Bab 8
B. Perekonomian Uang
Menyadari kendala-kendala tersebut, masyarakat mencari suatu
media yang dapat mengatasi kendala-kendala di atas yang kemudian
dikenal dengan sebutan uang. Namun bentuk dan jenis media transaksi
(uang) pada masa itu masih sangat sederhana. Contoh perkembangan
bentuk dan jenis uang uang yang terbuat dari kulit binatang langka di
L1 r
L1 rm
LT r2
r1
LJ
r* L2
0 Y 0 Y
L2.1 L2.2
Jawab :
a. MD = MS atau L1 + L2 = MS
0,20 Y + 50 – 2.000 r = 300 → 0,20 Y = 250 + 2.000 r
250 + 2.000 r
Y= = 1.250 + 10.000 r
0,20
b. Bentuk kurvanya :
Yusman,SE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
7
LM
Y = 1.250 + 10.000 r
Bila r = 0 maka Y = 1.250
Bila Y = 0 maka r = - 0,125
0 Y
1.250
- 0,125
r2 r2
r1 r1 L2
0 Y 0 L2
L 2.1 L2.2
Y1 Y2
r M
L1
L 1.2 M2
L1.1
M1
0 Y 0 M
M1 M2
Y1 Y2
Gambar 7.3 Menurunkan kurva LM Secara Grafis
Contoh 2 :
Diketahuir LT = 0,25 Y dan LJ =LM’ LM – 4 r danLM”
0,15 Y, L2 =160 MS = 200. Tentukan
bentuk persamaan kurva LM (keseimbangan pasar uang) dan gambarkan
kurva LM nya.
6. Kebijaksanaan Moneter
Yusman,SE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
8
Kontraktif
Ekspansif
0 Y
7. Bentuk-bentuk uang
Berdasarkan sejarahnya, bentuk-bentuk uang dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Full Bodied Money : yaitu uang yang nilai kandungan materialnya (nilai
intrinsik) lebih besar dari nilai nominalnya.
b. Representative Full Bodied Money : adalah uang yang mewakili full
bodied money , yaitu uang yang nilai nominalnya lebih besar dari nilai
intrinsiknya. Munculnya representative full bodied money ini disebabkan
karena full bodied money (emas, perak, nikel dan sebagainya)
mendatangkan kesulitan (tidak fleksibel), seperti berat, berbahaya dan
lain-lain. Maka diadakanlah tanda semacam check yang mudah dibawa
kemana saja, ringan dan dapat ditukarkan dengan uang ditempat lain.
c. Credit Money : adalah uang yang bukan mewakili full bodied money dan
mempunyai nominal yang jauh lebih besar dari nilai intrinsiknya, credit
money ini disebut juga dengan fiduciary money. Bentuk-bentuk credit
money antara lain :
1). Token Coin (uang tanda) contoh : uang pecahan.
2). Circulating notes / paper account uang kertas yang dikeluarkan
oleh bank sentral/ pemerintah.
3). Checking accounts / demand deposit uang giral, ini merupakan
alat pembayaran yang banyak dipakai bila perekonomian masyarakat
sudah bersifat Bank Minded.
36
Bulan
0
1 3 5 7 9 11 12
3 jt
Rata-rata uang
1jt yang dipegang
Setengah bulan II
= (1 + 0)/2 = 0,5
Hari
0 30
1 3 5 7 9 11
Jika cara membelanjakan uang tuan A berubah, yaitu Rp. 1,5 juta pada
setengah bulan pertama dan 1,5 juta pada setengah bulan berikutnya, maka
rata-rata uang yang dipegang tuan A setiap bulannya akan berubah. Pada
setengah bulan pertama rata-rata uang yang dipegang adalah = (3 jt + 1,5
jt)/2 = 2,25 jt, dan pada setengah bulan yang terakhir adalah = (1,5 jt + 0)/2
= 0,75 jt. Jadi rata-rata uang yang dipegang tuan A setiap bulannya adalah
= (2,25 jt + 0,75 jt)/2 = 1,5 juta. Bila nilai transaksi dari tuan A dalam setahun
tetap 36 juta, maka velositas uang yang dipegang tuan A adalah = (36 jt/1,5
jt) = 24 kali.
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
3 jt
Gambar 7.6.b Cara Pembelanjaan : 1,5 jt pada setengah bulan I dan 1,5 jt
pada setengah bulan II dengan V = (36 jt/ 1,5 jt)) = 24 kali
IS2
IS1
0 Y
Y0
r
LM1 LM2
IS
0 Y
YE Yf
Gambar 7.8 Kebijaksanaan Moneter Dicerminkan Oleh bergesernya Kurva
LM dari LM1 menjadi LM2
semua transaksi yang terjadi dalam suatu periode. Jadi komoditi yang
diperjualbelikan tiga kali dalam suatu periode, akan dimasukkan
sebanyak tiga kali dalam perhitungan transaksi. Di lain pihak, komoditi
yang telah diproduksi tapi belum laku dijual, tidak dimasukkan dalam
perhitungan transaksi.
Pendekatan versi income dalam teori kuantitas mengatasi masalah-
masalah tersebut. Teori ini dikembangkan oleh Milton Friedman
sebagai salah seorang penganut aliran neo klasik. Versi pendapatan
ini mengganti konsep transaksi dengan konsep pendapatan riil. Versi
pendapatan dapat dirumuskan dalam model berikut :
M = k. Y ………………………………………………..….......…….. 7.10
Dimana Y = P. y, sehingga :
M = k. P. y ……………………………….…………………....…….. 7.11
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional dalam nilai nominal.
P = Indeks harga implisit yang digunakan untuk menghitung
pendapatan nasional dalam nilai riil.
y = Pendapatan nasional dalam nilai riil.
Di sini notasi dianggap konstan k menunjukkan porsi pendapatan
nominal yang dipegang oleh masyarakat dalam bentuk uang
(keseimbangan tunai). Jadi versi income ini relatif mudah diukur karena
batas-batas yang hendak diukur tampak jelas.
Versi income lebih unggul dibanding versi transaksi. Dalam konsep
transaksi semua transaksi yang terjadi pada suatu periode dimasukkan
dalam perhitungan sehingga kemungkinan suatu komoditi masuk
dalam perhitungan lebih dari satu kali selalu ada. Sementara versi
pendapatan hanya memasukkan nilai tambah bersih dari setiap
transaksi yang terjadi pada setiap periode.
Versi income juga memiliki konsep yang berbeda dengan pendekatan
transaksi dalam hal peranan uang. Dalam pendekatan transaksi, uang
adalah alat tukar, sedangkan menurut versi pendapatan uang adalah
sesuatu yang harus dipegang.
4. Kesimpulan dari Teori Kuantitas Uang Klassik
Dari uraian ketiga pendekatan pada teori kuantitas uang klassik, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Asumsi bahwa keseimbangan jangka panjang selalu disertai
keadaan full employment. Artinya, tingkat output nasional tidak dapat
berkembang mengikuti pertumbuhan permintaan kecuali bila terjadi
penambahan kapasitas sumber daya yang ada. Jadi, bila jumlah uang
beredar meningkat, pengeluaran masyarakat juga meningkat diikuti
meningkatnya permintaan akan barang dan jasa. Akibatnya tingkat
harga naik karena permintaan yang meningkat tersebut tidak dapat
dipenuhi oleh jumlah barang dan jasa yang tersedia. Hal sebaliknya
juga terjadi bila jumlah uang beredar menurun. Asumsi penting yang
Yusman,SE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
20
Di sini terlihat bahwa dalam teori Keynes, ada kaitan antara sektor
moneter dengan sektor riil melalui variabel tingkat bunga. Berikut ini
akan diuraikan lebih lanjut masing-masing ketiga hubungan di atas.
6. Pembentukan Tingkat Bunga
Seperti komoditi lain yang tingkat harganya ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan, demikian pula variabel tingkat bunga,
yang dapat dianggap sebagai indikator ’harga uang’. Dengan demikian
akan ditinjau lebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
dan penawaran uang tersebut.
Permintaan Uang :
Dalam teori Keynes dikenal ada tiga motif yang mendasari permintaan
uang oleh masyarakat, yaitu :
a. Motif Transaksi
Salah satu motif masyarakat untuk memegang uang adalah agar dapat
melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Kebutuhan tersebut berlangsung terus menerus, sedangkan
penerimaan pendapatan terjadi secara berkala, misalnya setiap
minggu atau setiap bulan. Adanya perbedaan waktu antara
penerimaan dan pengeluaran merupakan dasar pertimbangan
masyarakat untuk meminta/memegang uang setiap saat.
Besarnya permintaan uang untuk memenuhi kebutuhan transaksi ini,
menurut Keynes, sangat tergantung pada tingkat pendapatan
seseorang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebutuhan uang
untuk transaksi merupakan suatu proporsi konstan dari tingkat
pendapatan. Secara formula dapat dinyatakan sebagai beikut :
LT = α1Y.........................................................................................7.12
Keterangan :
LT = Kebutuhan uang untuk bertransaksi
α = Suatu proporsi konstan terhadap pendapatan, 0 < α < 1
Y = Tingkat pendapatan nominal
Prinsip dasar teori Keynes adalah bahwa setiap manusia secara alami
akan mengkonsumsi lebih besar bila tingkat pendapatannya
meningkat, tetapi peningkatan konsumsi tersebut tidak akan sebesar
peningkatan pendapatannya. Hal ini merupakan alasan dasar
mengapa variabel α pada persamaan (4.1) lebih besar dari nol dan
lebih kecil dari satu.
b. Motif Berjaga-jaga
Motif ini muncul karena terdapat ketidakpastian masa depan.
Ketidakpastian tersebut dapat diartikan sebagai keadaan darurat atau
muncul-nya kesempatan-kesempatan bagus yang tidak terduga.
Seseorang merasa perlu memegang sejumlah uang dalam
menghadapi ketidak pastian itu.
Kebutuhan uang untuk berjaga-jaga ini cenderung meningkat dengan
meningkatnya pendapatan. Dengan tingkat pendapatan yang lebih
tinggi, seseorang akan menghadapi kemungkinan timbulnya
Yusman,SE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
22
Di mana :
L2 = Permintaan uang untuk spekulasi
L0 = Besarnya jumlah permintaan uang untuk spekulasi ketika r = 0
k2 = Proporsi konstan terhadap tingkat bunga (r)
r = Tingkat bunga pasar yang berlaku
Secara total, jumlah permintaan uang berdasarkan motif-motif yang
telah diterang di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
L = L1 + L2 = k1Y + L0 – k2r...........................................................7.16
L1
L1 = k1Y
0 Y
Gambar 7.9.a Permitaan Uang untuk Transaksi dan Berjaga-jaga (L1)
L2 = L0 – k2 r
0 L2
Yusman,SE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
25
Penawaran Uang :
Jumlah uang beredar menurut Keynes ditentukan oleh veriabel yang
terdapat di luar sistem. Variabel penawaran uang disebut juga variabel
eksogen (besarnya ditetapkan oleh otoritas moneter/Bank Sentral).
Pada setiap saat terdapat sejumlah uang beredar di masyarakat yang
tertentu jumlahnya (M). Hal ini digambarkan sebagai garis vertikal
dengan sumbu tegak sebagai tingkat bunga (r), dan sumbu datar
sebagai jumlah uang beredar (M).
Tingkat bunga yang berlaku di pasar diperoleh pada perpotongan
antara kurva permintaan dan kurva penawaran uang, yang berarti
terdapat keseimbangan antara jumlah uang yang diminta dengan yang
ditawarkan.
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
r
M
re
0 M,L
Gambar 7.9.c Permitaan Uang (L) dan Penawaran Uang (M)
D. Bank
1. Pengertian bank :
Menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang diperbaharui
dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan:
a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan meyalurkannya kepada masyarakat
dalam dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b. Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2. Asas, Fungsi dan tujuan Perbankan
Yusman,SE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
26
Islam (Islamic Development Bank = IDB) dengan modal awal 2 miliar dinar
atau ekuivalen 2 miliar SDR (Special Drawing Right).
Berdirinya IDB memotivasi negara-negara islam untuk mendirikan
lembaga keuangan syariah. Pada akhir 1970-an dan awal dasawarsa
1980-an, lembaga keuangan syariah bermunculan di mesir, Sudan,
negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, malaysia, serta Turki. Selain itu ada
negara-negara non muslim yang mendirikan bank islam seperti : Inggris,
Denmark, Bahamas, Swiss, dan Luxemburg. Saudi. Sementara itu
Citybank mendirikan City Islamic Investment Bank pada tahun 1996 di
Bahrain yang merupakan wholly-owned subsidiary, sementara City Chase
Manhattan telah mengembangkan produk Chase Manhattan Leasing
Liquidity Program untuk memenuhi kebutuhan investasi overnite dan
short term lain yang halal. Produk-produk investment banking yang islami
juga ditawarkan oleh fund manager konvensional seperti The Wellington
Management Company (AS), Oasis International Equity Fund dari
Flemings Bank (Inggris), State Street Investment Management (AS),
Kleintwort Benson Bank (Inggris), Hongkong Shanghai Banking
Corporation (HSBC – London), dan ANZ bank (Melbourne – London). Dari
sisi pengguna jasa perbankan syariah tercatat beberapa perusahaan
multinasional seperti, KFC, Xerox, General Motor, IBM, General Electric,
dan Chrysler.
menjadi salah satu pemegang sahamnya. Tiga tahun kemudian, yaitu tahun
1997, Bank Muamalat mensponsori lokakarya ulama tentang reksa dana
syariah yang kemudian diikuti dengan beroperasinya Reksadana Syariah
oleh PT Danareksa.
Pada tahun 1998 muncul UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan
UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan terdapat beberapa perubahan yang
memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan perbankan
syariah. Dari UU tersebut kita bisa menangkap bahwa sistem perbankan
syariah dikembangkan dengan tujuan antara lain sebagai berikut :
1). Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak
menerima konsep bunga. Dengan ditetapkannya sistem perbankan
syariah yang berdampingan dengan sistem perbankan konvensional,
mobilitas dana masyarakat dapat dilakukan secara lebih luas terutama
dari segmen yang selama ini belum dapat tersentuh oleh sistem
perbankan konvensional yang menerapkan sistem bunga.
2). Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha
berdasarkan prinsip kemitraan. Dalam prinsip ini, konsep yang
diterapkan adalah hubungan investor yang harmonis (mutual investor
relationship). Sementara dalam bank konvensional konsep yang
diterapkan adalah hubungan debitur dan kreditur (debitor to creditor
relationship).
3). Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki
beberapa keunggulan komperatif berupa pengadaan pembebanan
bunga yang berkesinambungan (prepectual interest effect), membatasi
kegiatan spekulasi yang tidak produktif, pembiayaan ditujukan kepada
usaha-usaha yang lebih memperlihatkan unsur moral.
Permberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankan yang diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah
ketentuan pelaksanaan dalam benuk SK Direksi BI/Peraturan bank
Indonesia, telah memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan
kesempatan yang lebih luas lagi bagi pengembangan perbankan syariah di
Indonesia. Perundang-undangan tersebut memberikan kesempatan yang
luas untuk mengembangkan jaringan perbankan syariah antara lain melalui
izin pembukaan kantor cabang syariah (KCS) oleh bank konvensional.
Dengan kata lain, bank umum dimungkinkan untuk menjalankan kegiatan
usahanya secara konvensional dan sekaligus dapat melakukan berdasarkan
prinsip syariah.
Adapun perkembangan peraturan perundang-undangan bank syariah
di Indonesia dapat diperlihatkan sebagai berikut:
1). Tahun 1990, lokakarya MUI : Peserta sepakat untuk segera mendirikan
bank syariah.
2). Tahun 1992, Pengenalan dual banking system : Bank Muamalat berdiri
sebagai hasil pertemuan tahunan MUI pada bulan Agustus 1990.
3). Tahun 1998, diijinkan bank beroperasi secara dual system : (i) UU No.
10/ 1998, Bank indonesia mengakui keberadaan bank syariah dan bank
Penyaluran dana bank syariah terdiri dari, jual beli, bagi hasil, pemiayaan,
pinjaman dan investasi khusus. Dalam penyaluran dana pada nasabah,
secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam tiga
kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :
a). Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang
dilakukan dengan prinsip jual-beli.
b). Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa
dilakukan prinsip sewa.
c). Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna
mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.
Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan banyak
ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang
dijual/disewakan. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk
yang menggunakan prinsip jual beli seperti murabahah,salam, dan istishna
serta produk yang menggunakan prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan pada
kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya
keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil
keuntungan ditentukan oleh nisbah (proporsi) bagi hasil yang disepakati
dimuka. Produk perbankan yang terrmasuk ke dalam kategori ini adalah
musyarakah, mudharabah, dan wadiah.
1.1. Prinsip Jual Beli
Prinsip jula beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang. Tingkat keuntungan bank ditentukan
di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi
jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu
penyerahan barang. Ada tiga jenis jual beli yang dijadikan dasar dalam
pembiayaan:
1.1.a. Bai’ al- Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan
nasabah.dalam murabahah penjualan menyebutkan harga pembelian
barang kepada nasabah, kemudian bank mensyaratkan laba dengan
jumlah tertentu. Pada perjanjian murabahah, bank membiayai
pembelian barang yang dibutuhkan nasabah dengan cara membeli
dari pemasok (produsen), dan kemudian menjualnya kepada
nasabah dengan harga ditambah tingkat keuntungan yang
disyaratkan.
Landasan hukum :
- Al Quran : AIlah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba (QS. Al-Baqarah (2) : 275)
- Al Hadis : Dari suaib ar-Rumi ra bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Tiga hal yang di dalam terdapat keberkahan : jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah0 dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” (Hr.
Ibnu Majah)
Teknis perbankan :
Yusman,SE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
34
S
D= ……………………………….……………………………....…….. 7.17
r
Dimana :
D = Jumlah uang giral yang tercipta, atau total kredit yang disalurkan, atau
total cadangan wajib minimum (Reserve Requirement) yang
tertahan pada bank-bank umum.
S = Uang giral yang mula-mula diciptakan, atau besarnya kredit yang
mula-mula dikucurkan, atau cadangan wajib minimum yang mula-
mula ditahan pada bank.
r = Besarnya persentase cadangan wajib minimum yang ditetapkan
pemerintah (Bank Sentral).
Contoh :
Misalkan Bank Sentral mengucurkan kredit kepada perbankan sebesar
100 T dengan syarat RR = 5%.
Besarnya Uang Giral yang tercipta D = (S/r) = (100 T/0,05) = 2.000 T
Besarnya Total Kredit yang tersalurkan D = (S/r) = (95 T/0,05) = 1.900 T
Besarnya Total RR yang tertahan pada masing-masing bank D = (S/r) =
(5 T/0,05) = 100 T
BII dst
Demikian seterusnya sampai tidak ada lagi kredit yang dapat dikucurkan,
karena seluruh dana sudah tertahan dalam bentuk cadangan-cadangan
wajib minimum pada masing-masing bank.
Yusman,SE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
36
Soal-soal latihan :
1. Definisi uang yang menyatakan “money is what money does” dikemukakan oleh:
a. Sir D Robertson b. A.C. Pigou
c. Walker d. Rollin G. T
2. Berikut ini adalah fungsi-fungsi uang yang merupakan jawaban atas kendala
barter tentang sulitnya menentukan standar pertukaran :
a. Sebagai media dalam bertransaksi b. Sebagai alat kesatuan hitung
c. Sebagai alat pembayaran hutang d. Sebagai alat penyimpan nilai
6. Orang menabung untuk persiapan masa depan, ini merupakan motif ...... orang
memegang uang :
a. Motif bertransaksi b. Motif precautionary
c. Motif berspekulasi d. Motif berhemat
11. Bentuk persamaan teori uang yang menyatakan uang sebagai alat untuk
bertransaksidan berjaga-jaga adalah :
a. LT = 1 Y b. LJ = 0 Y
c. L2 = Lo – k2 r d. L1 = k1 Y
12. Bila suku bunga deposito naik (> bunga obligasi) maka masyarakat tidak akan
melakukan spekulasi dengan alasan bahwa pendapatan dari kupon obligasi :
a. > bunga deposito b. < bunga dosito
c. = bunga deposito d. Tetap
13. Pada awal tahun 2017 Tuan A membeli obligasi seharga Rp. 100.000.000,- per
lembar dengan bunga (kupon) 8% setahun. Bila pada tahun 2018 Tuan A berniat
menjual obligasi tersebut, sementara tingkat bunga deposito yang berlaku pada
tahun itu adalah 6%. Maka Tuan A hanya akan mau melepas obligasi tersebut
pada harga(Rp.) :
a. 101.886.792,5 b. 101.868.792,5
c. 101.688.792,5 d. 101.686.792,5
14. Bila ternyata pada tahun 2018 tingkat bunga yang berlaku adalah 10%, maka
pada harga berapa saudara bersedia membeli obligasi tersebut :
a. 98.118.818,18 b. 98.181.818,18
c. 98.811.818,18 d. 98.881.818,18
15. Soal ini berkaitan dengan soal no 16, 17, dan 18. Misalkan pasar uang suatu
perekonomian adalah sebagai berikut : Permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga (L1) = 0,25 Y dan permintaan uang untuk berspekulasi (L 2) = 175 –
500r dan jumlah penawaran uang yang ditetapkan pemerintah = 300. Maka
bentuk persamaan kurva LM adalah :
a. Y = 500 – 2.000 r b. Y = 5.000 – 200 r
c. Y = 500 + 2.000 r d. Y = 5.000 + 200 r
16. Bila tingat bunga keseimbangan (req) = 5%, maka besarnya pendapatan nasional
keseimbangan (Yeq) adalah:
a. Y = 400 b. Y = 500
c. Y = 600 d. Y = 300
17. Besarnya permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga (L1) keseimbangan
adalah :
a. L1= 240 b. L1= 200
c. L1= 160 d. L1= 150
19. Besarnya jumlah uang beredar ditentukan oleh Bank Sentral (BI). Bila BI
menginginkan julah uang beredar ditingkatkan, maka BI dapat melakukan hal ini:
a. Menaikan r b. Menaikkan RR
c. Menjual SBPU d. Pengawasan kredit selektif.
21. Penciptaan uang giral secara teori dapat dirumuskan sebagai D = S/r. Formula
ini menggunakan asumsi-asusi berikut, kecuali :
a. Besarnya RR diketahui b. Seluruh transaksi melalui bank
c. Seluruh dana telah tertahan sbg RR d. Masyarakat memegang kas.
23. (Soal ini berkaitan dengan soal no. 24 dan 25). Misalkan mula-mula BI
mengucurkan kredit kepada BMI sebesar 1.000 T, dengan RR 2,5%. Maka
besarnya uang giral yang tercipta adalah :
a. 4.000 T b. 40.000 T
c. 400.000 T d. 400 T
25. besarnya cadangan wajib minimum (RR) yang tertahan pada masing-masing
bank adalah :
a. 100 T b. 1.000 T
c. 10.000 T d. 100.000 T
II. Essay :
1. Uang diibaratkan sebagai darah dalam perekonomian.
a. Jelaskan pengertian uang bila dilihat dari tingkat likuiditasnya. Serta apa
saja fungsi-fungsi dari uang?
b. Jelaskan yang dimaksud dengan motif-motif orang memegang/
membutuhkan uang, perlihatkan rumus dan gambar kurvanya.
Selamat Mengerjakan
LEMBAR JAWABAN
Pertemuan 8 : Uang dan Bank
Nama Nilai
N.I.M
Hari/Jam Belajar
Essai : Jawablah hasil akhirnya saja dari setiap pertanyaan setiap nomornya.