Anda di halaman 1dari 14

Penagihan dan Pembayaran Utang

Pajak
Kelompok 4
Anggota kelompok:
Nur Falia Nely ( 220124239 )
Nurul Dwi Afrilyana ( 220124234 )
Puput Afrillia ( 220124264 )
Sukma Handrea Citra A. ( 220124256 )
5 Manajemen A 6
Dosen : Retno Cahyaningati, S.E.,M.Akun.
PENGERTIAN
• Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi
utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,
melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan
penyanderaan, menjual barang yang telah disita
Definisi Penagihan Pajak menurut Soemitro (1996:17)
• Penagihan pajak adalah perbuatan yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak
karena Wajib Pajak tidak mematuhi ketentuan Undang-undang pajak, khususnya
mengenai pembayaran pajak yang terutang.

• Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggungjawab atas
pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan

• Juru sita adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan
seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan
penyanderaan.
DASAR HUKUM
PENAGIHAN PAJAK
Dasar hukum melakukan tindakan penagihan pajak
adalah Undang-undang no. 19 tahun 1997 tentang
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Undang-
undang ini mulai berlaku tanggal 23 Mei 1997.
Undang-undang ini kemudian diubah dengan
Undang-undang no.19 tahun 2000 yang mulai
berlaku padatanggal 1 Januari 2001
Penagihan pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penagihan pajak aktif dan
penagihan pajak pasif.

Penagihan pajak pasif dilakukan dengan


menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Penagihan pajak aktif merupakan
Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB), Surat kelanjutan dari penagihan pajak pasif,
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT), dimana dalam upaya penagihan pajak
Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak
pajak terutang menjadi lebih besar, Surat hanya mengirim surat tagihan atau
Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti
terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan dengan tindakan sita, dan dilanjutkan
Banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi dengan pelaksanaan lelang.
lebih besar.
PENAGIHAN SEKETIKA
DAN SEKALIGUS
Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan penagihan pajak
yang dilakukan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa
menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran.

Dalam Surat Penagihan Seketika dan Sekaligus sekurang-kurangnya


memuat hal-hal sebagai berikut :
• Nama Wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak
• Besarnya Utang Pajak
• Perintah untuk membayar
• Saat pelunasan pajak
• Surat Penagihan Seketika dan Sekaligus diterbitkan sebelum
penerbitan Surat Paksa.
TAHAPAN-TAHAPAN PENAGIHAN PAJAK
Adapun tahapan penagihan pajak antara lain sebagai berikut:
1. Surat Teguran
Apabila utang pajak yang tercantum dalam surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar,
surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, tidak dilunasi sampai melewati 7 hari dari batas
waktu jatuh tempo (satu bulan sejak tanggal diterbitkan).

2. Surat Paksa
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat kuasa
memiliki kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan tetap.

3. Surat Sita
Penyitaan adalah tindakan jurusita pajak untuk menguasai barang penanggung pajak guna dijadikan
jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan perundan-undangan. Apabila utang pajak
tidak dilunasi oleh penanggung pajak dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberitahukan , Pejabat
menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.

4. Lelang
Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran harga secara lisan dan
atau tertuli melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli.
Jika dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi maka akan
dilanjutkan dengan tindakan pelelangan melalui kantor lelang negara.
Hak Mendahulu
Negara sebagai kreditur preferen mempunyai hak
mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang milik
penanggung pajak yang akan dilelang di muka umum. Hak
mendahulu tersebut meliputi pokok pajak sanksi administrasi
berupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak.
Hak mandahulu hilang setelah melampaui waktu 5 tahun
sejak tanggal diterbitkan STP, SKPKB, SKPKBT, Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.
PENCEGAHAN DAN PENYANDERAAN
Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap
penanggung pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia
berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pencegahan hanya dapat dilakukan kepada
penanggung pajak yang memiliki utang pajak sekuarng-kurangnya sebesar
Rp 100 juta dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajaknya.

Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan


penanggung utang pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu.
Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak yang
memiliki utang pajak minimal sebesar Rp 100 juta dan diragukan itikad
baiknya untuk melunasi utang pajaknya.
TATA CARA DAN JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK
Dari diagram di atas, rangkaian tugas penagihan pajak adalah sebagai berikut:
1. Tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan penerbitan surat, yaitu STP, SKPKB, SKPKBT,SK Pembetulan, SK
Keberatan, Putusan Banding, dan atau Putusan Peninjauan Kembali.

2. Jika dalam jangka waktu 1 bulan ditambah 7 hari sejak surat-surat tersebut diterbitkan, Wajib Pajak tidak memberikan
respon dan melakukan pelunasan utang pajak, maka Jurusita Pajak akan mengeluarkan Surat Teguran. Surat teguran bisa
dikirim melalui kantor pos, kurir, atau diserahkan langsung oleh Jurusita Pajak.

3. Jika dalam jangka waktu 21 hari setelah surat teguran disampaikan, masih belum ada respon dan Wajib Pajak belum
dapat melunasi utang pajak, maka Jurusita Pajak dapat mengeluarkan Surat Paksa. Surat Paksa harus diantarkan secara
langsung oleh Jurusita Pajak kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak bersangkutan.

4. Setelah menerima Surat Paksa, Wajib Pajak harus melunasi utang pajaknya dalam jangka waktu 2×24 jam. Dalam jangka
waktu ini , jika Wajib Pajak dianggap tidak kooperatif, Jurusita pajak dapat melakukan pengumuman di media massa,
pemblokiran rekening, penyanderaan, dan pencegahan.

5. Jika dalam jangka waktu 2×24 jam, Wajib Pajak masih belum dapat melunasi dan tidak memberikan respon, maka
Jurusita pajak dapat mengeluarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP).

6. Jika setelah penyitaan, Wajib Pajak melakukan pelunasan, pencabutan sita dapat dilakukan. Namun, jika Wajib Pajak
tidak melakukan pelunasan, maka akan dilaksanakan pengumuman lelang dan pelaksanaan lelang atas barang yang disita.
PEMBAYARAN Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi
administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam
UTANG PAJAK surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

ALASAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK


Dihapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal:
1.   Pembayaran Utang pajak yang melekat pada wajib pajak akan dihapus
karena pembayaran yang dilakukan ke kas Negara.
Pembayaran secara lunas dalam bentuk sejumlah uang yang dilakukan oleh
wajib pajak, penanggung pajak, atau kuasa hukumnya merupakan faktor
yang menyebabkan berakhirnya utang pajak. Pajak dapat dibayar lunas
melalui pos wesel. Pos wesel wajib dialamatkan kepada Kepala Kantor Kas
Negara, dan dalam pos wesel wajib dengan jelas disebut nama, alamat, dan
nomor pokok wajib pajak, jenis dan tahun pajak, besarnya pembayaran
pajak.
Pembayaran dengan cara lain
Pelunasan pajak tidak selalu dilakukan dengan cara membayar dalam bentuk uang,
tetapi Undang-undang Pajak memperkenankan pembayaran dengan cara lain.
Dalam UU tentang Bea Materai , pajak tidak dibayar dengan sejumlah uang,
melainkan dengan menggunakan kertas meterai atau materai tempel sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam UU.

Daluwarsa
Berdasarkan Pasal 22 UU KUP, hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk
bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan, daluwarsa setelah lampau waktu 10
tahun terhitung sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian
tahun pajak, atau tahun pajak yang bersangkutan.

Kompensasi
Kompensasi yaitu cara pelunasan utang pajak dengan memperhitungkan kelebihan
pembayaran pajak terhadap utang pajak lainnya. Apabila wajib pajak kelebihan
dalam membayar dari jumlah pajak yang terutang, maka ia berhak untuk
mengajukan permohonan pengembalian kelebihan permbayaran pajak.
PEMBERIAN ANGSURAN ATAU PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK
Wajib pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak yang masih harus dibayar dalam Surat Tagihan
Pajak(SIP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang
menyebabkan jumlah pajak yang terutang bertambah, serta pajak penghasilan Pasal
29, kepada Dirjen Pajak. Dirjen Pajak menerbitkan surat keputusan atas
permohonan tersebut berupa menerima seluruhnya, menerima sebagian atau
menolak paling lama 7 hari setelah tanggal diterimanya permohonan.
TERIMA KASIH!
ADA
PERTANYAAN?

KELOMPOK 4

5 MANAJEMEN A 6

Anda mungkin juga menyukai