Anda di halaman 1dari 3

UAS HUKUM PAJAK

Nama. : Filemon Madi

Nim. : 202221330023

Prodi. : Akuntansi

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


SKPKB dikeluarkan oleh DJP karena WP kurang atau tidak membayar pajak terutang, telat
menyampaikan SPT Masa dari waktu yang telah ditentukan, adanya salah hitung terkait PPN
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang dikenai tarif 0%, tidak diketahuinya
besar pajak terutang.

Di dalam SKPKB itu, akan ditentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,
jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, serta jumlah
pajak yang masih harus dibayar oleh Anda.
Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2009.
SKPKB diterbitkan dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
SKPKBT merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak
yang telah ditetapkan.
Mengenai hal ini diatur dalam Pasal 15 ayat 1 dalam UU No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), yang diubah dalam UU No 28 Tahun 2007.
Aturan tersebut berbunyi DJP dapat menerbitkan SKPKBT dalam tempo 5 tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak.
Apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang
setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT.
SKPKBT ini diterbitkan dalam rentan waktu 5 tahun, dengan jumlah pajak terutang yang
harus dibayar ditambah sanksi bunga administrasi.

Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)


SKPN merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak yang sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak, pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Menurut UU No. 28 Tahun 2007, SKPN dikeluarkan oleh DJP untuk:
 PPh apabila jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang terutang atau pajak yang
tidak terutang dan tidak ada kredit pajak
 PPh apabila jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang terutang atau pajak yang
tidak terutang dan tidak ada kredit pajak

Jika ada pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN, maka jumlah pajak yang terutang dihitung
dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurang pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN
tersebut;

 Pajak Penjualan Atas Barang Mewah jika jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada pembayaran
pajak

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)


SKPLB dikeluarkan oleh DJP ketika WP lebih membayar pajak terutang dari yang seharusnya.

Dalam SKPLB akan dituliskan berapa jumlah kelebihan pembayaran pajak.

SKPLB diterbitkan setelah dilakukannya pemeriksaan atas permohonan, selambatnya 12


bulan terhitung sejak surat permohonan diterima atau sesuai dengan keputusan DJP.

Menariknya, apabila surat ini terlambat diterbitkan, maka Anda berhak menerima imbalan
bunga sesuai tarif bunga imbalan sebulan terhitung sejak berakhirnya batas waktu yang
ditentukan.

Surat Tagihan Pajak (STP)


Seperti namanya, Surat Tagihan Pajak atau STP adalah surat yang dibuat untuk menagih
pajak atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.

STP ini berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2000, hanya diterbitkan dalam kondisi berikut:

 Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.


 Ada kekurangan pembayaran pajak akibat salah tulis atau salah hitung.
 Terkena sanksi administrasi berupa denda atau bunga.
 Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN 1984 dan perubahannya.
Akan tetapi, WP tersebut tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
 Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP, namun dia menerbitkan Faktur Pajak.
 Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tidak membuat faktur pajak, atau
membuat faktur pajak namun tidak tepat waktu, atau tidak mengisinya secara
lengkap.
Untuk WP yang mendapat SKP dengan alasan pada nomor 1 dan 2, maka jumlah kekurangan
pajak terutang yang tercantum dalam surat tersebut ditambah dengan tarif bunga sanksi
administrasi pajak sebulan dengan waktu maksimal 24 bulan.
Waktu tersebut, terhitung sejak terutangnya pajak, atau bagian tahun pajak, atau tahun
pajak sampai terbitnya Surat Tagihan Pajak.
2. Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda dan berfungsi sebagai koreksi pajak terutang,
sarana mengenakan sanksi kepada wajib pajak, serta sarana menagih pajak.
3. Pencatatan dan Pembukuan merupakan kegiatan akuntansi perpajakan yang berfungsi
sebagai pedoman untuk mempermudah wajib pajak dalam menunaikan kewajiban
perpajakan.
Pencatatn dan Pembukuan merupakan kegiatan akuntansi pajak yang harus dilakukan oleh
wajib pajak untuk menghitung pajak terutang.
Pencatatan dan Pembukuan juga dilaksanakan dalam upaya mengetahui posisi keuangan dari
hasil kegiatan usaha
4. .Bagi wajib pajak orang pribadi dan badan yang tidak melakukan pembukuan maka akan
mendapatkan sanksi atas tidak mengadakannya pembukuan, sanksi tersebut antara lain:
 Pajak terutang yang ditetapkan oleh Surat Ketetapan Pajak (SKP) akan dinaikan
menjadi 100% , khusus untuk PPh 29 akan dinaikan menjadi 50%
 Jika WP pribadi ataupun badan memperlihatkan pembukuan atau dokumen lain
palsu yang seolah-olah dibenarkan, tidak mengadakan pembukuan,dan tidak
memperlihatkan dokumen lainnya maka akan mendapat pidana sampai 3 tahun dan
denda sampai 4 kali jumlah pajak yang tidak dibayar.
5. LHP akan menjadi dasar penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). Sesuai
dengan Pasal 13 ayat 1 huruf e UU KUP , wajib pajak yang diberikan NPWP atau dikukuhkan
sebagai PKP secara jabatan akan diterbitkan SKPKB. Hal ini dikarenakan kewajiban pajak bagi
wajib pajak tersebut dimulai paling lama 5 tahun sejak diterbitkannya NPWP atau
dikukuhkannya sebagai PKP. Dari SKPKB tersebut, Wajib Pajak akan dikenakan sanksi
administratif. Sanksi yang dikenakan berupa bunga dengan tarif bunga per bulan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB.
Sanksi dikenakan paling lama 24 bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan. Selain
itu, bagi Wajib Pajak yang dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan juga dikenakan sanksi
melalui Surat Tagihan Pajak (STP). Sanksi tersebut berkaitan dengan kewajiban
pengungkapan faktur pajak yang tidak dipenuhi oleh PKP. Terhadap pengusaha atau PKP,
selain wajib menyetor PPN yang terutang, dikenakan sanksi administrasi berupa denda
sebesar 1% dari Dasar Pengenaan Pajak.

6. Pada dasarnya, banding pajak adalah salah satu upaya hukum yang dilakukan Wajib Pajak
(WP) terhadap suatu keputusan perpajakan. Sementara itu, ada pula istilah gugatan pajak.
Pada dasarnya, gugatan pajak adalah salah satu upaya hukum yang dilakukan Wajib Pajak
(WP) terhadap pelaksanaan penagihan pajak.

7. Wajib Pajak dalam negeri dikenakan pajak atas penghasilan baik yang diterima atau
diperoleh dari Indonesia dan dari luar Indonesia, sedangkan Wajib Pajak luar negeri
dikenakan pajak hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai