OLEH :
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2023
A. Pemeriksaan
Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak atas pemenuhan
kewajiban perpajakannya.
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan.
Tujuan Pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain.
Pemeriksaan menurut tujuannya diterangkan sebagai berikut:
Tahapan Pemeriksaan
Pemeriksaan dimulai dengan penyampaian Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan atau pengiriman surat panggilan dalam rangka
pemeriksaan kantor. Dalam hal khusus, misalnya kondisi pandemi,
pemeriksaan dapat dilakukan secara daring.
Hasil pemeriksaan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui
penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) yang
dilampiri dengan daftar temuan hasil pemeriksaan dengan mencantumkan
dasar hukum atas temuan tersebut.
Pemeriksaan dalam pengujian kepatuhan Wajib Pajak diakhiri dengan
pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan produk hukum yang
dapat berupa:
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Pemeriksaan untuk tujuan lain ditutup dengan diterbitkannya LHP yang
berisi usulan diterima atau ditolaknya permohonan WP.
Bagi DJP sendiri, Surat Ketetapan Pajak (SKP) berfungsi sebagai dasar
hukum untu memahami atas adanya hak dan kewajiban setiap Wajib Pajak.
Berikut ini jenis-jenis Surat Ketetapan Pajak (SKP) menurut peraturan
perundang-undangan perpajakan:
Sanksi yang akan diberlakukan bagi penerima STP juga sudah termuat
dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 sebagai berikut:
Nomor kohir merupakan nomor unik yang tertera pada STP yang
sama dengan penomoran SKP di mana format urutannya ialah
AAAAA/BBB/CC/DDD/EE. Berikut ini penjelasannya:
Sebab, jika Wajib Pajak lupa mencantumkan nomor STP ini biasanya akan
mengakibatkan permasalahan nantinya, karena Wajib Pajak akan dianggap
belum membayar STP tersebut. Kemudian, jika masalah ini terjadi, maka
Wajib Pajak harus menyelesaikannya melalui proses pemindahbukuan yang
memerlukan waktu yang tidak sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pajak.go.id/id/pemeriksaan
https://www.pajakku.com/read/6360d5c6b577d80e805f5e85/Glosarium-
Pajak:-Surat-Tagihan-Pajak
https://www.pajakku.com/read/635f95cab577d80e805259f1/Glosarium-
Pajak:-Surat-Ketetapan-Pajak
SOAL DAN JAWABAN
1. Hal hal apa saja yang menjadi penyebab terjadinya pemeriksaan pajak?
Jawaban :
Alasan dilakukannya pemeriksaan pajak ada 2, yaitu untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang biasanya
akan menghasilkan produk hukum yaitu surat ketetapan pajak atau STP
dan tujuan kedua yakni tujuan lain yaitu dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Apakah seseorang dapat mengajukan pengajuan penundaan atau
pembebasan pembayaran pajak dalam surat tagihan pajak (STP) ?
Jawaban :
Seseorang biasanya tidak dapat mengajukan permohonan penundaan atau
pembebasan pembayaran pajak melalui surat tagihan pajak. Namun,
terdapat beberapa cara untuk mengajukan permohonan penundaan atau
pembebasan pembayaran pajak, tergantung pada kebijakan pajak yang
berlaku di wilayah tersebut.
Di beberapa negara, misalnya, Anda dapat mengajukan permohonan
penundaan pembayaran pajak dengan menghubungi kantor pajak
setempat dan meminta formulir permohonan penundaan pembayaran
pajak. Setelah formulir diisi dan diserahkan, kantor pajak akan meninjau
permohonan Anda dan memberikan keputusan mengenai penundaan
pembayaran pajak tersebut.
Namun, jika Anda ingin mengajukan permohonan pembebasan
pembayaran pajak, biasanya Anda harus memberikan alasan yang jelas
dan terperinci mengapa Anda berhak mendapatkan pembebasan tersebut.
Anda harus mengajukan permohonan secara tertulis ke kantor pajak dan
menyertakan dokumen pendukung yang diperlukan untuk mendukung
klaim Anda.
3. Apakah surat tagihan pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan surat ketetapan pajak?
Jawaban :
Kedudukan Surat Tagihan Pajak (STP) sama kuat dengan Surat
Ketetapan Pajak (SKP) sehingga menyebabkan sahnya penggunaan surat
paksa dalam penagihan STP. Surat Tagihan Pajak diterbitkan paling lama
lima tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak.
4. Apakah dasar yang menjadikan terbitnya surat ketetapan pajak lebih
Bayar?
Jawaban :
Berdasarkan Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang KUP, Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar masih dapat diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan dan/atau data baru ternyata pajak yang lebih dibayar
jumlahnya lebih besar dari pada kelebihan pembayaran pajak yang telah
ditetapkan.