Anda di halaman 1dari 16

Suara Keadilan, Vol. 21 No.

1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

PERLINDUNGAN KONSUMEN DARING DAN TANGGUNG JAWAB


PERUSAHAAN MARKETPLACE ATAS DATA PRIVASI KONSUMEN

Josephine1, Sinta Dewi Rosadi2, and Sudaryat3


1
Josephine: Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran, Bandung,
Indonesia
Email: aurricejosephine@gmail.com
2
Dr. Hj. Sinta Dewi Rosadi, S.H., LL.M: Dosen Fakultas Hukum, Universitas
Padjadjaran, Bandung, Indonesia
Email: sinta@unpad.ac.id
3
Sudaryat, S.H., M.H: Dosen Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran,
Bandung, Indonesia
Email: sudaryatpermana@gmail.com

Abstract

The development of technology continues to experience development very


rapidly, one of which is in the electronic trading system, hereinafter referred to
as e-commerce. Along with this, consumer concerns arise about personal data
held by marketplace companies, so legal protection is needed for online
consumers. This study aims to provide appropriate recommendations for the
government and other stakeholders in making policies related to the protection of
the personal data of online consumers in Indonesia. This study was conducted
qualitatively through a literature study. The results of this study produce
recommendations for policies related to the application of the principle of strict
liability.

Keywords: Marketplace, Data protection, Privacy, Consumer Protection,


Responsibility

97
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

Abstrak

Perkembangan teknologi terus mengalami perkembangan dengan sangat


pesat, salah satunya yaitu dalam sistem perdagangan secara elektronik yang
selanjutnya disebut e-commerce. Seiring dengan hal tersebut, muncul
kekhawatiran konsumen mengenai data pribadi yang di simpan oleh perusahaan
marketplace, sehingga diperlukan perlindugan hukum bagi para konsumen
daring. Kajian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi yang tepat bagi
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam membuat kebijakan terkait
dengan perlindungan data pribadi konsumen daring di Indonesia. Kajian ini
dilakukan secara kualitatif melalui studi literatur. Hasil dari kajian ini
menghasilkan rekomendasi untuk kebijakan terkait dengan penerapan prinsip
strict liability.

Kata Kunci: Marketplace, Perlindungan data, Privasi, Perlindungan Konsumen,


Tanggung Jawab

98
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

PENDAHULUAN ditawarkan, timbul pula kekhawatiran


akan tanggung jawab perusahaan
Pada era globalisasi yang serba
marketplace kepada konsumen daring
modern ini, semua aktivitas manusia
mengingat begitu banyaknya
diusahakan dapat dilaksanakan
perusahaan marketplace. United
dengan cepat dan mudah. Adapun
Nations Conference on Trade and
salah satu perkembangan teknologi
Development (UNCTAD) mencatat
yaitu di bidang ekonomi adalah
bahwa 2 , “sebanyak 2.100 kejadian
sistem perdagangan secara elektronik
yang telah memakan banyak kerugian
yang selanjutnya disebut e-
pada data pribadi dengan taksiran 822
commerce. Salah satu bentuk
juta data privasi telah terekam dalam
perkembangan aktivitas e-commerce
kegiatan e-commerce dan telah
yaitu marketplace. Marketplace
merupakan situs belanja online yang dikumpulkan dalam marketplace.
Hampir sekitar 152 juta nama,
saat ini berkembang pesat di
identitas konsumen, enkripsi
Indonesia yang disebut juga pasar
password, nomor kartu debit dan
online. Dalam Marketplace, pembeli
kredit, serta informasi yang berkaitan
dapat mencari suppliers sebanyak
dengan apa yang konsumen harap
mungkin dengan kriteria yang
untuk dibeli/ permintaan konsumen
diinginkan, sedangkan bagi penjual
telah direkam. Jika dipresentase,
dapat mengetahui perusahaan -
pelaku yang berasal dari sektor bisnis
perusahaan yang membutuhkan
sekitar 53% dari total pihak yang
produk/jasa mereka.
melakukan pelanggaran data privasi,
Banyaknya kemudahan dalam dan jelas tujuannya untuk
mengakses internet membuat kepentingan bisnis, data pribadi yang
konsumen daring kian meningkat, sering di-collect adalah password
beberapa alasannya menurut akun, nama pengguna akun, dan
Katawetawaraks antara lain 1 dapat percakapan di e-mail.”
diringkas menjadi empat kategori
Terkait hal tersebut, dijelaskan
yaitu kenyamanan, informasi, produk
dalam Pasal 4 huruf a UU No.8
dan layanan yang tersedia, efisiensi
Tahun 1999 tentang Perlindungan
biaya dan waktu.
Konsumen bahwa salah satu hak
Namun dibalik segala konsumen adalah hak atas
kemudahan dan keuntungan yang

2
UNCTAD, Report no. TD/B/C.II/EM.5/2:
1
C. Katawetawaraks, et al, “Online Trade and Development Board; Investment,
Shopper Behavior: Influences of Online Enterprise, and Development Commission
Shopping Decision”, Asian Journal of Expert Meeting on Cyber laws and
Business Research, Vol. 1 No.2, 2011, Regulations for Enhancing E-Commerce,
hlm.66–74. Geneva: United Nations, 2015, hlm. 10-11.

99
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

kenyamanan, keamanan, dan demikian, rumusan masalah yang


keselamatan dalam mengkonsumsi akan diangkat adalah:
barang dan/ jasa. Artinya hak
1. Bagaimanakah perlindungan
pengguna jasa marketplace selaku
hukum terhadap data privasi
konsumen yang menjadi korban
konsumen daring dalam online
penyalahgunaan data pribadi tersebut
marketplace ?
untuk mendapatkan kenyamanan,
2. Bagaimana bentuk tanggung
keamanan dan keselamatan dalam
jawab online marketplace atas
menikmati layanan yang diberikan
pelanggaran data privasi
marketplace telah dilanggar.
konsumen daring?
Pelanggaran terhadap hak konsumen
tersebut, dalam kasus ini tidak hanya
berakibat pada hilangnya rasa
METODE PENELITIAN
nyaman yang dialami ketika
menikmati layanan jasa marketplace, Penulisan jurnal ini
tetapi juga keamanan dan menggunakan metode yuridis
keselamatannya sebagai konsumen normatif (legal research) dengan
tidak sepenuhnya terjamin. Sehingga pendekatan Statute Approach,
dalam hal ini masyarakat selaku Conceptual Approach, dan Case
konsumen e-commerce perlu Approach. Spesifikasi penelitian
mendapatkan perlindungan yang hendak digunakan dalam
kerahasiaan informasi konsumen penulisan jurnal ini adalah deskriptif-
dikarenakan data konsumen terutama analitis yang memusatkan pada
yang menyangkut informasi pribadi peraturan perundang-undangan yang
pengguna sangat rawan berlaku dikaitkan dengan teori-teori
disalahgunakan oleh pihak yang tidak dan pelaksanaan hukum positif atau
bertanggung jawab. hukum yang berlaku pada masa
sekarang 3 , khususnya mengenai
Berdasarkan uraian di atas,
perlindungan konsumen.
penulis tertarik untuk menganalisis
dan mengaji bagaimanakah bentuk
perlindungan hukum terhadap HASIL PENELITIAN DAN
konsumen daring serta tanggung PEMBAHASAN
jawab perusahaan atas pelanggaran
Contoh Kasus Kebocoran Data
yang terjadi dengan memfokuskan
Pribadi dalam Marketplace
pada 2 (dua) peraturan perundang-
undangan yaitu UU No.8 Tahun 1999 a. Tokopedia
tentang Perlindungan Konsumen dan
Permenkominfo No. 20 Tahun 2016
3
tentang Perlindungan Data Pribadi Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, Jakarta: UI-Press, 1986, hlm. 52.
dalam Sistem Elektronik. Dengan

100
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

Pada tahun 2019, terjadi kasus pribadi oleh perusahaan Marketplace


kebocoran data pribadi dari Bukalapak. Sebanyak 13,369,666
perusahaan marketplace Tokopedia. data pengguna telah dicuri oleh
Hal ini bermula dari sebuah akun seorang hacker profesional asal
twitter @penjagakijang mem-posting Pakistan dengan julukan
sebuah gambar tangkapan layar yang Gnosticplayers. Data yang dimaksud
melihatkan adanya penjualan 4 juta terdiri dari email, username, nama,
data pribadi pengguna Tokopedia rincian pembelanjaan, alamat IP,
pada tanggal 21 Februari 2019. serta kata sandi akun 5 yang
Semua informasi ini dijual dalam diperjualbelikan pada situs “Dream
format .xls atau .txt di situs selly.gg. Market”, situs jual beli di Dark Web.
Di situs selly.gg dijelaskan, ada Semua pembayaran diterima di situs
pembagian paket penjualan, di ini, termasuk dengan mata uang
antaranya data pengguna Tokopedia kripto atau cryptocurrency.
yang berupa alamat email, nomor Menanggapi hal ini, Bukalapak telah
telepon, dan alamat tempat tinggal mengonfirmasi bahwa memang ada
dijual dengan harga 234 dolar AS. upaya peretasan beberapa waktu yang
Sementara untuk daftar email saja lalu. Meski begitu, tidak ada data
dijual terpisah dengan harga 10 dolar penting seperti user password,
AS untuk 300 ribu alamat email. finansial atau informasi pribadi
Selly.gg sendiri adalah platform jual lainnya yang berhasil diambil oleh
beli produk digital. Semua peretas.
pembayaran diterima di situs ini,
termasuk dengan mata uang kripto
atau cryptocurrency.4 1. Perlindungan Hukum
Terhadap Data Privasi
Konsumen Daring dalam
b. Bukalapak Marketplace
Pada tahun 2019, tepatnya bulan Pada dasarnya, di internet
Maret juga terjadi kebocoran data terdapat data pribadi yang tersedia
secara online yang dikumpulkan oleh
situs operator. Sekarang ini, telah
4
Kumparan, “4 Juta Data Pengguna banyak perusahaan-perusahaan yang
Tokopedia disebut Bocor dan Dijual,
Benarkah?”, secara rutin membayar ribuan dolar
https://kumparan.com/@kumparantech/4-
juta-data-pengguna-tokopedia-disebut-bocor-
dan-dijual-benarkah- 5
Technologue, “13 Juta Data Pengguna
1550840254640311574?fbclid=IwAR2KRD Bukalapak Bocor dan Dijual”,
qYmjru4QThMKkTVzXAq7rIrxSjSKhHxvZ https://technologue.id/13-juta-data-
yPQxRl7tEw6L0nDhz7Kw&ref=relmedia, pengguna-bukalapak-bocor-dan-dijual/amp/,
diakses Tanggal 18 Februari 2020. diakses Tanggal 20 Februari 2020.

101
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

demi mendapatkan informasi pribadi penganalisisan; penyimpanan;


mengenai konsumen-konsumen lain. penampilan, pengumuman,
Hal ini dikarenakan informasi- pengiriman, penyebarluasan dan/atau
informasi tersebut akan berguna pembukaan akses; dan pemusnahan.”
dalam membuat strategis pemasaran Permenkominfo No. 20 Tahun
bahkan informasi pribadi tersebut 2016 tentang Perlindungan Data
telah dianggap sebagai aset Pribadi dalam Sistem Elektronik telah
perusahaan yang dapat mengatur mengenai perlindungan
6
diperjualbelikan. data konsumen daring, diantaranya
dalam Pasal 14 yaitu7:
Sampai sejauh ini, di Indonesia
belum memiliki kebijakan atau 1) Penggunaan dan pemanfaatan
regulasi mengenai perlindungan data Data Pribadi yang ditampilkan,
pribadi konsumen dalam satu diumumkan, diterima, dan
peraturan khusus. Pengaturan disebarluaskan oleh
mengenai perlindungan konsumen Penyelenggara Sistem
atas data pribadi masih termuat Elektronik harus berdasarkan
secara terpisah di beberapa peraturan Persetujuan.
perundang-undangan. Hal ini akan 2) Penggunaan dan pemanfaatan
dikaji berdasarkan UU No. 8 Tahun Data Pribadi sebagaimana
1999 tentang Perlindungan dimaksud pada ayat (1) harus
Konsumen dan Permenkominfo No. sesuai dengan tujuan perolehan,
20 Tahun 2016 tentang Perlindungan pengumpulan, pengolahan, dan/
Data Pribadi dalam Sistem atau penganalisisan Data
Elektronik. Pribadi.
Mengenai perlindungan data
pribadi kosumen di Indonesia,
Pasal 14 tersebut menyebutkan
merujuk pada Pasal 3
bahwa permanfaatan data pribadi
Permenkominfo No. 20 Tahun 2016
konsumen daring harus berdasarkan
tentang Perlindungan Data Pribadi
persetujuan, hal ini sejalan dengan
dalam Sistem Elektronik yang
Pasal 26 Permenkominfo yang
menyatakan bahwa “perlindungan
menyebutkan bahwa pemilik data
data pribadi dalam sistem elektronik
pribadi (dalam hal ini adalah
dilakukan pada proses perolehan dan
konsumen pengguna marketplace)
pengumpulan; pengolahan dan
berhak atas kerahasiaan data

6
Edmon Makarim, 2003, Kompilasi Hukum 7
Pasal 14 Peraturan Menteri Komunikasi dan
Telematika: Kajian Aspek Hukum Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Perlindungan Data dan Hak Pribadi, PT. Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem
Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.171. Elektronik

102
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

pribadinya. Pasal tersebut juga 1) Dalam upaya penyelesaian


menyatakan bahwa pemilik data sengketa secara musyawarah
pribadi berhak mengajukan atau melalui upaya penyelesaian
pengaduan dalam rangka alternatif lainnya belum mampu
penyelesaian sengketa Data Pribadi menyelesaikan sengketa atas
atas kegagalan perlindungan kegagalan perlindungan
kerahasiaan Data Pribadinya oleh kerahasiaan Data Pribadi, setiap
Penyelenggara Sistem Elektronik Pemilik Data Pribadi dan
kepada Menteri. Penyelenggara Sistem
Penyelesaian sengketa dengan Elektronik dapat mengajukan
pengaduan ini juga diatur dalam gugatan atas terjadinya
Pasal 29 ayat (1) Permenkominfo No. kegagalan perlindungan rahasia
20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi.
Data Pribadi dalam Sistem 2) Gugatan sebagaimana dimaksud
Elektronik, yaitu : “Setiap Pemilik
8
pada ayat (1) hanya berupa
Data Pribadi dan Penyelenggara gugatan perdata dan diajukan
Sistem Elektronik dapat mengajukan sesuai dengan ketentuan
pengaduan kepada Menteri atas peraturan perundang-undangan.
kegagalan perlindungan kerahasiaan
Data Pribadi.” Lebih lanjut dalam
Hak-hak konsumen dan upaya
ayat (2) Pasal ini mengatur mengenai
penyelesaian sengketa sebagaimana
penyelesaian sengketa dengan
yang telah tercantum dalam
musyawarah atau alternatif lainnya.
Permenkominfo No. 20 Tahun 2016
Akan tetapi, apabila upaya tersebut
tentang Perlindungan Data Pribadi
belum mampu menyelesaikan
dalam Sistem Elektronik ini sejalan
sengketa, maka pemilik data pribadi
dengan Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999
dapat mengajukan gugatan sesuai
Tentang Perlindungan Konsumen
dengan Pasal 32 Permenkominfo No.
yang menyebutkan bahwa salah satu
20 Tahun 2016 tentang Perlindungan
hak konsumen yaitu hak atas
Data Pribadi dalam Sistem
9 kenyamanan, keamanan, dan
Elektronik, yaitu :
keselamatan dalam mengonsumsi
barang dan/atau jasa. Hak ini
dimaksudkan untuk menjamin
8
Pasal 29 Peraturan Menteri Komunikasi dan
kenyamanan, keamanan dan
Informatika Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem keselamatan konsumen dalam
Elektronik. penggunaan barang dan atau jasa
9
Pasal 32 Peraturan Menteri Komunikasi dan yaitu dalam hal ini jasa aplikasi
Informatika Nomor 20 Tahun 2016 Tentang marketplace, sehingga konsumen
Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem dapat terhindar dari kerugian fisik
Elektronik.

103
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

maupun psikis apabila menggunakan dimaksud pada ayat (2) tidak


jasa marketplace tersebut. menghilangkan tanggungjawab
pidana sebagaimana diatur
Mengenai penyelesaian
dalam Undang-Undang.
sengketa, Pasal 4 huruf e UU No. 8
4) Apabila telah dipilih upaya
Tahun 1999 Tentang Perlindungan
penyelesaian sengketa
Konsumen juga menyebutkan bahwa
konsumen di luar pengadilan,
konsumen memiliki hak untuk
gugatan melalui pengadilan
mendapatkan advokasi, perlindungan,
hanya dapat ditempuh apabila
dan upaya penyelesaian sengketa
upaya tersebut dinyatakan tidak
perlindungan konsumen secara patut.
berhasil oleh salah satu pihak
Hak ini dimaksudkan untuk
atau oleh para pihak yang
memulihkan keadaan konsumen yang
bersengketa.
telah dirugikan akibat penggunaan
produk dalam hal ini marketplace,
dengan melalui jalur hukum. Sama halnya dengan
Permenkominfo No. 20 Tahun 2016
Penyelesaian sengketa pada UU
tentang Perlindungan Data Pribadi
No. 8 Tahun 1999 Tentang
dalam Sistem Elektronik, UU No. 8
Perlindungan Konsumen diatur dalam
Tahun 1999 tentang Perlindungan
Pasal 45 yaitu10:
Konsumen juga memberikan pilihan
1) Setiap konsumen yang dirugikan kepada konsumen untuk memilih
dapat menggugat pelaku usaha upaya penyelesaian sengketa melalui
melalui lembaga yang bertugas pengadilan maupun di luar
menyelesaikan sengketa antara pengadilan. Penyelesaian sengketa
konsumen dan pelaku usaha atau konsumen di luar pengadilan tidak
melalui peradilan yang berada di menutup kemungkinan penyelesaian
lingkungan peradilan umum. damai oleh para pihak yang
2) Penyelesaian sengketa bersengketa.
konsumen dapat ditempuh
Demi mencapai hak-hak yang
melalui pengadilan atau di luar
telah disebutkan diatas,
pengadilan berdasarkan pilihan
penyelenggara sistem elektronik juga
sukarela para pihak yang
dituntut untuk semaksimal mungkin
bersengketa.
menjaga data pribadi konsumen yang
3) Penyelesaian sengketa di luar
merupakan hak privasi yang harus
pengadilan sebagaimana
dijaga kerahasiaannya. Pihak
perusahaan marketplace wajib untuk
10
menjaga kerahasiaan data pribadi
Pasal 45 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
konsumen sesuai dengan Pasal 28
Perlindungan Konsumen. huruf b Permenkominfo No. 20

104
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

Tahun 2016 tentang Perlindungan tersebut juga memiliki kebijakan


Data Pribadi dalam Sistem Elektronik privasi sendiri. Berikut adalah
yaitu “Setiap penyelenggara sistem kebijakan privasi Tokopedia
elektronik wajib menjaga kebenaran, mengenai pengungkapan data pribadi
keabsahan, kerahasiaan, keakuratan pengguna 11 : “Tokopedia menjamin
dan relevansi serta kesesuaian dengan tidak ada penjualan, pengalihan,
tujuan perolehan, pengumpulan, distribusi atau meminjamkan data
pengolahan, penganalisisan, pribadi Anda kepada pihak ketiga
penyimpanan, penampilan, lain, tanpa terdapat izin dari Anda”.
pengumuman, pengiriman, Bukalapak juga memberikan jaminan
penyebarluasan, dan pemusnahan terhadap data pribadi konsumennya
Data Pribadi;” yaitu antara lain 12 : “Bukalapak
tunduk terhadap segala peraturan
Perlindungan data pribadi
perundang-undangan dan kebijakan
konsumen dalam penyelenggara
pemerintah Republik Indonesia yang
sistem elektronik dilakukan dengan
berlaku, termasuk yang mengatur
membuat code of conduct berupa
tentang informasi dan transaksi
self-regulation (kebijakan internal).
elektronik, penyelenggaraan sistem
Bagi perusahaan yang bergerak
elektronik, dan perlindungan data
dalam perdagangan secara elektronik,
pribadi Pengguna; termasuk segala
self-regulation dalam bentuk privacy
peraturan pelaksana dan peraturan
policy merupakan salah satu alternatif
perubahan dari peraturan-peraturan
yang paling mungkin untuk
tersebut yang mengatur dan
memecahkan persoalan perlindungan
melindungi penggunaan data dan
data pribadi konsumen. Hal ini
informasi penting para Pengguna.”
merupakan amanat Pasal 5 ayat (2)
Permenkominfo No. 20 Tahun 2016 Kondisi nyata dalam kegiatan
tentang Perlindungan Data Pribadi marketplace menunjukkan bahwa
dalam Sistem Elektronik yang konsumen merupakan pihak yang
menyebutkan bahwa “Setiap lemah dalam setiap transaksi,
Penyelenggara Sistem Elektronik sehingga aturan-aturan internal
harus menyusun aturan internal terkait privacy policy dari aktivitas
perlindungan Data Pribadi sebagai marketplace tersebut diharapkan
bentuk tindakan pencegahan untuk
menghindari terjadinya kegagalan
dalam perlindungan Data Pribadi 11
Tokopedia, “Kebijakan Privasi”,
yang dikelolanya.” www.Tokopedia.com/privacy, diakses
Tanggal 17 Februari 2020.
Berkaca pada kasus kebocoran 12
Bukalapak, “Kebijakan Privasi”,
data pribadi Tokopedia dan www.Bukalapak.com/privacy, diakses
Bukalapak, kedua marketplace Tanggal 17 Februari 2020.

105
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

mampu melindungi kepentingan Pengguna saja; melindungi Data


konsumen, dan penyedia platform Pribadi beserta dokumen yang
marketplace juga tidak dengan memuat Data Pribadi tersebut dari
mudah mengumpulkan data untuk tindakan penyalahgunaan; dan
mendapatkan profit. bertanggung jawab atas Data Pribadi
yang terdapat dalam penguasaannya,
baik penguasaan secara organisasi
2. Bentuk Tanggung Jawab yang menjadi kewenangannya
Perusahaan Marketplace atas maupun perorangan, jika terjadi
Pelanggaran Data Privasi tindakan penyalahgunaan.” Dalam
Konsumen Daring pasal ini jelas disebutkan bahwa
pengguna data pribadi dalam hal ini
Perusahaan marketplace selaku
yaitu perusahaan marketplace harus
pelaku usaha tentunya mempunyai
bertanggung jawab atas data pribadi
kewajiban-kewajiban terhadap
yang terdapat dalam penguasannya.
konsumen yang harus dipenuhi. Salah
satu kewajiban pelaku usaha menurut Permasalahannya, perusahaan
Pasal 7 UU No. 8 Tahun 1999 penerima data pribadi menjamin
tentang perlindungan konsumen yaitu bahwa tidak akan membocorkan data,
kewajiban beritikad baik. Kewajiban tetapi kenyataannya perusahaan
beritikad baik berarti bahwa pelaku mengaku tidak bisa mengontrol
usaha dalam menjalankan kegiatan kebocoran data yang disebabkan
usahanya wajib melakukannya pihak ketiga. Seperti contoh kasus
dengan itikad baik, yaitu secara kebocoran data Tokopedia dan
berhati-hati, mematuhi aturan-aturan, Bukalapak, masing-masing
serta dengan penuh tanggung jawab. perusahaan marketplace tersebut
membuat kebijakannya sendiri
Marketplace selaku perusahaan
mengenai batasan tanggung jawab
pengguna data pribadi konsumen
yang akan diberikan (prinsip
daring, wajib beritikad baik dalam
limitation of liability).
melakukan usahanya yaitu dengan
menjamin kerahasiaan data-data Kebijakan privasi yang dimiliki
konsumennya. Pasal 27 Tokopedia mempunyai syarat dan
Permenkominfo No. 20 Tahun 2016 ketentuan sebagai berikut 13 : “Sejauh
tentang Perlindungan Data Pribadi diizinkan hukum yang berlaku,
dalam Sistem Elektronik juga Tokopedia (termasuk Induk
menyatakan bahwa “Pengguna wajib Perusahaan, direktur, dan karyawan)
menjaga kerahasiaan Data Pribadi
yang diperoleh, dikumpulkan, diolah, 13
Tokopedia, “Syarat dan Ketentuan”,
dan dianalisisnya; menggunakan Data www.Tokopedia.com/terms, diakses Tanggal
Pribadi sesuai dengan kebutuhan 17 Februari 2020.

106
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

adalah tidak bertanggung jawab, dan antara lain 14 : “Bukalapak tidak


Anda setuju untuk tidak menuntut bertanggung jawab atas kebocoran
Tokopedia bertanggung jawab, atas data yang terjadi diakibatkan dan/atau
segala kerusakan atau kerugian terjadi selama karena Keadaan
(termasuk namun tidak terbatas pada Memaksa. Salah satu keadaan
hilangnya uang, reputasi, keuntungan, Memaksa meliputi terdapatnya
atau kerugian tak berwujud lainnya) kegagalan sistem yang diakibatkan
yang diakibatkan secara langsung pihak ketiga yang terjadi di luar
atau tidak langsung dari: Adanya wewenang Bukalapak.”
tindakan peretasan yang dilakukan
Sedangkan mengenai ganti rugi,
oleh pihak ketiga kepada akun
Bukapalak mempunyai syarat dan
pengguna.” Lebih lanjut mengenai
ketentuan sebagai berikut: “Pengguna
ganti rugi: “Pengguna akan
setuju untuk melepaskan Bukalapak
melepaskan Tokopedia dari tuntutan
dari tuntutan ganti rugi dan menjaga
ganti rugi dan menjaga Tokopedia
Bukalapak (termasuk perusahaan
(termasuk Induk Perusahaan,
terafiliasi, direktur, komisaris,
direktur, dan karyawan) dari setiap
pejabat, serta seluruh karyawan dan
klaim atau tuntutan, termasuk biaya
agen) dari segala klaim atau tuntutan,
hukum yang wajar, yang dilakukan
kewajiban, kerugian, dan biaya
oleh pihak ketiga yang timbul dalam
hukum yang wajar, yang dilakukan
hal Anda melanggar Perjanjian ini,
oleh Pihak Ketiga yang timbul akibat
penggunaan Layanan Tokopedia
kesalahan Pengguna termasuk namun
yang tidak semestinya dan/ atau
tidak terbatas pada pelanggaran
pelanggaran Anda terhadap hukum
Aturan Penggunaan ini, penggunaan
atau hak-hak pihak ketiga.”
Layanan Bukalapak di Platform
Tokopedia telah menjamin tidak Bukalapak yang tidak semestinya,
adanya penjualan data pribadi yang pelanggaran terhadap hak Pihak
dilakukan, akan tetapi juga Ketiga, pelanggaran Kebijakan
melepaskan tanggung jawab apabila Privasi Bukalapak dan/atau
terjadi peretasan yang dilakukan oleh pelanggaran Pengguna terhadap
pihak ketiga. Padahal sudah menjadi peraturan perundang-undangan yang
kewajiban Tokopedia untuk menjaga berlaku di Republik Indonesia.”
kerahasiaan data pribadi yang berada
Perusahaan Bukalapak dan
dalam kekuasaannya. Kebijakan
Tokopedia dalam hal ini telah
privasi Tokopedia ini hampir sama
mencamtumkan klausula baku
dengan kebijakan privasi Bukalapak
mengenai tanggung jawab, yaitu
14
Bukalapak, “Syarat dan Ketentuan”,
www.Bukalapak.com/terms, diakses Tanggal
17 Februari 2020.

107
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

mengenai peralihan tanggung jawab lebih memadai mengenai tanggung


dan telah melanggar Pasal 18 ayat (1) jawab pelaku usaha terhadap
huruf a UU No. 8 Tahun 1999, yaitu: perlindungan konsumen atas data
“Pelaku usaha dalam menawarkan pribadinya.
barang dan/atau jasa yang ditujukan
Tanggung Jawab Pelaku Usaha
untuk diperdagangkan dilarang
sendiri diatur dalam Pasal 19 UU No.
membuat atau mencantumkan
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
klausula baku pada setiap dokumen
Konsumen, yaitu15:
dan/atau perjanjian apabila
menyatakan pengalihan tanggung 1) Pelaku usaha bertanggung jawab
jawab pelaku usaha.” Sehingga, memberikan ganti rugi atas
kedua perusahaan tersebut dapat kerusakan, pencemaran,
dikenakan sanksi pidana sesuai dan/atau kerugian konsumen
dengan Pasal 62 ayat (1) UU No. 8 akibat mengkonsumsi barang
Tahun 1999 tentang Perlindungan dan/atau jasa yang dihasilkan
Konsumen, yaitu: “Pelaku usaha atau diperdagangkan.
yang melanggar ketentuan 2) Ganti rugi sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal dimaksud pada ayat (1) dapat
8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), berupa pengembalian uang atau
Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, penggantian barang dan/atau
huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2), dan jasa yang sejenis atau setara
Pasal 18 dipidana dengan pidana nilainya, atau perawatan
penjara paling lama 5 (lima) tahun kesehatan dan/atau pemberian
atau pidana denda paling banyak Rp santunan yang sesuai dengan
2.000.000.000,00 (dua miliar ketentuan peraturan perundang-
rupiah).” undangan yang berlaku.
3) Pemberian ganti rugi
Setelah melihat kebijakan
dilaksanakan dalam tenggang
privasi Tokopedia dan Bukalapak,
waktu 7 (tujuh) hari setelah
dapat dilihat bahwa self-regulation
tanggal transaksi.
pada kenyataannya sangat berpihak
4) Pemberian ganti rugi
kepada kepentingan perusahaan itu
sebagaimana dimaksud pada
sendiri, karena hal ini akan
ayat (1) dan ayat (2) tidak
membentuk citra positif terhadap
menghapuskan kemungkinan
perusahaan. Oleh karena itu, hal ini
adanya tuntutan pidana
akan menjadi penghalang untuk
berdasarkan pembuktian lebih
menetapkan self-regulation sebagai
solusi yang memadai (adequate
solution) bagi perlindungan hak-hak 15
Pasal 19 Undang-Undang Republik
pribadi. Sehingga, perlu diterapkan Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen.
peraturan perundang-undangan yang

108
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

lanjut mengenai adanya unsur Ketentuan Pasal 19 ini kemudian


kesalahan. dikembangkan pada Pasal 23 UU No.
5) Ketentuan sebagaimana 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
dimaksud pada ayat (1) dan ayat Konsumen yang menyatakan:
(2) tidak berlaku apabila pelaku “Pelaku usaha yang menolak dan/atau
usaha dapat membuktikan tidak memberi tanggapan dan/atau
bahwa kesalahan tersebut tidak memenuhi ganti rugi atas
merupakan kesalahan tuntutan konsumen sebagaimana
konsumen. dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1),
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dapat
digugat melalui Badan Penyelesaian
Rumusan Pasal 19 UU No. 8
Sengketa Konsumen atau
Tahun 1999 tentang Perlindungan
Mengajukan gugatan ke badan
Konsumen telah menegaskan bahwa
peradilan di tempat kedudukan
tanggung jawab pelaku usaha muncul
konsumen.” Berdasarkan rumusan
apabila konsumen mengalami
Pasal 23 ini, Penulis berpendapat
kerugian, sehingga Pasal 19 ini
bahwa UU No. 8 Tahun 1999 tentang
menganut prinsip tanggung jawab
Perlindungan Konsumen juga
berdasarkan kesalahan (liability
menganut prinsip praduga untuk
based on fault). Dimana prinsip ini
selalu bertanggung jawab
berangkat dari asumsi bahwa apabila
(presumption of liability). Prinsip ini
produsen tidak melakukan kesalahan,
mengandung makna bahwa tergugat
maka konsumen tidak akan
dianggap bertanggung jawab sampai
mengalami kerugian atau dengan kata
akhirnya tergugat dapat membuktikan
lain, apabila konsumen mengalami
bahwa ia tidak bersalah, jadi beban
kerugian, berarti produsen telah
pembuktian ada pada tergugat.
melakukan kesalahan. Pasal ini juga
telah memperlihatkan sistem Pada kasus pencurian data
pembuktian yang digunakan yaitu pribadi, tanggung jawab berdasarkan
sistem pembuktian terbalik. Hal ini kesalahan dengan sistem pembuktian
relevan degan Pasal 28 UU No. 8 terbalik tepat untuk diterapkan.
Tahun 1999 tentang Perlindungan Dalam hal ini pihak yang dirugikan
Konsumen yang menyatakan bahwa cukup membuktikan adanya kerugian
“Pembuktian terhadap ada tidaknya yang terjadi di pihaknya yang
unsur kesalahan dalam kasus pidana diakibatkan oleh penggunaan data
sebagaimana dimaksud dalam Pasal pribadinya secara tanpa izin,
19 ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 21 sedangkan pihak tergugatlah yang
merupakan beban dan tanggung harus membuktikan bahwa bukan
jawab pelaku usaha tanpa menutup dirinya yang bersalah dalam peristiwa
kemungkinan bagi jaksa untuk tersebut. Sedangkan bagi pihak-pihak
melakukan pembuktian.” yang secara sah memperoleh data

109
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

pribadi penggugat (seperti Tokopedia konsumen dapat tercapai sebab pihak


dan Bukalapak) namun lalai dan konsumen yang akan dilindungi itu
menyebabkan data tersebut bocor dan akan dapat dengan mudah
disalahgunakan oleh pihak ketiga, mempertahankan atau memperoleh
maka lebih tepat untuk menerapkan haknya 18 . Sehingga dalam
prinsip tanggung jawab mutlak (strict perlindungan konsumen terhadap
liability). Pihak yang lalai tersebut data pribadi, kita perlu menganut
dapat menjadi turut tergugat, apabila prinsip strict liability.
bukan dirinya sendiri yang
menyalahgunakan data pribadi
16 PENUTUP
penggugat . Prinsip
pertanggungjawaban mutlak ini tidak Simpulan
mempersoalkan lagi mengenai ada
atau tidak adanya kesalahan tetapi Berdasarkan pembahasan diatas,
produsen langsung bertanggung dapat disimpulkan bahwa:
jawab atas kerugian yang 1. Perlindungan hukum terhadap
17
ditimbulkan . Dengan kata lain, konsumen diatur dalam UU
tanggung jawab mutlak adalah No.8 Tahun 1999 tentang
tanggung jawab tanpa kesalahan dan Perlindungan Konsumen yaitu
tanpa pengecualian. konsumen mempunyai hak atas
Alasan lain yang dapat dijadikan kenyamanan, keamanan dan
dasar untuk memberlakukan prinsip keselamatan dalam menikmati
strict liability dalam perlindungan layanan yang diberikan
konsumen adalah melihat pada tujuan Marketplace, hak ini juga
perlindungan itu sendiri. Kata didukung oleh Permenkominfo
perlindungan mengandung arti No. 20 Tahun 2016 tentang
memberi kemudahan bagi konsumen Perlindungan Data Pribadi
untuk mempertahankan dan atau dalam Sistem Elektronik dimana
memperoleh apa yang menjadi konsumen mempunyai hak
haknya. Dengan memberlakukan untuk menuntut dan mengadu
prinsip strict liability, maka apa yang kepada pihak yang berwenang
diharapkan dari perlindungan apabila terjadi kegagalan dalam
perlindungan data pribadi.
Selain itu, dalam Pasal 5
16
Rosalinda Elsina Latumahina, “Aspek Permenkominfo No. 20 Tahun
Hukum Pelindungan Data Pribadi di Dunia
2016 tentang Perlindungan Data
Maya”, Jurnal Gema Aktulita, Vol. 3, No.2,
Desember 2014, hlm.23. Pribadi dalam Sistem Elektronik
17
Janus Sidabalok, 2014, Hukum
Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT.
18
Citra Aditya Bakti, Bandung hlm.101. Ibid., hlm. 105.

110
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

juga diatur bahwa setiap regulation sangat berpihak pada


penyelenggara sistem elektronik kepentingan perusahaan itu
harus menyusun aturan internal sendiri dibandingkan dengan
mengenai perlindungan data kepentingan konsumen. Oleh
pribadi, maka dari itu karena itu Tokopedia dan
perusahaan marketplace Bukalapak telah melanggar
memiliki kebijakannya sendiri Pasal 18 ayat (1) huruf a UU
(self-regulation) berupa privacy No.8 Tahun 1999 mengenai
policy dalam membantu peralihan tanggung jawab
konsumen untuk melindungi sehingga dapat dikenakan sanksi
data pribadinya. pidana. Sedangkan sanksi
2. Pertanggungjawaban hukum keperdataan dapat berupa sanksi
perusahaan marketplace yang administratif yaitu pemberian
diatur dalam UU No. 8 Tahun ganti kerugian.
1999 dan Permenkominfo No.
20 Tahun 2016 dapat berupa
tanggung jawab perdata dan Saran
pidana. Prinsip tanggung jawab Berdasarkan kesimpulan yang
yang dianut oleh UU No. 8 telah dipaparkan oleh penulis, maka
Tahun 1999 yaitu tanggung dikemukakan beberapa saran sebagai
jawab berdasarkan kesalahan berikut:
dengan sistem pembuktian
terbalik dan praduga untuk 1. Kepada perusahaan Online
selalu bertanggung jawab. Akan Marketplace agar lebih
tetapi kedua prinsip tanggung memperketat dan membuat
jawab tersebut dirasa belum sistem pengumpulan data
cukup untuk dapat melindungi pribadi sehingga tidak mudah
hak konsumen dibandingkan disalahgunakan karena
dengan prinsip tanggung jawab walaupun perlindungan data
mutlak (strict liability). pribadi konsumen sudah diatur
Marketplace sendiri seperti dalam peraturan perundang-
Bukalapak dan Tokopedia juga undangan, namun masih ada
mengatur mengenai pembatasan tindakan kelalaian dari
tanggung jawab (limitation of perusahaan online marketplace.
liability) jika terjadi kebocoran 2. Kepada Pemerintah hendaknya
data yang disebabkan oleh pihak menetapkan peraturan
ketiga maka Tokopedia dan perundang-undangan yang
Bukalapak tidak bertanggung mengatur secara khusus
jawab. Hal ini jelas mengenai penyelenggara online
membuktikan bahwa self- marketplace terhadap data

111
Suara Keadilan, Vol. 21 No. 1, April 2020, Halaman 97-112 p-ISSN : 1829-684X, e-ISSN : 2621-9174

pribadi dan privasi konsumen Internet


daring dan juga menerapkan Kumparan, “4 Juta Data Pengguna
prinsip strict liability demi Tokopedia disebut Bocor dan
kepentingan konsumen. Karena Dijual, Benarkah?”,
selain untuk melindungi privasi https://kumparan.com/kumpara
konsumen, Tujuan dari regulasi ntech/4-juta-data-pengguna-
hukum tersebut mendorong agar tokopedia-disebut-bocor-dan-
dijual-benarkah-
klausul baku yang sering
1550840254640311574?fbclid
disuguhkan kepada calon =IwAR2KRDqYmjru4QThMKk
konsumen pada aplikasi online TVzXAq7rIrxSjSKhHxvZyPQxR
marketplace dapat secara adil l7tEw6L0nDhz7Kw&ref=relme
dan terbuka untuk disepakati dia, diakses 10 Tanggal
kedua belah pihak. Agustus 2019.
Technologue, “13 Juta Data
Pengguna Bukalapak Bocor dan
DAFTAR PUSTAKA
Dijual”,
Edmon Makarim, 2003, “Kompilasi https://technologue.id/13-juta-
Hukum Telematika: Kajian data-pengguna-bukalapak-
Aspek Hukum Perlindungan bocor-dan-dijual/amp/ , diakses
Data dan Hak Pribadi”, PT. 20 Tanggal Februari 2020.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Bukalapak. www.Bukalapak.com,
Janus Sidabalok, 2014, “Hukum diakses Tanggal 17 Februari
Perlindungan Konsumen di 2020.
Indonesia”, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung. Tokopedia. www.Tokopedia.com,
diakses Tanggal 17 Februari
Katawetawaraks, C., et al., “Online 2020.
Shopper Behavior: Influences
of Online Shopping Decision”, Perundang-Undangan
Asian Journal of Business Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Research, Vol. 1 No.2, 2011. 1999 Tentang Perlindungan
Latumahina, Rosalinda Elsina, Konsumen (Lembaran Negara
“Aspek Hukum Perlindungan Republik Indonesia Tahun 1999
Data Pribadi di Dunia Maya”, Nomor 42).
Jurnal Gema Aktulita, Vol.3, Peraturan Menteri Komunikasi dan
No.2, Desember 2014. Informatika Nomor 20 Tahun
Soerjono Soekanto, 1986, 2016 Tentang Perlindungan
“Pengantar Penelitian Data Pribadi dalam Sistem
Hukum”, UI-Press, Jakarta. Elektronik (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1829).

112

Anda mungkin juga menyukai