OLEH :
KELOMPOK 4
1. Ruth Vrinida Sihombing ( 195020200111081 )
2. Aristawin Raulina Simanjuntak (195020200111104 )
3. Sefila Fiorentara Putri ( 195020201111064 )
C. Penggabungan Penghasilan
Dalam menghitung total PPh terutang dalam suatu tahun pajak, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menentukan jumlah penghasilan, baik penghasilan dari dalam
negeri atau dari luar negeri yang merupakan hal dasar untuk menghitung PPh tersebut.
penggabungan penghasilan tersebut juga memiliki beberapa ketentuan. Berikut adalah
ketentuan atas penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri :
1. Penggabungan penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya
penghasilan tersebut, penjelasan itu biasa disebut dengan istilah accrual basis.
2. Penggabungan penghasilan lainnya, seperti sewa, bunga, royalty, dll dilakukan dalam
tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut. Hal itu disebut dengan cash basis.
3. Penggabungan penghasilan berupa dividen yang diperoleh Wajib Pajak dalam negeri,
yang berasal dari penyertaan modal sekurang – sekurangnya 50% dari jumlah saham
yang disetor atau secara bersama – sama dengan wajib pajak dalam negeri lainnya
sekurang – kurangnya 50% dari jumlah saham yang disetor pada badan usaha di luar
negeri yang sahamnya tidak diperjual belikan di bursa efek.
Penggabungan penghasilan dilakukan dalam tahun pajak saat dividen tersebut
diperoleh dan ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan. Keputusan
tersebut ditetapkan ketika :
1. Pada bulan ke empat setelah akhir batas waktu kewajiban untuk menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan ( SPT Tahunan PPh ) badan usaha di luar
negeri untuk tahun pajak yang bersangkutan
2. Jika tidak ditentukan batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh, atau tidak ada
kewajiban penyampaian SPT PPh, saat diperolehnya dividen adalah pada bulan
ketujuh setelah tahun pajak berakhir.