Anda di halaman 1dari 22

Akuntansi Pajak

PPh Pasal 24
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Pada dasarnya Wajib Pajak dalam negeri terutang pajak atas


seluruh penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari luar negeri. Untuk meringankan beban pajak
ganda yang dapat terjadi karena pengenaan pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri,
ketentuan ini mengatur tentang perhitungan besarnya pajak
atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri
yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang atas
seluruh penghasilan Wajib Pajak dalam negeri.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 AYAT (1)

Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas


penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak
yang terutang berdasarkan Undangundang ini dalam tahun
pajak yang sama.

Pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar


negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang di
Indonesia hanyalah pajak yang langsung dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak.
C ONTOH : P AJ AK P ENGH ASI LAN P ASAL 2 4 AYAT ( 1 )

PT A di Indonesia merupakan pemegang saham tunggal dari Z Inc. di Negara X. Z Inc. tersebut dalam
tahun 1995 memperoleh keuntungan sebesar US$100,000.00. Pajak Penghasilan yang berlaku di
negara X adalah 48% dan Pajak Dividen adalah 38%.
Penghitungan pajak atas dividen tersebut adalah sebagai berikut:
Keuntungan Z Inc US$ 100,000
Pajak Penghasilan (Corporate income tax) atas Z Inc. (48%) US$ 48,000 (-)
US$ 52,000
Pajak atas dividen (38%) US$ 19,760 (-)
Dividen yang dikirim ke Indonesia US$ 32,240
Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan terhadap seluruh Pajak Penghasilan yang terutang atas
PT A adalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar
negeri, dalam contoh di atas yaitu jumlah sebesar US$19,760
Pajak Penghasilan (Corporate income tax) atas Z Inc. sebesar US$48,000 tidak dapat dikreditkan
terhadap Pajak Penghasilan yang terutang atas PT A, karena pajak sebesar US$48,000.00 tersebut
tidak dikenakan langsung atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT A dari luar negeri,
melainkan pajak yang dikenakan atas keuntungan Z Inc. di negara X.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 AYAT (2)

Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar
pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh
melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang ini.

Untuk memberikan perlakuan pemajakan yang sama antara penghasilan yang


diterima atau diperoleh dari luar negeri dan penghasilan yang diterima atau
diperoleh di Indonesia, maka besarnya pajak yang dibayar atau terutang di luar
negeri dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia tetapi tidak
boleh melebihi besarnya pajak yang dihitung berdasarkan Undang-undang ini.
Cara penghitungan besarnya pajak yang dapat dikreditkan ditetapkan oleh
Menteri Keuangan berdasarkan wewenang sebagaimana diatur pada ayat (6).
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 AYAT (3)
Dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan, sumber penghasilan ditentukan sebagai berikut:
a. penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan sekuritas lainnya
adalah negara tempat badan yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut didirikan atau bertempat
kedudukan;
b. penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak adalah negara
tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau
berada;
c. penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah negara tempat harta tersebut
terletak;
d. penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak
yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan atau berada;
e. penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan;
f. penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta dalam pembiayaan
atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara tempat lokasi penambangan berada;
g. keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada; dan
h. keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap adalah negara tempat
bentuk usaha tetap berada.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 AYAT (4)

Penentuan sumber penghasilan selain penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip yang dimaksud pada ayat tersebut.

Dalam perhitungan kredit pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri
yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang menurut Undang-Undang ini,
penentuan sumber penghasilan menjadi sangat penting. Selanjutnya, ketentuan ini
mengatur tentang penentuan sumber penghasilan untuk memperhitungkan kredit pajak luar
negeri tersebut.

Mengingat Undang-Undang ini menganut pengertian penghasilan yang luas, maka sesuai
dengan ketentuan pada ayat (4) penentuan sumber dari penghasilan selain yang tersebut
pada ayat (3) dipergunakan prinsip yang sama dengan prinsip sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tersebut, misalnya A sebagai Wajib Pajak dalam negeri memiliki sebuah rumah di
Singapura dan dalam tahun 1995 rumah tersebut dijual. Keuntungan yang diperoleh dari
penjualan rumah tersebut merupakan penghasilan yang bersumber di Singapura karena
rumah tersebut terletak di Singapura.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 AYAT (5)

Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikreditkan ternyata
kemudian dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak yang terutang menurut
Undang-undang ini harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun
pengurangan atau pengembalian itu dilakukan. Apabila terjadi pengurangan
atau pengembalian pajak atas penghasilan yang dibayar di luar negeri,
sehingga besarnya pajak yang dapat dikreditkan di Indonesia menjadi lebih
kecil dari besarnya perhitungan semula, maka selisihnya ditambahkan pada
Pajak Penghasilan yang terutang menurut Undang-undang ini.
Misalnya, dalam tahun 1996, Wajib Pajak mendapat pengurangan pajak atas
penghasilan luar negeri tahun pajak 1995 sebesar Rp5.000.000 yang semula
telah termasuk dalam jumlah pajak yang dikreditkan terhadap pajak yang
terutang untuk tahun pajak 1995, maka jumlah sebesar Rp5.000.000 tersebut
ditambahkan pada Pajak Penghasilan yang terutang dalam tahun pajak 1996.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 AYAT (6)

Ketentuan mengenai pelaksanaan pengkreditan pajak atas penghasilan dari luar negeri diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
PPH PASAL 24
Penggabungan Penghasilan yang berasal dari Luar Negeri :
1. Penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan.
2. Penghasilan berupa dividen, dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan dividen tersebut.
3. Penghasilan lainnya, dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut.
4. Kerugian yang diderita di luar negeri tidak boleh digabungkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak di Indonesia.

Mekanisme Pengkreditan PPh yang Dibayar di Luar Negeri :


1. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang di
Indonesia.

2. Pengkreditan PPh yang dibayar di Luar Negeri (PPh Pasal 24) dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya penghasilan dari
luar negeri tersebut dengan penghasilan di Indonesia.

3. Jumlah PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan maksimum sebesar jumlah yang lebih rendah di antara PPh yang dibayar atau
terutang di Luar Negeri dan jumlah yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri dan seluruh
Penghasilan Kena Pajak, atau maksimum sebesar PPh yang terutang atas seluruh Penghasilan Kena Pajak dalam hal di dalam
negeri mengalami kerugian (Penghasilan dari LN lebih besar dari jumlah Penghasilan Kena Pajak).

Untuk melaksanakan pengkreditan PPh Luar Negeri, wajib pajak wajib menyampaikan permohonan ke
KPP bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh, dilampiri dengan:
1. Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri
2. Foto kopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri
3. Dokumen pembayaran PPh di luar negeri.

Atas permohonan wajib pajak, Kepala KPP dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian lampiran-
lampiran di atas, karena alasan-alasan di luar kekuasaan wajib pajak :
1. Dalam hal terjadi perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar negeri, wajib pajak harus melakukan pembetulan SPT
Tahunan yang bersangkutan dengan melampirkan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan perubahan tersebut.
2. Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan PPh kurang dibayar, maka atas kekurangan bayar tersebut tidak
dikenakan sanksi bunga.
3. Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan lebih bayar, maka atas kelebihan tersebut dapat dikembalikan kepada
NEGARA SUMBER PENGHASILAN

Penghasilan dari saham/ sekuritas atau keuntungan pengalihan saham/


sekuritas lain.
Negara tempat badan yang menerbitkan saham/ sekuritas.

Bunga, royalti, dan sewa sehubungan penggunaan harta bergerak.


Negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, sewa.

Penghasilan sewa sehubungan penggunaan harta tidak bergerak.


Negara tempat harta tersebut terletak.

Penghasilan berupa imbalan terkait jasa, pekerjaan, dan kegiatan.


Negara tempat pihak yang membayar/ dibebani imbalan.
NEGARA SUMBER PENGHASILAN

Penghasilan BUT.
Negara tempat BUT menjalankan usaha/ kegiatan.

Penghasilan dari pengalihan hak penambangan atau tanda pemberian


modal kepada perusahaan penambangan.
Negara lokasi penambangan.

Keuntungan karena pengalihan harta tetap.


Negara tempat harta tetap.

Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu BUT.
Negara tempat BUT.
PENENTUAN NILAI DIKREDITKAN

Penentuan nilai batas maksimum kredit pajak dapat dilakukan tanpa harus
melakukan penghitungan menyeluruh sebagai berikut:

Penghasilan _ Negara _ X
xBebanPajak _ Sesuai _ Pasal _ 17
PKP
KETENTUAN PENGKREDITAN

Berkaitan dengan penentuan nilai yang dikreditkan sebagaimana telah


dipergitungkan sebelumnya, maka terdapat beberapa ketentuan yaitu :
a. Unsur penghasilan yang dikenai pajak bersifat final tidak
diperhitungkan sebagai penambah penghasilan dalam negeri.
b. Kerugian di luar negeri tidak diperhitungkan sebagai
pengurang penghasilan total.
c. Jika terjadi pengurangan atau pengembalian pajak atas penghasilan
yang dibayar di luar negeri sehingga besarnya pajak yang
dikreditkan di Indonesia menjadi lebih kecil dari perhitungan
semula, maka selisihnya ditambahkan pada PPh yang terutang
sesuai ketentuan.
d. Jika beban pajak yang dibayarkan di luar negeri melebihi nilai
yang boleh dikreditkan, maka atas selisih antara kedua nilai
tidak dapat dikompensasikan di tahun fiskal mendatang.
CONTOH K A S US : PENENTUAN PENG K RED I TA N

PT. Angin Mamiri memiliki saham Mamiri Ltd. yang berkedudukan di Negara X Selama tahun
2015, Mamiri Ltd. memperoleh laba sebelum pajak sebesar $ 300.000,00, di mana
separuhnya diakumulasikan sebagai laba ditahan. Tarif pajak yang berlaku di Negara X
adalah 15% untuk PPh badan (Corporate Income Tax/CIT) dan 10% untuk pajak dividen.
Berapakah nilai kredit pajak yang diperoleh PT. Angin Mamiri ?.

Solusi :
Laba sebelum pajak Mamiri Ltd $ 300.000,00
CIT $ 45.000,00
Laba setelah pajak $ 255.000,00
Dividen dibagikan $ 127.500,00
Pajak atas dividen $ 12.750,00
Dividen yang dikirim ke Indonesia $ 114.750,00

PPh yang boleh dikreditkan atas seluruh PPh terutang PT. Angin Mamiri adalah pajak yang
langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, yakni
sebesar $ 12.750. Sedangkan CIT dan atas Mamiri Ltd, tidak dapat dikreditkan karena tidak
dikenakan langsung atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT. Angin Mamiri di luar
negeri.
PENCATATAN AKUNTANSI PPH PASAL 24

• Saat menerima penghasilan dari luar negeri, penghasilan


akan diakui sebesar seluruh penghasilan yang diterima
dan atau diperoleh;
• Pajak yang telah dibayar dianggap sebagai pajak dibayar di
muka (prepaid tax);
• Saat akhir tahun, pajak yang telah dibayarkan akan
dibebankan, walaupun yang boleh dikreditkan mungkin
lebih kecil dari jumlah yang dibayarkan.
JURNAL AKUNTANSI PPH PASAL 24
Keterangan D K
Saat menerima penghasilan dari negara lain :
Kas/Bank xxxxx
Uang Muka PPh Pasal 24 xxxxx
Penghasilan dari Negara X xxxxx

Saat pembebanan PPh akhir tahun :


Beban Pajak Kini xxxxx
Utang Pajak xxxxx

atau :
Beban Pajak Kini xxxxx
Uang Muka PPh Pasal 24 xxxxx
Uang Muka PPh Pasal 25 (jika ada) xxxxx
Utang PPh Pasal 29 xxxxx
JURNAL AKUNTANSI PPH PASAL 24

Keterangan D K
Saat penyetoran PPh Kurang Bayar (PPh Pasal 29) :
Utang PPh Pasal 29 xxxxx
Kas/Bank xxxxx
Studi Kasus Akuntansi
PPh Pasal 24
Contoh Kasus 1
Tahun 2020, PT. ABC menerima penghasilan bruto dari Indonesia
sebesar Rp 885.000.000,00 dan pendapatan sewa dari Negara X
sebesar Rp 240.000.000,00 serta telah dikenai PPh. PT. ABC
mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp 525.000.000,00 terkait
dengan penghasilan yang diterima dan atau diperoleh di Indonesia.
Selain itu, PT. ABC telah membayarkan sendiri angsuran PPh 25 sebesar
Rp 62.500.000,00.
Pertanyaan :
Buatkan jurnal akuntansi pajak saat menerima dan atau memperoleh
penghasilan dari luar negeri, apabila:
a.Tarif pajak yang dikenakan di Negara X sebesar 15%;
b.Tarif pajak yang dikenakan di Negara X sebesar 25%;
c.Tarif pajak yang dikenakan di Negara X sebesar 35%;
Contoh Kasus 2
Tahun 2020, PT. DEF di Jakarta menerima dan atau memperoleh
penghasilan neto sebesar Rp 4.000.000.000,00 dan ditambah dengan
penghasilan dari beberapa negara yaitu :

Negara X Rp 1.000.000.000,00 (Tarif pajak di Negara X sebesar 40%)


Negara Y Rp 3.000.000.000,00 (Tarif pajak di Negara Y sebesar 25%)
Negara Z Rugi Rp 2.500.000.000,00.

Pertanyaan :
Buatkan jurnal akuntansi pajak atas transaksi tersebut?.

Anda mungkin juga menyukai