PENDAHULUAN
Pada saat ini kita sebagai manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain. Salah satu sebagai interaksi dalam kehidupan manusia
yaitu aktivitasi jual-beli. Jual beli adalah aktivitas keseharian yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Seiring perkembangan yang sangat maju dalam bidang teknologi,
dan manusia pun sendiri mengikuti perubahan dalam pola aktivitas yang terjadi,
begitu pula perdagangan. Perdagang itu sendiri dilakukan dengan cara bertatap muka
secara langsung untuk upaya barter barang yang dijual maupun dibeli, dengan adanya
semakin kompetitif.
dengan jual-beli Online yang diinginkan. Dengan adanya jual-beli Online mampu
yang digunakan antara penjual dan pembeli atau dengan pihak lain dalam suatu
hubungan perjanjian yang mirip untuk mengirimkan sejumlah barang, jasa, dan
peralihan hak. E-commerce bagian dari bisnis atau hukum dagang, perkembangan
memiliki dua hal tersebut di antara nya dikarenakan efek dari perubahan era yang
merubah teknologi. Pada Transaksi jual-beli melalui internet, para pihak yang terkait
yang tidak berbeda dengan perdagangan pada umumnya, yang menjadi pembeda
ITE yang berbunyi “Kontrak elektronik merupakan perjanjian para pihak yang dibuat
2. Konsentrasi pasar
3. Persaingan sehat.
Mengenai hal ini telah memasuki tahap periode perkembangan bisnis saat ini
yang mana ketiga pilar tersebut telah memenuhi dan perkembangan bisnis saat ini ke
dalam revolusi industri 4.0 yaitu semua perubahan beralih ke arah digital yang
elektronik dan yuridiksi hukum negara yang menjadi tidak terlihat atau hilang.
1
Heru Susilo, Implementasi E-commerce Sebagai Media Penjualan Online, (Malang, Jurnal Hukum
Brawijaya, 2015) h. 2
2
Zakaria. Analisis Hubungan Hukum Dan Akses Dalam Transaksi Melalui Media Internet, (Jakarta,
Media Neliti, 2017), h. 2
Peristiwa hukum jual-beli tidak pernah terlepas dengan kesepakatan para pihak,
dalam jual-beli online shop tersebut. Dalam mengenai kesepakatan jual beli maka
adalah ketika satu orang berjanji kepada orang lain atau 2 (dua) orang saling
menjanjikan sesuatu. Ada yang lain perjanjian hanya untuk perjanjian yang diakui
dasar dari sebagian besar transaksi bisnis seperti jual beli barang, tanah, kredit,
tenaga kerja.3
Jual beli online sering disebut jual beli online atau jual beli melalui media
aplikasi, dan proses bisnis dinamis yang menghubungkan bisnis, konsumen, dan
layanan, dan informasi yang disediakan secara elektronik. Jual beli online lahir
karena akad jual beli berlangsung secara elektronik antara penjual dan pembeli.
Kontrak ini dilaksanakan dengan sarana elektronik (media digital) tanpa kehadiran
fisik para pihak. Media ini terdapat dalam jaringan publik dengan sistem terbuka
yaitu Internet atau World Wide Web. Transaksi ini terjadi terlepas dari batas wilayah
dan persyaratan nasional, transaksi pembelian dan penjualan online mencakup banyak
3
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perjanjian,(Bandung : PT. Citra Aditya Abadi, 1992), h. 93.
faktor, untuk membedakannya harus dibagi ke dalam kategori. Cara-cara jual beli
1. Business to Business
Transaksi yang terjadi antara perusahaan dalam hal ini, baik pembeli maupun
ini dilakukan karena mereka telah sering mengetahui satu sama lain dan
transaksi jual beli tersebut dilakukan untuk menjalin kerja sama antara
perusahaan itu.
2. Business to Consumer
Transaksi antara perusahaan dengan konsumen atau individu. Pada jenis ini
biasanya system yang digunakan adalah system web karena system ini yang
3. Consumer to Consumen
Transaksi jual beli yang terjadi antar individu dengan individu yang akan
4. Consumer to Business
6. Intrabusiness (Orgnizational)
7. Governer to Citizens
8. Mobile Commerce
melalui handphone.
Maka perjanjian jual beli online adalah bisnis terkait konsumen, produsen,
internet.5 Sedangkan cara lain untuk memahami kontrak penjualan online (e-
commerce) adalah transaksi komersial yang dilakukan antara penjual dan pembeli
5
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2005), h. 203
atau dengan pihak lain dalam suatu hubungan setuju untuk mengirim barang, jasa,
sebuah radio recorder dengan merek Asatron R1051USB (4 band) dengan harga Rp.
150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) dan ongkos kirim Rp. 10.000 (sepuluh ribu),
total pembayaran sebesar Rp. 160.000 (seratus enam puluh ribu rupiah). Pada tahun
2021, kiriman barang datang tapi barang yang dikirm adalah radio dengan merek
Mitsuyama. Sekilas, radio Mitsuyama ini mirip degan radio Asatron yang saya pesan,
tapi kalau diperhatikan dengan seksama jelaslah sangat berbeda. Saya komplain ke
Shoppe, yang memberi solusi agar saya menghubungi penjualnya langsung. Disini
pembeli merasa kecewa dengan solusi yang telah di sarankan oleh Online Shop
Shoppe. Dari pemaparan contoh di atas dapat diketahui bahwa Shoppe harus
bertanggung jawab atas kasus penerimaan barang yang tidaksesuai dengan barang
yang dipesan terhadap pembeli yang telah di rugikan penjual dari salah satu toko
6
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana, 2004), h.
12.
yang berada di Shoppe, pembeli harus mendapatkan perlindungan hukum dari pihak
Shoppe, dikarenakan si pembeli telah dirugikan karna barang yang dia dapat tidak
Berdasarkan pada latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan dua
masalah sebagai:
dipaparkan dan diuraikan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh
menerangkan peristiwa sudah terjadi. Adanya kajian ini membantu arahan terhadap
Indonesia yang berwujudkan kemasyarakatan adil dan beradab, dan juga setara.
materill sama keyakinan berdasar pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Seiring
tunggal terhadap konsumen yang sudah sah pada UU No. 8 Tahun 1999 bahwa
pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan atau korban, yang
tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman,
7
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1984) h. 133
8
Setiono, Rule Of Law Supremasi Hukum (Surakarta: Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana
Univeristas Sebelas Maret, 2004) h. 3.
Dapat disimpulkan bahwa pertanggungjawaban hukum merupakan perbuatan
untuk melindungi setiap orang atas perbuatan yang melanggar hukum, atau melanggar
hak orang lain, yang dilakukan oleh pemerintah melalui aparatur penegak hukumnya
undangan yang berlaku sebagai pemenuhan hak bagi tiap warga negara, termasuk atas
itu sendiri).
perangkat aturan hukum dan cara-cara tertentu baik yang bersifat preventif maupun
yang bersifat represif. Hal tersebut merupakan representasi dari fungsi hukum itu
kedamaian.
konsumen, dalam transaksi e-commerce ada 3 pelaku yang berperan dalam transaksi
ini yaitu yang pertama adalah pembeli, yang kedua adalah penjual, dan yang ketiga
adalah pihak Penyedia aplikasi jual beli. Sengketa dalam transaksi elektronik dapat
sebagai berikut: 9
Hal ini tertuang dalam UU Perlindungan Konsumen No 8 Tahun 1999. Hal itu
Tahun 1999.
tersebut sehingga pengusaha dapat dituntut apabila menimbulkan efek lain dilain
dan/atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi jaminan yang dijanjikan. Bahwa
konsumen berhak untuk memilih barang atau jasa dan mendapatkan hal tersebut
sesuai dengan jaminan yang dijanjikan tanpa ada unsur pembohongan terhadap suatu
seperti cacat, pelanggaran hukum, pelanggaran hak konsumen yang menjadi dasar
sengketa dalam transaksi elektronik, sengketa tersebut dapat ditangani secara pidana
atau tidak, penanganan secara pidana, melalui pengadilan atau di luar pengadilan
adalah lembaga penyelesaian akhir atas perselisihan yang timbul antara dua pihak
undangan (statute approach) dan (case approach) yang memfokuskan pada ketentuan
perundang-undangan dan pendekatan secara kasus yang melihat peristiwa hukum
objek hukum itu sendiri dan fakta yang terjadi pada masyarakat. 10 Penelitian hukum
literatur yang berhubungan dengan penelitian. Tipe penelitian pada masalah ini
bersifat keperdataan.
terhadap keseluruhan bidang lingkungan hidup, budaya dan lain-lain. Kajian ini
bersifat deskriptif, dimana kajian empiris mengkaji law in action. Kajian empiris
10
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya, Bayumedia
Publishing, 2005), h. 57.
Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan sumber hukum
primer, sumber data sekunder dan sumber data tersier yang diperoleh berdasarkan
1. Data Primer
penelitian ini.
2. Data Sekunder
umum dalam hal ini perundang-undangan yang telah disahkan dan berlaku
Transaksi Elektronik
commerce Indonesia.
secara Elektronik.
3. Data tersier
sumber data yang melanjutkan penjelasan dari data primer dan sekunder
literature melalui buku, jurnal dan tulisan-tulisan ilmiah yang sesuai dengan
diperlukan oleh penulis dari kedua sampel dalam penelitian ini yaitu
dengan 1 sampel saja yaitu Online shop berupa Shoppe agar dapat mengetahui
apa yang tertulis dalam literatur dan sumber tertulis lainnya. Penelitian ini
menyimpulkan dengan menarik bagian atau hal yang bersifat khusus dan
berdasarkan kepada data yang bersifat umum, dan karenanya penelitian ini
menggunakan pendekatan kepustakaan (Library Research) maka dilakukan
Buku:
Peraturan Perundang-undangan:
Indonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 27.
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1999, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3821.