Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATA KULIAH

PEMERIKSAAN MANAJEMEN
Dosen Pengampu: Afian Dezi Sanda Sipi, S.E., M.M.
BAB 8
AUDIT MANAJEMEN KEUANGAN

Oleh:
Kelompok 9

Destriano B Patebong (6160301200056)


Stenly Obaja Mallisa (6160301190104)
Rayn Kevin Yusuf (6160301190019)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
2022
Memaksimalkan Deductible Expense
Deductible expense menyangkut strategi pengelolaan transaksi dimana setiap
beban yang terjadibisa diperhitungkan dalam penentuan besarnya pajak
terutang. Intinya, bagaimana mengelolatransaksi beban, agar seluruh beban
yang terjadi dapat diidentifikasi sebagai beban untukmendapatkan,
menangih dan memelihara penghasilan seperti yang diatur dalam Pasal 6 UU
Pajak Penghasilan.
Tax Review
Tax review dilakukan untuk menelaah dan menilai bagaimana kemampuan
perusahaan dalammemenuhi seluruh kewajiban perpajakannya agar
mampu memberikan gambaran yangkomprehensif. Berdasarkan Laporan
Keuangan dan SPT (Masa dan/atau Tahunan) seorang taxreviewer melakukan
analisis untuk menentukan ketaatan perusahaan dalam memenuhi
kewajibanperpajaknnya. Beberapa manfaat yang diperoleh wajib pajak dari
pelaksanaan tax review adalah :
• Menghindari sanksi perpajakan
• Menghindari adanya pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan karena
baru ditemukan pada saatpemeriksaan
• Menghindari kadaluarsa masa pengkreditan pajakmasukan
• Menghindari adanya pajak masukan yang tidak bida dikreditkan karena
pajak masukan tersebut tidak dapat di konfirmasikan olehpemeriksa
• Menghindari daluwarsa pengajuan keberatan pajak yakni tiga bulan
setelah peneribitan SKP
• Mengusahakan persetujua pengurangan angsuran PPh Pasal 25
• Mengusahakan Surat Keterangan Bebaspajak
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Hak Wajib Pajak
1. Wajib pajak dapat memperpanjang waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
2. Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat
Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan
pernyataantertulis
Kewajiban Wajib Pajak
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan wajib mendaftarkan diri pada KantorDirektorat Jenderal Pajak
dan wajib pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)(Pasal 2
ayat1)
2. Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan
Undang-undangPajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib
melaporkan usahanya ke kantorDirektorat Jenderal Pajak dan kegiatan
usahanya dikukuhkan menjadi Pengusaha KenaPajak (Pasal 2 ayat 2)
3. Setiap wajib pajak wajib mengisi Surat Pemeberitahuan dengan benar,
lengkap, dan jelasdalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
latin, angka arab, satuan mata uangrupiah dan menandatanginya (Pasal 3
ayat1)
4. Wajib pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemeberitahuan
dengan benar,lengkap dan jelas dan menandatanganinya (Pasal 4 ayat1)
5. Wajib pajak wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan
menggunakanSurat Setoran Pajak ke kas Negara (Pasal 10 ayat1)

Audit Atas PPh Pasal 21


Pasal 21 : pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,
jasa atau kegiatandengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau
diperoleh wajib pajak orang pribadidalam negeri wajib dilakukan oleh :
a) Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorium, tunjangan , dan
pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan oleh
pegawai atau bukan pegawai
b) Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorium, tunjangan
dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan jasa ataukegiatan
c) Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan
pembayaran lain
d) Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa
e) Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan
pelaksanaan suatu kegiatan

Audit atas PPh Pasal 26


Pasal 26: atas penghasilan tersebut dengan nama dan dalam bentuk apa pun
yang dibayarkan,disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah,subjek pajak dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilanperusahaan
luar negeri lainnya kepada wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap
diIndonesia :
a) Dipotong pajak sebesar 20% dari jumlah bruto
b) Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia
dipotong pajak20%
c) Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham dipotong pajak
sebesar20%
d) Penghasilan kena pajak sesudah dikurangi pajak suatu bentuk usaha tetap
di Indonesia, dikenai pajak sebesar20%
e) Pemotongan pajak bersifat fina
Audit atas PPh Pasal 22
Pasal 22 : Meneteri Keuangan menetapkan :
a) Bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang
b) Badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang
melakukan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha di bidanglain
c) Wajib pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas
penjualan barang yangtergolong sangatmewah
d) Penyetoran PPh 22 paling lama tanggal 10 bulan berikutnya dan
pelaporannya paling lama 20 hari setelah masa pajakberakhir.
e) Besarnya pungutan yang diterapkan pada Wajib Pajak yang tidak
memilik NPWP lebih tinggi 100% daripada tarif yang diterapkan
terhadap Wajib Pajak yang memilikiNPWP
f) Sebagai pemungut, Wajib pajak harus menyerahkan bukti pemungut
kepada Wajib Pajak, sebagai yang dipungut, wajib pajak harus mendapat
bukti pemungutan

Audit atas PPh Pasal 23


Pasal 23: Atas penghasilan tersebut dibawah ini dengan nama dan dalam bentuk
apa pun yangdibayarkan, disediakan untuk dibayarkan atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badanpemerintah, Subjek pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atauperwakilan perusahaan luar
negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usahatetap,
dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan :
1.Sebesar 15% dari jumlah brutoatas:
o Dividen
o .Bunga
o .Royalty
o Hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya
2.Sebesar 2% dari jumlah bruto atas:
o Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
o Imbalan sehubungan dengan jasa teknik,manajemen, konstruksi,konsultan
3.Penyetoran PPh pasal 23 paling lama tanggal 10 bulan berikutnya dan
pelaporannya paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir

Audit atas PPh Pasal 25


1. Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak
Penghasilan yang terutang
2. Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
untuk bulan-bulan sebelum SPT Pajak Penghasilan disampaikan sebelum
batas waktu penyampaian
3. Besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan surat ketetapan
pajak
4. Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan penghitungan
besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalamhal:
✓ Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian
✓ Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur
✓ SPT Pajak Penghasilan tahun lalu disampaikan setelah lewat batas
waktu
✓ Wajib Pajak diberikan perpanjangan waktu penyampaian SPT Pajak
Penghasilan
✓ Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Pajak Penghasilan
✓ Terjadi perubahan keadaanusaha5.Menteri Keuangan menetapkan
penghitungan besarnya angsuran pajakbagi:a.Wajib
Pajakbarub.Bankc.Wajib pajak orang pribadi pengusaha dengan tariff
paling tinggi 0,75% dari peredaran bruto
6. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang tidak memiliki NPWP dan
telah berusia 21 tahun yang bertolak ke luar negeri wajib membayar pajak
7. Penyetoran PPh 25 paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
Audit atas Perhitungan Pajak Akhir Tahun
Pasal 28 :
1. Bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, pajak terutang
dikurangi dengankredit pajak untuk tahun pajak yangbersangkutan
2. Sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa dendayang berkenaan dengan pelaksanaan peraturan UU
pajak
Pasal 29 :
Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih besar
daripada kredit pajak,maka kekurangan pajak yang terutang harus dilunasi
sebelum SPT Pajak Penghasilan disampaikan.Dasar penghitungan pajak
terutang adalah laba yang diperoleh perusahaan.
Untuk meminimalkan pembayaran pajak penghasilan badan, wajib
pajak dapat melakukanpengelolaan kewajiban perpajakan akhir tahun
melalui :
1. Review dan Analisis Pajak terutang Akhir Tahun PPh Badan
2. Strategi Menghemat Pajak Penghasilan Akhir Tahun
3. Menghindari Pajak Lebih Bayar dan RugiFiskal4.Melakukan ekualisasi
PPh Badan dan PPN, dan langkah starategi lainnya

Audit atas Kewajiban PPN


Kewajiban wajib pajak yang telah ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
(PKP) meliputipemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
atas penyerahan Barang KenaPajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang
diserahkan seperti yang diatur pada pasal 3a dan pasal 4 UU No 42 Tahun 2009
tentang PPN
1.Pengusaha yang melakukan:
✓ Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah Pabean
✓ Impor Barang KenaPajak
✓ Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerahPabean
✓ Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean
✓ Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
✓ Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
✓ Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha
KenaPajakh.Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha KenaPajak
2. Pengusaha kecil dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
KenaPajak
3. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dariluar Daerah Pabean (Pasal 4 ayat (1) huruf d) dan/atau yang
memanfaatkan Jasa KenaPajak dari luar Daerah Pabean (Pasal 4 ayat (1)
huruf e) wajib memungut, menyetor danmelaporkan PPN yangterutang
4. Ketentuan mengenai batasan kegiatan dan jenis Jasa Kena Pajak yang atas
ekspornyadikenai PPN

Anda mungkin juga menyukai