Anda di halaman 1dari 17

Sistem Administrasi Perpajakan

Administrasi
Perpajakan
Oleh Kelompok 5

Andina Uwen (921421007) Inang Siapala (921421037)


Syalasya Fatiha R. Mahmud (921421008) Indriyani Mahmud (921421056)
Administrasi Pajak dalam arti luas dapat dilihat sebagai
fungsi, sistem, lembaga dan manajemen publik.

Administrasi Pajak dalam arti sempit adalah


penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban-
kewajiban dan hak-hak Wajib Pajak, baik penatausahaan
dan pelayanan tersebut dilakukan di kan- tor fiskus
maupun di kantor Wajib Pajak
Administrasi Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Prosedur Administrasi Perpajakan di KPP meliputi:

Tindakan Penagihan
Dalam hal ini KPP melakukan kegiatan administrasi berupa Tindakan Penagihan
Pajak yang dilakukan apabila utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran belum dilunasi Tindakannya meliputi:
Pemeriksaan
• Surat Teguran : Utang pajak yang tidak dilunasi setelah lewat 7 (tujuh) hari dari
tanggal jatuh tempo pembayaran, akan diterbitkan Surat Teguran Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk
• Surat Paksa : Utang pajak setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari dari tang- gal mencari, me- ngumpulkan, mengolah data
Surat Teguran tidak dilunasi, diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh dan/atau keterangan lainnya untuk menguji
Juru Sita Pajak dengan dibebani biaya pe- nagihan pajak dengan Surat Paksa kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan
sebesar Rp 50.000,- untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
• Surat Sita : Utang pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa ketentuan peraturan per- undang-undangan
diberitahukan oleh Juru Sita Pajak tidak dilunasi, Juru Sita Pajak dapat perpajakan. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk
melakukan tindakan penyitaan, dengan dibebani biaya pelaksanaan Surat menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
Perintah Melakukan Penyitaan sebesar Rp 100.000,- perpajakan
• Lelang : Dalam jangka waktu paling singkat 14 (empat belas) hari se- telah
tindakan penyitaan, utang pajak belum juga dilunasi akan dilanjutkan dengan
pengumuman lelang melalui media massa
• Daluwarsa Penagihan
Peninjauan Kembali (PK)
Apabila pihak yang bersangkutan tidak/belum puas dengan putusan Pengadilan
Pajak, maka pihak yang bersengketa dapat mengajukan Peninjauan Kembali kepada
Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak dan hanya dapat diajukan satu
kaliDalam hal ini Pihak KPP dapat mengajukan Peninjauan Kembali kepada
Mahkamah Agung terhadap keputusan pengadilan pajak. Alasan peninjauan kembali
seperti putusan pengadilan pajak yang didasarkan pada kebohongan atau tipu
muslihat, terdapat bukti tertulis baru penting dan bersifat menentukan dan lainnya.

Keberatan Restitusi
pihak KPP melakukan proses tindak lanjut ter-
Pengembalian kelebihan pembayaran pajak
hadap keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak,
(restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau
seperti memberi- kan keputusan atas keberatan
jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada
yang diajukan paling lama 12 (dua belas) bulan
jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan
sejak tanggal surat keberatan diterima dan
pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang,
memberi- kan penjelasan secara tertulis mengenai
dengan catatan WP tidak punya utang pajak lain.
hal-hal yang menjadi dasar pengenaan,
pemotongan, atau pemungutan
Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada WP tertentu yang disebabkan oleh
ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena ditemukannya data fiskal yang tidak di- laporkan oleh
WP.

Fungsi SKP Jenis-jenis Daluwarsa


• sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap Ketetapan Pajak Penetapan Pajak
WP ter- tentu yang nyata-nyata atau berdasarkan
hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban • Surat Ketetapan Pajak Kurang
formal dan/atau kewajiban ma- terial dalam Bayar (SKPKB)
memenuhi ketentuan perpajakan • Surat Ketetapan Pajak Kurang Daluwarsa penetapan pajak ditentukan dalam jangka
• sarana untuk mengenakan sanksi administrasi Bayar Tambahan (SKPKBT) waktu 5 (lima) tahun sejak akhir Masa Pajak atau
perpajakan • Surat Ketetapan Pajak Lebih Bagian Tahun Pajak atau
• sarana administrasi untuk melakukan penagihan Bayar (SKPLB)
pajak • Surat Ketetapan Pajak Nihil
• sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak (SKPN)
dalam hal • Surat Tagihan Pajak (STP)
• lebih bayar, sarana untuk memberitahukan jumlah
pajak yang ter- utang.
Pembetulan Ketetapan Pajak
Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang tidak
mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak dapat dibetulkan oleh
Direktur Jenderal Pajak secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak

Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi

• Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan WP dapat mengurangi atau menghapus sanksi administrasi berupa
bunga, denda, dan kenaikan yang ternyata dikenakan karena adanya kekhilafan atau bukan karena kesalahan WP
• Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi harus memenuhi ketentuan:
• diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan
• disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak yang mengenakan sanksi administrasi tersebut
• tidak melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak di- terbitkannya STP, SKPKB atau SKPKBT, kecuali apabila WP dapat menunjukkan
bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya
• tidak mengajukan keberatan atas ketetapan pajaknya dan diajukan atas suatu STP; suatu SKPKB atau suatu SKPKBT
• Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan atas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi paling lama 12
(dua belas) bulan sejak tanggal permohonan diterima. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak
memberi keputusan permohonan dianggap diterima
Pengurangan/Pembatalan Pembetulan Ketetapan Pajak
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar
Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang
• Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas tidak mengandung persengketan antara fiskus dan Wajib Pajak, dapat
permohonan WP dapat mengurangi atau dibetulkan oleh Direktur Jenderal Pajak se- cara jahatan atau atas
membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar, permohonan Wajib Pajak
• Permohonan pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar harus memenuhi
ketentuan:
• diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia Jangka Waktu Penyelesaian
untuk suatu surat ketetapan pajak Permohonan Wajib Pajak
• menyebutkan jumlah pajak yang menurut
penghitung-an WP seharusnya terhutang Jangka waktu penyelesaian permohonan pembetulan Wajib Pajak harus
• Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan diselesaikan oleh Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 6 bulan
atas permohonan pengurangan atau pembatalan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima. Apabila jangka
ketetapan pajak yang tidak benar paling lama 12 waktu tersebut telah lewat sedangkan Direktur Jenderal Pajak tidak
bulan sejaktan permohonan diterima. Apabila memberikan suatu keputusan, maka permohonan pembetulan yang
jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur diajukan dianggap dikabulkan.
Jenderal Pajak tidak memberi keputusan maka
permohonan dianggap diterima
Surat Pemberitahuan (SPT)

Dalam hal ini Direktur Jenderal Pajak, melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP),
melakukan kegiatan seleksi yang meliputi penelitian dan pemeriksaan terhadap
Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan oleh WP. Bila terjadi pelanggaran,
maka KPP akan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak (STP).
Administrasi Pajak bagi Wajib Pajak
Hak Wajib Pajak
Prosedur Administrasi Perpajakan bagi Wajib • Meminta Juru Sita Pajak memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal
Pajak/Penanggung jawab pajak: Jurusita Pajak.
• Menerima Salinan Surat Paksa dan Salinan Berita Acara Penyitaan
• Menentukan urutan barang yang akan dilelang
1. Penagihan • Sebelum pelaksanaan lelang, WP diberi kesempatan terakhir untuk
melunasi utang pajak termasuk biaya penyitaan, iklan dan biaya
pembatalan lelang.
Dalam hal ini WP mempersiapkan segala dokumen
• Lelang tidak dilakukan apabila Penanggung Pajak melunasi utang pajak
yang berkaitan dengan aspek penagihan pajak. Dalam dan biaya penagihan pajak sebelum pelaksanaan lelang.
proses penagihan, WP mempunyai hak dan kewajiban
antara lain
Kewajiban Wajib Pajak
• Membantu Juru Sita Pajak dalam melaksanakan tugasnya.
• Memperbolehkan Juru Sita Pajak memasuki ruangan, tempat
usaha/tempat tinggal WP/Penanggung Pajak
• Memberikan keterangan lisan atau tertulis yang diperlukan
• Barang yang disita dilarang dipindahtangankan, dihipotikkan, atau
disewakan
2. Pemeriksaan
Dalam hal ini, WP/Penanggung Pajak mempersiapkan segala dokumen administrasi
perpajakannya seperti SSP,SPT Masa, SPT Tahunan, dan dokumen terkait lainnya.
Selain itu dalam proses pemeriksaan, WP mempunyai hak dan kewajiban antara lain:

Hak Wajib Pajak


• Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Kewajiban Wajib Pajak
Tanda Pengenal Pemeriksa • Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau
• Meminta tindasan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen
• Menolak untuk diperiksa apabila pemeriksa tidak dapat lainnya yang berhubungan dengan penghasilan yang
menunjukkan Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP atau objek
Pemeriksaan yang terutang pajak
• Meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan • Memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki
• Meminta tanda bukti peminjaman buku-buku, catatan-catatan, tempat atau ruangan yang dipandang perlu oleh pemeriksa
serta dokumen-dokumen yang dipinjam oleh Pemeriksa Pajak dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
• Dll • Memberi keterangan yang diperlukan
3. Peninjauan Kembali
Bila Wajib Pajak/Penanggung Pajak tidak/belum puas dengan Patusan Pengadilan Pajak, maka Wajib Pajak
dapat mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak dan hanya
dapat diajakan satu kaliUntuk itu diperlukan do- kamen-dokumen pendukung agar peninjauan kembali dari
Wajib Pajak dapat diterima.

Alasan-alasan peninjauan kembali Jangka Waktu Peninjauan Kembali


• Putusan Pengadilan Pajak didasarkan pada kebohongan atau tipu
muslihat • permohonan Peninjauan Kembali dengan alasan seba-
• terdapat bukti tertulis baru penting dan bersifat menentukan gaimana dimaksud dalam angka 1 dan 2 diajukan paling
• dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari yang dituntut lambat 3 bulan sejak diketahuinya kebohongan atau tipu
• ada suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa diper- muslihat atau ditemukan bukti tertulis baru
timbangkan sebab-sebabnya • permohonan Peninjauan Kembali dengan alasan seba-
• putusan nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan perun- dang- gaimana dimaksud dalam angka 3, 4, dan 5 diajukan pa- ling
undangan yang berlaku lambat 3 bulan sejak putusan dikirim oleh Pengadilan Pajak.
Ketentuan Pengajuan Keberatan
4. Keberatan Keberatan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di tempat WP terdaftar,
dengan syarat:
• diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
Keberatan merupakan suatu cara yang • wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jum- lah pajak yang dipotong atau
dilakukan oleh Wajib Pajak kepada dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan WP dan disertai alasan-alasan yang jelas;
• satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis pajak dan satu tahun/masa pajak. Pengajuan
Direktorat Jenderal Pajak apabila
keberatan tidak menun- da kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
merasa kurang/tidak puas atas suatu
dan keberatan yang tidak memenuhi syarat dianggap bukan Surat Keberatan, sehingga
ketetapan pajak yang dikenakan tidak diproses.
kepadanya atau atas • dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib
pemotongan/pemungutan oleh pihak melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sejumlah yang disetujui Wajib Pajak
ketiga. dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan.

Hal-hal yang dapat diajukan keberatan


• Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB);
Jangka Waktu Pengajuan Keberatan
• Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Wajib Pajak dapat mengajukan dalam jangka
Tambahan (SKP- KBT);
waktu lebih dari 3 (tiga) bulan apabila dapat
• Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);
menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar
• Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak
kekua- saannya
ketiga.
5. Penyelesaian Keberatan
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal surat keberatan diterima, harus mem- berikan keputusan atas keberatan yang
diajukan

Permintaan Penjelasan/Pemberian
Keterangan Tambahan

• untuk keperluan pengajuan keberatan WP dapat meminta


penjelasan/keterangan tambahan dan Kepala KPP wajib
memberikan penjelasan secara tertulis hal-hal yang men- jadi
dasar pengenaan, pemotongan, atau pemungutan.
• WP dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan
tertulis sebelum surat keputusan keberatannya diterbitkan
6. Banding
Apabila wajib pajak tidak atau belum puas dengan keputusan yang diberikan atas
keberatan, wajib pajak dapat mengajukan banding kepada pengadilan pajak dengan
syarat-syarat tertentu

Imbalan Bunga
Apabila pengajuan keberatan atau permohonan banding di- terima
sebagian atau seluruhnya, sepanjang utang pajak seba- gaimana
dimaksud dalam SKPKB dan SKPKBT telah diba- yar yang
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, maka kelebihan
pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan, paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan dihitung sejak tanggal pembayaran pajak sampai
dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau Putusan
Banding
Tata Cara Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak
7. Restitusi • Wajib Pajak (WP) dapat mengajukan permohonan restitusi ke Direktur
Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat
Wajib Pajak/Penanggung Pajak dapat mengajukan • setelah melakukan pemeriksaan, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
restitusi berupa permohonan pengembalian
• SKPLB diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak paling lambat 12 (dua
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit
belas) bulan sejak surat permohonan diteri- ma secara lengkap, kecuali
pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar untuk kegiatan tertentu ditetap- kan lain dengan keputusan Direktur
daripada jumlah pajak yang terutang atau telah Jenderal Pajak.
dilakukan pembayaran pajak yang tidak • apabila dalam jangka waktu 12 bulan sejak permohonan restitusi
seharusnya terutang (dengan catatan WP tidak Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan kepu- tusan, maka
punya hutang pajak lain). permohonan dianggap dikabulkan, dan SKPLB diterbitkan dalam
waktu paling lambat 1 (satu) bulan sete- lah jangka waktu berakhir.
8. Gugatan
Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dapat mengajukan gugatan kepada
penanggung pajak terhadap:
• pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Pe- nyitaan,
atau Pengumuman Lelang
• keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan per-
pajakan selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26
UU KUP
• keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 UU
KUP yang berkaitan dengan STP,
• keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36yang berkaitan
dengan STP

Jangka Waktu Pengajuan Gugatan


• gugatan terhadap angka 1 diajukan paling lambat 14 hari se- jak
pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan atau
Pengumuman Lelang;
• gugatan terhadap angka 2, 3, dan 4 diajukan paling lambat 30 hari sejak
tanggal diterima Keputusan yang digugat.
Surat Pemberitahuan (SPT)

Berkaitan dengan SPT, Wajib Pajak diharapkan dapat membuat pembukuan,


dilengkapi dokumen-dokumen pendukung. Pajak yang telah dibayar (dibuktikan
dengan Surat Setoran Pajak/ SSP)kemudian dilaporkan melalui SPT
Masa/Bulanan dan SPT Tahunan.

Anda mungkin juga menyukai