Anda di halaman 1dari 11

Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan

Pajak

ALIFIAH NUR ALYSSAH


201901020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
WIRA BHAKTI MAKASSAR
YAYASAN BHAKTI BUMI PERSADA
MAKASSAR
2020/2021
A. Surat Ketetapan Pajak
Surat Ketetapan Pajak adalah Surat ketetapan yang meliputi surat
ketetapan pajak kurang bayar atau surat ketetapan pajak kurang bayar
tambahan atau surat ketetapan pajak lebih bayar atau surat ketetapan
pajak nihil.

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah Surat ketetapan
pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit
pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.
Jenis surat ketetapan pajak ini diterbitkan dalam jangka waktu 5
tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa
pajak.Berikut ragam besaran sanksi untuk wajib pajak yang mendapat
SKPKB :
 Tambahan bayar denda berupa bunga sebesar 2% dari nilai
kekurangan pajak. Denda sebesar 2% per bulan ini diberikan
kepada wajib pajak yang ketahuan terutang pajak, belum
bayar pajak atau tidak bayar pajak berdasarkan hasil
pemeriksaan Ditjen Pajak atau keterangan pajak lainnya.
 Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 50% dari
pajak penghasilan yang tidak atau kurang bayar dalam satu
tahun pajak.
 Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 100% dari
pajak penghasilan yang tidak atau kurang dipotong,
dipungut, disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak
atau kurang disetor.
 Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 100% dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, serta Pajak
Penjualan atas Barang mewah yang tidak atau kurang
dibayar.

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah Surat
ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang
telah ditetapkan.
Direktur Jendral Pajak dapat menerbitkan SKPKBT dalam jangka
waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak apabila ditemukan data
baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang
setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan
SKPKBT.
Jumlahnya ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 100% dari
jumlah kekurangan pajak tersebut.

3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)


Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah Surat ketetapan pajak
yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah
kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak
seharusnya terutang.
Penerbitan surat ini dilakukan setelah dilakukannya pemeriksaan
atas permohonan, paling lambat 12 bulan terhitung sejak surat
permohonan diterima atau sesuai dengan keputusan Ditjen Pajak. Jika
terlambat diterbitkan, wajib wajib pajak berhak menerima imbalan
bunga 2% sebulan terhitung sejak berakhirnya jangka waktu yang
ditentukan.

4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)


Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah Surat Ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 tahun 2007, SKPN
diterbitkan untuk :
 Pajak penghasilan jika jumlah kredit pajak sama dengan yang
terutang atau pajak yang tidak terutang dan tidak ada kredit
pajak.
 Pajak Pertambahan Nilai jika jumlah kredit pajak sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak.
 Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila jumlah pajak yang
dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak
tidak terutang dan tidak ada pembayaran pajak.

5. Surat Tagihan Pajak (STP)


Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk menagih pajak dan/atau
sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. Berdasarkan
Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2000, surat tagihan pajak ini akan
diterbitkan jika:

1. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang


dibayar.
2. Terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat salah tulis atau
salah hitung.
3. Terkena sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga.
4. Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya namun tidak
melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
5. Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak namun membuat faktur pajak.
6. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak tidak membuat faktur pajak, atau membuat faktur pajak
namun tidak tepat waktu, atau tidak mengisinya secara lengkap.

Jika wajib pajak mendapat surat tagihan karena alasan 1 dan 2,


jumlah kekurangan pajak terutang yang tercantum dalam surat tersebut
ditambah dengan bunga sebesar 2% sebulan untuk maksimal 24 bulan.
Waktu tersebut terhitung sejak terutangnya pajak, atau bagian tahun
pajak, atau tahun pajak sampai terbitnya surat tagihan pajak. 

Jika penerima surat tagihan pajak merupakan pengusaha (seperti


yang disebutkan pada poin 4, 5, 6) akan dikenakan denda sebesar 2% dari
dasar pengenaan pajak.

B. Keberatan, Banding, dan Peninjauan Kembali


Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP), maka akan diterbitkan suatu surat ketetapan pajak,
yang dapat mengakibatkan pajak terutang menjadi kurang bayar, lebih bayar,
atau nihil. Jika Wajib Pajak tidak sependapat maka dapat mengajukan
keberatan atas surat ketetapan tersebut. Selanjutnya apabila belum puas
dengan keputusan keberatan tersebut maka Wajib Pajak dapat mengajukan
banding. Langkah terakhir yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak dalam
sengketa pajak adalah peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

 KEBERATAN
Wajib Pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu
ketetapan pajak dengan mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal Pajak paling lambat 3 bulan sejak tanggal dikirim surat
ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan kecuali
apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut
tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
Atas keberatan tersebut Direktur Jenderal Pajak akan memberikan
keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak
surat keberatan diterima.
Syarat pengajuan keberatan adalah:

1. Mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q.


Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat atas SKPKB, SKPKBT,
SKPLB, SKPN, dan Pemotongan dan Pemungutan oleh pihak ketiga.
2. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
mengemukakan jumlah pajak terutang menurut perhitungan Wajib
Pajak dengan menyebutkan alasanalasan yang jelas.
3. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak
surat ketetapan pajak, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa
jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena di luar kekuasaannya.
4. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap
sebagai Surat Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.
5. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan
pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar
paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan
disampaikan.
Perlu diketahui bahwa apabila permohonan keberatan Wajib Pajak
ditolak dan Wajib Pajak tidak mengajukan banding maka Wajib Pajak
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh
persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi
dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

 BANDING
Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan
Keberatan atas keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih
dapat mengajukan banding ke Badan Peradilan Pajak.
Syarat pengajuan banding adalah:

1. Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa


Indonesia dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan keberatan
diterima dilampiri surat Keputusan Keberatan tersebut.
2. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.

Pengadilan Pajak harus menetapkan putusan paling lambat 12 (dua


belas) bulan sejak Surat Banding diterima. Dalam hal permohonan
banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah
pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
 
 PENINJAUAN KEMBALI
Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Putusan Banding,
maka Wajib Pajak masih memiliki hak mengajukan Peninjauan Kembali
kepada Mahkamah Agung. Permohonan Peninjauan Kembali hanya dapat
diajukan 1 (satu) kali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan
Pajak. Pengajuan permohonan PK dilakukan dalam jangka waktu paling
lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak diketahuinya kebohongan atau tipu
muslihat atau sejak putusan Hakim Pengadilan pidana memperoleh
kekuatan hukum tetap atau ditemukannya bukti tertulis baru atau sejak
putusan banding dikirim.
Mahkamah Agung mengambil keputusan dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sejak permohonan PK diterima.

C. Pembukuan, Pemeriksaan, dan Penyelidikan

1. Pembukuan
Pembukuan wajib dilakukan oleh wajib pajak yang mempunyai
keperluan perpajakan seperti perseroan yang melakukan kegiatan
usaha, badan koperasi yang pada dasarnya menjadi subjek pajak
penghasilan , serta wajib pajak orang pribadi yang memiliki modal
tertentu minimal dalam jumlah Rp 10 JT dan memiliki peredaran
bruto dalam setahun melebihi Rp 120 JT . Selain itu untuk wajib
pajak orang pribadi yang diluar ketentuan yang berlaku tersebut dapat
membuat dan menjalankan pembukuan untuk menghitung penghasilan
atau laba kena pajaknya. 

Bagi wajib pajak orang pribadi dan badan yang tidak melakukan
pembukuan maka akan mendapatkan sanksi atas tidak
mengadakannya pembukuan, sanksi tersebut antara lain : 

 Pajak terutang yang ditetapkan oleh Surat Ketetapan Pajak (SKP) akan
dinaikan menjadi 100% , khusus untuk PPh 29 akan dinaikan menjadi
50% 
 Jika WP pribadi ataupun badan memperlihatkan pembukuan atau
dokumen lain palsu yang seolah-olah dibenarkan, tidak mengadakan
pembukuan,dan tidak memperlihatkan dokumen lainnya maka akan
mendapat pidana sampai 3 tahun dan denda sampai 4 kali jumlah pajak
yang tidak dibayar. 

2. Pemeriksaan
pemeriksaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mencari, mengumpulkan, serta mengolah data atau keterangan lain
guna untuk pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
wajib pajak sesuai dengan peraturan dalam undang-undang
perpajakan yang berlaku. Untuk menghadapi wajib pajak dalam
mengadakan pembukuan maka DJP menunjuk KPP sebagai instansi
yang memiliki wewenang dalam bidang perpajakan yang diberikan
sepenuhnya oleh undang-undang guna untuk mengadakan
pemeriksaan pembukuan terhadap wajib pajak. 
Jika DJP dan KPP mendapat keraguan terhadap ketentuan
pembukuan yang dibuat oleh WP maka Direktur Jenderal Pajak dapat
menugaskan seorang akuntan untuk mengadakan pemeriksaan atas
semua pembukuan WP sampai pada bukti-bukti mendasar dan dapat
dilakukan pemeriksaan secara sektoral atau pemeriksaan atas bagian
tertentu dalam pembukuan. Dalam melakukan pemeriksaan yang
dilakukan oleh akuntan dapat dilaksanakan di tempat usaha atau
tinggal wajib pajak.

3. Penyidikan
Penyelidikan itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti
yang dimana dengan adanya bukti tersebut membuat adanya titik
terang atas tindak pidana dalam bidang perpajakan yang terjadi dan
dapat menemukan tersangka serta mengetahui besarnya pajak terutang
yang diduga digelapkan dalam tindak pidana tersebut. 
Penyidikan tindak pidana pada dasarnya hanya dapat dilakukan
oleh pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang berada dalam
lingkungan DJP yang diberi penugasan atau wewenang khusus
sebagai penyidik tindak pidana yang terjadi dalam perpajakan.
Tindak pidana dalam bidang perpajakan ini dapat berupa
kealpaan atau kesengajaan yang dilakukan oleh WP. Kealpaan itu
sendiri merupakan sesuatu yang terjadi ketika WP alpa atau dengan
sengaja tidak menyampaikan SPT ataupun menyampaikan SPT namun
isinya tidak benar dan tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan
kerugian yang berdampak pada pendapatan negara.

D. Sanksi Perpajakan

Berikut ini contoh-contoh kesalahan tersebut:

1. Lupa Tanggal Pembayaran dan Pelaporan Pajak

Salah satu penyebab utama keterlambatan pembayaran pajak adalah


karena wajib pajak lupa tanggal pelaporan. Hal ini biasanya terjadi pada
wajib pajak yang mengurus seluruh administrasi perpajakannya sendiri tanpa
bantuan orang lain.

2. Menunda Pembayaran Pajak

Sering menunda pembayaran pajak dapat menyebabkan wajib pajak


terkena sanksi pajak. Tidak hanya sanksi karena telat membayar pajak, wajib
pajak juga bisa terkena sanksi karena telat menyampaikan SPT.

Sebab, jika Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dilaporkan tidak


tepat waktu, wajib pajak akan dikenakan sanksi pajak berupa denda dan
bunga.

3. Menyembunyikan Data

Ini merupakan tindakan ilegal dari wajib pajak yang bertujuan


mengurangi jumlah nominal pajak yang akan dibayarkan. Caranya dengan
menyembunyikan atau memalsukan beberapa data seperti data pendapatan
yang diperoleh dan lain sebagainya. Hal ini sudah tentu dapat membuat
wajib pajak terkena sanksi pajak.
Berbicara mengenai sanksi pajak, kita harus tahu apa saja jenis dan
besaran sanksi pajak itu sendiri. Berikut ini sejumlah poin mengenai macam-
macam dan besarannya sanksi pajak, yaitu:

2 Jenis Sanksi Pajak yang Perlu Anda Tahu

1. Sanksi Administrasi Pajak

Sanksi administrasi adalah sanksi berupa pembayaran kerugian


terhadap negara seperti denda, bunga dan kenaikan. Adapun perbedaan
antara denda, bunga dan kenaikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Sanksi pajak berupa denda ditujukan kepada pelanggaran yang


berhubungan dengan kewajiban pelaporan. Besaran nya pun bermacam-
macam, sesuai dengan aturan undang-undang.

 Sanksi bunga ditujukan kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran


terkait kewajiban membayar pajak. Besarannya sudah ditentukan per
bulan. Contohnya, keterlambatan pembayaran pajak masa tahunan akan
dikenakan sanksi pajak berupa bunga senilai 2% per bulan dari jumlah
pajak terutang. Kekurangan pajak akibat penundaan SPT pun dikenakan
sanksi berupa nilai bunga senilai 2% per bulan atas kekurangan
pembayaran pajak. Mengangsur atau menunda pajak juga dikenakan
bunga senilai 2% per bulan dengan ketentuan bagian dari bulan tetap
dihitung penuh 1 bulan.

 Sanksi kenaikan ditujukan kepada wajib pajak yang melakukan


pelanggaran terkait dengan kewajiban yang diatur dalam material. Sanksi
pajak ini berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar. Penyebabnya
bisa karena adanya pemalsuan data seperti meminimalkan jumlah
pendapatan pada SPT setelah lewat 2 tahun sebelum terbit SKP. Sanksi
kenaikan besarannya adalah 50% dari pajak yang kurang dibayar.

2. Sanksi Pidana Pajak

Sanksi Pidana adalah sanksi pajak yang diberikan berupa hukuman


pidana seperti denda pidana, pidana kurungan dan pidana penjara. Wajib
pajak dapat dikenakan sanksi pidana bila diketahui dengan sengaja tidak
menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar.

Penyebab lainnya adalah wajib pajak memperlihatkan dokumen palsu


serta tidak menyetor pajak yang telah dipotong. Sanksi akibat tindakan ini
adalah pidana penjara selama 6 tahun paling lama dan denda paling banyak 4
kali jumlah pajak terutang.
Agar dapat terhindar dari sanksi pajak yang berat, berikut ini kiat yang
bisa Anda lakukan:

 Mengisi SPT dengan jujur dan cermat agar tidak terjadi kesalahan data.
Pastikan nilai nominalnya benar, jelas rinciannya, dan lengkap
lampirannya.
 Mengisi faktur pajak dengan lengkap.
 Hindari akitivitas yang menimbulkan tindak pidana perpajakan terutama
aktivitas yang dianggap grey area hanya karena tidak tercantum dengan
jelas dalam perundangan pajak.
 Setorkan pajak dan laporkan SPT tepat waktu.
 Hitung, setor, lapor secara cepat dan mudah dengan online.
Daftar Pustaka

 https://www.softwarepajak.net/news/100-keberatan-banding-
dan-peninjauan-kembali
 https://www.pajakku.com/read/5f7c0db72712877582239144/-
Hukum-Pajak-dalam-Pembukuan-Pemeriksaan-dan-
Penyelidikan
 https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/sanksi-pajak-
di-indonesia
 https://www.online-pajak.com/seputar-pajakpay/5-jenis-surat-
ketetapan-pajak

Anda mungkin juga menyukai