Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

HUKUM PAJAK DAN ACARA PERPAJAKAN 05

NAMA : BAYU INDRA PAMUNGKAS


NIM : 042934147
PRODI : HUKUM PAJAK DAN ACARA PERPAJAKAN 05
FAKULTAS : ILMU HUKUM / 2021.1

Pertanyaan :
Jelaskan tata urutan penagihan pajak! (dibuat dalam format pdf)

Jawab :

Pengertian Penagihan Pajak

Penagihan pajak adalah proses tindakan yang dilaksanakan terhadap


penanggung pajak agar membayar utang pajak serta biaya penagihan pajak.
Pengertian penagihan pajak menurut Soemitro (1996), yaitu tindakan yang
dilakukan Direktorat Jenderal Pajak sebab wajib pajak tidak mengikuti
ketentuan Undang Undang pajak, terutama tentang pembayaran pajak
terutang.
Sementara itu menurut Rusdji (2004), penagihan pajak rangkaian tindakan
yang dilakukan agar wajib pajak membayar utang pajak serta biaya penagihan
pajak dengan peneguran ataupun peringatan, melaksanakan penagihan
seketika & sekaligus memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan,
menyita, menyandera, serta menjual barang yang disita.

Sementara itu, penanggung pajak adalah orang maupun badan yang memiliki
tanggung jawab atas pembayaran pajak. Lalu pejabat adalah orang yang
memiliki wewenang untuk mengangkat serta memberhentikan juru sita pajak,
dan juru sita pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang mencakup
penagihan seketika & sekaligus.
Dasar hukum penagihan pajak telah dicantumkan dalam Undang Undang
Nomor 19 Tahun 1997 mengenai Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Undang-undang ini mulai diberlakukan sejak 23 Mei 1997. Undang-undang
kemudian diamandemen dengan Undang Undang Nomor 19 tahun 2000 yang
mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2001.

Jenis Penagihan Pajak :


Terdapat beberapa jenis penagihan, yakni penagihan pajak pasif dan aktif,
ataupun penagihan seketika. Apa perbedaan ketiga jenis penagihan tersebut?
Apa konsekuensi yang diterima wajib pajak? Berikut penjelasannya.

1.) Penagihan Pasif

Untuk jenis penagihan pajak pasif, DJP menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT), SK Pembetulan, SK Keberatan, serta Putusan
Banding yang mengakibatkan pajak terutang menjadi lebih besar.
Dalam jenis ini,, fiskus hanya menyampaikan kepada wajib pajak bahwa
terdapat pajak terutang. Apabila dalam jarak satu bulan sejak dikeluarkannya
STP ataupun surat sejenis lainnya, wajib pajak tidak membayar utang pajaknya,
maka fiskus akan menerapkan penagihan aktif.

2.) Penagihan Aktif

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, penagihan aktif adalah proses


selanjutnya setelah penagihan pasif tidak berhasil. Dalam penagihan aktif,
fiskus dan juru sita pajak memiliki hak dan berperan aktif untuk tindakan sita
serta lelang.

3.) Penagihan Seketika & Sekaligus

Penagihan seketika & sekaligus ini adalah penagihan pajak yang dijalankan oleh
fiskus maupun juru sita pajak terhadap wajib pajak langsung tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pelunasan pajak. Penagihan pajak pun mencakup
keseluruhan utang pajak dari segala jenis pajak, masa pajak, serta tahun pajak.

Tujuan penagihan pajak seketika & sekaligus adalah guna mencegah terjadinya
pajak terutang yang tidak dapat ditagih. Apabila saat penagihan seketika &
sekaligus wajib pajak tidak membayar, maka juru sita pajak akan menunggu
sampai tanggal jatuh tempo.

Tata Cara dan Proses Penagihan Pajak :

Terdapat beberapa tindakan maupun langkah yang dijalankan oleh juru sita
pajak dalam menjalankan penagihan pajak. Berikut tata cara dan proses
penagihan pajak serta penjelasannya.

1.Penagihan dengan Surat Teguran

Surat teguran atau biasa disebut juga surat peringatan adalah surat yang
dikeluarkan untuk melakukan penagihan pajak. Apabila dalam jangka waktu
tujuh hari setelah tanggal jatuh tempo penanggung pajak atau wajib pajak
tidak melunasi pajak terutang, maka surat teguran akan sampai ke tangan
penanggung pajak.
Tujuan surat teguran adalah memberikan peringatan terhadap penanggung
pajak agar segera membayar utang pajak sehingga tidak perlu dilakukan
penagihan secara paksa.

2.Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Surat paksa adalah surat yang akan dikeluarkan apabila 21 hari setelah jatuh
tempo surat teguran, si penanggung jawab pajak belum melunasi utang
pajaknya.
Dengan terbitnya surat paksa, wajib pajak harus membayar utang pajaknya
dalam waktu 2 x 24 jam agar tidak ada tindakan pemblokiran rekening,
pencegahan ke luar negeri, maupun penyanderaan paksa badan (dengan
catatan, diragukan itikad baiknya serta mempunyai utang pajak minimal
Rp100.000.000). Pengeluaran surat paksa ini dikenakan biaya penagihan pajak
sebesar Rp25.000.

3.Penagihan dengan Surat Sita

Surat sita adalah surat yang dikeluarkan apabila dalam waktu 2 x 24 jam sejak
dikeluarkannya surat paksa, penanggung pajak tidak melunasi pajaknya.
Terdapat biaya penagihan pajak yang dibebankan untuk surat sita yaitu
Rp75.000. Biaya yang diperuntukkan untuk pelaksanaan sita.
Penyitaan bukan semata-mata bertujuan untuk memperdagangkan barang
milik penanggung pajak, melainkan petugas memanfaatkan barang-barang
tersebut sebagai jaminan agar penanggung pajak membayar pajak
terutangnya.

Dengan demikian, penanggung pajak masih berkesempatan untuk membayar


utang pajaknya dalam waktu 14 hari sejak terhitung dari penyitaan harta
penanggung pajak. Apabila dalam 14 hari penanggung pajak belum melunasi
utang pajaknya, maka akan dikeluarkan pengumuman lelang.
Penyitaan dilakukan oleh juru sita pajak yang disaksikan oleh 2 orang yang
dianggap sudah dewasa sebagai saksi, berkewarganegaraan Indonesia, dikenal
oleh juru sita pajak, serta dapat dipercaya.

4.Penagihan dengan Lelang

Lelang akan dilaksanakan apabila dalam waktu 14 hari setelah dikeluarkannya


pengumuman lelang, penanggung pajak belum melunasi pajak terutangnya.

Dasar Penagihan Pajak :

Dasar penagihan pajak dibagi sesuai jenis pajaknya. Berikut dasar-dasar yang
perlu diketahui:

Dasar Penagihan PPh, PPN, PPnBM, serta Bunga Penagihan

Surat Tagihan Pajak.


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.
Surat Keputusan Pembetulan.
Surat Keputusan Pemberatan.
Putusan Banding.
Putusan Peninjauan Kembali sehingga total pajak yang perlu dilunasi
bertambah.

Dasar Penagihan PBB

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang.


Surat Ketetapan.
Surat Tagihan Pajak.

Daluarsa Penagihan Pajak


Penagihan pajak disebut daluarsa apabila sudah melewati batas waktu
penagihan, yakni 5 tahun terhitung sejak diterbitkannya dasar penagihan
pajak. Jika sudah daluarsa, maka hal tersebut tidak dapat lagi dilakukan karena
hak penagihan atas utang pajak tersebut telah dianggap gugur.
Jadi, dapat tertangguh atau melampaui 5 tahun jika:
Diterbitkan Surat Paksa.
Terdapat pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung ataupun tidak
langsung, contohnya mengajukan permohonan pengangsuran/penundaan
pelunasan.
Diterbitkannya SKPKB atau SKPKBT sebab wajib pajak melakukan tindak pidana
perpajakan serta tindak pidana lain yang merugikan pendapatan Negara.
Terdapat penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
Kewajiban Wajib Pajak dalam Penagihan
Wajib pajak memiliki kewajiban:
Melakukan pelunasan utang pajak sebelum jatuh tempo.
Berkomitmen dalam membayar angsuran maupun penundaan pembayaran
pajak.
Bersifat kooperatif dalam tindakan penagihan pajak.
Tidak melanggar UU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa saat penagihan pajak
yang menyebabkan tindak pidana, misalnya memindahtangankan,
menyembunyikan, menghilangkan, maupun memindahkan hak atas barang
yang disita.
Demikian penjelasan penagihan pajak, mulai dari pengertian, jenis, tata cara,
proses, dasar hukum, hingga daluarsa penagihan.

Sumber Referensi :
- BMP HKUM 4407 Hukum Pajak dan Acara Perpajakan / Modul 7
- https://www.rusdionoconsulting.com/penagihan-pajak/

Anda mungkin juga menyukai