Perpajakan
Surat Ketetapan Pajak, Penagihan Pajak, Keberatan & Banding, Pembukuan &
Pencatatan dan Pemeriksaan, Penyidikan & Ketentuan Pidana
OLEH KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK
Andi Daffah Muhmmad Zafran Jehan Syadhika Abdullah Muhammad Fathoni Syariah Yusran
A031201105 A031201019 A031201122
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode tahun pajak tersebut.
1. Pembukuan (Cont’d)
Wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan
pencatatan adalah:
a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran
brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto.
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
c. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan wajib pajak yang wajib menyelenggarakan
pembukuan harus dilampiri dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta
keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak.
2. Pencatatan
Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto atau
penjualan bruto dari usahanya dan penerimaan penghasilan lainnya dari luar usaha dengan
tujuan mempermudah perhitungan Penghasilan Kena Pajak serta mempermudah
perhitungan PPN dan PPnBM. Apabila wajib pajak dalam memperhitungkan pajak
penghasilan dengan menggunakan pencatatan, maka penghasilan neto ditentukan dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
Penyelenggaraan Pencatatan atau Pembukuan
Ada beberapa syarat dalam penyelenggaraan pencatatan atau pembukuan yaitu:
1. Harus dilakukan dengan itikat baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya.
2. Harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang
diizinkan oleh Menteri Keuangan.
3. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dengan stelsel acrual atau stelsel kas.
4. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan
dari Direktur Jenderal Pajak.
5. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah dapat
diselenggarakan oleh wajib pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
05
PEMERIKSAAN, PENYIDIKAN
DAN KETENTUAN PIDANA
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pasal 1 angka 31 UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), penyidikan pajak
atau lebih tepatnya penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti.
Berdasarkan Pasal 44 ayat (1) UU KUP, penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan hanya
dapat dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu di lingkungan DJP yang
diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan.
2. Penyidikan dan Ketentuan Pidana (Cont’d)
Pasal 44 ayat (2) UU KUP, dalam melaksanakan tugasnya penyidik memiliki 11 wewenang.
1. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan
tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih
lengkap dan jelas;
2. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan
tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang
perpajakan;
3. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan
tindak pidana di bidang perpajakan;
4. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang
perpajakan;
5. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, mencatatan, dan
dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
2. Penyidikan dan Ketentuan Pidana (Cont’d)
6. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
dibidang perpajakan;
7. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen
yang dibawa;
8. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
9. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
10. menghentikan penyidikan; dan/atau
11. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pasal 44A UU KUP , penyidikan akan dihentikan apabila tidak terdapat cukup
bukti atau peristiwa yang disidik bukan merupakan tindak pidana perpajakan. Penyidikan juga
dapat dihentikan apabila peristiwa tersebut telah daluwarsa atau tersangkanya telah meninggal
dunia.
TERIMA
KASIH