Anda di halaman 1dari 17

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : TRI RUSMIATUN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042655943

Tanggal Lahir : 21 JULI 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM 4431 / MANAJEMEN PEMERINTAHAN

Kode/Nama Program Studi : 71 / ILMU PEMERINTAHAN

Kode/Nama UPBJJ : 20 / BANDAR LAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA, 4 JULI 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : TRI RUSMIATUN


NIM : 042655943
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM 4431 / MANAJEMEN PEMERINTAHAN
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU PEMERINTAHAN
UPBJJ-UT : BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Selasa, 4 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

Tri Rusmiatun
JAWABAN 1

a. konsep organisasi pemerintahan menurut para ahli;


Definisi Organisasi :
1. Stoner, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
2. James D. Mooney, mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
3. Chester I. Bernard, berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
4. Stephen P. Robbins, menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Definisi Pemerintahan
1. C.F. Strong, Menjelaskan pemerintahan dalam arti luas sebagai aktivitas badan-badan publik yang
terdiri dari kegiatan-kegiatan eksekutif, legislatif dan yuridis dalam upaya mencapai tujuan sebuah
negara. Dalam arti yang sempit, beliau mengungkapkan bahwa pemerintahan merupakan segala
bentuk kegiatan badan publik dan hanya terdiri dari badan eksekutif.
2. Syafie Inu Kencana, Pemerintahan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara
melaksanakan pengurusan badan eksekutif, pengaturan badan llegistlatif, kepemimpinan dan juga
koordinasi pemerintahan baik pusat dengan daerahnya ataupun rakyat dengan pemerintahnya
dalam segala peristiwa & gejala pemerintahan.
3. A. Brasz, Pemerintahan ialah ilmu yang mempelajari bagaimana cara lembaga umum disusun & di
fungsikan dengan baik secara ekstern & intern terhadap warga negaranya.
4. W.S. Sayre, Mengemukakan bahwa pemerintahan merupakan sebuah organisasi suatu negara yang
menjalankan kekuasaannya.

2. bagaimana keterkaitan organisasi pemerintahan dan manajemen pemerintahan!

Organisasi pemerintah adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau
terlibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan, secara aktif berperan dalam menentukan
nasib bangsa tersebut. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti kelompok
advokasi yang melobi perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif
kebijakan, partai politik yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum, dan kelompok teroris
yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas,
suatu organisasi politik dapat pula dianggap sebagai suatu sistem politik jika memiliki sistem
pemerintahan yang lengkap. Organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang
berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu oleh pemerintahan
yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti.
Organisasi publik maupun bisnis pada dasarnya memerlukan adanya keutuhan elemen-elemen
organisasi dalam desain dasarnya. Elemen-elemen dasar dari organisasi bekerja secara bersama-
sama dalam alur yang berbeda, yaitu alur kewenangan, alur materi/bahan kerja, alur informasi dan
alur proses keputusan. Oleh karenanya organisasi sebagai sebuah sistem, dapat dilihat dari berbagai
segi, yaitu:
1. organisasi sebagai sebuah sistem kewenangan formal.
2. organisasi sebagai sebuah sistem alur yang teratur.
3. organisasi sebagai sebuah sistem komunikasi informal.
4. organisasi sebagai sebuah sistem konstelasi kerja.
5. organisasi sebagai sebuah sistem proses keputusan ad hoc.
Berdasarkan alur tersebut, desain organisasi pemerintah dirancang dengan memperhatikan
kapasitas kelembagaan yang telah diuraikan sebelumnya. Yang dimaksud dengan definisi kapasitas
dalam hal ini adalah kemampuan seorang individu, sebuah organisasi atau sebuah sistem untuk
melaksanakan fungsi-fungsi dan mencapai tujuan-tujuan secara efektif dan efisien. Hal ini harus
didasari pada suatu tinjauan yang terus-menerus terhadap kondisi-kondisi kerangka kerja, dan pada
penyesuaian dinamis dari fungsi-fungsi dan tujuan.
Fungsi Orgnisasi Pemerintahan
Penyusunan struktur manajemen pada organisasi pemerintah seringkali berfokus pada mandat atau
tugas yang diberikan peraturan perundangan, dan kurang melihat organisasi instansi pemerintah itu
sebagai sebuah subsistem dari sistem yang besar. Sehingga ada kecenderungan membangun
“istana” baru di sebuah kompleks permukiman. Pemikiran yang mementingkan sektor-nya sendiri,
atau berpikir dalam kotak-kotak kepentingannya sendiri haruslah ditinggalkan. Yang penting
bukanlah mendapatkan mandat sebesar dan seluas-luasnya, akan tetapi hasil yang besar,
keberhasilan yang gemilang dan ketepatan memerankan diri dalam melaksanakan mandat itulah
yang lebih penting.
Pembagian fungsi dalam organisasi Pemerintah menurut Peter Self1 (1972), didasarkan pada dua
prinsip yaitu :
a. Political significance atau bobot kepentingan politik yaitu seberapa penting bobot politik dari
bidang yang dilaksanakan oleh pemerintah. Penyelenggaraan fungsi fungsi yang terkait dengan
bidang yang dianggap penting secara politik pada umumnya akan dipimpin langsung oleh
Menteri sebagai figure pejabat politik. Menteri Pendayagunaaan Aparatur Negara merupakan
bidang yang dianggap penting bagi keberlangsungan pendayagunaan aparatur negara. Dengan
dipimpin langsung oleh wakil rakyat, maka penyelenggaraan kebijakan di bidang Pendayagunaan
Aparatur Negara diharapkan akan lebih responsif dan akuntabel terhadap harapan dan
kepentingan masyarakat secara luas.

b. Methode of Provision yang terkait dengan bagaimana seharusnya bentuk pelaksanaan tugas dan
fungsi harus dilakukan. Pengelolaan kebijakan dilakukan secara garis besar melalui dua cara yaitu
secara hirarkis (hierarchy) dan melalui cara koordinasi (network). Cara yang pertama dilakukan
dimana perumusan kebijakan, pelaksanaan dan pengendalian suatu kebijakan dilakukan dalam
satu organisasi. Sedangkan cara yang kedua, organisasi pemerintah yang bersangkutan hanya
mengkoordinir perumusan dan pelaksanaan kebijakan, sementara itu kewenangan dalam
kebijakan kebijakan terkait berada pada organisasi pemerintah yang lain. Suatu kebijakan
dikelola dalam satu organisasi pemerintah didasarkan pada pertimbangan dimana bidang
kebijakan yang bersangkutan bersifat strategis bagi kepentingan nasional, memiliki dampak atau
eksternalitas bersifat lintas propinsi dan bidang tersebut belum dapat dilakukan secara optimal
oleh pemerintah daerah ataupun oleh masyarakat. Pada umumnya-tetapi tidak selalu-bidang
kebijakan tersebut merupakan satu sektor atau kalau tidak bidang bidang tersebut sangat terkait
satu sama lain. Disisi lain mekanisme pengelolaan kebijakan yang dilakukan dengan cara
koordinasi didasarkan pertimbangan bahwa bidang kebijakan yang ditangani bersifat lintas
sektor, memerlukan intervensi yang bersifat tidak langsung. Disamping itu bentuk koordinasi ini
dimaksud sebagai bentuk supporting sebagai upaya pengakuan otonomi instansi terkait dalam
pelaksanaan bidang bidang kebijakan terkait. Otonomi ini bisa terkait dengan kemandirian
masyarakat atau otonomi daerah.

Pembagian organisasi pemerintah dengan menggunakan prinsip diatas tentunya tidak bersifat
statis tetapi akan menyesuaikan konteks politik. Dalam keadaan tertentu pengelompokan fungsi
dapat berubah dari satu kementerian kepada kementerian yang lain. Disamping itu karena persepsi
elit politik yang berubah, suatu departemen dapat saja berubah menjadi menteri negara. Sebaliknya
sebuah Menteri negara bisa saja menjadi departemen karena pertimbangan politik tertentu misalnya
karena komitmen pemerintah untuk menjadikan bidang kebijakan yang ditangani sebagai sebuah
prioritas politik nasional.
Secara konseptual, dalam menyusun dan menata pelembagaan tugas dan fungsi organisasi
pemerintah, ada dua variabel yang dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan jenis
kelembagaannya. Variabel pertama adalah political significance yaitu derajat pentingnya suatu
bidang atau masalah secara politik. Suatu bidang yang memiliki signifikansi politik tinggi harus
dipimpin oleh Menteri. Sedangkan bidang dengan derajat signifikansi lebih rendah maka biasanya
tidak perlu dipimpin oleh pejabat politik. Variabel yang kedua adalah methode of provision yaitu pola
pengaturan melalui mana pemerintah menjawab masalah masalah publik yang dianggap penting
secara politik. Pola pengaturan dibedakan menjadi dua yang bersifat hirarkis dan non hirarkis. Secara
hirarkis berarti pengaturan dilakukan oleh satu agency atau birokrasi pemerintah yang cukup besar
dengan formalisasi pengaturan yang tinggi. Sedangkan sifat non hirarkis, pengaturan dilakukan
dengan cara berkoordinasi dengan melibatkan banyak pihak. Dalam hubungan ini kapasitas
kelembagaan meliputi paling tidak tiga hal, yaitu menyangkut struktur kelembagaan itu sendiri,
sumber daya manusia, dan mekanisme kerja atau tatalaksana.
Aspek struktur kelembagaan adalah menyangkut struktur dan desain dari sebuah organisasi.
Pemahaman mengenai desain organisasi melahirkan banyak pendapat. Salah satunya yang dapat
diambil kesimpulan bahwa desain organisasi bersifat unik, dalam pengertian sama uniknya seperti
sidik jari. Jadi tidak ada desain organisasi yang betul-betul persis sama antara satu dengan yang
lainnya. Format kelembagaan organisasi pemerintah pada dasarnya bersifat dinamis dan dipengaruhi
oleh konteks perubahan lingkungan baik perubahan dari dalam negeri maupun luar negeri. Kecuali
untuk bidang-bidang yang dianggap menentukan kedaulatan suatu negara yaitu urusan luar negeri
dan sektor pertahanan, seluruh kelembagaan pemerintah baik pusat dan daerah pada dasarnya dapat
diubah, dikembangkan atau dibubarkan.
Penataan kelembagaan sangatlah erat kaitannya dengan penataan fungsi kewenangan yang melekat
pada organisasinya. Oleh karenanya dalam rangka penataan kelembagaan ini, dibutuhkan
kompetensi inti sesuai dengan tingkatan kepemimpinannya.

JAWABAN 2

Efinisi Perencanaan (menurut Beberapa Ahli):


 C. Brobowski (1964): Perencanaan adalah suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan awal dan
proyeksi ke depan yang konsisten dan mencakup beberapa periode waktu, dan tujuan utamanya
adalah untuk mempengaruhi seluruh perekonomian di suatu negara.
 Waterston (1965): Perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus guna memilih
alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan tertentu
 Conyers dan Hills (1984): Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau
pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk
mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.
 M.T. Todaro (2000): Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara sengaja untuk
mengkoordinir pengambilan keputusan ekonomi dalam jangka panjang serta mempengaruhi,
mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan laju pertumbuhan berbagai variabel
ekonomi yang utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditentukan sebelumnya
 Jhingan : Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud dan
sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan denan baik oleh Badan
Perencana Pusat. Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran sosial, politik atau lainnya.
Elemen Perencanaan yaitu:
a. Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, implikasi: perencanaan sangat
berkaitan dengan: proyeksi/prediksi, penjadwalan kegiatan, monitoring dan evaluasi.
b. Merencanakan berarti memilih: memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang
lebih baik, dan memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut
c. Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan SDA, SDM, Modal : Sumber daya terbatas
sehingga perlu dilakukan pengalokasian sumber daya sebaik mungkin, dan Konsekuensi:
pengumpulan dan analisis data dan informasi mengenai ketersediaan sumber daya yang ada
menjadi sangat penting.

Perencanaaan bukan merupakan aktivitas individual, orientasi masa kini, rutinitas, trial and error, utopis
dan terbatas pada pembuatan rencana. Tapi merupakan bersifat public, berorientasi masa depan,
strategis, deliberate, dan terhubung pada tindakan. Perencanaandiperlukan karena alasan:
a. Adanya kegagalan pasar . Perencanaan muncul disebabkan oleh ketidakmampuan mekanisme
harga dalam meningkatkan pertumbuhan, efisiensi dan keadilan. Semakin sulit atau semakin
banyak masalah yang menghambat pembangunan, semakin diperlukan adanya kebijakan yang
mengarah pada intervensi pemerintah, dan semakin besar kebutuhan akan perencanaan.
b. Isu mobilisasi dan alokasi sumber daya. Dengan keterbatasan sumber daya, maka SD (tenaga
kerja, SDA, kapital) sebaiknya tidak digunakan untuk kegiatan yang tidak produktif atau bersifat
coba-coba. Proyek/investasi harus ditentukan secara cermat, dikaitkan dengan tujuan
perencanaan secara keseluruhan.
c. Dampak psikologis dan dampak terhadap sikap/pendirian. Pernyataan tentang tujuan
pembangunan ekonomi dan sosial seringkali mempunyai dampak psikologis dan penerimaan
yang berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain.
Dengan memperoleh dukungan dari berbagai kelompok masyarakat, dari kelompok/kelas/
sukubangsa/agama yang berbeda, diharapkan tujuan pembangunan lebih mudah tercapai
d. Bantuan luar negeri. Bantuan dari negara donor akan berpeluang lebih besar, jika disertai
dengan rencana kegiatan yang rasional, dan dapat meyakinkan bahwa dana yang diterima akan
digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat. Ada beberapa persyaratan yang diajukan oleh
negara donor yang berkaitan dengan isu-isu global.

Fungsi/Manfaat Perencanaan yaitu sebagai penuntun arah, minimalisasi Ketidakpastian, minimalisasi


inefisiensi sumber daya, dan penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas. Adapun syarat perencanaan
harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
a. Tujuan akhir yang dikehendaki.
b. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai
alternatif).
c. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
d. Masalah-masalah yang dihadapi.
e. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.
f. kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
g. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
h. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.

Sifat Perencanaan, yaitu:


 Dari segi ruang lingkup tujuan dan sasarannya, perencanaan dapat bersifat nasional, sektoral dan
spasial.
 Dari bentuknya perencanaan dapat berupa perencanaan agregatif atau komprehensif dan parsial.
 Dalam jangkauan dan hierarkinya, ada perencanaan tingkat pusat dan tingkat daerah.
 Dari jangka waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka panjang, menengah, atau jangka pendek.
 Dilihat dari arus informasi, perencanaan dapat bersifat dari atas ke bawah (top down), dari bawah
ke atas (bottom up), atau kedua-duanya.
 Dari segi ketetapan atau keluwesan proyeksi ke depannya, perencanaan dapat indikatif atau
preskriptif.
 Berdasarkan sistem politiknya, perencanaan dapat bersifat alokatif, inovatif dan radikal.

3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas produk perencanaan:
 Pertama, tuntutan untuk semakin melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan dan adanya keterbukaan dalam proses pengelolaan pembangunan.
 Kedua, perencanaan tahunan dan perencanaan jangka menengah perlu terintegrasi dalam
perencanaan jangka panjang. Pentingnya perspektif jangka panjang juga ditekankan dengan
perlunya menampung kecenderungan global jangka panjang dalam perencanaan jangka menengah.
Pentingnya kecenderungan jangka panjang di dunia, khususnya perkembangan ekonomi dan
teknologi, perlu dikaji implikasinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah.
 Ketiga, perlunya memperhatikan kualitas data dan informasi yang akurat dan terkini sebagai basis
pengambilan keputusan dan penyusunan dokumen perencanaan.

JAWABAN 3

1. Otokratis dan gaya kepemimpinan demokratis;


 Kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri yang selalu
menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan
saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pergerakannya sering
mempergunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum. Indikator dari Gaya
Kepemimpinan Otokratis: (1) Sentralisasi Wewenang (2) Produktivitas Kerja (3) Manajemen
setiap keputusannya dianggap sah, dan pengikut – pengikutnya wajib menerima perintah tanpa
pertanyaan.
 Kepemimpinan demokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut, menganggap bawahan sebagai makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dalam kepentingan dan tujuan pribadi
dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahan; selalu
berusaha menjadikan bawahannya sukses dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadi
sebagai pemimpin. Indikator dari gaya kepemimpinan demokratis : (1) Hubungan baik antara
pimpinan dengan pegawai (2) Penghargaan terhadap pegawai (3) Manajemen yang
mendengarkan aspirasi bawahannya.
 Kepemimpinan bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire) Tipe kepemimpinan ini merupakan
kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratis. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin
biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab.
Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan
organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan
bebas dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan dengan
menganggap semua usahanya akan cepat berhasil.

2. Pemerintahan Indonesia saat ini


Dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut diatas, yang paling banyak dijumpai didalam birokrasi
pemerintahan adalah gaya otokratis. Gaya otokratis merupakan gaya yang mengadopsi pada
bakat/karakter seseorang yang dibawa didalam kepemimpinannya. Otokratis ini merupakan
sentralistik dan pemusatan kekuasaan pada satu orang saja. Dalam gaya otokrasi seorang
pemimpin merupakan tokoh yang memberikan banyak pengaruh pada pengikutnya yang
mendukungnya. Pengaruh itu menjadikan sang pemimpin ditakuti,diikuti dan membuat orang
lain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. Selain itu, pimpinan gaya otokrasi
menjadikan orang lain tergantung pada apa yang dimilikinya, tanpa itu orang lain tidak akan bisa
berbuat apa-apa. Hubungan ini akan berpotensi menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis
mutualisme, dimana kedua belah pihak merasa saling diuntungkan. Dalam kepemimpinannya,
seorang pemimpin yang bergaya otokrasi memiliki wewenang yang dianggap tanpa batas.
Wewenang disini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk
menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/ kebijakan baik itu keputusan
yang bersifat memberikan solusi maupun berpotensi merugikan kepentingan bawahannya /
organisasi.

JAWABAN 4

1. Transparansi
Prinsip transparansi merupakan penyediaan informasi yang material dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Pemerintah wajib memberikan
informasi yang relevan secara tepat dan jelas kepada para pemangku kepentingan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Jika dikaitkan dengan pengurusan piutang negara, pegawai seksi piutang negara KPKNL wajib
memberikan informasi yang relevan kepada para pemangku kepentingan dalam hal ini penyerah
piutang (kreditor) dan penanggung hutang (debitor) serta pihak lain yang terkait sesuai dengan
peraturan yang berlaku dalam rangka optimalisasi pengurusan piutang negara.
Pihak KPKNL harus transparan dalam pelayanan publik yang meliputi kejelasan tentang kewajiban
atau syarat-syarat dan biaya Pengurusan Piutang Negara kepada para stakeholder jelas. Pemberian
informasi mengenai kejelasan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan Pengurusan
Piutang Negara yang mudah di pahami oleh masyarakat sebagai pengguna layanan.
2. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas merupakan prinsip dalam pelayanan publik yang meliputi kepastian dan
ketepatan waktu pelayanan kepada masyarakat dan memperhatikan apakah pelayanan yang
diberikan telah sesuai dengan SOP pelayanan yang berlaku. Di Indonesia, kewajiban instansi
pemerintah untuk menetapkan sistem akuntabilitas kinerja berlandaskan pada Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 77 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam
penyelenggaraan akuntabilitas pengurusan piutang negara PUPN/DJKN, perlu memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Harus ada komitmen yang kuat dari pimpinan DJKN dan seluruh pegawai di bidang piutang
negara.
 Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin kegunaan sumber-sumber daya di bidang
piutang negara secara konsisten dengan peraturan-peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran bidang piutang negara.
 Harus berorientasi kepada pencapaian visi dan misi DJKN khususnya di bidang piutang negara
serta hasil dan manfaat yang diperoleh.
 Harus jujur, obyektif, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen pengurusan piutang
negara dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan
laporan akuntabilitas di bidang piutang negara.
3. Responsibilitas
Prinsip responsibilitas merupakan prinsip dimana pemerintahan harus mematuhi peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat berjalan dengan baik dan pemerintahan dapat dikelola dengan baik dan benar.
Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) (2003:27) prinsip responsibilitas adalah:
Setiap institusi/lembaga-lembaga publik dan prosesnya harus diarahkan pada upaya melayani
berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Dalam melaksanakan pengurusan piutang negara PUPN/DJKN haruslah mematuhi peraturan yang
berlaku di bidang piutang negara dan berorientasi pada kepentingan stakeholder sesuai dengan
nilai-nilai Kementerian Keuangan dalam pengurusan piutang negara.
4. Independen
Prinsip independen merupakan prinsip penting dalam penerapan good governance di Indonesia.
Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana lembaga pemerintah dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
pemerintahan yang sehat.
Independensi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Hilangnya independensi dalam
proses pengambilan keputusan akan menghilangkan objektivitas dalam pengambilan keputusan
tersebut.
Dalam pengambilan keputusan terkait pengurusan piutang negara, PUPN/ DJKN haruslah
independen tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
independensi dalam pengambilan keputusan di bidang piutang negara, PUPN/DJKN hendaknya
mengembangkan beberapa aturan, pedoman, dan praktek di tingkat pengurusan piutang negara,
terutama di Kantor Pusat DJKN yang membidangi pengurusan piutang negara.
5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Secara sederhana prinsip kesetaraan dan kewajaran (fairness) dapat didefinisikan sebagai perlakuan
yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
serta peraturan perundangan yang berlaku.
Dengan demikian, PUPN/ DJKN harus senantiasa memperhatikan kepentingan kreditor dan debitor
serta pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran. Prinsip fairness
juga melindungi hak-hak stakeholder dalam implementasi penegakan hukum di bidang piutang
negara dan mencegah praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta keputusan-keputusan yang
dapat merugikan stakeholder dalam pengurusan piutang negara.

Anda mungkin juga menyukai