Anda di halaman 1dari 10

“kerangka kebijakan”

moneter

Elva Damayanti (2129041007)


kerangka kebijakan moneter

A . Pengertian dan devinisi


kerangkan kebijakan moneter , merupakan suatu kerangka kerja
(framework) dengan kebijakan moneter yang diarahkan untuk mencapai
sasaran inflasi yang ditetapkan ke depan dan diumumkan kepada publik
sebagai perwujudan dari komitmen dan akuntabilitas bank sentral. ITF
diimplementasikan dengan menggunakan suku bunga kebijakan sebagai
sinyal kebijakan moneter dan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
sebagai sasaran operasional. Kerangka kerja ini diterapkan secara formal
sejak 1 Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan kerangka kebijakan
moneter dengan uang primer (base money) sebagai sasaran kebijakan
moneter.
Secara umum, kerangka kebijakan moneter meliputi
strategi kebijakan moneter dan implementasi kebijakan
moneter. Strategi kebijakan moneter terdiri dari
penentuan tujuan akhir, sasaran antara, indikator policy
stance, indikator penting lainnya, respons kebijakan
moneter, dan mekanisme penetapannya. Implementasi
kebijakan moneter meliputi penentuan kombinasi
intrumen moneter, target operasional, dan pelaksanaan
operasi pengendalian moneter di pasar keuangan yang
sesuai dengan arah dan respons kebijakan moneter.
Tujuan dibentuk kerangka kerja kebijakan moneter

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 ,Kestabilan Rupiah yang
dimaksud mempunyai dua dimensi yaitu :
Dimensi pertama kestabilan nilai Rupiah adalah kestabilan terhadap harga-harga barang
dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi. Sementara itu, dimensi kedua
terkait dengan kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain. Indonesia
menganut sistem nilai tukar mengambang (free floating). Namun, peran kestabilan nilai tuka
sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Dalam upaya mencap
tujuan tersebut, Bank Indonesia sejak 1 Juli 2005 menerapkan kerangka kebijakan moneter
Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka kebijakan tersebut dipandang sesuai denga
mandat dan aspek kelembagaan yang diamanatkan oleh Undang-Undang. Dalam kerangka
ini, inflasi merupakan sasaran yang diutamakan (overriding objective). Bank Indonesia teru
melakukan berbagai penyempurnaan kerangka kebijakan moneter, sesuai dengan perubaha
dinamika dan tantangan perekonomian yang terjadi, guna memperkuat efektivitasnya.​​
terdapat 4 macam kerangka starategi kebijakan moneter
1.Exchange rate targeting «target nilai tukar»
Target nilai tukar merupakan strategi kebijakan dengan tiga kemungkinan pelaksanaan, yaitu dengan
menetapkan nilai mata uang domestik terhadap harga komoditi tertentu yang diakui secara internasional
2.Monetarytargeting«targetbesaranmoneter»ataubasemoneytargeting «target jumlah uang beredar»
Target besaran moneter merupakan strategi kebijakan dengan menetapkan pertumbuhan jumlah uang bereda
(M1 dan M2) dengan harapan masyarakat dapat mengetahui arah kebijakan moneter yang ditempuh bank
sentral
3.Inflation targeting «target inflasi»
Target inflasi merupakan strategi kebijakan dengan mengumumkan kepada publik mengenai
target inflasi jangka menengah dan komitmzen bank sentral untuk mencapai stabilitas harga sebagai tujuan
jangka
panjang kebijakan moneter .
4.Implicit but not explicit anchor «kebijakan moneter tanpa jangkar yang tegas»merupakan
strategi kebijakan tanpa penargetan secara tegas, namun tetap memberikan perhatian dan komitmen untuk
mencapai tujuan akhir kebijakan moneter.
Beberapa penerapan kebijakan moneter dalam
kerangka inflation targeting
Dalam penerapan ITF, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam proses perancangan Inflation Targeting
Framework sebagai berikut (Bernanke dan Mishkin, 1997).

1. Penentuan indeks harga yang tingkat perubahannya digunakan


sebagai target.
2. Tingkat inflasi yang ditetapkan sebagai target
3. Penetapan kurun waktu
4. Satu titik target tingkat inflasi atau target kisaran tingkat inflasi
5. Informasi yang digunakan dalam penyusunan kebijakan
6. Kondisi yang memperbolehkan terjadinya deviasi yang antara
target dengan hasil tingkat inflasi
7. Waktu yang paling tepat untuk mulai menerapkan ITF
ITF sebagai kerangka kebijakan moneter memiliki beberapa kelebihan

1. Sukses dalam membantu negara menurunkan inflasi


2. Tidak tergantung pada kestabilan hubungan antara uang dan inflasi.
3. Kebijakan moneter lebih fokus
4. Mengarahkan tugas bank sentral dalam jangka panjang
5. Komunikasi, tranparansi, dan akuntabilitas diperkuat secara bersama-
sama
6. Membantu dalam menurunkan dan mengarahkan ekspetasi inflasi dan
lebih baik dalam mengatasi kejutan inflasi.
7. Membantu dalam menurunkan volatilitas output dalam jangka menengah
8. Teruji terhadap kejutan ekonomi yang kurang menguntungkan
Selain keunggulan-keunggulan yang dimiliki, penerapan ITF juga memiliki
kelemahan yaitu :

1. Penggunaan tingkat inflasi sebagai target akan membuat kebijakan


moneter menjadi terlalu kaku (rigid).
2. Tingkat inflasi tidak mudah untuk dikontrol
3. Penerapan ITF tidak dapat mencegah adanya dominasi sektor fiskal.
5. Sinyal yang tidak langsung terhadap pencapaian target.
6. Goncangan (shock) pada harga√harga yang akan menyebabkan tingkat
inflasi meningkat.
7. Kebijakan moneter melalui inflation targeting baru dapat dirasakan
hasilnya setelah ada lag yang cukup lama dan bervariasi dengan
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang dihadapi.
8. Kestabilan harga dan pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
kebijakan fiskal dan mekanisme pembentukan harga
penarapan itf di luar negeri

Dalam dataran praktis, beberapa negara melewatkan satu atau


lebih
dari lima pilar yang harus ada di atas dalam mengadopsi
inflation targeting. Beberapa negara telah mengadopsi inflation
targeting meskipun belum menerapkan independensi
instrumen, tranparansi kebijakan dan akuntabilitas secara
menyeluruh. Meski demikian, terdapat juga negara yang sejak
awal menerapkan full-fledged inflation targeting dari awal
penerapan contoh negara Brasil). Semua negara yang
menerapkan inflation targeting mendasarkan ini pada tujuan
untuk menurunkan tingkat inflasi
Thank you for
listening to

Anda mungkin juga menyukai