Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH PERPAJAKAN ( TEORI DAN PRAKTIK )

PAJAK PENGHASILA PPH PASAL 24

OLEH :
KELOMPOK 4
1. Ruth Vrinida Sihombing ( 195020200111081 )
2. Aristawin Raulina Simanjuntak (195020200111104 )
3. Sefila Fiorentara Putri ( 195020201111064 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Pajak Penghasilan PPh Pasal 24

A. Definisi Pajak Penghasilan PPh Pasal 24


Pada dasarnya wajib pajak dalam negeri terutang pajak atas seluruh penghasilan,
termasuk penghasilan yang diperoleh dari luar negeri. PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan
Pasal 24) adalah sebuah peraturan yang mengatur tentang perhitungan pajak atas
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap
pajak penghasilan yang terutang, atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri.
Sehingga, jumlah pajak yang harus dibayar di Indonesia dapat dikurangi dengan
jumlah pajak yang telah mereka bayar di luar negeri, asalkan nilai kredit pajak di luar
negeri tidak melebihi hutang pajak yang ingin dibayar di dalam negeri. Pemanfaatan
kredit pajak diluar negeri ini dimaksudkan agar pihak wajib pajak tidak terbebani dengan
pajak ganda. Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun digabungkannya
penghasilan dari luar negeri dengan penghasilan di Indonesia.

B. Permohonan Kredit Pajak Luar Negeri


Pajak yang dibayar di luar negeri dapat dikreditkan dengan syarat wajib pajak
menyampaikan surat permohonan pada Direktur Jenderal Pajak dengan dilampiri :
1. Laporan keuangan tentang penghasilan yang berasal dari luar negeri
2. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri
3. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri
Permohonan kredit pajak luar negeri tersebut harus disampaikan bersamaan dengan
penyampaian Surat Pemberitahuan ( SPT ) Tahunan PPh.

C. Penggabungan Penghasilan
Dalam menghitung total PPh terutang dalam suatu tahun pajak, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menentukan jumlah penghasilan, baik penghasilan dari dalam
negeri atau dari luar negeri yang merupakan hal dasar untuk menghitung PPh tersebut.
penggabungan penghasilan tersebut juga memiliki beberapa ketentuan. Berikut adalah
ketentuan atas penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri :
1. Penggabungan penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya
penghasilan tersebut, penjelasan itu biasa disebut dengan istilah accrual basis.
2. Penggabungan penghasilan lainnya, seperti sewa, bunga, royalty, dll dilakukan dalam
tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut. Hal itu disebut dengan cash basis.
3. Penggabungan penghasilan berupa dividen yang diperoleh Wajib Pajak dalam negeri,
yang berasal dari penyertaan modal sekurang – sekurangnya 50% dari jumlah saham
yang disetor atau secara bersama – sama dengan wajib pajak dalam negeri lainnya
sekurang – kurangnya 50% dari jumlah saham yang disetor pada badan usaha di luar
negeri yang sahamnya tidak diperjual belikan di bursa efek.
Penggabungan penghasilan dilakukan dalam tahun pajak saat dividen tersebut
diperoleh dan ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan. Keputusan
tersebut ditetapkan ketika :
1. Pada bulan ke empat setelah akhir batas waktu kewajiban untuk menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan ( SPT Tahunan PPh ) badan usaha di luar
negeri untuk tahun pajak yang bersangkutan
2. Jika tidak ditentukan batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh, atau tidak ada
kewajiban penyampaian SPT PPh, saat diperolehnya dividen adalah pada bulan
ketujuh setelah tahun pajak berakhir.

Penentuan besarnya dividen yang digabung dengan penghasilan lainnya dihitung


berdasarkan besarnya proporsi pemilikan saham pada badan usaha di luar negeri atas laba
setelah pajak. Laba setelah pajak adalah laba usaha sesuai dengan laporan keuangan yang
disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku di negara yang bersangkutan, dan
setelah dikurangi dengan PPh terutang di negara tersebut. Apabila, terjadi pembagian
dividen dengan jumlah yang melebihi dividen berdasar perhitungan, maka wajib
dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh pada tahun dibagikannya dividen tersebut. Namun,
jika sebelum jangka waktu yang ditentukan dn badan usaha di luar negeri telah
membagikan dividen yang jadi hak wajib pajak, maka dividen yang digabung menjadi
sebesar dividen yang dibagi itu. Dividen yang menjadi hak wajib pajak adalah dividen
yang sekurang – kurangnya sama besarnya dengan dividen yang dihitung jumlahnya
sebanding dengan penyertaan wajib pajak pada badan usaha di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai