Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : MUFUS GUMELAR EURO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042937103

Tanggal Lahir : 19/11/1999

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4437/Kekuatan SOSPOL Indonesia

Kode/Nama Program Studi : 71/Ilmu Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 41/Purwokerto

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 28 Juni 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : MUFUS GUMELAR EURO


NIM : 042937103
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4437/Kekuatan SOSPOL Indonesia
Fakultas : FSHIP
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
UPBJJ-UT : Purwokerto

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Tegal, 28 Juni 2023

Yang Membuat Pernyataan

Mufus Gumelar Euro


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

NOMOR 1

Di Indonesia, sistem kepartaian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, seperti ideologi, sejarah, ukuran, dan basis dukungan. Berikut adalah

beberapa contoh klasifikasi sistem kepartaian di Indonesia:

1. Klasifikasi Berdasarkan Ideologi:

a. Partai Nasionalis: Contoh partai dalam klasifikasi ini adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai ini memiliki ideologi nasionalis dan

mempromosikan kepentingan nasional serta keadilan sosial.

b. Partai Konservatif: Contoh partai dalam klasifikasi ini adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Partai ini memiliki orientasi konservatif dalam

bidang politik dan ekonomi.

2. Klasifikasi Berdasarkan Sejarah:

a. Partai Tradisional: Contoh partai dalam klasifikasi ini adalah Partai Demokrat dan Partai Golongan Karya (Golkar). Partai-partai ini memiliki sejarah yang

panjang dan terlibat dalam politik Indonesia sejak masa Orde Lama.

b. Partai Baru: Contoh partai dalam klasifikasi ini adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai-partai baru muncul setelah era reformasi dan berusaha

menghadirkan wajah politik yang segar.

3. Klasifikasi Berdasarkan Ukuran:

a. Partai Besar: Contoh partai dalam klasifikasi ini adalah PDIP dan Golkar. Partai-partai ini memiliki basis dukungan yang luas dan kader yang banyak.

b. Partai Kecil: Contoh partai dalam klasifikasi ini adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai-partai ini memiliki dukungan yang lebih terbatas dan

cenderung memiliki basis pengikut yang spesifik.

4. Klasifikasi Berdasarkan Basis Dukungan:

a. Partai Agama: Contoh partai dalam klasifikasi ini adalah PKS dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai-partai ini didasarkan pada nilai-nilai agama

tertentu dan berusaha mewakili kepentingan umat.

b. Partai Sektarian: Contoh partai dalam klasifikasi ini adalah Partai Komunis Indonesia (PKI). Meskipun PKI dilarang setelah peristiwa 1965, partai-partai

dengan basis dukungan sektarian tertentu dapat muncul dalam konteks demokrasi
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

NOMOR 2

Menurut Larry Diamond, civil society merupakan "sfera sosial antara negara dan masyarakat umum, yang terdiri dari organisasi sukarela, non-pemerintah,

dan non-profit yang secara sukarela diorganisir oleh warga untuk mencapai tujuan kolektif."

Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan civil society dari masyarakat umum, antara lain:

1. Kebebasan dan Otonomi: Civil society memiliki kebebasan untuk beroperasi secara independen dari pemerintah dan masyarakat umum. Organisasi-

organisasi dalam civil society dapat merumuskan tujuan dan kebijakan mereka sendiri tanpa campur tangan yang berlebihan dari pemerintah.

2. Pluralitas: Civil society mencerminkan keberagaman dan pluralitas dalam masyarakat. Organisasi-organisasi dalam civil society mewakili berbagai

kepentingan, keyakinan, dan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.

3. Partisipasi Aktif: Civil society melibatkan partisipasi aktif warga dalam kegiatan organisasi. Anggota civil society berperan sebagai aktor yang berkontribusi

dalam mencapai tujuan bersama, baik melalui aksi langsung, advokasi, atau penggalangan dana.

4. Fokus pada Kepentingan Publik: Organisasi-organisasi dalam civil society bertujuan untuk melayani kepentingan publik dan mencapai tujuan kolektif yang

lebih luas daripada kepentingan individu atau kelompok tertentu.

5. Akuntabilitas dan Transparansi: Civil society mengedepankan prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam tindakan dan pengelolaan organisasinya. Mereka

bertanggung jawab kepada anggota, mitra, dan masyarakat umum dalam melaksanakan program dan mengelola sumber daya.

Melalui karakteristik-karakteristik ini, civil society berfungsi sebagai ruang yang penting dalam membangun tatanan sosial yang demokratis, memberikan

suara kepada warga, mendorong partisipasi aktif, dan melayani kepentingan publik.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

NOMOR 3

Reformasi birokrasi yang efektif dapat dicapai dengan mengacu pada ciri-ciri birokrasi menurut Max Weber dan memperhatikan aspek-aspek berikut:

1. Pemimpin yang Kompeten dan Berintegritas: Reformasi birokrasi yang efektif memerlukan pemimpin yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi.

Pemimpin yang mampu mengambil keputusan yang tepat, mengelola sumber daya dengan efisien, dan berintegritas akan mendorong kinerja birokrasi yang

lebih baik.

2. Rasio Pekerjaan yang Jelas: Birokrasi yang efektif memiliki tugas dan tanggung jawab yang terdefinisi dengan jelas. Reformasi birokrasi perlu

memperhatikan pengaturan yang tepat mengenai tugas dan tanggung jawab tiap unit kerja, serta pembagian kerja yang efisien dan sesuai.

3. Prosedur dan Aturan yang Transparan: Reformasi birokrasi harus berfokus pada penyederhanaan prosedur, pengurangan birokrasi yang berlebihan, dan

transparansi dalam pengambilan keputusan. Prosedur yang jelas dan transparan akan membantu mengurangi korupsi, meminimalkan penyalahgunaan

wewenang, serta meningkatkan kepercayaan publik.

4. Akuntabilitas dan Evaluasi Kinerja: Birokrasi yang efektif harus memiliki mekanisme akuntabilitas yang kuat. Reformasi birokrasi perlu menetapkan sistem

evaluasi kinerja yang obyektif, termasuk pemantauan dan evaluasi berkala, serta sanksi yang tegas terhadap pelanggaran atau kinerja yang buruk.

Dalam konteks birokrasi di Indonesia saat ini, terdapat beberapa tantangan dan permasalahan yang perlu diperhatikan:

1. Kepatuhan Terhadap Aturan: Meskipun terdapat aturan dan regulasi yang memadai, implementasinya masih sering terkendala oleh praktik korupsi,

nepotisme, dan favoritisme. Terdapat kebutuhan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap aturan dan meningkatkan pemantauan terhadap pelanggaran.

2. Kolusi dan Keterkaitan Politik: Birokrasi di Indonesia masih rentan terhadap kolusi dan keterkaitan politik. Terdapat campur tangan politik yang dapat

mempengaruhi keputusan dan pemberian posisi strategis dalam birokrasi. Hal ini mempengaruhi independensi dan profesionalisme birokrasi.

3. Peningkatan Transparansi: Meskipun telah ada upaya untuk meningkatkan transparansi, masih ditemukan kendala dalam hal akses informasi publik dan

pemantauan terhadap kinerja birokrasi. Diperlukan langkah-langkah lebih lanjut untuk memastikan transparansi yang lebih baik.

Kaitannya dengan ciri utama kepolitikan birokrasi menurut Harold Crouch, birokrasi di Indonesia masih dipengaruhi oleh politik dan kekuasaan. Keterkaitan

politik dalam birokrasi dapat mengganggu independensi dan

efektivitasnya. Reformasi birokrasi yang efektif perlu menangani masalah ini dengan mengedepankan profesionalisme, independensi, dan transparansi dalam

pengambilan keputusan dan pemberian jabatan di birokrasi.


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

NOMOR 4

Profesionalisme militer menjadi elemen penting karena memiliki dampak yang signifikan pada efektivitas, efisiensi, dan kepercayaan publik terhadap institusi

militer. Berikut adalah analisis mengapa profesionalisme militer penting:

1. Efektivitas Operasional: Profesionalisme militer memungkinkan anggota militer untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang

diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Dengan memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi, anggota militer dapat melakukan tugas-tugas

mereka dengan efektif, termasuk dalam melindungi keamanan dan kedaulatan negara.

2. Disiplin dan Ketertiban: Profesionalisme militer mendorong adopsi nilai-nilai disiplin dan ketertiban yang tinggi. Anggota militer yang profesional akan

patuh pada aturan, prosedur, dan perintah yang telah ditetapkan. Hal ini penting dalam menjaga kohesi dan kesatuan di dalam organisasi militer.

3. Etika dan Integritas: Profesionalisme militer mengharuskan anggota militer untuk berpegang teguh pada etika dan integritas. Mereka diharapkan

menjunjung tinggi nilai-nilai moral, menghindari tindakan korupsi, penyalahgunaan wewenang, atau pelanggaran hak asasi manusia. Keberadaan

profesionalisme yang tinggi akan membantu membangun kepercayaan publik terhadap institusi militer.

4. Supremasi Sipil-Militer: Profesionalisme militer penting untuk menjaga prinsip supremasi sipil-militer. Prinsip ini menegaskan bahwa kekuatan militer harus

tunduk pada kontrol sipil dan melayani kepentingan negara dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memiliki profesionalisme yang baik, militer dapat

menjalankan tugasnya dengan menghormati otoritas sipil dan menjaga keseimbangan antara kepentingan militer dan kepentingan publik.

Kaitan antara profesionalisme militer dan konsep supremasi sipil-militer adalah bahwa profesionalisme yang tinggi dalam militer merupakan fondasi yang

kuat untuk menjaga keseimbangan dan hubungan yang sehat antara institusi militer dan pemerintah sipil. Dengan menjunjung tinggi profesionalisme, militer

dapat menunjukkan dedikasi mereka pada tugas-tugas yang ditugaskan oleh pemerintah sipil tanpa campur tangan yang tidak pantas dalam urusan politik. Ini

membantu menjaga supremasi sipil-militer yang penting untuk stabilitas politik dan pembangunan demokrasi.

Sumber referensi:

- Feaver, P. D. (2003). Civil-Military Relations. In The Oxford Handbook of Comparative Politics (pp. 681-702). Oxford University Press.

- Huntington, S. P. (1957). The Soldier and the State: The Theory and Politics of Civil-Military Relations. Harvard University Press.

Anda mungkin juga menyukai