Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN

(BJU) UAS TAKE HOME


EXAM (THE) SEMESTER
2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : DENY SAPUTRA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 031278308

Tanggal Lahir : 02 AGUSTUS 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4111 / PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kode/Nama Program Studi : 83 / AKUNTANSI

Kode/Nama UPBJJ : 19 / BENGKULU

Hari/Tanggal UAS THE : KAMIS, 30 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : DENY SAPUTRA


NIM : 031278308
Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4111 / PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Fakultas : EKONOMI
Program Studi : AKUNTANSI S1
UPBJJ-UT : BENGKULU

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Mukomuko, 30/12/2021

Yang Membuat Pernyataan


JAWABAN
1. Di Era Globalisasi saat ini kita harus bisa Beradaptasi dan tidak Terpengaruh dengan hal-hal Buruk
yang Muncul di berbagai Media Cetak dan Elektronik. Berikut adalah cara untuk Memperkuat
Ketahanan Nasional Indonesia di Era Globalisasi:
 Memilah-milah yang efektif
Maksudnya adalah kita harus mengambil sesuatu dan hal yang baik dari efek globalisasi agar
tidak merusak jati diri bangsa,
 Tidak terpengaruh dengan berita disosmed yg berhubungan dengan globalisasi,
 Tidak membeda-bedakan suku dan budaya dalam era globalisasi,
 Tingkatkan terus rasa cinta kepada tanah air,
 Mempelajari dan Mengamalkan Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

2. Hak asasi manusia yaitu hak yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan. Hak asasi
manusia telah menempuh perjalanan yang jauh untuk berjuang demi mendapatkan keadilan bagi
manusia di seluruh dunia. Secara historis, usaha-usaha yang ditempuh untuk memecahkan persoalan
kemanusiaan telah dilaksanakan sejak lama di dunia, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui secara
pasti sejak kapan hak asasi manusia mulai diperjuangkan. Kronologis konseptualisasi penegakan HAM
yang diakui secara yuridis-formaldiawali dengan munculnya perjanjian Agung (Magna Charta) di
Inggris pada 15 juni 1215, selanjutnya Petition of Rights di Inggris tahun 1628 yang juga dikenal dengan
the Great of the Liberties of England, Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat pada 6 Juli 1776,
Deklarasi hak-hak asasi manusia dan negara (Declaration des Droits de I’Homme et du
Citoyen/Declaration of the Rights of Man and of the Citizen) di Prancis tahun 1789, Deklarasi Universal
tentang hak asasi manusia (Universal Declaration of Human Rights/UDHR). Penegakanan hak asasi
manusia merupakan cerminan atau perwujudan dari sila pancasila yang kedua yaitu kemanusiaan yang
adil dan beradap. Penegakan hak asasi manusia terjadi karena adanya pelanggaran hukum yang
dilakukan. Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia mengalami kemajuan pada
tanggal 06 Nomber 2000, di mana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2000 mengenai Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) yang diundangkan pada
tanggal 23 November 2000. Pembentukan Komnas Ham dan Pengadilan HAM juga merupakan sebuah
kemajuan dalam penegakan dan pengadilan tentang hak asasi manusia di Indonesia. Pancasila pada
hakikatnya merupakan sistem nilai yang berasal dari nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia
yang berkembang sepanjang sejarah, dan berakar dari kebudayaan Indonesia. Penegakan hak asasi
manusia adalah tugas seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya tugas bagi lembaga negara saja. Semua
lapisan masyarakat tersebut diharapkan dapat berkerjasama dan saling membantu dalam menegakkan
hak asasi manusia demi tercpapainya perwujudan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab dan
terciptanya masyarakat yang sejahtera.

3. Demokrasi saat orde baru dan era reformasi dari sudut pandang empirik adalah
Demokrasi emperik.
Demokrasi emperik adalah demokrasi yang perwujudannya telah ada pada dunia politik praktis.
Bukti normatif Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ungkapan
normatif tersebut biasanya diterjemahkan dalam konstitusi pada masing-masing negara.
Jadi, bukti normatif bahwa Indonesia adalah negara demokrasi adalah pada dasar konstitusi yaitu
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, semua konstitusi yang pernah berlaku menganut prinsip
demokrasi. Hal tersebut dapat terlihat dari:
Untuk melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem yang demokratis atau tidak, dapat
menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

Akuntabilitas
Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih rakyat harus dapat
mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya. Pemegang jabatan
harus dapat mempertanggungjawabkan ucapan, serta perilaku dalam kehidupan yang pernah, sedang
dan bahkan yang akan dijalaninya. Pertanggungjawaban tidak hanya menyangkut dirinya, tapi juga
menyangkut keluarganya dalam arti luas yaitu perilaku anak dan istri, juga sanak keluarga.

Rotasi kekuasaan
Dalam demokrasi, harus ada peluang rotasi kekuasaan, dilakukan secara teratur dan damai. Tidak
hanya satu orang yang selalu memegang jabatan tapi peluang orang lain tertutup.

Rekrutmen politik yang terbuka


Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan perlu satu sistem rekrutmen politik terbuka.
Artinya setiap orang yang memenuhi syarat mengisi suatu jabatan politik yang dipilih rakyat, punya
peluang sama melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan politik.

Pemilihan umum
Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan secara teratur. Pemilu adalah sarana untuk
melaksanakan rotasi kekuasaan dan rekrutmen politik. Setiap warga negara yang sudah dewasa
mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan bebas menggunakan haknya sesuai kehendak hati
nuraninya. Warga negara bebas menentukan partai atau calon mana yang akan didukung tanpa rasa
takut atau paksaan dari orang lain. Pemilih bebas mengikuti segala macam aktivitas pemilihan seperti
kampanye dan menyaksikan penghitungan suara.

Pemenuhan hak-hak dasar


Dalam negara demokratis, setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar secara bebas.
Termasuk hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat serta hak untuk
menikmati kebebasan pers yang bebas.

Bukti empiris
Sedangkan bukti empiris Indonesia adalah negara demokrasi dapat dilihat dari alur sejarah politik di
Indonesia yaitu pada:
 Pemerintahan masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949)
 Pemerintahan parlementer (1949-1959)
 Pemerintahan demokrasi terpimpin (1959-1965)
 Pemerintahan orde baru (1965-1998)
 Pemerintahan orde reformasi (1998-sekarang)
 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa-masa tersebut mengalami perkembangan yang
fluktuatif.

4. Hambatan pelaksanaan otonomi daerah yang di sebabkan oleh fator manuasi adalah sebagai berikut :
 PERBEDAAN KONSEP DAN PARADIGMA OTONOMI DAERAH
Perbedaan Konsep
Dalam perbincangan otonomi daerah ini, terdapat perbedaan persepsi di kalangan cendekiawan,
dan para pejabat birokrasi. Di antara mereka ada yang mempersepsikan otonomi daerah sebagai
prinsip penghormatan, terhadap kehidupan masyarakat sesuai riwayat adat-istiadat dan sifat-
sifatnya dalam konteks negara kesatuan
Perbedaan Paradigma
Variasi makna tersebut berkaitan pula dengan paradigma utama dalam kaitannya dengan
otonomi, yaitu paradigma politik dan paradigma organisasi yang bernuansa pertentangan.
Menurut paradigma politik, otonomi birokrasi publik tidak mungkin ada dan tidak akan
berkembang karena adanya kepentingan politik dari rezim yang berkuasa. Rezim ini tentunya
membatasi kebebasan birokrat level bawah dalam membuat keputusan sendiri. Pemerintah
daerah (kabupaten, kota) merupakan subordinasi pemerintah pusat, dan secara teoretis
subordinasi dan otonomi bertentangan. Karena itu menurut paradigma politik, otonomi tidak
dapat berjalan selama posisi suatu lembaga merupakan subordinasi dari lembaga yang lebih
tinggi.
 KUATNYA PARADIGMA BIROKRASI
Sampai sekarang aparat pemerintah daerah belum berani melakukan terobosan yang dibutuhkan.
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat karena masih kuatnya pengaruh paradigma birokrasi.
Paradigma ini ditandai dengan ciri organisasi yang berstruktur sangat hierarkis dengan tingkat
diferensiasi yang tinggi, dispersi otoritas yang sentrali dan formalisasi yang tinggi (standarisasi,
prosedur, dan aturan yang ketat).
 LEMAHNYA KONTROL WAKIL RAKYAT DAN MASYARAKAT
Selama orde baru tidak kurang dari 32 tahun peranan wakil rakyat dalam mengontrol eksekutif
sangat tidak efektif karena terkooptasi oleh elit eksekutif. Birokrasi di daerah cenderung
melayani kepentingan pemerintah pusat, dari pada melayani kepentingan masyarakat lokal.
Kontrol terhadap aparat birokrasi oleh lembaga legislatif dan masyarakat tampak artifisial dan
fesudo demokratik. Kelemahan ini kita sadari bersama, perubahan telah dilakukan segera setelah
pergantian rezim “orde baru” orde reformasi

 KESALAHAN STRATEGI
 KURANGNYA DISIPLIN
 EGOIS
 KURANG NYA RASA TANGGUNG JAWAB
 KURANGNYA SIFAT EMPATI DAN PEDULI
 PEMIKIRAN KURANG MAJU

Semua hal yang mencakup di atas adalah factor utama penyebab hambatan pelaksanaan otonomi
daerah yang di sebabkan oleh factor manusia atau SDM yang ada di suatu daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai