Anda di halaman 1dari 4

LECTURE NOTES (1709-PJK-08-01)

PENGGABUNGAN PENGHASILAN
Oleh: Ai Annisaa Utami, S.Pd., M.Sc.

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini, Anda diharapkan telah mampu untuk menjelaskan

penggabungan penghasilan PPh Pasal 24.

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 24 adalah pajak yang terutang atau dibayarkan di luar

negeri atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri yang dapat

dikreditkan terhadap penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak

dalam negeri. Tujuannya adalah untuk meringankan beban pajak ganda yang dapat

terjadi karena pengenaan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar

negeri. Pengkreditan pajak luar negeri tersebut dilakukan dalam tahun pajak

digabungkan antara penghasilan luar negeri dengan penghasilan di Indonesia.

Pengkreditan pajak yang dibayar di luar negeri tersebut diatur dalam KMK No. 640/KMK

04/, No.164/KMK.03/2002 Tentang Kredit Pajak Luar Negeri.

PPh terhutang = penghasilan kena pajak x tarif ps.17.

Penggabungan Penghasilan

Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dengan aturan sebagai

berikut:

1. Untuk penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya

penghasilan tersebut.

2. Untuk penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan

tersebut

3. Untuk penghasilan berupa dividen yang diperoleh wajib pajak dalam negeri atas

penyertaan modal sekurang-kurangnya 50% dari jumlah saham yang disetor, atau

secara bersama-sama dengan wajib pajak dalam negeri lainnya sekurang-

kurangnya 50% dari jumlah yang disetor pada badan usaha di luar negeri yang

Halaman | 1
LECTURE NOTES (1709-PJK-08-01)

sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek, dilakukan dalam tahun pajak pada

saat diperoleh dividen tersebut.

Contoh:

1. Hasil usaha di Filipina dalam tahun pajak 2015 sebesar Rp600.000.000.

2. Dividen atas pemilikan saham di Cicago Ltd di USA sebesar Rp400.000.000, yaitu

berasal dari keuntungan tahun 2014 yang ditetapkan dalam RUPS dan dibayar tahun

2015

3. Dividen atas penyertaan saham sebanyak 75% pada Smith Corporation di Australia

yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek sebesar Rp80.000.000, yaitu

berasal dari keuntungan saham 2014 yang berdasarkan Kepmenkeu ditetapkan

diperoleh tahun 2015.

4. Bunga kwartal IV tahun 2014 sebesar Rp200.000.000, dari Malaysia yang baru akan

diterima bulan Mei Tahun 2015.

Dari penghasilan yang bersumber dari luar negeri di atas, maka penghasilan yang

digabungkan dengan penghasilan dalam negeri untuk tahun 2014 adalah butir 1 s/d 3,

sedangkan butir 4 digabungkan dengan penghasilan dalam negeri tahun 2015.

Wajib pajak menggabungkan (menjumlahkan) penghasilan yang diterima atau diperoleh

di luar negeri dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh didalam negeri, guna

menentukan jumlah pajak penghasilan yang terutang pada tahun pajak berdasarkan

tarif normal (Pasal 17).

Indonesia menganut kredit pajak dengan metode ordinary credit. Kredit pajak luar

negeri lebih lanjut diatur berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

No.164/KMK.03/2002. Pajak penghasilan luar negeri yang dapat dikreditkan hanyalah

pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh

wajib pajak. Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikreditkan ternyata

kemudian dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak yang terutang menurut UU ini

harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun pengurangan atau pengembalian

itu dilakukan.

Halaman | 2
LECTURE NOTES (1709-PJK-08-01)

Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka perhitungan kredit

pajak dilakukan untuk masing-masing negara. Kredit pajak dihitung dengan

perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak

(PKP) dikalikan dengan pajak yang terutang atas penghasilan kena pajak, paling tinggi

sama dengan pajak yang terutang atas penghasilan Kena pajak dalam hal penghasilan

kena pajak lebih kecil dari penghasilan luar negeri.

Penentuan Sumber Penghasilan

Dalam menghitung batas jumlah pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di

luar negeri yang boleh dikreditkan, perlu diperhatikan penentuan sumber penghasilan

sebagai berikut:

1. Penghasilan dalam saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang

menerbitkansaham atau sekuritas tersebut bertempat kedudukan.

2. Penghasilan berupa bunga, royalti dan sewa sehubungan dengan penggunaan

harta bergerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga,

royalti atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada.

3. Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak bergerak

adalah negara tempat harta tersebut terletak.

4. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan

adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut

bertempat kedudukan atau berada.

5. Penghasilan Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah negara tempat bentuk usaha tetap

tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.

Halaman | 3
LECTURE NOTES (1709-PJK-08-01)

DAFTAR PUSTAKA

Herry Purwono. (2010). Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo. (2003). Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Moeljo Hadi. (1998). Dasar–Dasar Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Oleh Jurusita Pajak

Pusat Dan Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas

Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Rimsky K. Judisseno. (1999). Perpajakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Rochmat Soemitro dan Dewi Kania Sugiharti. (2004). Asas Dan Dasar Perpajakan Jilid 1.

Bandung: Rafika Aditama.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. (2010). Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sofian Hutajulu, (2004), Perubahan Undang-Undang Perpajakan Sebagai Suatu Rangkaian,

Jakarta: Majalah Berita Pajak.

Halaman | 4

Anda mungkin juga menyukai