NIM : 044192276
Jurusan : Akuntansi
TT 2
1. Jelaskan pengertian umum dalam Sistem Perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku!
Jawab :
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Self assessment berarti masyarakat yang menurut undang-undang pajak mempunyai kewajiban
pajak, wajib menyelesaikan kewajiban pajak yang terutang kepada negara. Hal ini mempunyai
maksud dan pengertian bahwa dengan self assessment tidak berarti hanya menghitung,
membayar, dan melaporkan kewajiban, melainkan mulai dari memperoleh sarana untuk
menyelesaikan utang pajak, yaitu harus mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak. (NPWP). Agar
dapat melakukan pembayaran dan melaporkan pajak, menyelesaikan semua kewajiban dan
mendapatkan haknya sebagai wajib pajak.
Berikut kutipan Pasal 2 undang undang KUP yang mengatur self assessment :
KUP Pasal 2 ayat 1:
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
2. Jelaskan Pengukuhan pengusaha kena pajak (PKP), Fungsi dan Manfaat PKP, serta pencabutan
pengukuhan PKP!
Jawab :
Pengukuhan PKP
Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan pengukuhan PKP paling lama satu
bulan setelah saat usaha mulai dijalankan, yaitu saat yang terjadi lebih dahulu antara saat
pendirian dan saat usaha nyata nyata mulai dilakukan.
Wajib Pajak tersebut wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP sebelum
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak bagi yang memenuhi
ketentuan PKP. Hal tersebut seperti tercantum pada Pasal 2 ayat (2) UU KUP tahun 1983
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan undang Undang No 9 tahun 2009 bahwa
"Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha,
dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak dan
kepadanya diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak." Pengertian praktisnya yaitu
WP apabila mempunyai cabang cabang maka setiap cabang harus mendaftar pada KPP setempat,
untuk mendapatkan NPWP cabang juga, tidak hanya untuk kantor pusat. Maksudnya dilakukan
dengan menyampaikan akta pendirian cabang yang menunjukan pimpinan kantor cabang, lokasi
cabang dan bidang usaha perusahaan, dan memberikan copy NPWP pusat. NPWP cabang
nomornya sama dengan pusat, yang berbeda adalah hanya kode KPP nya. Demikian yang harus
dilakukan untuk setiap cabang. Di cabang Kewajiban Pajak yang harus diselesaikan adalah pajak
yang harus dipotong dan dipungut bila ada, seperti pajak atas gaji karyawan yaitu PPh 21, PPh
23. Sementara itu, pajak penghasilan perusahaan diselesaikan di kantor pusat karena merupakan
kewajiban dari kantor pusat.
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan penghapusan NPWP atau pencabutan pengukuhan PKP dalam jangka waktu 6
(enam) bulan untuk Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk Wajib Pajak
badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. Selain itu, Direktur Jenderal Pajak
karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.
Dengan pencabutan pengukuhan sebagai PKP tidak berarti menghilangkan kewajiban perpajakan
yang harus dilakukan.
3. Jelaskan bagaimana verifikasi dalam pengawasan pemungutan pajak dan tujuan verifikasi dalam
perpajakan!
Jawab :
Verifikasi adalah serangkaian kegiatan pengujian pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif
atau penghitungan dan pembayaran pajak, berdasarkan permohonan Wajib Pajak atau
berdasarkan data dan informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktur Jenderal Pajak,
dalam rangka menerbitkan surat ketetapan pajak, menerbitkan atau menghapuskan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan atau mencabut pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Tujuan Verifikasi :
Kewenangan kepada DJP melakukan Verifikasi untuk :
1) menerbitkan NPWP dan mengaktifkan kembali NPWP;
2) menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan atau berdasarkan permohonan
Wajib Pajak;
3) mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan & berdasarkan permohonan Wajib
Pajak;
4) mencabut pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan atau berdasarkan permohonan
Pengusaha Kena Pajak; dan/atau
5) menerbitkan surat ketetapan pajak.
5. Dalam hal terjadi tindak pidana perpajakan bagaimaan proses penyidikan dalam menangani
kasus tersebut!
Jawab :
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
Pengembangan pemeriksaan bukti permulaan menghasilkan temuan Informasi, data, laporan, dan
pengaduan dengan indikasi kuat adanya tindak pidana di bidang perpajakan atau penyidikan
dapat langsung ditindaklanjuti dengan pemeriksaan bukti permulaan. Pemeriksaan bukti
permulaan, dapat dilakuakn secara terbuaka maupun tertutup dan memerlukan waktu paling lama
12 bulan sejak tanggal penyampaian surat pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan sampai
dengan tanggal Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Penghentian penyidikan dapat diajukan karena tidak ada cukup bukti bahwa adnya tindak pidana,
atau pihak wajib pajak mengungkapkan ketidak benaran yang dilakukan dan membayar
kekurangan pajak dan denda kenaikan sesuai dengan pengaturan KUP. Sepanjang surat
pemberitahuan dimulainya penyidikan belum disampaikan kepada penuntut umum melalui
penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pemeriksa Bukti Permulaan melakukan
pengujian atas pengungkapan ketidak benaran perbuatan, apabila telah sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Bukti Permulaan mengirimkan
pemberitahuan kepada orang pribadi atau badan selaku wajib pajak bahwa Pemeriksaan Bukti
Permulaan tidak ditindaklanjuti dengan Penyidikan. Dalam hal pnegungkapan tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya tidak menghilangkan seluruh kerugian pada pendapatan negara,
kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Bukti Permulaan memeberitahuakan kepada Wajib Pajak dan
Pemeriksaan Bukti Permulaan ditindaklanjuti dengan penyidikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.