Anda di halaman 1dari 13

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

KLAUSULA BAKU DALAM TRANSAKSI PE NYEDIA JASA PENGIRIMAN


PT.JNE (JALUR NUGRAHA EKAKURIR) DIKAITKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN

Ika Natalia*, Suradi , Ery Agus Priyono


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : ikanathalia95@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan kebutuhan masyarakat dalam dunia yang semakin modern menimbulkan


semakin berkembang dan semakin maraknya pengangkutan barang dan pengiriman barang dari suatu
tempat ke tempat yang lain yang membutuhkan kepraktisan, sehingga menyebabkan semakin
banyaknya perusahaan penyediaan pengiriman barang baik swasta maupun pemerintah, salah satu
perusahaan milik Swasta yaitu PT. TiKi JALUR NUGRAHA EKAKURIR yang selanjutnya disebut
JNE. Dalam perjanjian pengiriman barang biasanya dibuat dalam bentuk perjanjian baku. Perjanjian
baku/kontrak baku adalah kontrak yang dibuat secara sepihak dalam format tertentu dan massal
(banyak) oleh pihak yang mempunyai kedudukan dan posisi tawar–menawar yang lebih kuat, yang
didalamnya memuat klausula–klausula (Pasal–Pasal) yang tidak dapat dirundingkan atau tidak
mungkin dirubah oleh pihak lainnya. Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
yuridis empiris, yaitu metode pendekatan yang mempergunakan data primer, yaitu data yang diperoleh
langsung dari masyarakat/studi lapangan. Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah metode
penelitian deskriptif analitis yaitu pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian .Hasil penelitian menggambarkan bahwa
SSP JNE atau sering disebut sebagai resi pengiriman JNE belum secara optimal memenuhi hak-hak
dan penerapan klausula baku yang diatur dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen dan berdasarkan Prinsip-Prinsip Perjanjian. Saran dari penulis adalah agar
JNE memperbaiki pelayanan dalam hal pengiriman agar keterlambatan dalam pengiriman barang dapat
diminimalkan sehingga pengirim JNE tidak selalu complain dan kualitas JNE dapat dipertahankan

Kata Kunci: Perjanjian, Klausula Baku, Perlindungan Konsumen

ABSTRACT

The development community needs in a world that increasingly modern pose a growing and
increasingly widespread transport of goods and delivery of goods from one place to another that
requires practicality, resulting in the increasing number of companies providing freight both private
and public, a company owned by Private namely PT , Tiki Jalur Nugraha Ekakurir hereinafter called
JNE. In agreement shipments are usually made in the form of raw agreement. Agreements raw /
contract standard is a contract made unilaterally in a particular format and bulk (much) by the parties
who have the status and bargaining position stronger, which includes the clauses (clauses) are not
negotiable or not may be changed by the other party. The method used in this research is juridical
empirical, ie the approach that uses primary data, ie data obtained directly from the public / field
study. Specifications of the research is descriptive analytical research method that is solving problems
investigated by describing / depicting the state of subject / object of research The results of the study
illustrate that the SSP JNE or often referred to as a delivery receipt JNE not optimally fulfill the rights
and the application of standard clauses set in Act 8 of 1999 on Consumer Protection and based on the
Principles of Agreement. The advice from the authors is that the JNE improving service in terms of

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

delivery so that the delay in delivery of goods can be minimized so that the sender is not always
complain and JNE quality can be maintained

Keyword: agreement, the standard clause, consumer protection

I. PENDAHULUAN Salah satu contoh klausula baku pada


perusahaan pengiriman barang adalah
A. Latar Belakang syarat standar pengiriman pada PT
Indonesia sebagai salah satu Negara TiKi Jalur Nugraha Ekakurir (SSP).
terbesar di dunia merupakan negara SSP merupakan perjanjian pengiriman
yang terdiri atas ribuan pulau dari yang dibuat antara para pihak yaitu
sabang sampai merauke. Setiap pulau pihak JNE dan pihak pengirim, dan
di Indonesia dipisahkan oleh perairan akan menimbulkan hak, kewajiban
yang jaraknya relatif saling berjauhan, serta tanggung jawab yang
untuk terjalinnya hubungan antara berbeda antara Perusahaan Jasa
daerah yang luas tersebut, Indonesia Pengiriman dan Konsumen
membutuhkan sarana angkutan, baik di sebagaimana yang diatur dalam
darat(jalan,kereta api), di laut, maupun Undang-Undang Perlindungan
di udara1. Pengangkutan menjadi hal Konsumen (Das Sollen), tetapi
yang sangat dibutuhkan dalam perjanjian pengiriman barang biasanya
kehidupan masyarakat dan perniagaan, dibuat dalam bentuk perjanjian baku
hal ini didasari oleh beberapa faktor yang dibuat oleh Perusahaan Jasa
seperti perdagangan berupa Pengiriman. Hal ini akhirnya
penyebaran dan distribusi barang menimbulkan adanya kesepakatan
dagangannya ke seluruh daerah hingga yang secara tidak langsung dipaksakan
ke pelosok tanah air2. JNE merupakan kepada konsumen dan mengurangi
perusahaan dibidang kurir ekspres dan kewajiban dari perusahaan jasa (Das
logistik yang berkantor pusat di Sein)4, dalam hal ini maka prestasi
Jakarta, Indonesia. Perjanjian yang diperjanjikan antara pelaku usaha
pengangkutan antara perusahaan dan konsumen adalah untuk
pengangkutan dengan pihak yang akan memberikan sesuatu yaitu pelaku
mengirimkan barang bersifat timbal- usaha (JNE) berkewajiban
balik3, dalam kehidupan masyarakat memberikan sesuatu yaitu
modern seperti saat ini sering kita mengirimkan barang konsumen ke
jumpai suatu perjanjian alamat yang ditujui sesuai dengan
baku/perjanjian yang dibuat secara kesepakatan yang tercantum dalam
baku dalam perjanjian pengangkutan. SSP dan konsumen berkewajiban
untuk membayar tarif yang telah
1
Siti Nurbaiti dalam Rinitami Njatrijani , ditentukan oleh JNE. Kasus yang
Hukum Transportasi (Semarang: Undip Law ditemukan penulis yaitu ketika
Press , 2015) Halaman 1
2
Sutiono Usman Adji,dkk, Hukum
4
Pengangkutan di Indonesia,(Jakarta:Rineka http://ejournal.undip.ac.id/index.php/notarius/
Cipta, 1990) Halaman 1 article/view/5883 , diakses pada 14 Oktober
3
Rinitami Njatrijani.Op.Cit. Halaman 9 2016

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

terjadinya kesalahan yang dilakukan 2. Untuk mengetahui pertanggung


pegawai JNE yaitu salah memasukkan jawaban perusahaan JNE pada saat
resi ke paket yang menyebabkan terjadi wanprestasi atas
terjadinya salah kirim, paket yang keterlambatan , kerusakan atau
digunakan oleh pengirim adalah paket kehilangan surat dan paket apakah
YES (Yakin Esok Sampai) yang sesuai dengan Undang – Undang
memiliki komitmen jaminan uang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
kembali, dalam kasus tersebut Perlindungan Konsumen?
konsumen telah mengajukan klaim
kompensasi tetapi klaim tersebut II. METODE PENELITIAN
ditolak oleh pihak perusahaan JNE Metode pendekatan yang
dikarenakan paket dianggap sudah digunakan dalam melakukan
sampai pada waktu yang seharusnya penelitian ini adalah yuridis
kasus diatas menarik perhatian penulis empiris,yaitu metode pendekatan
untuk melakukan penelitian yang yang mempergunakan data
dituliskan dalam bentuk skripsi dengan primer ,yaitu data yang diperoleh
judul “Klausula Baku dalam langsung dari masyarakat/studi
Transaksi Penyediaan Jasa lapangan5. Yuridis empiris di
Pengiriman PT JNE (Jalur Nugraha sini adalah penelitian yuridis
Ekakurir) dikaitkan dengan sosiologis, yang berbasis pada
Undang– Undang Nomor 8 Tahun ilmu hukum normatif (peraturan
1999 Tentang Perlindungan perundang-undangan) tetapi
Konsumen”. bukan mengkaji mengenai sistem
norma dalam aturan
B. Rumusan Masalah perundangan, namun mengamati
bagaimana reaksi dan interaksi
1. Bagaimana penerapan klausula baku yang terjadi ketika sistem norma
dalam dokumen perjanjian itu bekerja di dalam
pengiriman yang dilakukan oleh masyarakat6.Spesifikasi metode
JNE ditinjau dari Undang-Undang penelitian yang digunakan
Perlindungan Konsumen dan adalah metode penelitian
Prinsip-Prinsip Perjanjian? deskriptif analitis yaitu
2. Bagaimana pertanggungjawaban pemecahan masalah yang
perusahaan JNE apabila terjadi diselidiki dengan
keterlambatan, kerusakan atau menggambarkan/melukiskan
kehilangan surat dan paket?

C. Tujuan Penelitian
5
1. Untuk memahami dan mengetahui Ronny Hanitijo Soemitro. Metodologi
penerapan klausula baku dalam Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1998) Halaman10
dokumen perjanjian pengiriman 6
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme
yang dilakukan oleh JNE? Penelitian Hukum Normatif dan Empiris
(Jakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Halaman 47

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

keadaan subjek/objek penelitian7 Bahan-bahan hukum yang


Dalam penelitian ini penulis mempunyai kekuatan hukum
akan menggunakan: Data Primer mengikat. Adapun bahan hukum
Data primer yaitu data yang yang digunakan :Undang-Undang
diperoleh langsung dari sumber Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
pertama,8 dalam penelitian ini data Perlindungan Konsumen, KUHD
yang diperoleh langsung dilakukan (Pasal 90 sampai 98) tentang
dengan wawancara bebas terpimpin pengangkutan, KUHPerdata Buku
yaitu dengan mempersiapkan III tentang Perikatan , Perjanjian.
terlebih dahulu pertanyaan– Bahan Hukum Sekunder: Bahan-
pertanyaan sebagai pedoman tetapi bahan yang erat hubungannya
masih dimungkinkan adanya dengan bahan-bahan hukum primer
variasi-variasi pertanyaan yang dan dapat membantu menganalisis
disesuaikan dengan situasi ketika dan membuat bahan hukum
wawanacara. Wawancara dilakukan primer10. Metode analisis data yang
pada PT JNE yang merupakan salah digunakan adalah analisa kualitatif,
satu perusahaan yang bergerak yaitu data yang diperoleh,
dalam bidang jasa pengiriman kemudian disusun secara sistematis
barang. Perusahaan ini diteliti untuk mencapai kejelasan masalah
sebagai gambaran salah satu yang dibahas11.
perusahaan yang bergerak dibidang
pengiriman barang. Responden III. HASIL PENELITIAN DAN
dalam hal ini adalah masyarakat PEMBAHASAN
yang pernah menggunakan jasa JNE A. Penerapan Klausula Baku
baik yang mengalami kerugian dalam Perjanjian Pengiriman
ataupun tidak. Data Sekunder di Jalur Nugraha Ekakurir
Data sekunder adalah data yang (JNE)
diperoleh peneliti dari penelitian Penerapan klausula baku
kepustakaan dan dokumentasi, yang dalam perjanjian pengiriman
merupakan hasil penelitian dan dapat dijumpai pada salah
pengolahan orang lain yang sudah satunya adalah dalam Syarat
tersedia dalam bentuk buku-buku Standar Pengiriman (SSP) yang
atau dokumentasi yang biasanya terdapat dibelakang lembar
disediakan di perpustakaan, atau pengiriman yang dibuat JNE.
milik pribadi peneliti.9 Adapun data Lembar pengiriman tersebut
sekunder dalam penelitian ini biasanya disebut sebagai resi
adalah : Bahan Hukum Primer pengiriman. Syarat Standar
Pengiriman (SSP) dalam
7
Soejono dan Abdurrahman , Metode perjanjian pengiriman JNE
Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, merupakan klausula baku,
2003) Halaman 23
8
Ronny Hanitijo Soemitro.Op.Cit Halaman
10
107 Ibid. Halaman 12
9 11
Ibid .Halaman 11 Ibid

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

karena klausula baku dibuat dan Cukai atau pejabat


untuk memudahkan para pihak, berwenang lainnya. Pengirim
biasanya dibuat dalam bentuk dengan ini membebaskan JNE
massal dan dibuat oleh salah satu dari keharusan bertangggung
pihak dan pihak lain hanya dapat jawab atas denda atau kerugian
menyetujui perjanjian tersebut tersebut”
karena klausula baku biasanya iii. Pasal 8 ganti rugi;
bersifat take it or leave it12 dan (1) “JNE hanya bertanggung jawab
memenuhi ciri-ciri kontark baku. untuk mengganti kerugian yang
Kontrak baku tersebut juga dialami pengirim akibat kerusakan
mengandung klausula eksonerasi atau kehilangan dari pengiriman
yaitu suatu ketentuan yang dokumen atau barang oleh JNE
diciptakan untuk menghindari sepanjang kerugian tersbut terjadi
beban kerugian tertentu bagi ketika barang atau dokumen masih
salah satu pihak dalam berada dalam pengawasan JNE,
pelaksanaan perjanjian itu13. dengan catatan bahwa kerusakan
Klausula eksonerasi yang tersebut semata-mata disebabkan
tercantum dalam SSP yang karena kelalaian karyawan atau
ditetapkan oleh JNE dalam resi agen JNE”
pengiriman terdapat dapat dilihat (2) “JNE tidak bertanggung jawab
pada : terhadap kerugian konsekuensi
i. Pasal 2 ayat (3) ketentuan yang timbul dari akibat kejadian
tentang SSP: “JNE tidak dapat tersebut diatas, yaitu kerugian yang
dibebani dengan perjanjian lain termasuk dan tanpa dibatasi atas
selain yang ditulis dalam SSP ini kerugian komersial, keuangan atau
kecuali dengan perjanjian tertulis kerugian tidak langsung lainnya
dan ditandatangani oleh pejabat termasuk kerugian yang terjadi
JNE yang berwenang ” dalam pengangkutan atau
ii. Pasal 4 ayat (4) pemeriksaan pengantaran yang disebabkan oleh
pengiriman: “JNE tidak hal-hal diluar kemampuan kontrol
bertanggung awab atas denda, JNE atau kerugian atas kerusakan
kehilangan atau kerusakan akibat bencana alam atau Force
selama dokumen atau barang Majure”
pengiriman berada dalam Bea iv. Pasal 9 tata cara klaim ayat (2):
“Jumlah klaim tidak dapat
12
Muhammad Syaiffudin, Hukum Kontrak-
diperhitungkan dengan jumlah
Memahami Kontrak dalam Perspektif Filsafat, tagihan dari JNE”.
Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum(Seri Pencantuman klausula baku oleh
Pengayaan Hukum Perikatan),(Bandung: pihak pengangkut dalam resi
Cv.Mandar Maju,2012)Halaman 219 pengiriman harus sesuai dengan
13
Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku
dalam Praktek Perusahaan Perdagangan,
ketentuan dalam Pasal 18 Undang-
(Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,1992) Undang Perlindungan Konsumen
Halaman20 No.8 Tahun 1999 tentang

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Perlindungan Konsumen. dan Cukai atau pejabat


Berdasarkan ketentuan pasal 18 berwenang lainnya. Pengirim
Undang-Undang Perlindungan dengan ini membebaskan JNE
Konsumen diatas, larangan dari keharusan bertangggung
penggunaan standar kontrak jawab atas denda atau kerugian
dilakukan dengan dua hal, yaitu isi tersebut”
dan bentuk penulisannya. Dari segi ii. Pasal 6 ayat (2) Jaminan
isinya, dilarang menggunakan Kepemilikan Kiriman:
standar kontrak yang memuat “Pengirim dengan ini
klausula-klausula yang tidak adil, menyatakan membebaskan JNE
dan dari segi bentuk penulisannya, dari dari tuntutan pihak
klausula-klausula itu harus manapun dan dari seluruh biaya
dituliskan dengan sederhana, jelas kerusakan atau biaya lainnya
dan ternag sehingga dapat dibaca apabila terjadi pelanggaran”.
dan dimengerti dengan baik oleh b. Pasal 18 ayat 1 huruf e mengatur
konsumen14. SSP merupakan mengenai mengatur perihal
perjanjian pengiriman yang dibuat pembuktian atas hilangnya
antara para pihak yaitu pihak JNE kegunaan barang atau pemanfaatan
dan pihak pengirim, dan akan jasa yang dibeli oleh konsumen dan
menimbulkan hak, kewajiban serta hal ini terdapat dalam SSP JNE:
tanggung jawab yang i. Pasal 9 ayat (1): “Setiap klaim
berbeda antara Perusahaan Jasa dari pengirim sehubungan
Pengiriman dan Konsumen. dengan kewajiban dan tanggung
Berdasarkan analisis penulis jawab JNE harus disampaikan
mengenai klausula baku yang secara tertulis dan telah diterima
ditetapkan oleh JNE dalam bentuk oleh kantor JNE paling lambat
SSP diatas, SSP dalam resi 14 hari setelah tanggal dokumen
pengiriman bertentangan dengan atau barang tersebut seharusnya
Pasal 18 ayat 1 huruf a, e, dan g. diterima di tujuan”
a. Pasal 18 ayat 1 huruf a mengatur c. Pasal 18 ayat 1 huruf g mengatur
mengenai pengalihan tanggung mengenai tunduknya konsumen
jawab pelaku usaha dan hal ini kepada peraturan yang berupa
terdapat dalam SSP JNE pasal: aturan baru, tambahan, lanjutan
i. Pasal 4 ayat (4) pemeriksaan dan/atau pengubahan lanjutan yang
pengiriman: “JNE tidak dibuat sepihak oleh pelaku usaha
bertanggung awab atas denda, dalam masa konsumen
kehilangan atau kerusakan memanfaatkan jasa yang dibelinya
selama dokumen atau barang dan hal ini terdapat dalam SSP JNE,
pengiriman berada dalam Bea yaitu:
i. Pasal 7 ayat (1): “JNE
14
Janus Sidabalok ,Hukum Perlindungan
melakukan penagihan
Konsumen di Indonesia (Bandung : PT Citra berdasarkan tarif yang telah
Aditya Bakti , 2014). Halaman 27 diberitahukan kepada para

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pengirim dari waktu ke waktu tertentu dan suatu sebab yang halal.
untuk menyampaikan kiriman pihak JNE telah bertitikad baik dan
dokumen atau barang milik memenuhi syarat muatan barang
pengirim, yang telah disetujui sebagaimana yang diatur dalam
antara JNE dengan masing- pasal 90 KUHD dan terdapat di
masing pengirim” halaman depan resi pengiriman
Sebagaimana yang telah JNE.
dijelaskan diatas, berdasarkan Pasal B. Pertanggungjawaban PT.
18 ayat 2 diatas mencantumkan JNE Terhadap Wanprestasi
bahwa “Pelaku usaha dilarang Atas Keterlambatan Barang,
mencantumkan klausula baku yang Kehilangan Barang dan
letak atau bentuknya sulit terlihat Kerusakan Barang
atau tidak dapat dibaca secara jelas, Seperti studi kasus pada saat
atau yang pengungkapannya sulit terjadinya kesalahan yang
dimengerti”. SSP JNE dilakukan pegawai JNE yaitu
mencantumkan klausula baku pada salah memasukkan resi ke paket
halaman belakang resi pengiriman yang menyebabkan terjadinya
dan dibuat dalam tulisan yang kecil salah kirim, paket yang
sehingga konsumen jarang digunakan oleh pengirim adalah
membaca dan malas membacanya. paket YES (Yakin Esok Sampai)
Pasal 18 ayat 3 diatas yang memiliki komitmen
mencantumkan bahwa “Setiap jaminan uang kembali, kronologi
klausula baku yang telah ditetapkan kasus: Tanggal 2-3-2016
oleh pelaku usaha pada dokumen pengirim datang ke JNE Pusat
atau perjanjian yang memenuhi Semarang jl.Kyai saleh
ketentuan sebagaimana dimaksud mengirim paket + mau komplain
pada ayat 1 dan ayat 2 dinyatakan barang pengirim yang datang
batal demi hukum”, sehingga tidak dlm keadaan hancur (padahal
dibutuhkan lagi pembatalan karena sudah di tulis jelas di resi "
sudah batal demi hukum. Tetapi hal Instruksi Khusus: JANGAN
ini sering dikesampingkan atau DIBANTING") pengirim
kurang berlaku dalam masyarakat mengirim beberapa paket dan
karena kebutuhan masyarakat akan kebetulan ada 2 paket YES yang
jasa pengiriman sangat tinggi dan bermasalah, yaitu dengan no.resi
kurang memperhatikan hal tersebut. SRGAA06077612116 tujuan
Berdasarkan keempat syarat sahnya Jakarta Timur dan
perjanjian, maka perjanjian SRGAA06077621916 tujuan
pengangkutan yang dibuat oleh JNE Solo. Karena saat itu sudah
merupakan perjanjian yang sah pukul 18.58WIB, dijelaskan
karena telah memenuhi syarat bahwa paket tidak bisa sampai
sahnya suatu perjanjian yaitu: dalam 1 hari, tetapi 2 hari,
adanya kata sepakat, cakap karena waktu pengiriman sudah
membuat suatu perjanjian, suatu hal melewati batas waktu Cut Off

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

YES, dan pengirim menyetujui. untuk melaksanakan


Tanggal 4-3-2016 pukul kewajibannya dengan menjamin
00.12WIB saya mendapat pesan barang dititipkan oleh pengirim
dari buyer SRGAA06077612116 barang untuk disampaikan pada
tujuan Jakarta Timur, kalo paket alamat tujuan. Tanggung jawab
yg dia terima salah. Berdasarkan pelaku usaha atas keterlambatan,
kasus tersebut konsumen telah kehilangan dan kerusakan paket
mengajukan klaim kompensasi barang pengiriman termasuk
tetapi klaim tersebut ditolak oleh kedalam contract liability dan
pihak perusahaan JNE professional liability,
dikarenakan paket dianggap berdasarkan contractual liability
sudah sampai pada waktu yang JNE harus bertanggung jawab
seharusnya15. Pada saat pengirim mengenai perjanjian/ kontrak
datang ke JNE untuk baku yang telah disepakati oleh
menanyakan hal tersebut, maka JNE dan pihak pengirim.
pihak JNE menjawab: Tanggung jawab professional
1. Pihak JNE mengakui liability yaitu JNE harus
adanya kesalahan, dalam bertanggung jawab kepada
hal ini CS salah pengirim barang atas kelalaian
memasukkan resi ke paket yang membuat terjadinya
yang menyebabkan salah keterlambatan, kehilangan,
kirim kerusakan paket pengiriman
2. Pihak JNE memohon maaf sesuai dengan klausula-klausula
yang ssebesar-besarnya baku dalam perjanjian SSP.
dan akan bertanggung Analisis penulis berdasarkan
jawab mengirim ulang kasus tersebut yaitu pihak JNE
paket ke tujuan yang sudah beritikad baik dan
seharusnya melakukan pertanggung jawaban
3. Pihak JNE tidak dengan mengirimkan barang itu
memberikan kompensasi kembali, hanya saja menurut
klaim Jaminan Uang penulis pihak JNE kurang
kembali karena memberikan informasi jelas pada
menganggap paket sudah saat awal pengiriman kepada
sampai pada waktu yang pengirim mengenai apabila hal
seharusnya. seperti diatas terjadi sehingga
Pelaku usaha yaitu JNE pihak pengirim tidak mengetahui
dalam hal ini bertanggung jawab bahwa kompensasi tidak dapat
dilakukan apabila barang
15
dianggap sudah sampai
walaupun tidak sampai tujuan
http://www.kaskus.co.id/thread/56d9e99b9478
68e80c8b4568/kasus-langka-jne-yes-paket-
seharusnya. Pihak pengirim
tertukarsalah-kirimga-bisa-klaim-kompensasi/ berdasarkan analisis penulis
diakses pada 15 Oktober 2016 kurang memperhatikan

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

/membaca klausula baku yang (4) JNE tidak bertanggung jawab


terdapat dibelakang lembar atas kehilangan atau
pengiriman (SSP). Hak kerusakan dokumen atau
konsumen dalam hal hak atas barang yang diakibatkan
kenyamanan, keamanan dan ketidak sempurnaan
keselamatan terdapat dalam SSP pembungkusan oleh pengirim
JNE, yaitu : (5) Pengirim bertanggung jawab
i. Pasal 1 SSP JNE yaitu “JNE untuk mencantumkan alamat
berarti termasuk seluruh agen lengkap tujuan pengiriman,
JNE yang telah diangkat dan jenis atau daftar isi kiriman
ditempatkan dilokasi-lokasi yang dokumen atau barang agar
telah ditentukan berdasarkan pengataran dapat dilakukan
perjanjian keagenan JNE”. dengan tepat
ii. Pasal 3 ayat SSP JNE (6) JNE tidak bertanggung jawab
(1) JNE bukan perusahaan atas keterlambatan,
angkutan umum dan hanya kehilangan, kerusakan dan
akan mengangkut dokumen biaya-biaya yang tibul akibat
atau barang sesuai syarat dan kelalaian da kesalahan
kondisi SSP ini. JNE berhak pengirim dalam memenuhi
menolak untuk menerima atau kewajiban-kewajiban diatas”
mengangkut dokumen atau iii. Pasal 5 SSP JNE
barang tertentu dari (1) JNE tidak menerima barang
perorangan, ataupun berbahaya yang mudah
perusahaan berdasarkan meledak atau terbakar, obat-
kebijaksanaan JNE sendiri obat terlarang, emas dan
(2) JNE berhak mengangkut perak, uang logam, abu,
dokumen atau barang milik cyanide, platinum dan batu
pengirim melalui jalaur dan atau metal berharga dan
prosedur dengan perangko dan barang curian,
menggunakan perusahaan cek tunai, money order, atau
angkutan dan dengan cara traveller’s check, surat,
penanganan, pergudangan barang antic, lukisan antic,
serta transportasi yang cocok binatang atau tanaman hidup.
dan baik menurut kebijakan (2) Apabila pengirim
JNE. mengirimkan barang-barang
(3) Pembungkusan dokumen tersebut tanpa sepengetahuan
atau barang pengirim untuk JNE, maka pengirim
pengangkutan merupakan membebaskan JNE dari
tanggung jawb pengirim seluruh klaim atas kerusakan,
termasuk penempatan biaya yang mungkin timbul
dokumen atau barang serta tuntutam dari pihak
kedalam suatu wadah yang manapun
disediakan JNE.

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

(3) JNE berhak untuk dan Cukai atau pejabat


mengambil langkah-langkah berwenang lainnya. Pengirim
yang dianggap perlu segera dengan ini membebaskan JNE
setelah JNE mengetahui dari keharusan bertanggung
adanya pelanggaran terhadap jawab atas denda atau
kondisi ini termasuk untuk kerugian tersebut
menjalankan hak yang diatur Hak untuk mendapatkan
dalam klausula 4 ayat(1) kompensasi, ganti rugi dan/atau
Hak atas informasi yang benar, penggantian, apabila barang
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan/atau jasa yang diterima tidak
dan jaminan barang dan/atau jasa sesuai dengan perjanjian terdapat
terdapat dalam Pasal 4 SSP JNE dalam SSP JNE:
(1) JNE berhak tetapi tidak ii. Pasal 8
berkewajiban memeriksa (1) JNE hanya
barang atau dokumen yang bertanggung jawab untuk
dikirim oleh pengirim untuk mengganti kerugian yang
memastikan bahwa suatu dialami pengirim akibat
kiriman dokumen atau barang kerusakan atau kehilangan
adalah layak untuk diangkut dari pengiriman dokumen
ke kota tujuan sesuai syarat atau barang oleh JNE
prosedur operasional yang sepanjang kerugian tersebut
baku, proses Bea dan Cukai terjadi ketika barang atau
serta metode penanganan dokumen masih berada dalam
pengiriman JNE pengawasan JNE, dengan
(2) JNE dalam melaksanakan catatan bahwa kerusakan
haknya tidak menjamin atau tersebut semata-mata
menyatakan bahwa seluruh disebabkan karena kelalaian
kiriman adalah layak untuk karyawan atau agen JNE
pengangkutan dan (2) JNE tidak bertanggung
pengantaran tanpa melanggar jawab terhadap kerugian
hukum disemua Kota asal, konsekuensi yang timbul dari
tujuan atau yang dilalui akibat kejadian tersebut
kiriman tersebut diatas, yaitu kerugian yang
(3) JNE tidak bertanggung termasuk dan tanpa dibatasi
jawab terhadap kiriman yang atas kerugian komersial,
isinya tidak seuai dengan keuangan atau kerugian tidak
keterangan yang diberikan langsung lainnya termasuk
pengirim kepada JNE kerugian yang terjadi dalam
(4) JNE tidak bertanggung pengangkutan atau
awab atas denda, kehilangan pengantaran yang disebabkan
atau kerusakan selama oleh hal-hal diluar
dokumen atau barang kemampuan kontrol JNE atau
pengiriman berada dalam Bea kerugian atas kerusakan

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

akibat bencana alam atau konsumen yang dilakukan oleh


Force Majure pihak pengirim adalah nir aksi (do
(3) Nilai pertanggung nothing strategy) karena pihak
jawaban JNE sesuai dengan pengirim hanya menerima saja apa
syarat dan kondisi pada yang dikatakan oleh JNE dan tidak
klausula 8 ayat (1) diatas menuntut lagi setelah jawaban
adalah dalam bentuk ganti yang diberikan oleh JNE.
rugi atas kerusakan atau Pihak pelaku usaha juga dapat
kehilangan dokumen atau membebaskan diri dari tanggung
barang yang nilainya tidak jawabnya apabila terjadi
melebihi 10 kali biaya kirim overmacht16, sebagaimana yang
atau kesamaannya untuk terdapat pada Pasal 1244 dan Pasal
kiriman tujuan dalam Negeri 1245, keadaan memaksa adalah
Indonesia dan US$100.00 bahwa debitur terhalang dalam
untuk kiriman tujuan diluar memenuhi prestasinya karena ada
Indonesia, per-kiriman. suatu keadaan yang tidak terduga
Penentu nilai pertanggung lebih dulu dan tidak dapat
jawaban JNE ditetpakan dipertanggungkan kepadanya, maka
dengan mempertimbangkan debitur dibebaskan untuk
nilai dokumen atau barang mengganti biaya rugi dan bunga.
penggantinya pada waktu dan Pihak pelaku usaha (JNE) harus
tempat pengiriman, tanpa berusaha menunjukkan bahwa tidak
menghubungkannya dengan terlaksananya apa yang dijanjikan
nilai komersial dan kerugian atau adanya keterlambatan
konsekuensi seperti yang dikarenakan adanya hal-hal diluar
diatur dalam kalusula 8 ayat kendali,tidak diduga oleh pihak
(2) di atas. JNE dan pihak JNE tidak dapat
iii. Pasal 9 menghindari hal-hal yang tidak
(1) Setiap klaim dari diduga tersebut.
pengirim sehubungan dengan
kewajiban dan tanggung IV. KESIMPULAN
jawab JNE harus disampaikan PT. TiKi JALUR NUGRAHA
secara tertulis dan telah EKAKURIR yang selanjutnya
diterima oleh kantor JNE disebut JNE. JNE merupakan
paling lambat 14hari setelah perusahaan dibidang kurir ekspres
tanggal dokumen atau barang dan logistik yang berkantor pusat di
tersebut seharusnya diterima Jakarta, Indonesia. Salah satu
di tujuan contoh klausula baku pada
(2) Jumlah klaim tidak perusahaan pengiriman barang
dapat diperhitungkan dengan adalah syarat standar pengiriman
jumlah tagihan dari JNE pada PT TiKi Jalur Nugraha
Berdasarkan kasus diatas, menurut
16
penulis upaya perlindungan R.Subekti.Op.Cit. Halaman55

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Ekakurir (SSP). SSP tersebut JNE dalam pemberian ganti


terdapat dibelakang bukti rugi/klaim prosesnya tidak ribet dan
pengiriman barang. SSP JNE sering mengoptimalkan waktu ganti rugi
disebut sebagai resi pengiriman, secara cepat dan tepat. JNE
SSP tersebut belum secara optimal memberikan informasi pelayanan
memenuhi ketentuan pasal 4 huruf a yang bagus,seperti pemberitahuan
dan c Undang-Undang No.18 mengenai SSP dijelaskan diawal
Tahun 1999 tentang Perlindungan pengiriman agar pengirim lebih
Konsumen, karena informasi memahaminya. Pengirim lebih teliti
mengenai layanan pengiriman dalam pelaksanaan pengiriman
kurang jelas seperti SSP barang dan memperhatikan SSP
diberitahukan setelah kita JNE dan meminta penjelasan yang
menyetujui pengiriman tersebut sejelas-jelasnya. Pengirim tidak
(tidak diinformasikan pada saat melakukan Nir Aksi apabila JNE
diawal). kurang melayani dengan baik dalam
Kurangnya pengawasan dari pihak hal pertanggung jawaban ganti rugi.
JNE sewaktu proses pengiriman
barang yang dapat menyebabkan V. DAFTAR PUSTAKA
kehilangan dan kerusakan barang, Buku
sehingga hal ini PT. JNE belum Njatrijani Rinitami, Hukum
optimal dalam melindungi hak Transportasi, Semarang : Undip
konsumen tersebut. SSP JNE Law Press, 2013
kurang mengatur mengenai ganti Sutiono Usman Adji,dkk, Hukum
rugi apabila terjadinya Pengangkutan di Indonesia,
keterlambatan pengiriman padahal Jakarta:Rineka Cipta, 1990
pada umumnya kasus yang sering
terjadi adalah kasus keterlambatan Soemitro Ronny Hanitijo, Metodologi
pengiriman. Tanggung Jawab JNE Penelitian Hukum dan Jurimetri,
apabila terjadi kerusakan barang Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998
yaitu dengan mengganti kerugian
maksimal sebesar 10xlipat harga Soerjono dan Abdurrahman, Metode
pengiriman, apabila barang yang Penelitian Hukum, Jakarta:
dikirim sangat mahal maka hal Rineka Cipta. 2003
tersebut akan merugikan pihak
pengirim Mukti Fajar dan Yulianto Achmad,
Berdasarkan kesimpulan diatas, Dualisme Penelitian Hukum
maka saran penulis: Normatif dan Empiris Jakarta:
JNE memperbaiki pelayanan dalam Pustaka Pelajar, 2013
hal pengiriman agar keterlambatan
dalam pengiriman barang dapat Sidabalok Janus, Hukum Perlindungan
diminimalkan sehingga pengirim Konsumen di Indonesia,
JNE tidak selalu complain dan Bandung : PT Citra Aditya
kualitas JNE dapat dipertahankan. Bakti, 2014

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Syaifuddin Muhammad, Hukum


Kontrak Memahami Kontrak
dalam Persektif Filsafat, Teori,
Dogmatik, dan Praktik Hukum
(Seri Pengayaan Hukum
Perikatan) Bandung: Mandar
Maju, 2012

Muhammad Abdulkadir, Perjanjian


Baku dalam Praktek Perusahaan
Perdagangan, Bandung:PT.Citra
Aditya Bakti, 1992

Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdara
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan
praktek monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat

13

Anda mungkin juga menyukai