Anda di halaman 1dari 12

PERTANGGUNGJAWABAN Perlindungan konsumen merupakan

PEMILIK ONLINE SHOP ATAS KERUGIAN perlindungan yang diberikan oleh hukum
KONSUMEN AKIBAT KERUSAKAN BARANG1 terhadap hak-hak konsumen karena konsumen
Oleh : Putri Patricia Angelina Juned dianggap dalam posisi yang lebih lemah
Saerang2 dibandingkan produsen5. Peluang usaha ini pun
Theodorus H.W. Lumenon3 dilirik oleh para pelaku usaha yang kemudian
Butje Tampi4 membuat situs untuk melakukan transaksi jual
beli online. Bahkan terdapat beberapa gerai toko
ABSTRAK yang juga memasarkan produk-produknya
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melalui jaringan online. Hingga saat ini sudah
mengetahui bagaimana pertanggungjawaban begitu banyak situs dalam dan luar negeri yang
pemilik online shop atas kerugian akibat mempromosikan dirinya sebagai penyedia
kerusakan barang yang dibeli konsumen dan layanan transaksi jual beli via layanan online.
bagaimana ganti rugi yang diberikan kepada Secara umum dapat diklasifikasikan sebagai
konsumen sebagai bentuk pertanggungjawaban berikut:
pemilik online shop. Dengan menggunakan 1. pelaku usaha secara langsung membuka situs
metode penelitian yuridis normatif, dapat jual beli;
disimpulkan: 1. Pertanggungjawaban pemilik 2. pelaku usaha membuka fasilitas situs jual beli;
Online Shop atas kerugian akibat kerusakan dan
barang yang dibeli konsumen, sebagaimana 3. terdapat situs yang didalamnya juga terdapat
diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun forum untuk melakukan jual beli via online.
1999 tentang Perlindungan Konsumen, bahwa Ketiga kategori utama tersebut dapat
Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan dikelompokan bahwa pemilik situs turut
ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau bertanggung jawab dan pemilik situs yang
kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang melepas tanggung jawab terhadap transaksi jual
dan/atau jasa yang dihasilkan atau beli online dimaksud.6
diperdagangkan. Ganti rugi dapat berupa Belanja online itu sendiri tanpa disadari
pengembalian uang atau penggantian barang dapat menjadi candu bagi para pembeli yang
dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, sekali merasa terlayani dengan baik ataupun puas
atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian dalam bertransaksi, sehingga kemudian
santunan yang sesuai dengan ketentuan melakukan lagi transaksi-transaksi serupa lainnya
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. di situs yang sama. Tidak jarang diantara pembeli
Ganti rugi kepada konsumen sebagai bentuk memiliki rasa keingintahuan untuk mengakses
pertanggungjawaban pemilik Online Shop, situs belanja online lainnya. Trust atau rasa saling
dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari percaya sebenarnya adalah kunci utama dari
setelah tanggal transaksi. Pemberian ganti rugi sebuah transaksi online. Kepercayaan tersebutlah
tidak menghapuskan kemungkinan adanya yang menyesampingkan pola tradisional untuk
tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih saling bertransaksi dengan cara bertatap muka.
lanjut mengenai adanya unsur kesalahan, tetapi Seseorang tidak akan mengetahui bahwa rasa
ketentuan tidak berlaku apabila pelaku usaha percaya tersebut tercederai sampai pada suatu
dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut ketika yang bersangkutan mengalami
merupakan kesalahan konsumen. permasalahan pribadi dari sebuah transaksi
Kata Kunci: Tanggung, Jawab, Online, Kerugian, online. Tidak kalah tragisnya adalah manakala
Konsumen, Kerusakan Barang. mereka mengetahui tentang masalah bagaimana
penegakan hukum di Indonesia terhadap
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

5 . Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan


Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm.10.
1
Artikel Skripsi 6Ari Wahyudi Hertanto. Pencantuman Batasan
2 Mahasiswa Fakultas Hukum UNSRAT NIM 18071101580 Tanggung Jawab Pemilik/Pengelola Situs Dalam Transaksi
3 Fakultas Hukum UNSRAT, Doktor Ilmu Hukum Jual Beli Secara Online Dan Dampaknya Bagi Konsumen.
4 Fakultas Hukum UNSRAT, Magisterr Ilmu Hukum Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-45 No.1 Januari-
Maret 2015. hlm. 107.
kasuskasus penipuan atau perkara hukum belanja KUHPerdata adalah berusia sudah 21 tahun
online ini yang tidak berpihak kepada pembeli.7 atau sudah/pernah menikah.
Menurut WTO E-Commerce adalah suatu Syarat objektif yang mana jika tidak
proses meliputi produksi, ditribusi, pemasaran, terpenuhi maka perjanjian batal demi hukum,
penjualan dan pengiriman barang serta jasa dianggap tidak pernah ada perjanjian sehingga
melalui Elektronis. Sedangkan menurut para tidak memiliki kekuatan mengikat secara hukum,
akademisi yang mendefinisikan E- Commerce yaitu:
antara penjual dan pembeli atau pihak-pihak 1. Produk yang merupakan objek perjanjian
lainnya dalam hubungan kontrak yang harus tertentu (definite) dan dapat
menggunakan media elektronik atau digital yang dilaksanakan (possible).
dalam prosesnya tidak diperlukan temu muka 2. Sebab yang halal (lawful), isi dan tujuan dari
dan transaksi dilakukan secara lintas batas. perjanjian jual beli tersebut tidak
Sarana yang memungkinkan dilakukannya penjual bertentangan dengan peraturan perundang-
dan pembelian produk dan infomasi melalui undangan, Kecakapan para pihak yang
internet dan layanan-layanan online lainya. E- membuat perjanjian.9
commerce merupakan bidang yang Proses jual beli barang adalah segala
multidisipliner (multidiciplinary) yang kegiatan umum yang dilakukan oleh seorang
mencangkup bidang-bidang teknik seperti disebut dengan penjual dengan seorang yang lain
jaringan data telekomunikasi, pengamanan, disebut dengan pembeli, dengan menggunakan
penyimpanan, dan pengambilan data (retrieval) metode umum tertentu yang menyatakan
dari multi media, bidang bidang bisnis seperti kepemilikan untuk selamanya dan didasari atas
pemasaran (marketing), pembelian dan saling merelakan. Proses atau transaksi online
penjualan (Procurement and purchasing), yang terjadi melalui dunia maya berbeda dengan
penagihan dan pembayaran (billing and transaksi seperti dipasar biasa pada umumnya.
payment), manajemen jaringan ditribusi (supply Dalam hal ini pedagang dan pembeli bisa
chain management), dan aspek-aspek hukum berbicara secara langsung atau berinteraksi
seperti information privacy, hak milik intelektual secara langsung. Transaksi lewat dunia maya
(intelectual property), perpajakan (taxation), terjadi di mana pedagang dan pembeli tidak bisa
pembuatan perjanjian, dan penyelesaian hukum bertemu langsung hanya dengan menggunakan
lainnya. Jadi secara singkat dapat dideskripsikan, digital signature atau instrumen-instrumen
bahwa E-commerce adalah suatu bentuk bisnis elektronik lain sebagai alat dalam transaksi
modern melalui sarana internet.8 perdagangan. Transaksi dalam dunia maya terjadi
Syarat Subjektif yang mana jika tidak ketika ada dua orang yang mana salah satu orang
terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan oleh berjanji kepada orang yang lain untuk melakukan
salah satu pihak (selama belum ada pembatalan sesuatu. Agar tidak terjadi kesalahpahaman antar
maka perjanjian tetap sah), yaitu: kedua belah pihak untuk melakukan suatu jual
1. Adanya kesepakatan para pihak mengenai beli di dalam dunia maya. Perkembangan era
harga dan produk, tanpa ada paksaan, globalisasi saat ini membuat kemajuan teknologi
kekhilafan maupun penipuan; juga semakin canggih, pada era ini kemajuan
2. Kecapakan para pihak yang membuat teknologi didukung dengan berbagai fitur aplikasi
perjanjian. Pada dasarnya orang yang sudah yang memudahkan seluruh orang berkomunikasi
dewasa, sehat akal pikiran dan tidak dilarang dengan jarak jauh. Dampak positif dari
oleh undang- undang (seperti tidak dinyatakan berkembangnya kemajuan teknologi membuat
pailit oleh pengadilan) adalah cakap menurut pelaku usaha toko online dengan mudah dapat
hukum. “Dewasa” berdasarkan Pasal 330 menawarkan barang dengan konsumen.
Masyarakat Indonesia memiliki daya konsumtif
yang cukup besar apabila dibandingkan dengan
7
negara-negara yang ada di Negeri ini. Proses
Ibid. hlm. 108.
8Andre Perdana Pebrian dan Yidi Anjarina Vironika.
perubahan pola kehidupan masyarakat di negara
Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Akibat Kerugian berkembang yaitu dimana pola kehidupan yang
Yang Ditimbulkan Oleh Pelaku Usaha Toko Online di dulunya adalah masyarakat agraris lambat laun
Instagram (Legal Protection Against Consumers Due to Loss berubah menjadi negara industri. Hal ini juga
Incurred by Online Store Businesses on Instagram). Inovasi
Pembangunan-Jurnal Kelitbangan | Volume 9 No. 2. Agustus
2021.hlm. 178-179. 9 Ibid.hlm. 179.
terpengaruh oleh adanya perkembangan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
teknologi yang ada pada zaman ini, majunya Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
teknologi menyebabkan pula majunya Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
peningkatan volume produksi barang yang Elektronik, dimaksudkan untuk menjamin adanya
dibutuhkan.10 perlindungan bagi konsumen.
Transaksi elektronik (ecommerce) saat ini
memang sedang booming dikalangan B. Perumusan Masalah
masyarakat. E-commerce sendiri dapat 1. Bagaimanakah pertanggungjawaban pemilik
didefinisikan sebagai segala sesuatu bentuk suatu online shop atas kerugian akibat kerusakan
transaksi perdagangan maupun perniagaan barang yang dibeli konsumen?
dengan menggunakan media elektronik. Didalam 2. Bagaimanakah ganti rugi yang diberikan
transaksi elektronik (e-commerce) pelaku usaha kepada konsumen sebagai bentuk
toko online dengan konsumen diketahui tidak pertanggungjawaban pemilik online shop?
bertemu secara langsung hal inilah yang
menyebabkan sesuatu hal yang baik maupun C. Metode Penelitian
buruk bisa terjadi didalam melakukan transaksi Metode yang digunakan adalah metode
secara online tersebut.11 penelitian normatif yang merupakan prosedur
Bahwa kemerdekaan menyatakan pikiran penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran
dan kebebasan berpendapat serta hak berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi
memperoleh informasi melalui penggunaan dan normatifnya.13 Pendekatan yang digunakan
pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi adalah pendekatan perundang-undangan (statute
ditqiukan untuk memajukan kesejahteraan approach).14 Metode penelitian hukum yang
umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa digunakan untuk penyusunan penulisan ini ialah
serta memberikan rasa aman, keadilan, dan metode penelitian hukum normatif. Bahan-bahan
kepastian hukum bagi pengguna dan hukum yang digunakan dalam penulisan ini
Penyelenggara Sistem Elektronik. Dalam diperoleh dari studi kepustakaan berupa: bahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
bernegara, hak dan kebebasan melalui bahan hukum tersier. Bahan hukum perimer
penggunaan dan pemanfaatan Teknologi berupa peraturan perundang-undangan dan
Informasi tersebut dilakukan dengan bahan hukum sekunder berupa literatur, jurnal-
mempertimbangkan pembatasan yang jurnal hukum, serta bahan hukum tersier yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan terdiri dari kamus umum dan kamus hukum.
maksud semata-mata untuk menjamin Penelitian hukum yang dilakukan dengan
pengakuan serta penghormatan atas hak dan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi belaka, dapat dinamakan penelitian hukum
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan normatif atau penelitian hukum kepustakaan (di
moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan samping adanya penelitian hukum sosiologis atau
ketertiban umum dalam suatu masyarakat empiris yang terutama meneliti data primer).15
demokratis.12 Metode penelitian normatif disebut juga sebagai
Pertanggungjawaban pemilik online shop penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu
atas kerugian akibat kerusakan barang yang dibeli suatu penelitian yang menganalisis hukum baik
konsumen wajib dilaksanakan sesuai dengan yang tertulis di dalam buku (law as it is written in
peraturan perundang-undangan yang berlaku the book), maupun hukum yang diputuskan oleh
termasuk pemberian ganti kerugian yang perlu hakim melalui proses pengadilan (law it is
diberikan kepada konsumen sebagai bentuk decided by the judge through judicial process).16
pertanggungjawaban pemilik online shop.
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen dan 13Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian
Hukum Normatif. Citra Aditya Bakti. Bandung. 2007. hlm. 57.
10 Ibid. hlm. 183. 14 Ibid. hlm. 302.
11 Ibid. 15Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
12 Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 19 Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo
Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Persada, Jakarta. 1995, hlm. 13-14.
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi 16Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode

Elektronik. Penelitian Hukum, Grafitti Press. Jakarta. 2006. hlm. 118.


PEMBAHASAN penyelidikan dan penyidikan untuk kejahatan
A. Pertanggungjawaban Pemilik Online Shop berbasis informasi dan teknologi elektronik
Atas Kerugian Akibat Kerusakan Barang Yang belum dimiliki oleh tingkat polsek maupun jajaran
Dibeli Konsumen dibawahnya. Mengingat kasus yang sering
Prinsip pertanggungjawaban secara ditangani adalah terhadap perkara-perkara tindak
umum ada empat yaitu tanggung jawab karena pidana umum yang terjadi dimasyarakat,
kesalahan, praduga bertanggung jawab, praduga sedangkan terhadap kasus kejahatan informasi
tidak selalu bertanggung jawab, dan tanggung dan teknologi elektronik masih tergolong sebagai
jawab langsung. Tanggung jawab karena pidana dengan muatan yang lebih kompleks
kesalahan (liability based on fault) adalah dibandingkan dengan pidana umum yang sering
tanggung jawab yang dianut dalam hukum pidana ditangani oleh polsek maupun jajaran
dan perdata. Tanggung jawab karena kesalahan dibawahnya.19
(liability based on fault) adalah suatu bentuk Seorang konsumen yang menjadi korban
tanggung jawab yang dianut dalam Hukum dalam transaksi jual beli online disarankan untuk
Pidana dan Perdata. Praduga bertanggung jawab melaporkan kejadian yang dialaminya tersebut ke
(presumption of liability) atau biasa disebut juga tingkat polda. Meskipun laporan telah diterima
sebagai pembuktian terbalik adalah seseorang dan dibuatkan oleh polda, tetapi tak ayal tindak
dianggap bertanggung jawab sampai ia dapat lanjut penanganan laporan atas perkara yang
membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. diajukan pun sulit untuk diproses secara cepat.
Sedangkan praduga tidak selalu bertanggung Laporan yang masuk ke polda akan dimasukan
jawab (presumption of nonliability) merupakan dalam kategori penipuan melalui media online
kebalikan dari prinsip praduga untuk selalu dengan berbasiskan pada Pasal 378 Kitab
bertanggung jawab, dimana tidak selalu pelaku Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 28
usaha yang bertanggung jawab. Tanggung jawab juncto Pasal 45 Undang-Undang No.11 tahun
mutlak (strict liability) menyatakan bahwa pelaku 2008 tentang Informasi dan Teknologi
usaha harus bertanggung jawab atas kerugian Elektronik.20
konsumen tanpa harus membuktikan ada Pasal 378 KUHP merumuskan sebagai
tidaknya kesalahan pada dirinya.17 berikut: Barang siapa dengan maksud untuk
Perlu untuk diakui bahwa kedudukan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
konsumen dalam transaksi online di Indonesia dengan melawan hukum, dengan memakai nama
masih tergolong lemah. Apabila terjadi kerugian palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat
yang dialami oleh konsumen seringkali yang ataupun dengan rangkaian kebohongan
terjadi adalah keadaan tersebut hanya diderita menggerakkan orang lain untuk menyerahkan
oleh konsumen. Terlebih apabila yang terjadi sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi
adalah peristiwa penipuan yang dilakukan dalam hutang maupun menghapuskan piutang, diancam
sebuah transaksi online.18 karena penipuan dengan pidana penjara paling
Atas kerugian yang dialami oleh lama 4 tahun."
konsumen, yang umumnya dikarenakan dasar Pasal 28 ayat (1) UU-Informasi dan
penipuan dalam transaksi jual beli online, Teknologi Elektronik merumuskan sebagai
ternyata laporan atas kasus pidana ini tidak berikut:
diterima ditingkat polsek, bahkan apabila di (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
daerah lain selain ibukota, tingkat polres pun menyebarkan berita bohong dan
belum tentu dapat menerima laporan tersebut. menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
Mengapa demikian? Ternyata kendalanya konsumen dalam Transaksi Elektronik.” Pasal
sangatlah sederhana, yaitu tidak semua jajaran 45 ayat (2) UU-Informasi dan Teknologi
kepolisian memiliki kemampuan untuk Elektronik merumuskan sebagai berikut:
melakukan proses tindaklanjut terhadap laporan Setiap Orang yang memenuhi unsur
yang diajukan oleh korban, khususnya terhadap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
penanganan perkara-perkara yang melibatkan (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana
bidang informasi dan teknologi elektronik. penjara paling lama 6 (enam) tahun
Tingkat kesulitan dalam melakukan proses

17 Ari Wahyudi Hertanto. Op. Cit. hlm. 131-132. 19 Ibid. hlm. 133.
18 Ibid. hlm. 132. 20 Ibid.
dan/atau denda paling banyak masuk dan melakukan pemblokiran terhadap
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).” konten-konten negatif tersebut. Konsumen
Kata-kata konsumen sebenarnya telah Shopee juga memiliki hak untuk melakukan
muncul dalam Pasal 28 ayat (1) tersebut di atas. pelaporan kepada Pihak Shopee terkait
Tetapi kepolisian tidak turut menyertakan dengan konten yang menganggu tersebut.
ketentuan Pasal 18 dan Pasal 62 ayat (1) UU-PK 3. Perlindungan terhadap data-data pribadi
yang dapat dijadikan sebagai unsur agar pelaku konsumen. Pada saat konsumen melakukan
usaha sama-sama berupaya untuk mengatasi transaksi jual beli di Shopee, Shopee
permasalahan yang diderita oleh konsumen.21 menghendaki setiap konsumennya untuk
Shopee merupakan e-commerce yang mengisi data-data diri yang selengkap-lengkap
menjembatani penjual dan pembeli utuk nya dan valid. Begitu juga halnya, ketika
mempermudah transaksi jual beli online melalui konsumen melakukan transaksi pembayaran
perangkat elektronik. Shopee dalam hal ini melalui kartu kredit, maka Shopee akan
bertindak sebagai penyedia tempat, yakni berupa meminta konsumen tersebut untuk
website untuk para Penjual membuka usahanya memasukkan data kartu kredit tersebut
yang berupa toko dan bertindak sebagai pihak dengan selengkap- lengkapnya. Atas dasar hal
ketiga/perantara antara Penjual dan Pembeli. tersebut, maka Pihak Shopee memiliki
Shopee dalam hal ini dapat juga disebut sebagai tanggung jawab untuk melindungi data-data
marketplace, yaitu tempat antara konsumen dan konsumen dari pihak-pihak yang tidak
penjual melakukan transaksinya Setiap transaksi bertanggung jawab yang ingin melakukan
yang dilakukan oleh Penjual dan Pembeli akan pencurian akan data- data tersebut melalui
diawasi oleh pihak Shopee, dan menjadi peretasan akun. Shopee menyediakan fitur
tanggung jawab Shopee. Shopee yang bertindak “3D Secure” untuk melindungi konsumen yang
sebagai pengelola website dan sebagai pihak melakukan pembayaran dengan kartu kredit.
ketiga juga memiliki tanggung jawab kepada Fitur 3D Secure ini merupakan bentuk
setiap konsumen. Tanggung jawab Shopee bukan kerjasama antara Shopee dengan pihak
berbentuk penggantian barang dalam bentuk penyedia kartu kredit (seperti visa,
fisik, melainkan tangung jawab Shopee tercermin mastercard, dan paypal) untuk melindungi
dalam hal-hal sebagai berikut, yaitu: data-data kartu kredit konsumen.
1. Menyediakan sarana pelaporan. Dalam hal ini, 4. Shopee memiliki tanggung jawab untuk
Shopee memiliki tanggung jawab untuk menyeleksi Penjual-Penjual yang hendak
menyediakan sarana pelaporan yang memadai membuka tokonya di website Shopee. Dalam
terhadap setiap keluhan konsumen. Hal hal ini Shopee menghendaki setiap calon
tersebut telah tercermin dari pemberian Penjual untuk melakukan pengisian form
fasilitas aduan 24 (duapuluh empat) jam pendaftaran dengan sebenar-benarnya, dan
melalui customer care shopee di nomor didukung dengan menguploadfoto KTP
150072 atau melalui email ke sebagai bukti bahwa calon Penjual tersebut
cs@shopee.co.id. Pembeli dapat merupakan individu sungguhan dan bukan
menyampaikan segala bentuk keluhannya Penjual “fiktif”.
melalui contact yang tersedia dan dengan 5. Dalam hal Penjual yang tidak mengirimkan
menunjukkan bukti-bukti yang valid, barangnya dalam jangka waktu yang
kemudian pihak Shopee akan menulusuri ditentukan. Sesuai ketentuan prosedural
keluhan tersebut. transaksi melalui Shopee, sistem dalam
2. Melakukan penghapusan dan pemblokiran Shopee akan secara otomatis menahan
terhadap konten terlarang. Dalam hal pembayaran yang telah dilakukan pembeli ke
transaksi melalui website e-commerce, kerap dalam rekening resmi Shopee (rekening
kali muncul sebuah iklan (ads) yang ketiga) dan akan mengembalikan dana
menampilkan konten-konten negatif yang tersebut ke dalam ShopeePay milik Pembeli,
berbau pornografi, yang sangat mengganggu atau dapat langsung dikembalikan ke rekening
konsumen dalam melakukan transaksi jual beli bank milik Pembeli yang akan diproses secara
di Shopee. Shopee memiliki tanggung jawab langsung dalam jangka waktu 24 jam. Apabila
untuk menyaring segala jenis konten yang dalam hal ini Pembeli melakukan pembayaran
dengan menggunakan kartu kredit, maka
21 Ibid. hlm. 133-134. Pihak Shopee akan mengembalikan dana
transaksi ke limit kartu kredit di tagihan diperjanjikan”.22 Besarnya potensi bisnis
berikutnya. Shopee juga akan melakukan perdagangan elektronik (e-commerce) tidak
tindakan terhadap penjual yang memiliki terlepas dari perkembangan pengguna internet
reputasi tidak baik, dan akan melakukan dan pertumbuhan internet di Indonesia.
pemblokiran akun Penjual apabila secara Berdasarkan riset We Are Social dan Hootsuite
berkali-kali terbukti melakukan tindakan yang 2017 yang dikutip dalam situs kominfo, bahwa
hendak merugikan konsumen. dalam kurun waktu satu tahun pengguna internet
6. Tanggung jawab Shopee apabila terdapat di Indonesia meningkat sebanyak 51% dan angka
barang yang cacat atau tidak sesuai dengan ini merupakan yang terbesar di dunia melebihi
spesifikasi. Dalam hal ini, tanggung jawab pertumbuhan rata-rata global yang hanya 10%.
Shopee tidak berupa pengantian fisik barang Pada tahun 2015 pengguna internet di Indonesia
secara langsung, melainkan Shopee mencapai 93,4 juta jiwa meningkat cukup pesat
meyediakan fitur “pusat resolusi” yang jika dibandingkan dengan 88,1 juta jiwa pada
berguna menjadi sarana konsumen untuk tahun 2014. Ini disebabkan internet yang mulai
melakukan tuntutan kepada Penjual akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
barang yang tidak sesuai dengan perjanjian. sehari-hari dengan akses yang mudah dan
Shopee akan bertindak sebagai fasilitator memungkinkan siapapun untuk terhubung.
melalui pencarian solusi, dan pengambilan Sedangkan potensi e-commerce pada tahun 2016
keputusan akan wanprestasi yang terjadi mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tersebut. Pihak Penjual dan Pembeli tahun 2015, hal ini terlihat bahwa sebanyak 77%
diharapkan untuk mengirimkan bukti-bukti penggunaan internet diperuntukkan mencari
transaksi berupa foto barang, nota pembelian, informasi produk dan berbelanja online, serta
slip resi pengiriman, dan bukti bukti pelanggan online shop yang mencapai 8,7 juta
penunjang lainnya yang dikeluarkan oleh orang dan nilai transaksi yang diprediksi
masing-masing pihak. Shopee kemudian mencapai US$ 4,89 miliar pada tahun 2016.23
memiliki tanggung jawab untuk menjadi Hubungan hukum yang terjalin antara
penengah akan permasalahan tersebut. konsumen shopee dan PT. Shopee Indonesia
7. Penyediaan garansi Shopee. Setiap pembelian dalam berkontrak pada umumnya untuk saling
yang dilakukan oleh Pembeli akan dilindungi bertukar kepentingan. Membiarkan hubungan
oleh garansi Shopee. Garansi Shopee ini kontraktual para pihak semata-mata pada
berlaku selama 7 hari. Apabila Pembeli hendak mekanisme kebebasan berkontrak sering kali
melakukan keluhan akan barang yang tidak menghasilkan ketidakadilan apabila salah satu
sesuai spesifikasi, dan hendak melakukan pihak berada dalam posisi yang lemah. Hubungan
tuntutan ganti rugi kepada Penjual, tuntutan hukum antara konsumen dan pelaku usaha dalam
tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu kebebasan berkontrak dapat digolongkan dalam
sebelum 7 hari, karena setiap barang yang tiga kategori, yaitu:
diperjual belikan dilindungi oleh garansi 1. Hubungan hukum yang terjadi dengan
Shopee selama 7 hari. Apabila dalam jangka menggunakan syarat-syarat baku, yaitu suatu
waktu lewat dari 7 hari Pembeli baru klausula yang telah disediakan pengusaha
menyampaikan keluhannya, maka keluhan dalam suatu konsep surat perjanjian tidak
tersebut tidak dapat diproses, oleh karena itu
Pembeli Shopee diharapkan untuk selalu
22Fially Claude Makasuci dan Elisatris Gultom.
menyimpan bukti invoice/nota pembelian
elektronik dalam kegiatan transaksi di Shopee. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Atas Transaksi Barang
Elektronik Melalui Transaksi Jual-Beli Online Shopee. Jurnal
Tanggung jawab pelaku usaha diatur Indonesia Sosial Teknologi: Vol. 2, No. 7 Juli 2021. p–ISSN:
dalam Bab VI Undang-Undang Perlindungan 2723 – 6609. e-ISSN: 2745-5254. hlm. 1167-1169.
Konsumen Pasal 19 sampai dengan Pasal 28. 23 Yusuf Arif Utomoa, Carissa Kirana Eka Putrib dan

Dalam kaitannya dengan Shopee sebagai Hilda Yunita Sabriec. Tanggung Gugat Shopee Sebagai Online
Marketplace Provider Dalam Pengiriman Barang. Jurnal Bina
penyedia layanan jasa, Pasal 26 UUPK Mulia Hukum. Volume 4, Nomor 2, Maret 2020. P-ISSN:
menyatakan: “Pelaku usaha yang 2528-7273, E-ISSN: 2540-9034. hlm. 348 (Lihat Evita Devega,
memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan 2017, “BKPM: E-Commerce Buat Produk Indonesia
dan/atau garansi yang disepakati dan/atau yang Mendunia”, <https://www. kominfo.go.id/
content/detail/10979/bkpme-commerce-buat-produk-
indonesia-mendunia/0/sorotan_media>, [diakses pada
31/07/2018].
pernah dapat ditinjau kembali. Konsumen umpan balik yang dapat ditemukan pada
hanya dapat menerima syarat-syarat aplikasi.
perjanjian itu atau tidak mengadakan 3. Berhak memberikan pemberitahuan terkait
perjanjian sama sekali. Kelebihan kemampuan dengan hukum melalui email ke
pengusaha tertentu untuk menentukan sendiri legal@shopee.com.
syarat-syarat suatu perjanjian, tanpa dikoreksi 4. Berhak untuk memberikan penilaian atas
kecuali konsumen bersedia untuk tidak pelayanan yang diberikan shopee melalui
mendapatkan barang dan/atau jasa yang pemberian rating.
dibutuhkannya, menyebabkan konsumen 5. Berhak menerima ganti kerugian atas
pada dasarnya kehilangan kebebasannya. ketidaksesuaian produk yang diterima
Dalam kondisi demikian, bagi konsumen asas konsumen berupa pengembalian barang atau
kebebasan dalam hukum perjanjian berarti dana. Pembeli hanya boleh mengajukan
tidak adanya kebebasan berkehendak; permohonan pengembalian barang dalam
2. Hubungan hukum secara sukarela, yaitu dapat situasi berikut:
terjadi antara konsumen dan produsen a. Barang tersebut cacat dan/atau rusak saat
dengan mengadakan perjanjian tertentu. diterima;
Dengan perjanjian atau persetujuan tersebut, b. Penjual telah mengirimkan barang yang
seperti yang disebutkan dalam Pasal 1313 tidak sesuai dengan spesifikasi yang
KUHPerdata, yaitu setiap perbuatan seseorang disepakati kepada pembeli;
atau lebih yang mengikatkan diri dengan c. Barang yang dikirimkan kepada pembeli
seorang atau lebih. Hubungan hukum itu secara material berbeda dengan daftar
menimbulkan hak dan kewajiban yang sama barang yang ada;
pada masing-masing pihak. Apabila salah satu 6. Berhak untuk menerima pengakhiran akun
pihak lalai dalam melaksanakan kewajibannya dan/atau berhenti menggunakan layanan.25
untuk memberikan sesuatu, berbuat atau Kewajiban konsumen shopee yang diatur
tidak berbuat sesuatu sesuai perjanjian dalam syarat dan ketentuan penggunaan dalam
tersebut maka dapat terjadi perbuatan ingkar situs belanja online shopee adalah:
janji, cedera janji (wanprestasi); 1. Pembeli wajib mematuhi segala ketentuan
3. Hubungan hukum tidak secara sukarela, yaitu penggunaan layanan yang telah ditetapkan
terjadi tanpa adanya suatu persetujuan atau oleh pihak shopee.
perjanjian yang disebabkan oleh suatu 2. Pembeli wajib untuk menyetujui tindakan
perbuatan atau kelalaian atau kurang hati-hati shopee untuk menggunakan, mengumpulkan,
satu pihak yang menimbulkan kerugian. Pasal dan/atau mengolah konten, data pribadi, dan
1354 KUHPerdata diatur perbuatan melawan informasi pengguna.
hukum yang menimbulkan kerugian pada 3. Pembeli wajib untuk menyetujui dan mengakui
pihak lain. Dalam hubungan hukum konsumen bahwa hak kepemilikan atas informasi
kaedah ini sangat penting oleh karena pengguna dimiliki secara bersama oleh
konsumen tidak pernah berhadapan atau pengguna layanan dan pihak shopee.
mengadakan hubungan hukum secara 4. Pembeli wajib untuk membayar produk sesuai
langsung dengan pemilik atau penanggung dengan kesepakatan dengan penjual
jawab usaha.24 5. Pembeli wajib untuk memberikan data dan
Hak Konsumen Shopee yang diatur di identitas yang akurat kepada pihak shopee.26
dalam syarat dan ketentuan penggunaan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
situs belanja online shopee adalah: tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 6. Hak
1. Berhak mendapatkan penjelasan secara rinci pelaku usaha adalah:
dan jelas mengenai penggunaan situs belanja a. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai
online shopee. dengan kesepakatan mengenai kondisi dan
2. Berhak mengajukan pertanyaan mengenai nilai tukar barang dan/atau jasa yang
produk maupun layanan kepada customer diperdagangkan;
care shopee melalui email ke b. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari
support@shopee.co.id atau dengan formulir tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;

25 Ibid. hlm. 1163-1164.


24 Ibid. hlm. 1161-1162. 26 Ibid.
c. hak untuk melakukan pembelaan diri dihasilkan atau diperdagangkan”. Ganti rugi
sepatutnya di dalam penyelesaian hukum tersebut dapat berupa:
sengketa konsumen; 1. Pengembalian uang atau penggantian barang
d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila dan/atau jasa yang sejenis atau setara; atau
terbukti secara hukum bahwa kerugian 2. Perawatan kesehatan dan/atau pemberian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang santunan yang sesuai dengan ketentuan
dan/atau jasa yang diperdagangkan; peraturan perundang-undangan yang
27
e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan berlaku.
peraturan perundang-undangan lainnya. c. Hak Konsumen untuk Mengadukan
Pasal 7. Kewajiban pelaku usaha adalah: Permasalahan
a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan Dalam Pasal 4 UUPK diatur mengenai
usahanya; hak-hak dari konsumen diantaranya disebutkan
b. memberikan informasi yang benar, jelas dan mengenai hak untuk mendapatkan advokasi,
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
dan/atau jasa serta memberi penjelasan secara patut.
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan; d. Menyelesaikan Sengketa Konsumen
c. memperlakukan atau melayani konsumen Setiap sengketa yang terjadi antar
secara benar dan jujur serta tidak konsumen dan pelaku usaha setidaknya dapat
diskriminatif; dilakukan dengan 2 cara penyelesaian, yaitu:
d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang 1. Penyelesaian sengketa secara damai.
diproduksi dan/atau diperdagangkan 2. Penyelesaian melalui lembaga atau instansi
berdasarkan ketentuan standar mutu barang yang berwenang.
dan/atau jasa yang berlaku; Perlindungan Hukum Kepada Konsumen
e. memberi kesempatan kepada konsumen Shopee berdasarkan UndangUndang Nomor 11
untuk menguji, dan/atau mencoba barang Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan Elektronik Menyadari adanya beberapa
dan/atau garansi atas barang yang dibuat kelemahan dalam Undang-Undang Perlindungan
dan/atau yang diperdagangkan; Konsumen (UUPK), Pemerintah bersama DPR
f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau mengundangkan UndangUndang Nomor 11 tahun
penggantian atas kerugian akibat penggunaan, 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau (UU ITE). Beberapa pasal dalam UU ITE ini
jasa yang diperdagangkan; berusaha menutup kelemahan UUPK dalam hal
g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau perlindungan terhadap hak-hak konsumen. Dapat
penggantian apabila barang dan/atau jasa dilihat dari Pasal 9 UU ITE: “Pelaku usaha yang
yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai menawarkan produk melalui sistem elektronik
dengan perjanjian. harus menyediakan informasi yang lengkap dan
Penjelasan Pasal 7 huruf (c) Pelaku usaha benar berkaitan dengan syarat kontrak,
dilarang membeda-bedakan konsumen dalam produsen, dan produk yang ditawarkan”.
memberikan pelayanan. Pelaku usaha dilarang Kemudian Pasal 10 menyatakan mengenai syarat
membeda-bedakan mutu pelayanan kepada sertifikasi keandalan bagi pelaku usaha serta
konsumen. Huruf (e) Yang dimaksud dengan Pasal 2 dan Pasal 18 yang memberikan solusi bagi
barang dan/atau jasa tertentu adalah barang permasalahan pilihan hukum dan pilihan forum
yang dapat diuji atau dicoba tanpa mengadili apabila transaksi elektronik melibatkan
mengakibatkan kerusakan atau kerugian. pihak yang berkedudukan hukum di negara lain.
Sebagai pelaku transaksi elektronik, shopee
B. Ganti Rugi Kepada Konsumen Sebagai Bentuk tunduk kepada tata aturan hukum yang berlaku
Pertanggungjawaban Pemilik Online Shop di dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
Masalah ganti rugi ini sebenarnya sangat tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
terkait dengan tanggung jawab pelaku usaha. Terdapat aturan dalam pasal 17 UU ITE yang
Dalam Pasal 19 UUPK, dinyatakan bahwa “pelaku menyebutkan bahwa: “Para pihak yang
usaha memiliki tanggung jawab untuk melakukan transaksi elektronik wajib beritikad
memberikan ganti rugi atas kerugian konsumen baik dalam melakukan interaksi dan/atau
akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang
27 Ibid. hlm. 1164-1166.
pertukaran informasi elektronik dan/atau dilakukan oleh pelaku usaha, anatara lain
dokumen elektronik selama transaksi menyerahkan barang sesuai dengan yang telah
berlangsung”. Selanjutnya, ketentuan transaksi dipesan, baik dari segi kwantitas, kwalitas dan
elektronik diatur dalam Pasal 18 UU ITE, yaitu: harga barang sesuai dengan yang telah dipesan,
“Transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam baik dari segi kwantitas, mutu maupun harga,
kontrak elektronik mengikat para pihak”.28 mengirimkan barang dengan tepat waktu.
Bentuk perlindungan hukum terhadap Apabila pelaku usaha tidak melakukan kewajiban
konsumen dalam transaksi jual beli pada situs tersebut bukan keadaan memaksa maka pelaku
belanja shopee, yang diatur dalam Undang- usaha dianggap telah melakukan wanprestasi.31
Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi Tanggung jawab pelaku usaha untuk
dan Transaksi Elektronik adalah: memberi ganti rugi seperti terdapat dalam Pasal
1. Perlindungan Terhadap Data Pribadi Undang- 1243 KUH Perdata merupakan kewajiban-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik kewajiban pelaku usaha yang ditegaskan lebih
sudah cukup memadai dalam mengakomodasi lanjut dalam Pasal 7 UU Perlindungan Konsumen.
perlindungan terhadap data pribadi Didasarkan pada Pasal 7 tentang kewajiban-
konsumen. kewajiban pelaku usaha dalam pelaksanaannya
2. Otensitas Subjek Hukum Yang menyangkut dalam perjanjian jual beli ecommerce maka e-
otensitas adalah kecakapan para pihak merchant sebagai pelaku usaha berkewajiban
sebagaimana tertuang dalam Pasal 1320 Kitab untuk (a) berdasarkan Pasal 7 butir b, pelaku
Undang-Undang Hukum Perdata dan validitas usaha wajib memberikan informasi yang benar,
subjek hukum. jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
3. Objek Transaksi E-commerce Undang-Undang barang dan/atau jasa serta member penjelasan
nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan penggunaan, perbaikan, pemeliharaan. Dalam
Transaksi Elektronik mewajibkan pelaku usaha perjanjian jual beli e-commerce, e-merchant
untuk menyediakan informasi yang lengkap berkewajiban untuk memberikan informasi yang
dan benar berkaitan dengan produk yang benar dan jelas tentang kondisi barang yang
ditawarkan, sebagaimana disebutkan dalam ditawarkan dalam shopping cart, serta
Pasal 9. Undang-Undang nomor 11 tahun memberikan informasi secara rinci tentang
2008 tentang Informasi dan Transaksi kondisi barang, cara penggunaannya atau
Elektronik juga melarang penyebaran berita pemakaiannya. E-merchant juga berkewajiban
bohong dan menyesatkan yang untuk memberikan garansi terhadap barang yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam dijual, seperti dalam pelaksanaan jual beli melalui
transaksi elektronik, sebagaimana diatur e-commerce, e-merchant memberikan garansi
dalam Pasal 28 ayat (1). 29 selama kurang lebih satu tahun terhadap barangf
Transaksi yang dilakukan dalam forum yang dijualnya (khusus untuk elektronik), (b)
jual beli online akan menimbulkan hubungan berdasarkan Pasal 7 butir f, pelaku usaha
hukum yang melibatkan setidaknya tiga pihak, berkewajiban member kompensasi, ganti rugi,
yaitu pembeli (buyer), penjual (seller), dan dan/atau penggantian apabila barang dan/atau
website online (yang dalam hal ini adalah jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai
Shopee). Situs belanja Online Shopee dalam hal dengan perjanjian. Dalam pelaksanaan perjanjian
ini tidak terlibat secara langsung dalam jual beli e-commerce, e-merchant berkewajiban
pemenuhan tanggung jawab akan kerugian yang memberikan ganti rugi terhadap barang yang
dialami konsumen, tetapi jika ada suatu diterima tidak sesuai dengan perjanjian. Seperti
permasalahan terhadap barang, maka Shopee dalam pelaksanaan jual beli terhadap barang
akan meneruskannya kepada pihak penjual, dan yang dikirimkan apabila terjadi kerusakan atau
Shopee akan memfasilitasi penggantian kerugian cacat. Pemberian ganti rugi tersebut biasanya
tersebut.30 diberikan dalam jangka waktu kurang lebih 7 hari
Perjanjian jual beli dengan setelah barang diterima.32
mempergunakan e-commerce terkandung adanya Salah satu bukti adanya hubungan
beberapa kewajiban (prestasi) yang harus kontraktual ini adalah adanya modul order,
sebaiknya modul order ini di print out atau
28 Ibid. hlm. 1166.
29 Ibid. hlm. 1166-1167. 31 Elina Rudiastari. Op. Cit. hlm. 76-77.
30 Ibid. hlm. 1169. 32 Ibid. hlm. 77.
dicetak oleh pihak konsumen sebagai alat bukti, konsumen, Hal ini dimaksudkan untuk
apabila terjadi sengketa dikemudian hari. Bentuk memberikan kepastian hukum mengenai adanya
tanggung jawab dari pelaku usaha berkaitan jaminan perlindungan terhadap hak-hak
dengan adanya kerugian yang diderita oleh konsumen. Pemberian ganti kerugian yang perlu
konsumen umumnya adalah terhadap produk diberikan kepada konsumen sebagai bentuk
yang dijual diwujudkan dalam bentuk pemberian pertanggungjawaban pemilik online shop. Hal ini
garansi dalam waktu tertentu atau jika produk telah ditur dalam Undang-Undang Nomor 8
yang dibeli tidak sesuai dengan yang dikirimkan Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan
uang akan dikembalikan. Bentuk tanggung jawab Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
jika dihubungkan dengan pertanggung jawab Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
dalam Pasal 19 UU Perlindungan Konsumen, Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
pemberian ganti rugi dalam UU Perlindungan Elektronik, dimaksudkan untuk menjamin adanya
Konsumen pelaksanaannya adalah 7 hari setelah perlindungan bagui konsumen, agar kossumen
perjanjian.33 memperoleh kepastian hukum, keadilan dan
Pemberian ganti rugi dalam e-commerce kemanfaatan atas perlindungan hak-hak
memberikan jangka waktu pemberian ganti rugi konsumen.
adalah 7 hari setelah barang diterima oleh
konsumen. Pihak yang bertanggung jawab PENUTUP
terhadap kerugian yang diderita oleh konsumen A. Kesimpulan
adalah pihak e-merchant bukan pengelola virtual 1. Pertanggungjawaban pemilik Online Shop atas
mall dengan e-merchant. Perjanjian kerjasama kerugian akibat kerusakan barang yang dibeli
antara pengelola virtual mall dengan e merchant konsumen, sebagaimana diatur dalam
dapat dilihat oleh konsumen sehingga konsumen Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
dapat mengetahui kepada siapa untuk meminta Perlindungan Konsumen mengenai tanggung
ganti rugi. Pengelola virtual mall tidak jawab pelaku usaha. Pelaku usaha
bertanggung jawab terhadap segala kerugian bertanggung jawab memberikan ganti rugi
yang dialami konsumen dalam melakukan atas kerusakan, pencemaran, dan/atau
perjanjian jual beli antara e-merchant dengan kerugian konsumen akibat mengkonsumsi
konsumen karena pengelola virtual mall hanya barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
menyediakan tempat untuk bertemunya e- diperdagangkan. Ganti rugi dapat berupa
merchant dengan konsumen. Segala kerugian pengembalian uang atau penggantian barang
baik untuk masalah kualitas, kerusakan atau dan/atau jasa yang sejenis atau setara
keterlambatan dalam pengiriman barang nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau
merupakan tanggung jawab e-merchant. Dalam pemberian santunan yang sesuai dengan
pelaksanaannya, e-merchant dari suatu virtual ketentuan peraturan perundang-undangan
mall hanya memberikan ganti rugi terhadap yang berlaku.
barang yang dipesan mengalami kerusakan atau 2. Ganti rugi kepada konsumen sebagai bentuk
ada cacat terhadap barang pesanan konsumen pertanggungjawaban pemilik Online Shop,
saja dan untuk masalah keterlambatan dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh)
pengiriman, e-merchant tidak memberikan ganti hari setelah tanggal transaksi. Pemberian ganti
rugi. Berdasarkan pembatasan-pembatasan rugi tidak menghapuskan kemungkinan
diatas maka ketentuan UU Perlindungan adanya tuntutan pidana berdasarkan
Konsumen lebih memberikan hukum yang lebih pembuktian lebih lanjut mengenai adanya
jelas dalam pengaturan masalah tanggung jawab unsur kesalahan, tetapi ketentuan tidak
pelaku usaha karena ketentuan tersebut terlihat berlaku apabila pelaku usaha dapat
kedua belah pihak secara relatif ditempatkan membuktikan bahwa kesalahan tersebut
dalam posisi yang seimbang.34 merupakan kesalahan konsumen.
Peraturan perundang-undangan perlu B. Saran
dilaksanakan oleh pelaku usaha untuk melakukan 1. Pertanggungjawaban pemilik Online Shop atas
pertanggungjawaban sebagai pemilik online shop kerugian akibat kerusakan barang yang dibeli
atas kerugian akibat kerusakan barang yang dibeli konsumen, perlu memperhatikan bahwa bagi
pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak
33 Ibid.
memberi tanggapan dan/atau tidak
34 Ibid. hlm. 77-78. memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen
dapat digugat melalui badan penyelesaian Purbo W. Onno dan Aang Arif Wahyudi,
sengketa konsumen atau mengajukan ke Mengenal E-Commerce, PT. Alex Media
badan peradilan di tempat kedudukan Komputindo. Jakarta. 2001.
konsumen dan pembuktian terhadap ada Rahardjo Satjipto, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya
tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti Bakti: Bandung, 2000.
rugi merupakan beban dan tanggung jawab Sanusi Arsyad, Hukum E-commerce, Sasrawarna
pelaku usaha. Printing, Jakarta. 2011.
2. Ganti rugi kepada konsumen sebagai bentuk Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
pertanggungjawaban pemilik Online Shop, Hukum Normatif Suatu Tinjauan
perlu memperhatikan pembuktian terhadap Singkat, PT Raja Grafindo Persada,
ada tidaknya unsur kesalahan dalam kasus Jakarta. 1995.
pidana merupakan beban dan tanggung jawab Triwulan Titik dan Shinta Febrian, Perlindungan
pelaku usaha tanpa menutup kemungkinan Hukum Bagi Pasien, Prestasi Pustaka.
bagi jaksa untuk melakukan pembuktian. Jakarta, 2010.
Pembuktian yang dimaksudkan ini merupakan
sistem beban pembuktian terbalik. Kamus:
Echols M. Jhon dan Hassan Shadily, Kamus Inggris
DAFTAR PUSTAKA Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
Buku : Utama, Jakarta. 2003.
Ahmadi Miru dan Yodo Sutarman, Hukum Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan 6. Rineka
Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo Cipta, Jakarta, 2009.
Persada. Jakarta. 2008.
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Jurnal :
Penelitian Hukum, Grafitti Press. Andre Perdana Pebrian dan Yidi Anjarina
Jakarta. 2006. Vironika. Perlindungan Hukum
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Terhadap Konsumen Akibat Kerugian
Kementrian Pendidikan dan Yang Ditimbulkan Oleh Pelaku Usaha
Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Toko Online di Instagram (Legal
Ibrahim Johnny, Teori dan Metodologi Penelitian Protection Against Consumers Due to
Hukum Normatif. Citra Aditya Bakti. Loss Incurred by Online Store
Bandung. 2007. Businesses on Instagram). Inovasi
Indrajit Eko Richardus, E-commerce Kiat dan Pembangunan-Jurnal Kelitbangan |
Strategi Bisnis di Dunia Maya, Volume 9 No. 2. Agustus 2021.
Gramedia, Jakarta. 2001. Ari Wahyudi Hertanto. Pencantuman Batasan
Kristiyanti Tri Siwi Celina, Hukum Perlindungan Tanggung Jawab Pemilik/Pengelola Situs
Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008. Dalam Transaksi Jual Beli Secara Online
Marbun Rocky, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni dan Dan Dampaknya Bagi Konsumen. Jurnal
Nusya A., Kamus Hukum Lengkap Hukum dan Pembangunan Tahun ke-45
(Mencakup Istilah Hukum & Perundang- No.1 Januari-Maret 2015. hlm. 107.
Undangan Terbaru, Cetakan Pertama, Elina Rudiastari. Perlindungan Hukum Terhadap
Visimedia, Jakarta. 2012. Konsumen Dalam Perjanjian Jual Beli
Muhammad Abdulkadir, Hukum Perdata Melalui E-Commerce di Indonesia.
Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Soshum Jurnal. Sosial Dan Humaniora,
Bandung: 2014. VOL. 5, NO.1, Maret 2015.
_______, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Fially Claude Makasuci dan Elisatris Gultom.
Aditya Bakti, Bandung. 2010. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen
N. H. T., Siahaan, Hukum Perlindungan Konsumen Atas Transaksi Barang Elektronik
Dan Tanggung Jawab Produk, 2005, Melalui Transaksi Jual-Beli Online
Jakarta, Pantai Rei, 2005. Shopee. Jurnal Indonesia Sosial
Nugroho Sulistyo Adi, E-commerce Teori Dan Teknologi: Vol. 2, No. 7 Juli 2021. p–
Implementasi, Ekuilibria, Yogyakarta. ISSN: 2723 – 6609. e-ISSN: 2745-5254.
2016. hlm. 1167-1169.
Yosa Cynthia Maharani. Pertanggungjawaban PT.
Pos Indonesia (Persero) Terhadap
Ketidaksesuaian Layanan Pos Express
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen.https://publishing-
widyagama.ac.id. 02/09/2021. hlm. 73
(Lihat Nasution, Konsumen Dan Hukum
(Jakarta, 1995), hlm. 171).
Yusuf Arif Utomoa, Carissa Kirana Eka Putrib dan
Hilda Yunita Sabriec. Tanggung Gugat
Shopee Sebagai Online Marketplace
Provider Dalam Pengiriman Barang.
Jurnal Bina Mulia Hukum. Volume 4,
Nomor 2, Maret 2020. P-ISSN: 2528-
7273, E-ISSN: 2540-9034.

Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik.

Internet :
http://www.sangkoeno.com/2015/01/prestasi-
dan-wanprestasi.html?m=1
http://repo.iaintulungagung.ac.id/7293/5/BAB%2
0II.pdf, hlm. 16
http://repository.unmuhjember.ac.id/5932/5/BA
B%20II.pdf
Admin DLSA, Perlindungan Konsumen Aman Oleh
UU Perlindungan Konsumen,
https://www.dslalawfirm.com/id/perlin
dungan-konsumen/,
Kompas.com, Konsep Perlindungan Konsumen,
https://amp.kompas.com/skola/read/2
020/ 12/31/141130469/konsep-
perlindungan-konsumen,

Anda mungkin juga menyukai