Anda di halaman 1dari 29

MENGENALI, MEMAHAMI

DAN BERSAHABAT DENGAN


PAJAK
PAJAK adalah

Kontribusi Wajib kepada Negara


Terutang oleh Orang Pribadi atau Badan

Sifatnya Memaksa berdasarkan Undang-undang

Tidak Mendapatkan Imbalan secara langsung

Digunakan untuk Keperluan Negara bagi Sebesar-


besarnya Kemakmuran Rakyat
JENIS – JENIS PAJAK

PBB
PPh
BPHTB
PPN/PPNBM
PAJAK DAERAH
PAJAK PENGHASILAN
(PPh)

adalah

PAJAK YANG DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK


ATAS PENGHASILAN YANG
DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA
DALAM TAHUN PAJAK
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(PPN)

adalah

SUATU PAJAK YANG DIKENAKAN ATAS


KONSUMSI DALAM NEGERI
OLEH PRIBADI BADAN DAN PEMERINTAH
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan


kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya.
KEWAJIBAN MENDAFTARKAN NPWP

SETIAP Wajib Pajak yang Telah Memenuhi PERSYARATAN

SUBJEKTIF OBJEKTIF
WAJIB Mendaftarkan Diri Pada Kantor Direktorat
Jenderal Pajak Yang Wilayah Kerjanya Meliputi :

Tempat Tempat
Tinggal Kedudukan

PALING LAMBAT 1 BULAN


SYARAT SUBJEKTIF:
Memenuhi kriteria sebagai SUBJEK PAJAK :
• Orang Pribadi
• Badan
• Warisan Belum Terbagi
• BUT

SYARAT OBJEKTIF :
Memiliki penghasilan yang dapat dikenai pajak
Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Batasan pengukuhan PKP adalah peredaran bruto melebihi Rp. 4.800.000.000,-


(empat miliar delapan ratus juta Rupiah)

Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP,


apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku jumlah peredaran
bruto melebihi Rp.4.800.000.000,- (empat miliar delapan ratus juta rupiah)

Jangka waktu melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lama
akhir bulan berikutnya setelah jumlah peredaran bruto melebihi
Rp.4.800.000.000,-
Sanksi Tidak Mendaftarkan NPWP dan PKP

KPP akan menerbitkan NPWP secara jabatan, konsekuensinya adalah KPP


akan melakukan pemeriksaan dengan menghitung penghasilan WP sampai
dengan paling lama 5 tahun sebelumnya

KPP akan menerbitkan PKP secara jabatan, konsekuensinya adalah KPP


akan melakukan pemeriksaan dengan menghitung Peredaran Bruto
sampai dengan paling lama 5 tahun sebelumnya
Kewajiban WP Badan
Menghitung besaran Pajak terutang :
• PPh Pasal 21 -> Pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi
karyawan dan non-karyawan
• PPh Pasal 23 -> Pajak penghasilan atas Sewa Harta, Royalti, Bunga Pinjaman, deviden
perusahaan dan Jasa
• PPh Pasal 25 -> Angsuran bulanan dari SPT Tahunan (peredaran bruto setahun >
4,8M)
• PPh Pasal 26 -> Pajak penghasilan atas penghasilan orang asing/badan asing
• PPh Final Pasal 4 ayat (2) -> Pajak Penghasilan atas Sewa tanah dan/atau bangunan
dan Jasa Konstruksi
• PPh Final sesuai PP 46 Tahun 2013 -> Untuk peredaran bruto setahun < 4,8M
• Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
• SPT Tahunan PPh Badan

Menyetorkan Pajak Terutang ke Kas Negara melalui Bank dengan


menggunakan E Billing
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Sehubungan Dengan

• Pekerjaan atau Jabatan


• Jasa dan Kegiatan yang dilakukan Wajib
Pajak Orang Pribadi

Penghasilan berupa :
• Gaji
• Upah
• Honorarium
• Tunjangan, dan
• Pembayaran lain dengan nama apapun
Perhitungan PPh 21 – Pegawai Tetap
Penghasilan Bruto :
Gaji, Tunjangan
Terkait dgn gaji

Dikurangi:
• Biaya jabatan,
5% dr. pengh.
bruto maks.
Rp. 500.000/bln
•Iuran yg terkait
dgn pengh. tetap

Penghasilan Netto dikurangi Penghasilan Tidak Penghasilan Kena Pajak x Tarif


Kena Pajak (PTKP)
Perhitungan PPh 21 – Bukan Pegawai

Tidak Berkesinambungan Tidak Berkesinambungan

Penghasilan Bruto Penghasilan Bruto


Setiap kali bayar x Kumulatif x 50% x
50% x Tarif Tarif
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

• Diri Sendiri WP : Rp. 54.000.000,- setahun


• Status Kawin : Rp. 4.500.000,- setahun
• Tanggunan : @ Rp. 4.500.000,- setahun
(Tambahan setiap anggota keluarga sedarah & semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, maksimal 3 orang)

Keadaan yang menentukan PTKP adalah keadaan :


• Awal tahun untuk WP Orang Pribadi Dalam Negeri
• Awal bulan kedatangan bagi WP yang baru dating dan
menetap di Indonesia
Tarif Pajak Penghasilan WP Orang Pribadi

5% untuk penghasilan s.d Rp. 50 juta

15% untuk penghasilan diatas Rp. 50 juta s/d Rp.250 juta

25% untuk penghasilan diatas Rp. 250 juta s/d Rp.500 juta

30% untuk penghasilan diatas Rp. 500 juta


Pajak Penghasilan Pasal 23

1. Deviden,
2. Bunga, Sewa dan Jasa
3. Royalti
4. Hadiah dan Penghargaan

15 % 2%

DIKALIKAN DIKALIKAN

PENGHASILAN BRUTO
Pajak Penghasilan Pasal 26

Mengatur tentang pemotongan penghasilan yang


bersumber di Indonesia yang diterima atau diperoleh WP
orang Pribadi/ Badan asing
Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2

Penghasilan dari sewa tanah dan/atau bangunan


dengan tarif 10%

Perhitungan :
Penghasilan Bruto x Tarif
Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPh USAHA JASA KONSTRUKSI

IMBALAN JASA KONSTRUKSI

FINAL

JASA PERENCANAAN &


JASA PELAKSANAAN
PENGAWASAN

YG MEMILIKI YG TDK YG MEMILIKI YG TDK


KUALIFIKASI MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA
YG MEMILIKI
KUALIFIKASI USAHA MEMILIKI
USAHA KECIL KUALIFIKASI USAHA MENENGAH ATAU KUALIFIKASI USAHA
KUALIFIKASI BESAR

2% 4% 3% 4% 6%
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Tarif PPN = 10% dari Nilai Transaksi

Perhitungan :
Penjualan Faktur Pajak Keluaran XXX
Pembelian Faktur Pajak Masukan XXX _
PPN Terutang XXX
Tarif Pajak Penghasilan WP Badan

Tarif PPh Badan = 25% x Penghasilan Kena Pajak

TARIF PASAL 31E WP BADAN (Khusus)

WP BADAN DENGAN PEREDARAN BRUTO S.D


RP.50 MILYAR

MENDAPAT FASILITAS PENGURANGAN TARIF 50%


DARI TARIF UMUM YANG DIKENAKAN ATAS
PENGHASILAN KENA PAJAK DARI BADIAN
PEREDARAN BRUTO S.D Rp. 4,8 MILYAR
Perhitungan Pajak Penghasilan WP Badan

Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh WP dengan


peredaran bruto dalam 1 tahun tidak melebihi Rp. 4,8 Milyar, dikenai
tarif PPh final sebesar 1% (satu persen) dari jumlah bruto setiap bulan
dari setiap tempat usaha

PPh Terutang = 1% x Peredaran Bruto Setiap Bulan


Perhitungan Pajak Penghasilan WP Badan
JUMLAH SELURUH PENGHASILAN BRUTO XXXX

BIAYA XXXX
(-)
JUMLAH PENGHASILAN NETTO KOMERSIAL XXXX
KOREKSI FISKAL
XXXX
POSITIF DAN
(XXXX)
NEGATIF
PENGHASILAN NETO FISKAL XXXX

KOMPENSASI KERUGIAN XXXX


(-)
PENGHASILAN KENA PAJAK XXXX
PPh TERUTANG XXXX
JUMLAH KREDIT PAJAK XXXX
KURANG/ LEBIH BAYAR XXXX
Batas Waktu Penyetoran
PPh Pasal 21, 23, 26, 4 ayat 2 -> Tanggal 10 bulan berikutnya
PPh Pasal 25 dan PPh Final sesuai PP 46 Tahun 2013 -> Tanggal 15 bulan
berikutnya
PPN -> Sebelum akhir bulan
SPT Tahunan PPh Badan -> sebelum berakhirnya batas waktu pelaporan
SPT Tahunan yaitu 30 April
Apabila batas waktu pembayaran jatuh pada hari libur maka batas
waktu pembayaran adalah hari kerja berikutnya
Keterlambatan pembayaran akan dikenakan sanksi 2% perbulan
Kewajiban WP Badan

Melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPT)


• SPT Masa PPh Pasal 21 (wajib lapor untuk masa Desember jika
Nihil)
• SPT Masa PPh Pasal 23/26 (jika ada transaksi)
• PPh Pasal 25 (pembayaran dianggap sebagai pelaporan)
• PPh Final Pasal 4 ayat (2) (jika ada transaksi)
• PPh Final sesuai PP 46 Tahun 2013 (pembayaran dianggap
sebagai pelaporan)
• SPT Masa PPN
• SPT Tahunan PPh Badan

Ke KPP Terdaftar atau Melalui Efiling


Sanksi Terlambat Lapor SPT

Keterlambatan pelaporan SPT PPh akan dikenakan sanksi Rp.100.000

Keterlambatan pelaporan SPT PPN akan dikenakan sanksi Rp.500.000

Keterlambatan pelaporan SPT Tahunan PPh Badan akan dikenakan sanksi


Rp.1.000.000
Konsekuensi Pajak Atas Pemilihan
Bentuk Badan Usaha

PT CV, Firma, Persekutuan Lainnya


Pendapatan : xxxx Pendapatan : xxxx
Biaya Usaha : xxxx _ Biaya Usaha : xxxx _
Laba Usaha : xxxx Laba Usaha : xxxx
PPh Badan : xxxx PPh Badan : xxxx

Deviden ke Pemegang Saham Pembagian Laba

Obyek PPh Final 10% Non Obyek PPh


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai