Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Novega Nancy Kodja

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043169123

Tanggal Lahir : 01 November 1993

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4320/ SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kode/Nama Program Studi : 71/ Ilmu Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 84/ Manado

Hari/Tanggal UAS THE : Senin/27 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Novega Nancy Kodja


NIM : 043169123
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4320/ SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
Fakultas : Ilmu Hukum sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Pemerintahan – S1
UPBJJ-UT : Manado

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Bitung, 27 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Novega Nancy Kodja


THE IPEM4320

1.
a. Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi dalam
mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan. Pemerintahan dipandang sebagai sistem
karena pemerintahan merupakan rangkaian interaksi dari berbagai komponen. Komponen
yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan saling ketergantungan. Anak cabang
dari sistem pemerintahan menjadi induk rangkaian berikutnya.
Sistem pemerintahan merupakan hubungan serta susunan di antara lembaga negara.
Lembaga negara tersebut saling terikat. Selain itu, lembaga tersebut juga
berkesinambungan di dalam satu kesatuan di dalam rangka penyelenggaraan negara. Ada
beberapa sistem pemerintahan di dalam sebuah negara. Seperti sistem pemerintahan
presidensial, semi presidensial, parlementer, monarki, liberal, demokrasi, federal, tirani dan
aristokrasi. Sistem budaya merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama
dalam suatu masyarakat. Sistem ekonomi adalah sarana di mana negara mendistribusikan
sumber daya dan memperdagangkan barang dan jasa. Sistem ini digunakan untuk
mengendalikan lima faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, pengusaha, sumber daya
fisik dan sumber daya informasi. Sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial.
Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu
sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan
yang relatif tetap di antara elemen-elemen pembentuknya. Sistem sosial adalah jaringan
terpola dari hubungan yang membentuk keseluruhan yang koheren, yang ada antara
individu, kelompok, dan institusi. Ini adalah struktur formal dari peran dan status yang
dapat terbentuk dalam kelompok kecil yang stabil.

b. Unsur ialah bagian yang termasuk dalam suatu hal. Sedangkan struktur adalah
serangkaian urutan/rancangan. Maka dari itu unsur struktur adalah rancangan yang
termasuk dalam suatu hal. Jadi, unsur struktur penting dalam sistem pemerintahan yaitu
sebagai rancangan dalam mengatur dan mengurus sistem yang terdapat dalam
pemerintahan untuk menjalankan tugas dan kewajiban di suatu negara.

2.
a. Sebelum dilakukan perubahan UUD 1945 maka MPR mempunyai kewenangan
menjalankan kedaulatan rakyat yang penuh. Tidak ada suatu lembaga negara pun di
Indonesia yang diberikan kewenangan sebesar ini sehingga MPR menjadi lembaga yang
sangat kuat. Konsep lembaga MPR sebelum perubahan Undang-Undang Dasar 1945 harus
dilihat dari apa yang diinginkan oleh para pendiri bangsa ini yang merumuskan Undang-
Undang Dasar 1945 (Founding Fathers). Sebelum Indonesia diproklamasikan tanggal 17
Agustus 1945 telah ada lembaga yang dibentuk oleh Jepang yaitu BPUPKI (Badan
Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan merupakan badan yang
menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan di Indonesia. Walaupun pada akhirnya BPUPKI
merumuskan Undang-Undang Dasar. Sebelum Perubahan Undang-Undang Dasar 1945
tugas dan wewenang MPR dicantumkan dalam UUD 1945 dan juga TAP MPR. Sedangkan
setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 maka tidak ada lagi pengaturan tugas dan
wewenang yang diatur dalam Ketetapan MPR. Setelah satu tahun berjalan disahkanlah
undang-undang tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD baru
dijelaskan tugas dan wewenang MPR.
Setelah dilakukan Perubahan Undang-Undang Dasar 1945. Konsep MPR sebagai
pemegang kedaulatan rakyat yang merupakan kekuasaan tertinggi dalam negara dihapus
dengan Perubahan ke 4 Undang-Undang Dasar. MPR tidak lagi memegang kekuasaan
tertinggi dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia. MPR tetap tidak bisa dikategorikan
sebagai lembaga legislatif karena MPR tidak membuat peraturan perundang-undangan.
Tetapi MPR masih bisa dikategorikan sebagai lembaga perwakilan rakyat. Karena susunan
anggota MPR yang ada dalam Undang- Undang Dasar 1945 menurut pasal 2 UUD 1945
setelah Perubahan Keempat adalah: “Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui
pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang”. Jika dilihat dari
komposisi anggota Majelis Permusywaratan Rakyat maka MPR dapat digolongkan sebagai
lembaga parlemen81. MPR juga masih memiliki kewenangan membuat Undang-Undang
Dasar, memberhentikan presiden, maka Majelis Permusyawaratan Rakyat dianggap
institusi demokrasi perwakilan.
Dalam Perubahan UUD 1945, tugas dan wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat
berubah. Dengan berubahnya konsep lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat maka
berubah pula beberapa tugas dan wewenangnya.
Tugas MPR setelah Amandemen UUD 1945 adalah :
− Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/ atau Wakil Presiden
(Pasal 3 ayat 2 Perubahan III UUD 1945).
− Melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat untuk diambil putusan pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun
2003 (pasal I Aturan Tambahan Perubahan ke IV UUD 1945).

b. Setelah amandemen UUD 1945 lembaga perwakilan di Indonesia terdiri dari tiga, yaitu
MPR, DPR, dan DPD. Kedudukan ketiga lembaga perwakilan ini secara jelas diatur dalam
pasal-pasal yang terdapat pada amandemen UUD 1945.

3.
− Desentralisasi adalah peneyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau
daerah tingkat atasnya kepada daerah. Tujuan desentralisasi adalah meningkatkan
kesejahteraan dan menjadi salah satu upaya mengurangi angka kemiskinan di
daerah. Salah satu fokus desentralisasi adalah pembangunan-pembangunan daerah
tertinggal. Asas desentralisasi meningkatkan kapasitas pemerintah daerah bersama
sektor swasta, dan keterlibatan organisasi masyarakat.
Desentralisasi membuka ruang lebih luas kepada partisipasi masyarakat sipil untuk
lebih kreatif dan inovatif dalam merespon kebutuhan publik.
- Ruang lingkup dekonsentrasi dan tugas pembantuan mencakup aspek
penyelenggaraan, pengelolaan dana, pertanggungjawaban dan pelaporan,
pembinaan dan pengawasan, pemeriksaan, serta sanksi. Dasar pertimbangan dan
tujuan diselenggarakannya asas dekonsentrasi yaitu:
- a. terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
- b. terwujudnya pelaksanaan kebijakan nasional dalam mengurangi kesenjangan
antar daerah;
- c. terwujudnya keserasian hubungan antar susunan pemerintahan dan
antarpemerintahan di daerah;
- d. teridentifikasinya potensi dan terpeliharanya keanekaragaman sosial budaya
daerah;
- e. tercapainya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, serta
pengelolaan pembangunan dan pelayanan terhadap kepentingan umum masyarakat;
- f. terciptanya komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya dalam sistem
administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelaksanaan asas dekonsentrasi
diletakkan pada wilayah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah
administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan
kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi. Gubernur sebagai
kepala daerah provinsi berfungsi pula selaku wakil Pemerintah di daerah, dalam
pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan
tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah kabupaten dan kota.

- Penyelenggaraan asas tugas pembantuan adalah cerminan dari sistem dan prosedur
penugasan Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi
kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada
desa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pembangunan yang
disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi penugasan. Tugas
pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan tugas
pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi dan asas
dekonsentrasi. Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan,
dan pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas pembantuan adalah memperlancar
pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan, serta membantu
penyelenggaraan pemerintahan, dan pengembangan pembangunan bagi daerah dan
desa. Tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada daerah dan/atau
desa meliputi sebagian tugas-tugas Pemerintah yang apabila dilaksanakan oleh
daerah dan/atau desa akan lebih efisien dan efektif. Tugas pembantuan yang
diberikan oleh pemerintah provinsi sebagai daerah otonom kepada kabupaten/kota
dan/atau desa meliputi sebagian tugas-tugas provinsi, antara lain dalam bidang
pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kota, serta sebagian tugas
pemerintahan dalam bidang tertentu lainnya, termasuk juga sebagian tugas
pemerintahan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten dan kota.
Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota kepada desa
mencakup sebagian tugas-tugas kabupaten/kota di bidang pemerintahan yang
menjadi wewenang kabupaten/kota.

Anda mungkin juga menyukai