ONLINE
ABSTRAK
.
Kata Kunci : Perjanjian Jual Beli Online dan Perlindungan Hukum.
1
2
ABSTRACT
The use of e-commerce media in the world of commerce has a profound impact on the
international community in general and the Indonesian people in particular. For the people of
Indonesia this is related to a very important legal problem. The importance of legal issues in the
field of e-commerce, especially buying and selling online, especially in providing protection for
those who make transactions via the internet. The problem in this paper is about legal protection
for the parties in the online sale and purchase agreement and legal consequences settlement for
the parties in the online purchase agreement.
The research method used is descriptive research specifications, type of normative
juridical research, the data used are secondary data obtained from the literature, the law
approach method and philosophical approach, data collection techniques through document
study, and analysis is carried out normatively. qualitative, namely theoretical studies in the form
of principles, conceptions, laws, legal doctrines ..
Based on the analysis, it is concluded that legal protection for the parties in an online
sale and purchase agreement consists of preventive legal protection that can be seen with data /
documents made electronically that require definite legal force, whereas repressive legal
protection is as stipulated in the Civil Code inter alia, Article 1320 and Article 1457 Civil Code,
Article 1 paragraph (1) and Article 2 of Law Number 8 Year 1999 concerning Consumer
Protection and Article 1 paragraph (2), Article 9, Article 20 and Article 28 paragraph (1) Law
Number 19 Year 2016 concerning Information and Electronic Transactions. Settlement of legal
consequences for the parties in the online sale and purchase agreement, i.e. in the event of the
default, the online seller / business actor is obliged to make compensation for losses suffered by
the consumer, if the online seller is not responsible for his default actions, then the consumer can
take legal action by filing a lawsuit against online sellers / business actors in accordance with
Article 38 and 39 of Law Number 11 Year 2008 concerning Information and Electronic
Transactions.
.
Keywords: Online Purchase Agreement and Legal Protection.
3
dengan perjanjian yang telah disepakati commerce antara pelaku usaha online
dapat digugat oleh pihak yang merasa dengan konsumen. Kehadiran marketplace
dirugikan untuk mendapatkan ganti rugi.5 ini tidak menutup kemungkinan adanya
“Suatu kontrak atau perjanjian harus kelemahan yang dapat mengakibatkan
memenuhi syarat sahnya perjanjian,
kerugian yang ditanggung oleh konsumen.7
yaitu kata sepakat, kecakapan, hal
tertentu dan suatu sebab yang halal, Selanjutnya menyangkut
sebagaimana ditentukan dalam Pasal
penyelesaian hukum jika terjadi sengketa
1320 KUHPerdata. Dengan
dipenuhinya empat syarat sahnya antara para pihak yang melakukan jual beli
perjanjian tersebut, maka suatu
melalui media internet tersebut. Persoalan
perjanjian menjadi sah dan mengikat
secara hukum bagi para pihak yang tersebut akan menjadi semakin rumit, jika
membuatnya”.6
para pihak berada dalam wilayah negara
.
Pemanfaatan media e-commerce yang berbeda, menganut sistem hukum yang
dalam dunia perdagangan sangat membawa berbeda pula.
dampak pada masyarakat internasional pada Hal ini bisa terjadi, karena internet
umumnya dan masyarakat Indonesia pada merupakan dunia maya yang tidak mengenal
khususnya. Bagi masyarakat Indonesia hal batas-batas kenegaraan dan dapat di akses
ini erkait masalah hukum yang sangat dari berbagai belahan dunia manapun selama
penting. Pentingnya permasalahan hukum di masih terdapat jaringan ekonomi elektronik.
bidang e-commerce adalah terutama dalam Kontrak elektronik dalam transaksi
memberikan perlindungan terhadap para elektronik, harus memiliki kekuatan hukum
pihak yang melakukan transaksi melalui yang sama dengan kontrak konvensional.
internet. Oleh karena itu, kontrak elektronik harus
Pengembangan dan penguatan bisnis juga mengikat para pihak sebagaimana Pasal
juga harus diiringi dengan pengamanan 18 ayat (1) UUITE menyebutkan bahwa
secara hukum atas resiko-resiko yang dapat “transaksi elektronik yang dituangkan ke
muncul dalam kegiatan dan transaksi e- dalam kontrak elektronik mengikat para
5 5
Lia Sautunnida, Jual Beli Melalui Internet pihak”.
(E-Commerce) Kajian Menurut Buku III UHPerdata
dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi
77
Elektronik (Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Enni Soerjati Priowirjanto, Pengaturan
2008), hl.m 1. Transaksi Elektronik dan Pelaksanaannya di
66
Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Indonesia Dikaitkan dengan Perlindungan E-
Analisa Kasus) (Jakarta : Prenada Media, 2004), hlm. Konsumen, Padjadjaran Jurnal Ilmiah Hukum, Vol. 1
1. No. 2. Agustus 2014, hlm. 288.
5
1. Perlindungan Hukum Bagi Para transaksi yang dilakukan cukup rumit dan
Pihak Dalam Perjanjian Jual Beli memakan biaya yang cukup besar kalau
dampak pada masyarakat internasional pada mengenai hukum perjanjian terdapat dua
umumnya dan masyarakat Indonesia pada istilah yang berasal dari bahasa Belanda,
khususnya. Bagi masyarakat Indonesia hal yaitu istilah verbintenis dan overeenkomst.
ini terkait masalah hukum yang sangat Dalam menerjemahkan kedua istilah tersebut
bidang e-commerce adalah terutama dalam antar para sarjana hukum Indonesia.12
pihak yang melakukan transaksi melalui suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
Proses transaksi jual beli online mengikatkan dirinya terhadap satu orang
13 13
sedikit harus memuat identitas para pihak,
R. Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta:
Intermasa, 2005), hlm. 1. spesifikasi barang dan atau Jasa yang
14 14
Abdulbdulkadir Muhammad, Hukum
15 15
Perdata Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, R. Subekti, Hukum Perjanjian, op. cit.,
2008), hlm. 199. hlm. 32.
8
disepakati, legalitas barang dan atau jasa, akan dilakukan pengiriman barang yang
nilai transaksi perdagangan, persyaratan dan dipesan.
jangka waktu pembayaran, prosedur b. Perlindungan hukum untuk customer
operasional pengiriman barang dan atau jasa, terletak pada garansi berupa
dan prosedur pengembalian barang dan atau pengembalian atau penukaran barang
jika terjadi ketidaksesuaian jika barang yang diterima tidak sesuai
Dalam e-commerce terdapat lima dengan yang dipesan.
unsur yang saling terkait, yaitu: c. Privacy. Data pribadi pengguna media
1. Subyek Hukum (Merchant dan Customer) elektronik harus dilindungi secara
2. Transaksi Melalui Teknologi hukum. Pemberian informasinya harus
Informasi;dan disertai oleh persetujuan dari pemilik
3. Perjanjian, Alat Bukti Elektronik dan data pribadi. Hal ini merupakan bentuk
Tanggung Jawab perlindungan hukum bagi para pihak
Perlindungan hukum dalam hal yang melakukan transaksi e-commerce,
perjanjian, alat bukti elektronik, dan yang termuat dalam Pasal 25 UU ITE.16
tanggung jawab para pihak terdiri dari :
1. Perlindungan hukum di dalam perjanjian 2. Perlindungan hukum di luar perjanjian
Dalam perjanjian terdapat dokumen Hak Atas Kekayaan Intelektual
elektronik, biasanya dokumen tersebut Perlindungan hukum untuk merchant juga
dibuat oleh pihak merchant yang berisi menyangkut tentang Hak Atas Kekayaan
aturan dan kondisi yang harus dipatuhi oleh Intelektual atas nama domain yang
customer tetapi isinya tidak memberatkan dimilikinya seperti terdapat dalam Pasal 23
customer. Perlindungan hukum bagi kedua UU ITE. Informasi elektronik yang disusun
belah pihak adalah : menjadi suatu karya intelektual dalam
a. Perlindungan hukum untuk merchant bentuk apapun harus dilindungi undang-
terutama ditekankan dalam hal undang yang berkaitan dengan Hak
pembayaran, merchant mengharuskan Kekayaan Intelektual.
customer untuk melakukan pelunasan
16 16
Lia Catur Muliastuti, Perlindungan
pembayaran dan kemudian melakukan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Jual Beli
Melalui Media Internet, Program Studi Magister
konfirmasi pembayaran, baru setelah itu Kenotariatan Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro Semarang 2010, hlm.83
9
2. Penyelesaian Akibat Hukum Bagi prestasi. Akibat hukum bagi debitur atau
Para Pihak Dalam Perjanjian Jual pihak yang mempunyai kewajiban
Beli Online melaksanakan prestasi dalam perjanjian
Dalam transaksi jual beli online, tetapi melakukan wanprestasi, yaitu:
prinsip tanggung jawab mutlak adalah a. Dia harus membayar ganti rugi yang
prinsip yang berlaku dalam hal terjadinya diderita oleh kreditur atau pihak yang
wanprestasi. Lemahnya kedudukan pembeli mempunyai hak menerima prestasi (vide
dalam transaksi e-commerce menjadikan Pasal 1243 KUHPerdata);
tanggung jawab sepenuhnya berada ditangan b. Dia harus menerima pemutusan
penjual Online/pelaku usaha. Pelaku usaha perjanjian disertai dengan pembayaran
akan bertanggung jawab penuh atas kegiatan ganti kerugian (vide Pasal 1267
usaha yang dilakukannya dalam transaksi e- KUHPerdata);
commerce. Pasal 21 ayat (2) huruf a c. Dia harus menerima peralihan risiko
Undang-undang informasi dan transaksi sejak saat terjadinya wanprestasi (vide
elektronik menyebutkan: “ jika dilakukan Pasal 1237 ayat (2) KUHPerdata);
sendiri, segala akibat hukum dalam d. Dia harus membayar biaya perkara jika
pelaksanaan transaksi elektronik menjadi diperkarakan di pengadilan (vide Pasal
tanggung jawab para pihak yang 181 ayat (1) HIR).
bertransaksi”. Dengan demikian, dalam Selain itu, menurut Pasal 1266
transaksi e-commerce, pihak yang KUHPerdata, dalam perjanjian timbal balik,
bertanggung jawab adalah pihak yang wanprestasi dari satu pihak memberikan hak
melakukan wanprestasi yang dalam hal ini kepada pihak lainnya untuk memutuskan
dilakukan oleh penjual online pelaku usaha. kontrak di pengadilan, walau syarat putus
Menurut KUHPerdata akibat mengenai tidak terpenuhinya kewajiban itu
wanprestasi yang dilakukan debitur atau dinyatakan dalam peijanjian. Jika syarat
pihak yang mempunyai kewajiban putus tidak dinyatakan dalam perjanjian,
melaksanakan prestasi dalam perjanjian, maka hakim di pengadilan leluasa menuntut
dapat menimbulkan kerugian bagi kreditur keadaan atas tuntutan tergugat untuk
atau pihak yang mempunyai hak menerima membeli suatu jangka waktu kepada tergugat
guna memberi kesempatan melaksanakan
13
kewajibannya, jangka waktu mana tidak Apabila penjual online atau pelaku
boleh lebih dari satu bulan. usaha tidak bertanggung jawab dalam hal
Dalam hal debitur atau pihak yang melakukan wanprestasi pada transaksi e-
mempunyai kewajiban melaksanakan commerce, maka konsumen dapat
prestasi dalam perjanjian tetapi melakukan menempuh jalur hukum sesuai yang diatur
prestasi dapat memilih dan mengajukan dalam Pasal 38 dan 39 undang-undang
tuntutan haknya di pengadilan berdasarkan informasi dan transaksi elektronik tentang
ketentuan enumeratis dalam Pasal 1267 jis penyelesaian sengketa.18
1266 KUHPerdata, yaitu : Sesuai Pasal 39 ayat (2) UU ITE
a. Pelaksanaan perjanjian; yang menjelaskan bahwa selain penyelesaian
b. Pelaksanaan pcrjanjian disertai dengan gugatan perdata, para pihak dapat
ganti kerugian; menyelesaikan sengketa melalui arbitrase,
c. Ganti kerugian saja; atau lembaga lainnya, namun tidak
d. Pemutusan kontrak perjanjian; ditemukan titik terang setelah adanya
e. Pemutusan kontrak perjanjian disertai negosiasi lantaran ketika pelaku usaha
dengan ganti kerugian. mencoba menawarkan penyelesaian melalui
Kewajiban membayar ganti kerugian ganti rugi dengan pengembalian uang jika
bagi debitur atau pihak yang mempunyai barang telah dikirim ke penjual, namun
kewajiban melaksanakan prestasi dalam pihak pembeli menolak dan ingin
perjanjian tetapi melakukan wanprestasi mentransfer uang dulu ke pembeli baru
baru dapat dilaksanakan jika telah memenuhi barang dikirim kembali ke penjual, karena
4 syarat, yaitu; hal tersebut para pihak kukuh atas komitmen
a. Dia memang telah lalai melakukan mereka. Pihak pembeli mengaku tidak mau
wanprestasi; mengirim barang terlebih dahulu karena
b. Dia tidak berada dalam keadaan kesal atas pihak pembeli, dan tidak mau
memaksa; melakukan gugatan ke Pengadilan karena
c. Dia tidak melakukan pembelaan untuk mengaku tidak mau ribet.
melawan tuntutan ganti kerugian;
18 18
Feri Widiastuti, Perlindungan Hukum
d. Dia telah menerima pernyataan lalai atau Terhadap Konsumen Dalam Jual Beli Online Studi
Kasus Media Sosial Instagram, Jurnal, Program
somasi. Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2019, hlm.9
14
Pihak pelaku punya hak untuk gugatan perdata, para pihak dapat
menuntut pihak yang merugikan ke menyelesaikan sengketa melalui arbitrase,
pengadilan karena telah diatur dalam Pasal atau lembaga lainnya.
38 undang-undang informasi dan transaksi
elektronik yang menjelaskan setiap orang
yang dirugikan dalam terselenggaranya E. PENUTUP
transaksi elektronik dapat mengajukan 1. Simpulan
gugatan. Upaya konsumen untuk menuntut a. Perlindungan hukum bagi para
ganti rugi akibat kerugian yang terjadi dalam pihak dalam perjanjian jual beli
transaksi jual beli online dapat dilakukan online terdiri dari perlindungan
melalui cara : (a) Litigasi, Sesuai dengan hukum preventif dapat dilihat
pasal 38 Undang-undang informasi dan dengan data/dokumen yang dibuat
transaksi elektronik yang menjelaskan para secara elektronik yang
pihak dapat menggugat apabila dalam membutuhkan adanya kekuatan
penyelenggaraan transaksi elektronik hukum yang pasti, mengingat
merugikan pihak lain. Dengan diakuinya alat selama ini, dokumen/akta, baru
bukti elektronik sebagai alat bukti yang sah dianggap sah apabila ditulis di atas
di pengadilan sebagaimana disebutkan kertas (hitam di atas putih),
dalam Pasal 5 ayat (1), (2) dan (3) undang- sedangkan perlindungan hukum
undang informasi dan transaksi elektronik represif dimana ketentuan hukum
maka alat-alat bukti yang apat digunakan yang termuat dalam KUHPerdata
oleh konsumen di pengadilan adalah : (1) masih dapat diterapkan atas
Bukti transfer atau bukti pembayaran, (2) transaksi jual beli secara elektronik
SMS atau e-mail yang menyatakan antara lain, Pasal 1320 dan Pasal
kesepakatan untuk melakukan pembelian, 1457 KUHPerdata, Pasal 1 ayat (1)
(3) Nama, alamat, nomor telepon, dan nomor dan Pasal 2 Undang-undang Nomor
rekening pelaku usaha. Dan (b) Non Litigasi, 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Pada pasal 39 ayat (2) undang-undang Konsumendan Pasal 1 ayat (2),
informasi dan transaksi elektronik yang Pasal 9, Pasal 20 dan Pasal 28 ayat
menjelaskan bahwa selain penyelesaian (1) Undang–Undang Nomor 19
15
2. Saran
a. Dalam perjanjian jual beli secara
online yang dilindungi berdasarkan
UU ITE di Indonesia harus lebih di
diterapkan memberikan pengakuan
16