Anda di halaman 1dari 19

Penagihan dan

Pembayaran
Utang Pajak
* Karina Amalia Darmawan
* Nurazizah Anida Putri
* Sinta Andriani
* Yosita Febriani
DASAR
PENAGIHAN
PAJAK
Dasar Penagihan Pajak adalah adanya utang pajak atau jumlah
yang masih harus dibayar wajib pajak.
Jumlah ini akan menjadi tunggakan pajak apabila saat jatuh
tempo penanggung pajak belum melunasi utang pajak.

Tujuannya agar dapat mengantisipasi segala risiko yang timbul


dari penagihan pajak.
DASAR
PENAGIHAN
PAJAK
Dasar hukum penagihan pajak telah diatur dalam
ketentuan perundang-undangan perpajakan dan
peraturan pelaksanaannya tentang penagihan pajak
dengan surat paksa.
PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK
Dasar hukum pemberian angsuran atau penundaan pembayaran pajak adalah Pasal 9
ayat (4) UU KUP, dimana disebutkan bahwa Dirjen Pajak atas permohonan WP dapat
memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak paling
lama 12 bulan.

Pembayaran pajak yang dapat diangsur atau ditunda tersebut termasuk kekurangan
pembayaran pajak yang masih harus dibayar dalam SPT Tahunan PPh (PPh Pasal 29).
Kelonggaran tersebut diberikan dengan hati-hati dan terbatas kepada WP yang
benar-benar sedang mengalami kesulitan likuiditas.
PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK
Ketentuan teknis mengenai tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran
pajak diatur dalam PMK Nomor 242/PMK.03/2014. Disebutkan bahwa WP dapat
mengajukan permohonan secara tertulis untuk mengangsur atau menunda
kekurangan pembayaran.

Permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak, harus diajukan paling


lama 9 hari kerja sebelum saat jatuh tempo pembayaran utang pajak berakhir
disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung permohonan.
PENAGIHAN PAJAK

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan yang dilakukan


agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajaknya.

Dasar hukum penagihan pajak tercantum dalam UU Nomor


19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
PENAGIHAN PAJAK
3 Jenis dalam penagihan pajak

Penagihan Pasif
01
Fiskus hanya memberitahukan kepada wajib pajak bahwa terdapat utang pajak.

Penagihan Aktif
02 Fiskus bersama juru sita Pajak berperan aktif dalam tindakan sita dan lelang.

Penagihan Langsung dan Sekaligus


03 Penagihan pajak yang dilakukan oleh fiskus atau juru sita pajak kepada wajib
pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran pajak.
PENAGIHAN PAJAK

Penagihan pajak dikatakan daluarsa jika telah melampaui


batas waktu penagihan, yaitu 5 tahun terhitung sejak
penerbitan dasar penagihan pajak.

Apabila penagihan pajak daluarsa, maka penagihan pajak


tidak bisa lagi dilaksanakan karena hak untuk penagihan atas
utang pajak tersebut sudah dianggap gugur.
PENAGIHAN PAJAK
Tahapan dalam penagihan pajak

01 Surat Teguran 03 Surat Sita


Surat yang diterbitkan Surat yang diterbitkan jika penanggung
untuk melaksanakan pajak belum membayar dalam waktu 2 x 24
penagihan pajak. jam sejak diterbitkannya surat paksa.

Lelang
02 Surat Paksa
Surat yang akan diterbitkan
04 Akan dilakukan jika dalam waktu
jika 21 hari setelah jatuh 14 hari setelah diterbitkan
tempo surat teguran, si pengumuman lelang, penanggung
penanggung jawab pajak tidak pajak tidak melunasi utang
melunasi pajaknya. pajaknya.
BUNGA PENAGIHAN
Bunga Penagihan adalah bunga Pasal 19 UU KUP, yg berbunyi :

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan


Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan
Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih
harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau
kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar
itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per
bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai
dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan
Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
HAK MENDAHULU
Berdasarkan Pasal 21 UU KUP definisi dari hak mendahulu
adalah hak khusus yang dimiliki negara terhadap barang-barang milik
penanggung pajak yang akan dilelang di muka umum.

Utang pajak yang berlaku meliputi pokok pajak serta sanksi


administrasi berupa bunga, denda, kenaikan dan biaya penagihan
pajak.
PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang
Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan Pasal 1 ayat (1), (2), (3)
(1) Piutang pajak yang dapat dihapuskan adalah piutang pajak yang tercantum dalam;
a. Surat Tagihan Pajak (STP)
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
d. Surat Oeberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
e. Surat Ketetapan Pajak (SKP)
f. Surat Ketetapan Pajak Tambahan (SKPT)
g. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Putusan
Banding, Serta Putusan Peninjauan Kembali Yang Menyebabkan Jumlah Pajak Yang
Masih Harus Dibayar Bertambah
PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK
(2) Piutang pajak yang dapat dihapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk Wajib Pajak orang pribadi adalah piutang pajak yang tidak dapat ditagih
lagi karena:
a. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai
harta warisan atau kekayaan;
b. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan;
c. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
d. dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan
penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di
bidang perpajakan; atau
e. hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena
kondisi tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau
berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK
(3) Piutang pajak yang dapat dihapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk Wajib Pajak badan adalah piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi
karena:
a. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajak tidak dapat
ditemukan;
b. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
c. dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan
penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di
bidang perpajakan; atau
d. hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena
kondisi tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau
berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
PENYITAAN
Berdasarkan PP Tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka
Penagihan Pajak

Pengertian penyitaan terdapat dalam Pasal 1 No.14, berbunyi :

Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang


Penanggung Pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak
menurut peraturan perundang-undangan.
PENYITAAN
Pelaksanaan penyitaan terdapat dalam Pasal 2 ayat (1), (2), berbunyi :

(1) Penyitaan terhadap barang milik Penanggung Pajak dilaksanakan oleh


Jurusita Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
yang diterbitkan oleh Pejabat.

(2) Penyitaan dilaksanakan apabila utang pajak tidak dilunasi dalam


jangka waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak
tanggal Surat Paksa diberitahukan kepada Penanggung Pajak.
PENYANDERAAN
Dasar hukum fiskus melakukan penyanderaan terdapat dalam Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 189/PMK. 03/2020. Dalam aturan ini, disebutkan penyanderaan
merupakan pengekangan sementara waktu kebebasan penanggung pajak dengan
menempatkannya di tempat tertentu.

Penyanderaan pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan bentuk-bentuk sanksi
perpajakan yang lain, yakni mendorong wajib pajak agar melunasi utang pajaknya.
Selain itu, penyanderaan dapat menjadi sarana untuk menyebarkan efek jera bagi
wajib pajak lainnya, yakni untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan kepatuhan
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
PENYANDERAAN
Agar penyanderaan tidak dilaksanakan sewenang-wenang, maka
harus memenuhi 2 syarat, yaitu:

01 02

Syarat Kuantitatif Syarat Kualitatif


Apabila penanggung pajak Diragukannya iktikad baik penanggung
mempunyai utang pajak pajak dalam melunasi utang pajaknya
sekurang-kurangnya Rp100 juta. dan telah dilaksanakan penagihan
pajak sampai dengan surat paksa.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai