Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : BAYU INDRA PAMUNGKAS

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042934147

Tanggal Lahir : 01 Oktober 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4201/ Hukum Tata Negara

Kode/Nama Program Studi : 311/ Ilmu Hukumi-S1

Kode/Nama UPBJJ : 41/ Purwokerto

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/ 25 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : BAYU INDRA PAMUNGKAS


NIM : 042934147
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4201/ Hukum Tata Negara

Fakultas : Hukum
Program Studi : Ilmu Hukum-S1
UPBJJ-UT : Purwokerto

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Purwokerto, 25 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

BAYU INDRA PAMUNGKAS


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban :

1. Reformasi yang terjadi pada tahun 1999-2002 menyebabkan perubahan fundamental terhadap
kedudukan dan kewenangan lembaga negara, terlebih terhadap kedudukan MPR yang sebelum
reformasi merupakan lembaga tertinggi negara dengan kekuasaan sangat besar menjadi lembaga
yang memiliki kedudukan sejajar dengan lembaga negara lainnya seperti DPR, Presiden, dan MA
setelah reformasi. Perubahan kewenangan tersebut juga secara otomatis mengurangi porsi
kewenangan yang dimiliki oleh MPR sebelumnya seperti wewenang memilih Presiden dan Wakil
Presiden, memberhentikan Presiden dan/ atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya, menyusun
Garis-garis Besar Haluan Negara (termasuk GBHN didalamnya). Penurunan kedudukan dan
kewenangan MPR tersebut merupakan dampak dari amandemen UUD 1945 yang dilakukan pada
masa reformasi tersebut untuk mengembalikan makna demokrasi. Dampak lain dari reformasi
adalah terwujud pola sparation of power juga konsep Checks and balances antara cabang
kekuasaan Negara.
Pertanyaan:
a. Buatlah suatu analisa mengenai keterkaitan konstitusi dan struktur lembaga negara dalam
pemahaman hukum tata negara, sehingga amandemen UUD 1945 sangat berpengaruh terhadap
kedudukan dan kewenangan MPR dalam struktur negara!
Jawab :
Menurut A. Hamid S. Attamimi, konstitusi dalam negara sangat penting sebagai pemberi
“pegangan” dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur
bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan.
K.C. Wheare menjelaskan jika konstitusi berkedudukan sama dengan undang-
undang,sehingga proses pembentukan dan perubahannya sama dengan proses dan
pembentukan undang-undang. Konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang mengatur
organisasi negara, serta hubungan antara negara dan warga negara sehingga saling
menyesuaikan diri dan saling berkerjasama.Jadi konstitusi sangat berkaitan dengan struktur
lembaga negara.
Menurut analisa saya konstitusi merupakan kontrak sosial antara negara dan warga negara,
konstitusi merupakan peraturan tertinggi dalam sebuah negara harus mengatur hal hal dalam
hubungan hukum dan setelah reformasi terbentuk di mana UUD 1945 diamandemen dengan
sendirinya demokrasi di Indonesia kembali dijadikan acuan dari susunan konstitusi negara.
Terutama kedudukan MPR menjadi banyak berubah dalam struktur negara. Setelah reformasi
tahun 1999 sampai 2002 di mana UUD 1945 diamandemen, MPR tidak lagi di instruksikan
sebagai satu-satunya pengembangan kedaulatan rakyat, walaupun demikian tidak lagi di
konstruksikan sebagai lembaga negara tertinggi tetapi ketetapan yang tetap berlaku dengan
ketentuan masing masing.

b. Dampak lain dari reformasi adalah terwujud suatu kebutuhan akan adanya hukum yang
mengatur organisasi negara secara tepat, bagaimana pendapat Saudara terkait urgensi
pengaturan organisasi negara sebagaimana pola sparation of power juga konsep Checks and
balances antara cabang kekuasaan Negara, bagaimana jika kedua pola relasi tersebut diabaikan
dalam penyelenggaraan negara!
Jawab :
Separation of power merupakan teori pemisahan kekuasaan yang dicetuskan oleh Montesquieu
(1689 -1755), bahwa dalam suatu sistem pemisahan kekuasaan itu harus terpisah (separation),
baik mengenai fungsi (tugas) maupun mengenai alat kelengkapan Negara. Kekuasaan legislatif,
dilaksanakan oleh suatu perwakilan rakyat (Parlemen).Kekuasaan eksekutif, dilaksanakan oleh
pemerintah (Presiden atau Raja dengan bantuan Menteri-menteri). Kekuasaan yudikatif,
dilaksanakan oleh badan peradilan (Mahkamah Agung dan pengadilan di bawahnya).
Pemisahan kekuasaan merupakan ide yang menghendaki baik organ, fungsi dan personal
lembaga Negara terpisah sama sekali. Setiap lembaga Negara masing-masing menjalankan
secara sendiri dan mandiri tugas, dan kewenangannya seperti yang ditentukan dalam ketentuan
hukum. Checks and balances adalah saling mengontrol, menjaga keseimbangan antara
lembaga-lembaga negara atau yang biasa kita sebut dengan cabang-cabang kekuasaan negara.

Menurut analisa saya jika kedua relasi yaitu Polasparation of power serta konsep cheeks an
balances antara cabang kekuasaan negara diabaikan oleh penyelenggara negara. Hal ini
mengakibatkan rakyat yang dirugikan dikarenakan setelah adanya konsep cheeks and balances.
Lembaga kehakiman menjadi lembaga yang terpisah menurut kekuasaannya untuk melindungi
kebebasan warga negara. Dikaitkan dengan konsep tersebut baik terhadap legislatif maupun
eksekutif bahkan penguatan kehakiman tersebut bahkan memberikan kewenangan kekuasaan
kehakiman untuk membatalkan UU yang bertentangan dengan UUD 1945Yang merupakan
kewenangan mahkamah konstitusi hal ini sangat menguntungkan rakyat dan jika hal ini
diabaikan tentunya dengan otomatis reformasi dianggap gagal dilaksanakan di suatu negara.
c. Buatlah suatu analisa komparasi mengenai staatsrecht in ruimere zin (Hukum negara dalam
arti luas) dan staatrecht in engeree zin (Hukum Negara dalam arti sempit) dalam perspektif
konstitusi dan kewenangan yang dimiliki oleh lembaga negara dalam konsepsi pemahaman
hukum tata negara sehingga dalam kajian HTN konstitusi, struktur lembaga negara, pola relasi
kerja antar organ dipelajari secara bersamaan?
Jawab :
Staatsrecht in ruimere zin (Hukum negara dalam arti luas) diartikan sebagai Hukum Negara
sedangkan staatrecht in engeree zin (Hukum Negara dalam arti sempit) adalah hukum yang
membedakan Hukum Tata Negara dari Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Usaha
Negara atau Hukum Tata Pemerintah.
Menurut pendapat saya hukum negara dalam artian luas”staatrech in ruimere zin ( hukum
dalam artian luas) merupakan hukum tata negara yang meliputi hukum administrasi negara
sedangkan hukum negara dalam artian sempit“ staatrecht in engeree zin adalah hukum yang
menunjukkan organisasi organisasi yang memegang kekuasaan pemerintahan dan batas
kekuasaan yang di miliki pemerintah. Hal ini tentunya negara dalam artian luas dan negara
dalam artian sempit merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisahkan di mana antara hukum
tata negara dan organisasi organisasi yang memegang kekuasaan pemerintahan memiliki
hubungan yang tidak bisa dipisahkan untuk kemajuan suatu negara.

2. Dalam pelaksanaan HTN pada nyatanya tidak selalu hanya diselenggarakan dalam keadaan
normal, kedaan darurat juga sangat memungkinkan menjadi sutu realita sebuah negara yang tidak
dapat dihindari dan mengakibatkan terbitnya Perpu. Misalnya saja pada masa kepemimpinan
Presiden Jokowi setidaknya 4 PERPU telah diterbitkan oleh Presiden yaitu; Perpu No.1Tahun
2015 tentang KPK pada tahun 2015, kemudian Perpu No.1 Tahun 2016 tentang perlindungan anak
yang kemudian mejadi Undang-undang, Perpu tentang Akses informasi keuangan untuk
kepentingan perpajakan pada tahun 2017 dan Perpu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Masyarakat pada tahun 2017 oleh sebabnya HTN
dalam keadaan darurat juga menjadi bagian yang dipelajari dalam HTN berkaitan dengan
pelaksanaannya pada keadaan tertentu berikut dengan syarat yang ketat sehingga penyelenggaraan
negara tetap dilaksanakan sebagaimana termaktub dalam Pasal 12 dan Pasal 22 Ayat (1) UUD NRI
1945.
Pertanyaan:
a. Dalam Pasal 22 Ayat (1) UUD NRI 1945 dikatakan bahwa “Dalam hal ihwal kegentingan yang
memaksa, presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti undangundang”
(PERPU), bagaimana kedudukan PERPU dalam hirarki peraturan perundang-undangan
menurut Undang-undang No. 12 Tahun 2011?
Jawab :
Pasal 7 ayat (1) UU 12 Tahun 2011 menyatakan bahwa jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan terdiri atas:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

UU dan Perpu dalam hierarki peraturan perundang-undangan memang memiliki kedudukan


yang sama, hanya saja keduanya dibentuk dalam keadaan yang berbeda. UU dibentuk oleh
Presiden dalam keadaan normal dengan persetujuan DPR, sedangkan Perpu dibentuk oleh
Presiden dalam keadaan genting yang memaksa tanpa persetujuan DPR.
Dalam pasal 22 ayat 1 UUD 1945 dikatakan bahwa dalam Ihwal Kepentingan memaksa
presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang undang (Perpu).
Kedudukan Perpu dalam hirarki perundang undangan menurut UU nomor 12 tahun 2011 di
mana pada pasal 1 ayat 4 Yang berbunyi Perpu adalah peraturan perundang undangan yang di
tetapkan oleh presiden dalam hal Ihwal kepentingan yang memaksa hal ini dilakukan karena
negara yang berada dalam keadaan darurat atau keadaan yang memaksa yang tiba tiba
mengancam kepentingan umum. Hal ini menuntut negara untuk bertindak dengan cara cara
yang tidak lazim menurut hukum yang berlaku dalam keadaan normal.

b. Sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 12 dan 22 mengenai makna “keadaan berbahaya”
dan “kegentingan yang memaksa”, menjadi syarat penetapan keadaan berbahaya dan
kegentingan yang memaksa tersebut sehingga kemudian Presiden diperbolehkan menerrbitkan
PERPU. Buatlah Analisa makna keadaan berbahaya” dan “kegentingan yang memaksa” yang
menjadi sebab lahirnya Perpu No.1 Tahun 2015 tentang KPK pada tahun 2015?
Jawab :
Dikeluarkannya Perpu No.1 Tahun 2015 tentang KPK pada tahun 2015 ini dikarenakan pada saat
itu 3 (tiga) orang Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi diberhentikan sementara terkait
dengan statusnya sebagai tersangka tindak pidana, yang mengakibatkan Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi hanya tersisa 2 (dua) orang.
Dalam konsideran menimbang Perppu Nomor 1 Tahun 2015 ini dinyatakan :
1) bahwa terjadinya kekosongan keanggotaan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi telah
menggangu kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi;
2) bahwa untuk menjaga keberlangsungan dan kesinambungan upaya pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi perlu pengaturan mengenai pengisian keanggotaan
sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3) bahwa ketentuan mengenai pengisian keanggotaan sementara Pimpinan Korupsi belum
diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.

Pasal 12 dan 22 mengenai keadaan berbahaya dan kepentingan memaksa merupakan syarat
penetapan presiden mengeluarkan Perpu menurut analisa saya dalam hal ini mengenai keadaan
berbahaya dan kepentingan memaksa yang menjadi sebab lahirnya Perpu nomor 1 tahun 2015
tentang KPK(komisi pemberantasan korupsi). Perpu ini menegaskanPengangkatan dan
pemberhentian anggota sementara pimpinan KPK ditetapkan oleh presiden dalam hal kekosongan
kepemimpinan di lembaga tersebut di mana dikarenakan mengganggu kinerja KPK yang tentunya
menimbulkan dampak yang berbahaya untuk menyelamatkan keuangan negara.

c. Dalam UUD NRI 1945 Pasal 12 dan 22 diatur mengenai pelaksanaan HTN Darurat, buatlah analisa
mengenai makna “keadaan berbahaya” dan “kegentingan yang memaksa” dan kaitkan dengan
keadaan Pandemi yang saat ini sedang terjadi apakah sudah mencukupi syarat sehingga dapat
diberlakukan HTN darurat?
Jawab :
Pandemi yang saat ini sedang terjadi apakah sudah mencukupi syarat keadaan berbahaya dan
kegentingan yang memaksa sehingga Pemerintah mengeluarkan tiga regulasi sekaligus untuk
melawan Pandemi. Ketiga regulasi yaitu:
1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi
Covid-19 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.
2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19
3) Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Covid-19

Menurut pendapat saya di mana HTN darurat yang dikaitkan dengan Pandemi sekarang sudah
mencukupi syarat hal ini dekat dibuktikan dengan sudah terbitnya Perpu pada 31 Maret 2020
tentang sistem keuangan untuk penanganan Pandemi Corona virus 2019 dan lahirnya Perpu
nomor 1 tahun 2020 untuk menangani Pandemi hal tersebut terbukti dengan terganggunya
stabilitas keamanan masyarakat di bidang kesehatan sehingga pemerintah dianggap penting
untuk bertindak dengan cara yang tidak lazim menurut aturan hukum yang biasa digunakan
dalam keadaan normal.

3. Karl Loewenstein membagi konstitusi dalam 3 (tiga) penilaian yaitu nilai normatif, nilai nominal
dan nilai semantik. Hal tersebut dikarenakan sebuah negara tidak dapat melaksanakan keseluruhan
ketentuan yang diatur dalam konstitusi. Berdasarkan pernyataan tersebut buatlah analisa nilai yang
terkandung dalam Pasal berikut dan berikan argumen serta fenomenanya. Pertanyaan:
Buatlah analisa nilai konstitusi yang terkandung dalam Pasal-pasal berikut:
a. Pasal 28b ayat 2 yang berbunyi “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”
Jawab :
Pasal ini mengandung nilai Nominal. Hal ini dikarenakan, nilai nominal sendiri ialah konstitusi
berlaku secara hukum, namun dalam implementasinya belum bisa dijalankan secara maksimal.
Pertanyaannya sekarang apakah kata-kata yang mengatakan bahwa “Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi” itu konsekuen dengan faktanya dalam kehidupan bernegara? Dari hal ini kita
angkat pertanyaan tersebut sebagai contoh fenomena yang sering terjadi berkaitan dengan
pasal ini, di Indonesia khususnya setiap anak yang lahir memiliki hak atas kelangsungan
hidupnya, tumbuh dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Namun fakta lapangannya masih banyak anak-anak di Indonesia yang tidak
mendapatkan hak nya seperti yang disebutkan dalam pasal diatas. Adanya perilaku
menyimpang dari seseorang menyebabkan seorang anak bahkan tak mendapatkan haknya
tersebut, dimana tindakan itu seperti aborsi yang menyebabkan seorang anak tak mendapatkan
hak atas kelangsungan hidupnya. Kurang perhatian orang tua yang menyebabkan seorang anak
tak dapat berkembang layaknya anak seusia mereka, serta kekerasan terhadap anak yang tak
menjamin ia bebas dari kekerasan yang terjadi.

b. Pasal 31 ayat 2 yang berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”
Jawab : Pasal ini mengandung nilai Nominal. Sederajatnya.dalam hal ini pemerintah wajib
membiayai pendidikan tersebut sampai warga Negara tersebut selesai melaksanakan
pendidikan dasar nya.dengan tujuan agar pendidikan bagi seluruh warga Negara Indonesia
terjamin karna pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang unggul demi
kemajuan bangsa dan negara serta pertahanan negara. Sama halnya dengan jawaban diatas,
nilai nominal ini ialah konstitusi berlaku secara hukum, namun dalam implementasinya belum
bisa dijalankan secara maksimal. Sebagai contoh, pasal ini menyebutkan bahwa warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar danpemerintah wajib membiayainya. Namun faktanya, di
Indonesia sendiri khususnya masih banyak warga negara yang belum memiliki pendidikan
tersebut. Alih-alih pemeritah yang berkewajiban membiayainya, namun dilapangan malah
banyak rakyat yang kesusahan dalam mengemban pendidikan ini dikarekan tak mempunyai
biaya. Ha ini tentu menjadi alasan kenapa pasal ini memiliki nilai nominal.

c. Pasal 7 "presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama,hanya untuk satu kali masa jabatan"
Jawab: Pasal 7 "presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama,hanya untuk satu kali masa jabatan".
Pasal ini mengandung nilai Normatif. Dimana nilai normatif itu ialah konstitusi sebagai hukum
tertinggi sebuah bangsa benar-benar dipatuhi oleh penguasa maupun masyarakat secara murni dan
konsekuen. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa, pasal ini sebagai bentuk dari konstitusi
yang mengikat bila dipahami, diakui, diterima, dan dipatuhi oleh masyarakat dan bukan hanya
berlaku dalam arti hukum saja, akan tetapi juga merupakan suatu kenyataan yang hidup dalam arti
sepenuhnya diperlukan dan efektif.dalam masa jabatan nya presiden memangku jabatan selama 5
tahun yang diatur dalam Pasal 7 UUD dasar Tahun 1945. sebagai perwujudan sistem demokrasi,
sehingga jabatan tersebut merupakan jabatan politik yang diimplementasikan dalam ketentuan
Pasal 22E ayat (1) dan (2) UUD 1945. Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Sehingga presiden dapat dipilih kembali dalam jabatan nya
yang sama setelah memegang masa jabatan selama 5 tahun.

4. Pengaturan pewarganegaraan sendiri di dunia menganut 2 asas yakni Asas Ius Soli dan Asas Ius
Sanguinis yang mana pemilihan asas diserahkan sepenuhnya oleh negara masing-masing. Hal
inilah yang kemudian menimbulkan permasalahan dalam pengaturan pewarganegaraan, seseorang
dapat menjadi Apatride atau Bipatride manakala dalam asas tersebut masing-masing negara sama-
sama mengakui atau sama-sama menolak. Dalam Pasal 26 ayat 1 UUD 1945 ditentukan siapa saja
yang menjadi WNI, yaitu orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Permasalahan muncul berkaitan dengan
warga negara Indonesia yang memiliki keturunan China, di Negara China pengaturan
pewarganegaraan menganut asas ius sanguinis sedangkan di Indonesia menganut asas ius soli

Pertanyaan:
a. Berdasarkan fenomena di atas buatlah analisa status pewarganegaraan seseorang yang
memiliki keturunan China dan dilahirkan di Indonesia!
Jawab:
Status pewarganegaraan seseorang yang memiliki keturunan China dan dilahirkan di
Indonesia:
Menurut saya, berdasarkan fenomena diatas, Status Pewarganegaraannya yaitu Bipatride.
Bipatride (dwi kewarganegaraan) merupakan status kewarganegaraan di mana seseorang sah
secara hukum menjadi warga negara di dua negara. Katakanlah orang yang dimaksud adalah
si X, oleh karena si X merupakan keturunan China (Tiongkok) yang menganut Asas Ius
Sanguinis, artinya si X berhak mendapat status Warga Negara China (Tiongkok), disisi lain,
walaupun keturunan China, namun si X dilahirkan di Indonesia yang menganut Asas Ius Soli,
disini berarti si A juga dapat menyandang sebagai Warga Negara Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Kebangsaan China Tahun 1909 menjelaskan bahwa setiap


keturunan Tionghoa dimanapun mereka dilahirkan akan tetap dianggap sebagai warga negara
Cina, sehingga setiap orang keturunan Tionghoa yang lahir di Indonesia memiliki
dwikewarganegaraan. Hal ini berlaku ius sanguinis (adalah hak kewarganegaraan yang
diperoleh seseorang (individu) berdasarkan kewarganegaraan ayah atau ibu biologisnya).
Status kewarganegaraan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa sebelum berlakunya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah dwikewarganegaraan dan wajib memiliki
Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia, namun setelah berlakunya Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 maka warga negara Indonesia keturunan Tionghoa hanya
berkewarganegaraan Indonesia dan memiliki kedudukan yang sama dengan warga negara
Indonesia asli. Status pewarganegaraan seseorang yang memiliki keturunan china namun
dilahirkan di Indonesia bisa menjadi WNI apabila, ia terlahir dari perkawinan yang sah dari
seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing; atau lahir dari perkawinan
yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia;

b. Berdasarkan fenomena di atas dan merujuk Pasal 26 ayat 1 UUD 1945, apakah warga negara
China dapat menjadi warga negara Indonesia? Jika iya, bagaimanakah caranya!
Jawab :
Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dari pasal ini, seorang warga negara china (WNA) bisa menjadi warga negara indonesia
apabila telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Adapun beberapa syarat yang harus
dipenuhi yakni:
a. telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh)
tahun tidak berturut-turut;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
f. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
g. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h. membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Jika syarat-syarat sudah terpenuhi, maka yang harus dilakukan selanjutnya untuk menjadi WNI
adalah dengan mengajukan permohonan ke Presiden Indonesia. Permohonan diajukan di
Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup
dan sekurang-kurangnya memuat; nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
status perkawinan, alamat tempat tinggal, pekerjaan, dan kewarganegaraan asal. Dalam hal ini
si anak dapat mengajukan permohonan perwarganegaraan dan memilih kewarganegaraannya.

c. Maraknya media sosial berbasis digital ikut meningkatkan maraknya perkawinan beda negara,
bagaimana status pewarganegaraan seorang anak yang dilahirkan dari Ibu WNI dan seorang
Ayah berstatus warga negara Amerika, buatlah analisa!
Jawab :
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, poin d yang berbunyi “anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia”. Maka, dapat dikatakan bahwa status
pewarganegaraan anak tersebut merupakan warga negara indonesia.

Anda mungkin juga menyukai