk pada bagian (1),
produk yang aman dan mudah digunakan, menggabungkan kegiatan yang
karena keseimbangan tidak dapat dibaca oleh menyertainya:
pembaca di pengirim sehingga pertukaran
a. Pengembangan produk/layanan.
tidak berhasil. Hilangnya saldo menjadi bukti
b. Penyampaian informasi terkait
bahwa penerbit tidak memberikan jaminan
produk/layanan.
sesuai dengan kesepakatan, yakni keamanan,
c. Komunikasi informasi mengenai
kenyamanan, dan kemudahan dalam
produk/layanan.
melakukan transaksi. Dalam keadaan
d. Kegiatan promosi produk/layanan.
terbebani dan tertimpa musibah karena saldo
e. Pengaturan pengaturan yang
yang ada dalam uang elektroniknya tidak
berhubungan dengan barang/administrasi.
dapat dipergunakan, Pembeli berhak
f. Penataan administrasi yang berkaitan
mengajukan tuntutan untuk membayar para
dengan penggunaan dan manfaat
penyokong uang elektronik sebagai pelaku
barang/administrasi.
usaha sesuai UUPK.
g. Penanganan keluhan dan
Tujuan dari Peraturan No.
penyelesaian pertanyaan yang berhubungan
6/POJK.07/2022 adalah untuk melindungi
dengan
konsumen dan masyarakat dalam sektor jasa
barang/administrasi.
keuangan. Prinsip-prinsip tersebut dapat
(3) Dalam kerangka kebijakan dan
ditemukan dalam Pasal 2 sebagai berikut:
prosedur tertulis yang disebutkan pada ayat
a. Data instruktif yang tepat.
(2), terdapat aspek-aspek berikut yang
b. Keterusterangan dan penjelasan data.
termasuk:
c. Perlakuan yang adil dan penuh
a. Menjamin keterbukaan akses bagi
perhatian dalam melakukan aktivitas
semua konsumen.

4689
b. Memberikan pelayanan khusus bagi peraturan otoritas jasa keuangan
konsumen dengan kebutuhan khusus dan mengenai penyelenggaraan layanan
usia konsumen.
lanjut. (5) Pasal 41 dan 42 mengatur mengenai
c. Menjaga keamanan dan perlindungan penanganan dan penyelesaian
terhadap aset yang dimiliki oleh konsumen. sengketa terkait produk dan layanan
d. Melindungi kerahasiaan dan privasi yang diberikan oleh OJK kepada
data serta informasi konsumen. konsumen seperti:
e. Memberikan informasi tentang
penanganan dan resolusi pengaduan yang Pasal 41 :
diajukan oleh (1) PUJK tidak diizinkan untuk
konsumen. membebankan biaya kepada
f. Mengatur mekanisme penggunaan konsumen saat melaksanakan
data dan informasi pribadi konsumen. kebijakan dan prosedur pengaduan
layanan.
Pasal 8 mencakup hal-hal sebagai berikut: (2) Peraturan OJK mengatur pelaksanaan
(1) PUJK memiliki sebuah kewajiban layanan pengaduan sesuai dengan
untuk bertanggung jawab terkait ketentuan mengenai pengaduan
kerugian yang telah dialami oleh konsumen dalam sektor jasa
konsumen, kerugian tersebut keuangan.
diakibatkan oleh kesalahan, kelalaian, Pasal 42 :
dan/atau tindakan yang dalam hal ini (1) Apabila konsumen tidak mencapai
bertentangan dengan ketentuan yang kesepakatan dalam mengajukan
terdapat dalam peraturan perundang- keluhan kepada PUJK, konsumen
undangan pada sektor pemberi jasa memiliki opsi untuk menyelesaikan
keuangan, yang mana hal ini sengketa secara alternatif atau
dilakukan oleh direksi, dewan melalui proses litigasi di lembaga
komisaris, pegawai, dan/atau pihak peradilan.
ketiya yang dalam implementasinya (2) Penyelesaian sengketa di sektor jasa
mewakili kepentingan PUJK. keuangan di luar pengadilan,
(2) Untuk membuktikan bahwa terdapat sebagaimana disebutkan pada ayat
keterlibatan, kesalahan, kelalaian, (1), dilakukan melalui LAPS
dan/atau perbuatan yang dalam hal (Lembaga Alternatif Penyelesaian
ini bertentangan dengan peraturan Sengketa) khusus sektor jasa
perundang-undangan pada sektor keuangan.
jasa kuangan yang dilakukan oleh
konsumen. PUJK tidak memiliki Peraturan yang mengatur LAPS sektor jasa
tanggung jawab atas kerugian yang keuangan diterapkan sesuai dengan
dialami oleh konsumen. ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas jasa
(3) Bentuk tanggung jawab atas kerugian keuangan untuk penyelesaian sengketa di
yang dimaksudkan dalam ayat (1) sektor jasa keuangan.
sudah disepakati oleh kedua belah
pihak yaitu konsumen dan PUJK.
(4) Tindak lanjut Otoritas Jasa Keuangan ANALISIS PERLINDUNGAN DATA
dalam proses pembuktian KONSUMEN DALAM TRANSAKSI
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ELEKTRONIK PADA LEMBAGA
dilaksanakan sesuai dengan

4690
PERBANKAN BERDASARKAN PERATURAN b. Membuat surat keterangan
NO.6/POJK.07/2022 kehilangan di Kepolisian;
Pertanggungjawaban yang diberikan oleh c. Menunjukan bukti riwayat terakhir
Lembaga Perbankan terhadap nasabah yang dari rekening;
mengalami kendala dalam penggunaan d. KTP;
transaksi elektronik yaitu: e. Buku tabungan;
1. Kendala yang dialami oleh konsumen, f. Dan melengkapi form keluhan yang
khususnya nasabah, mendapatkan disediakan oleh lembaga perbankan;
perhatian dan penanganan atas g. Ada web yang telah disediakan oleh
keluhannya; lembaga perbankan, misalnya CRM
2. Pihak Lembaga Perbankan khusus untuk menerima komplain;
melakukan pertanggung jawaban; h. Jangka waktu minimal 7hari kerja
3. Kemudian dilakukan identifikasi untuk memproses permasalahan
terhadap kendala-kendala yang konsumen/nasabah;
dialami oleh konsumen, terutama i. Jangka waktu minimal 7hari ini
nasabah, dalam hal transaksi menyesuaikan dengan masing-masing
elektronik; case/permasalahan yang dihadapi
4. Di Investigasi terkait kendala tersebut oleh konsumen dalam hal ini
selama kurang lebih 14 hari; nasabah;
5. Setelah tahap investigasi lanjut pada j. Lembaga perbankan secara berkala
tahap penanganan kendala tersebut; mengecek terkait sejauh mana
6. Kendala yang dihadapi disini case/permasalahan dari konsumen
menyesuaikan dengan permasalahan tersebut;
atau kasus yang dihadapi oleh k. Proses ini akan dilanjutkan dengan
konsumen/nasabah tersebut; surat bilateral yang akan dibuat oleh
7. Pada umumnya, lembaga keuangan lembaga perbankan terkait.
berpedoman pada Prosedur Teknik
Operasional (PTO) dalam penanganan Dalam amanat pembukaan UUD 1945
masalah konsumen/nasabah. yang dituangkan dalam paragraph keempat
disebutkan jika Pemerintah Negara Indonesia
Pada dasarnya kendala atau masalah yang memiliki sebuah tanggung jawab secara
sering dihadapi oleh konsumen dalam hal ini konstitusional dalam memberikan
nasabah pada transaksi elektronik ini adalah perlindungan bagi seluruh warga negara
seputar salah transfer melalui m-banking, Indonesia beserta dengan keturunannya
kehilangan kartu atm, dan password yang serta meningkatkan kesejahteraan bagi
tidak bisa digunakan pada aplikasi m-banking masyarakat secara umum, meningkatkan
sehingga harus dilakukan pergantian kecerdasan bangsa, dan ikut berpartisipasi
password secara berkala agar terhindar dari dalam menjaga sebuah ketertiban di dunia
tidak bisa diaksesnya m-banking pada media berdasarkan prinsip kemerdekaan,
elektronik. Tentunya kendala ini bisa perdamaian abadi, dan juga kedilan sosial.
diajukan melalui layanan pengaduan yang Dalam masa kemajian teknologi ini terlebih
ada dan disediakan oleh setiap lembaga pada bagian informasi dan komunikasi
perbankan. Adapun syarat-syarat dalam tujuan-tujuan negara tersebut haruslah
mengajukan pengaduan meliputi: diwujudkan melalui sebuah perlindungan
a. Langsung mengajukan pemblokiran yang nyata seperti perlindungan atas data
1x24 jam; pribadi dari tiap individu ataupun penduduk
yang bertempat tinggal di Indonesia. Jika

4691
dilihat secara keseluruhan UUD 1945 sebagai Potensi pelanggaran privasi, terutama
konstitusi yang memberikan kebijakan untuk dalam bentuk pembobolan atau pencurian
mengatasi kasus pencurian beberapa data data pribadi, meningkat karena semakin
pribadi yang dilakukan oleh oknum-oknum banyak orang yang memakai media
tidak bertanggung jawab wajib untuk elektronik untuk berkomunikasi. Faktor-
melindungi kepemilikan pribadi dari faktor yang mempengaruhi hal ini termasuk
masyarakat yang datanya telah dicuri melalui perilaku dan budaya masyarakat yang
media eketronik. cenderung membagikan data dan informasi
Undang-undang sebagai instrumen secara luas. Sebagai contoh, penggunaan
kebijakan hukum yang penting dalam media elektronik seperti ponsel cerdas
menjalankan pemerintahan untuk mencapai membutuhkan pengisian data pribadi atau
tujuan negara, merupakan bagian integral pendaftaran sebelum dapat menggunakan
dari prinsip negara hukum (rule of law). kartu SIM. Demikian pula, media elektronik
Dalam konteks ini, akibatnya adalah regulasi seperti internet melalui profil akun jejaring
yang dikeluarkan oleh pemerintah berfungsi sosial seperti Facebook juga meminta
sebagai sarana untuk melindungi hak asasi pengguna untuk mengisi informasi pribadi
manusia (HAM) dan memberikan mereka. Individu terus-menerus
perlindungan hukum kepada warga negara. menyediakan data pribadi mereka dengan
Sebagai dokumen politik dan hukum, proses benar dan tepat. Data pribadi, seperti tanggal
pembentukan undang-undang sangat lahir, nomor telepon, alamat tempat tinggal,
dipengaruhi oleh dinamika politik yang foto-foto pribadi, dan sebagainya, dapat
kompleks dan sulit diprediksi. Oleh karena dengan mudah tersebar dalam lingkungan
itu, seringkali pembahasan undang-undang internet yang terbuka dan bebas, baik
menjadi panjang dan terhenti karena disengaja maupun tidak disengaja.
pergantian jabatan dalam proses Dengan semakin meningkatnya user
pembentukan undang-undang. Meskipun pengguna telepon gengam dan juga internet
terdapat kejanggalan yang tampaknya membuat perlindungan hukum terhadap data
bertentangan dengan upaya pemenuhan hak pribadi semakin mendesak. Kebutuhan ini
asasi warga negara, hal tersebut sebenarnya muncul karena meningkatnya kasus
merupakan fenomena yang umum dalam kebocoran data yang terkait dengan
praktik demokrasi. penipuan dan kegiatan criminal. Sebuah
Dalam era globalisasi yang sedang perlindungan bagi data pribadi yang erat
berlangsung, kemajuan penggunaan sekali kaitannya dengan privasi secara
teknologi informasi memiliki dampak yang individu, yang bertujuan untuk menjaga
signifikan terhadap penggunaan dan kautuhan dan martabat induvidu dalam hal
perlindungan data pribadi. Kemajuan ini pribadi mereka. Negara-neraga maju
terlihat dalam sektor-sektor seperti e- menganggab bahwa sebuah privasi adalah
commerce, e-education, e-health, e- merupakan hak yang wajib untuk dijaga
government, serta dalam perkembangan keamanannya, yaitu hak seorang individu
teknologi seperti search engines, social untuk kemudian tidak mengalami gangguan
networks, smartphone, dan internet mobile, dalam kehidupannya. Privasi memuat terkait
serta cloud computing. Pemanfaatan hak seseorang untuk menikmati kehidupan
teknologi informasi oleh masyarakat di dunia yang bebas. Mesikun hal atas privasi sudah
virtual sangat bergantung pada keberadaan, diakui sebagai bagian dari Hak asasi manusia,
integritas, dan kerahasiaan informasi di namun konsep ini termasuk kedalam konsep
lingkungan siber. yang kompleks dan bervariasi tergantung
pada konteks, negaram dan budaya. Hak atas

4692
privasi termasuk perlindungan data, pening menjadi tantangan bagi pemerintah
untuk menjaga kerahasiaan dan harga diri Indonesia dalam menanggapi masalah-
privasi indovidu. Perlindungan data ini masalah tersebut. Masih terdapat
mendorong adanya kebebasan dalam kekurangan dalam ketentuan hukum terkait
berpolitik, keagamaan, dan juga aktivitas perlindungan data pribadi di Indonesia.
secara pribadi. Hal untuk mengendalikan Undang-undang yang ada saat ini belum
nasibnya masing-masing, kebebasan untuk memberikan perlindungan yang optimal dan
mengeluarkan ekspresi dan privasi efektif terhadap privasi data pribadi. Berikut
kehidupan pribadi merupakan suatu adalah beberapa Undang-Undang terkait:
rangkaian hak penting yang melekat dalam 1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang
diri setiap makhluk hidup dalam hal ini kesehatan mengatur tentang rahasia
manusia. kondisi pribadi pasien;
Masih terjadi pelanggaran terhadap 2. UU No. 10 Tahun 1998 tentang
penggunaan informasi pribadi di Indonesia. Perbankan mengatur data pribadi
Sebagai ilustrasi, dalam sektor perbankan, mengenai nasabah penyimpan dan
terjadi pertukaran data pribadi melalui simpanannya;
sistem sharing di antara lembaga card center, 3. UU No. 19 Tahun 2016 tentang
di mana data nasabah dipertukarkan. perubahan atas UU No. 11 Tahun
Informasi ini, termasuk transaksi kartu 2008 tentang Informasi dan
kredit, dapat diungkapkan atau Transaksi Elektronik;
diperjualbelikan kepada pihak ketiga oleh 4. UU No. 24 Tahun 2013 tentang
bank-bank maupun oleh perorangan atau perubahan atas UU No. 23 Tahun
perusahaan yang mengumpulkan data. Selain 2006 tentang administrasi
itu, terdapat kasus pencurian data pribadi kependudukan, dan
yang berdampak internasional, termasuk di 5. PP No. 37 Tahun 2007 tentang
Indonesia. Contohnya adalah kasus pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006
kebocoran data pada tahun 2014 yang tentang administrasi kependudukan.
melibatkan Yahoo. Mereka mengungkapkan
bahwa sekitar 500 juta data pelanggan Sebagai hasilnya, peraturan-peraturan
mereka telah bocor, menyebabkan kerugian terkait perlindungan data pribadi memiliki
yang signifikan. Kasus lainnya termasuk tujuan untuk menjaga kepentingan
insiden di perusahaan Equifax tahun 2017, di konsumen dan mendorong pertumbuhan
mana 143 juta data pribadi pelanggan ekonomi Indonesia. Perbedaan dalam
terbocor, dan kasus kontroversial pada tahun perlindungan kepentingan konsumen, seperti
2018 yang melibatkan Facebook dan yang terjadi dalam kasus Maxmillian Schrems
Cambridge Analytica, di mana sekitar 87 juta v. Data Protection Commissioner yang diadili
data pribadi pengguna Facebook dibagikan oleh Mahkamah Keadilan Uni Eropa pada
tanpa persetujuan pemilik data. tahun 2016, dapat mengancam transaksi
Isu penyalahgunaan data pribadi telah internasional atau regional.
menjadi perhatian serius, baik di dalam Pasal 2 dari Peraturan No.
maupun di luar Indonesia. Contoh-contoh 6/POJK.07/2022 tentang perlindungan
yang telah disebutkan sebelumnya hanya konsumen dan masyarakat di sektor jasa
sebagian kecil dari banyak kasus serupa yang keuangan menggarisbawahi prinsip-prinsip
terjadi. Saat ini, di Indonesia belum ada yang diterapkan dalam perlindungan
regulasi yang secara khusus mengatur konsumen dan masyarakat, memberikan
perlindungan data pribadi. Perlindungan perlindungan kepada masyarakat sebagai
masyarakat dan perlindungan hukum konsumen sebagai berikut:

4693
a. Informasi edukatif yang sesuai. d. Melindungi kerahasiaan dan privasi
b. Transparansi dan klarifikasi data serta informasi konsumen.
informasi. e. Memberikan informasi tentang
c. Perlakuan yang adil dan bertanggung penanganan dan resolusi pengaduan yang
jawab dalam menjalankan operasional diajukan oleh konsumen.
d. Perlindungan aset, privasi, dan Pasal 8 mencakup hal-hal sebagai berikut:
informasi konsumen 1) PUJK wajib bertanggung jawab atas
e. Penanganan pengaduan dan resolusi kerugian konsumen yang timbul akibat
perselisihan dengan efektif dan efisien kesalahan, kelalaian, dan/atau perbuatan
Pasal 4 mengatur mengenai perilaku dasar yang bertentangan dengan ketentuan
yang harus dipatuhi oleh PUJK meliputi: peraturan perundang-undangan di sektor
1) PUJK diwajibkan untuk memiliki niat jasa keuangan, yang dilakukan oleh direksi,
baik dalam menjalankan kegiatan usahanya. dewan komisaris, pegawai, dan/atau pihak
2) PUJK dilarang melakukan ketiga yang bekerja untuk atau mewakili
diskriminasi terhadap konsumen. kepentingan PUJK.
Isi dari Pasal 6 sebagai berikut: 2) Dalam hal PUJK dapat membuktikan
1) PUJK wajib memiliki dan bahwa terdapat keterlibatan, kesalahan,
mengimplementasikan kebijakan serta kelalaian dan/atau perbuatan yang
prosedur tertulis guna menjaga dan bertentangan dengan ketentuan peraturan
memastikan perlindungan konsumen. perundang-undangan di sektor jasa keuangan
2) Kebijakan dan prosedur tertulis yang yang dilakukan oleh konsumen, PUJK tidak
berkaitan dengan perlindungan konsumen, bertanggung jawab atas kerugian konsumen
sebagaimana disebutkan dalam ayat (1), yang timbul.
mencakup tindakan-tindakan berikut: 3) Bentuk tanggung jawab atas kerugian
a. Pengembangan produk/layanan. konsumen sebagaimana dimaksud pada ayat
b. Penyampaian informasi terkait (1) dapat disepakati oleh konsumen dan
produk/layanan. PUJK.
c. Komunikasi informasi mengenai 4) Tindak lanjut Otoritas Jasa Keuangan
produk/layanan. dalam proses pembuktian sebagaimana
d. Kegiatan promosi produk/layanan. dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai
e. Penyusunan kesepakatan terkait dengan peraturan otoritas jasa keuangan
dengan produk/layanan. mengenai penyelenggaraan layanan
f. Pemberian layanan terkait konsumen.
penggunaan dan manfaat produk/layanan. Pasal 41 dan 42 mengatur mengenai
g. Penanganan keluhan dan penanganan dan penyelesaian sengketa
penyelesaian perselisihan terkait terkait produk dan layanan yang diberikan
produk/layanan. oleh OJK kepada konsumen seperti:
3) Dalam kebijakan dan prosedur Pasal 41 :
tertulis tersebut sebagaimana disebutkan 1) PUJK tidak diizinkan untuk
pada ayat (2), tercantum hal-hal berikut: membebankan biaya kepada konsumen saat
a. Menjamin keterbukaan akses bagi melaksanakan kebijakan dan prosedur
semua konsumen. pengaduan layanan.
b. Memberikan pelayanan khusus bagi 2) Peraturan OJK mengatur pelaksanaan
konsumen dengan kebutuhan khusus dan layanan pengaduan sesuai dengan ketentuan
usia lanjut. mengenai pengaduan konsumen dalam
c. Menjaga keamanan dan perlindungan sektor jasa keuangan.
terhadap aset yang dimiliki oleh konsumen. Pasal 42 :

4694
1) Apabila konsumen tidak mencapai mengatur kebijakan untuk melawan
kesepakatan dalam mengajukan keluhan pencurian data pribadi dengan melindungi
kepada PUJK, konsumen memiliki opsi untuk hak kepemilikan pribadi dari upaya mencuri
menyelesaikan sengketa secara alternatif data pribadi orang lain melalui media
atau melalui proses litigasi di lembaga elektronik. Saat ini, Indonesia sudah ada
peradilan. beberapa peraturan perundang-undangan
2) Penyelesaian sengketa di sektor jasa yang secara khusus mengatur perlindungan
keuangan di luar pengadilan, sebagaimana data pribadi, seperti UU ITE dan UU
disebutkan pada ayat (1), dilakukan melalui Perlindungan Data Pribadi yang merupakan
LAPS (Lembaga Alternatif Penyelesaian peraturan terbaru. Namun selaku konsumen
Sengketa) khusus sektor jasa keuangan. maupun pelaku usaha tidak bisa begitu saja
3) Peraturan yang mengatur LAPS terhindar dari masalah seperti hacker yang
sektor jasa keuangan diterapkan sesuai mencuri data-data tanpa seizin pemilik data
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh tersebut
otoritas jasa keuangan untuk penyelesaian
sengketa di sektor jasa keuangan. DAFTAR PUSTAKA
Liputan6.com, “3.692 Pengaduan
KESIMPULAN Konsumen Masuk Ke Meja
Implementasi dari pada perlindungan Kemendag, Mayoritas Soal e-
konsumen dalam transaksi elektronik di Commerce,” Liputan6.com, 2022.
lembaga perbankan sudah diterapkan dengan
Az. Nasution, Hukum Perlindungan
Konsumen Suatu Pengantar (Jakarta:
baik sehingga konsumen dan pelaku usaha
Diadit Media, 2011).
benar-benar memahami terkait hak dan
I Putu Erick et al., “Perlindungan Hukum
kewajiban masing-masing dalam sebuah Terhadap Konsumen Dalam Jual Beli
transaksi elektronik tersebut. Sehingga jika Barang Melalui E - Commerce,”
dianalisis melalui peraturan yang diterbitkan Jurnal Analogi Hukum 1, no. 2
baik itu dari UU Perbankan, Pengaturan (2019): 239–43.
mengenai perlindungan konsumen dan Roberto Ranto, “Tinjauan Yuridis
pelaku usaha telah diatur dengan jelas dalam Perlindungan Hukum Terhadap
UU Perlindungan Konsumen, UU Informasi Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli
dan Transaksi Elektronik, serta Peraturan Melalui Media Elektronik,” Jurnal
OJK No 06/POJK.07/2022 tentang Ilmu Hukum: ALETHEA 2, no. 2
Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di (2019): 145–64.
Sektor Jasa Keuangan. Penerapan peraturan-
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen
(Jakarta: Kencana, 2016).
peraturan ini telah berjalan baik dalam
masyarakat, namun penyelesaian kasus atau
Kukuh Dwi Kurniawan and Dwi Ratna Indri
masalah yang dihadapi oleh konsumen masih Hapsari, “Kejahatan Dunia Maya Pada
tergantung pada kebutuhan spesifik, dengan Sektor Perbankan Di Indonesia:
tujuan untuk mencari solusi dan penanganan Analisa Perlindungan Hukum
yang sesuai dengan ketentuan yang telah Terhadap Nasabah,” Pleno Jure 10,
ditetapkan dalam undang-undang. no. 2 (2021): 122–33.
Perlindungan data konsumen dalam Muhammad Khairul Faridi, “Kejahatan
transaksi elektronik pada lembaga Siber Dalam Bidang Perbankan,”
perbankan berdasarkan pada peraturan- Cyber Security Dan Forensik Digital
peraturan yang telah mengatur terkait 1, no. 2 (2019): 57–61.
perlindungan data konsumen ini, secara
keseluruhan UUD 1945 sebagai konstitusi

4695
Liputan6.com, “Literasi Keuangan Digital Jerzy Stelmach, Methods of Legal
Di Indonesia Sangat Rendah,” Reasoning.
Liputan6.com, 2022. Gracia Carolina, “Metode Penalaran
Elisabeth Nurhaini Butarbutar, Metode Deduktif Dan Induktif,” Zenius.net,
Penelitian Hukum Langkah-Langkah 2022,
Untuk Menemukan Kebenaran Dalam https://www.zenius.net/blog/metode-
Ilmu Hukum (Bandung: PT Refika penalaran-deduktif-dan-induktif.
Aditama, 2018). Jacques Rene Zammi, “The Court of Justice
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Invalidates Decision 2016/1250 On
Penulisan Skripsi Dan Tesis (Jakarta: the Adequacy of the Protection
PPM, 2003). Provided by the EU-US Data
D.H Umar, “Pelatihan Metodologi Protection Shield,” Journal Of Law 1
Penelitian (Modul)” (Bogor, 2012). (2020).

4696

Anda mungkin juga menyukai