Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : JIHAN HERAWATI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043763315

Tanggal Lahir : 05 Juni 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4212/Pengantar Ilmu Politik

Kode/Nama Program Studi : 72/Ilmu Komunikasi

Kode/Nama UPBJJ : 20/BANDAR LAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/25 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : JIHAN HERAWATI


NIM : 043763315
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4212/Pengantar Ilmu Politik
Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik
Program Studi : 72/Ilmu Komunikasi
UPBJJ-UT : 20/BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Sabtu, 25 Juni 2022,

Yang Membuat Pernyataan

Jihan Herawati
LEMBAR JAWABAN

1. a). Aksi demonstrasi tersebut merupakan hak warga negara yang telah
diakomodir dalam UUD 1945? Sebutkan pasal berapa dan jelaskan isinya
secara lengkap pasal tersebut?

Isi dari peraturan per undang-undang tersebut yaitu tentang “Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat Di Muka Umum” Menyampaikan pendapat di muka umum merupakan salah satu hak
asasi manusia yang dijamin dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi
"Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang". Kemerdekaan menyampaikan pendapat tersebut
sejalan dengan Pasal 9 Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia yang berbunyi : "Setiap orang
berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hal ini termasuk kebebasan
mempunyai pendapat dengan tidak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima dan
menyampaikan keterangan dan pendapat dengan cara apa pun juga dan dengan tidak memandang
batas-batas".

Undang undang tersebut NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN


PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Dasar hukum undang-undang ini adalah: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 28 Undang-
Undang Dasar 1945.
Dalam Undang-Undang ini diatur tentang: bentuk dan atau cara penyampaian pendapat di muka
umum, dan tidak mengatur penyampaian pendapat melalui media massa, baik cetak maupun
elektronika dan hak mogok pekerja di lingkungan kerjanya.

Sumber Referensi: https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/467.pdf

b). Aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum tentu melanggar undang-undang (UU) yang mengatur
tentang demonstrasi. Tindakan ini jelas tindakan kriminil yang tidak dapat ditolerir dan harus dihentikan.
Indonesia ialah Negara Hukum yang menjunjung besar Demokrasi. Demonstrasi atau biasa disebut dengan
unjuk rasa adalah bentuk kehidupan demokrasi dengan mengantarkan gagasan maupun ide dihadapan
umum sebagai upaya penekanan secara politik akan kebijakan-kebijakan yang mementingkan kelompok
tertentu.
Ketentuan Pasal 406 KUHP (1) mengatur bahwa, “Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hak
membinasakan, merusak, membuat hingga tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan sesuatu barang
yang sama sekali atau sebagiannya kepunyaan orang lain, dihukum penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun
8 (delapan) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp4500,- (empat ribu lima ratus rupiah).”
Unsur-unsur dari Pasal 406 KUHP, yaitu:

• barangsiapa;
• dengan sengaja dan melawan hukum;
melakukan perbuatan menghancurkan, merusakkan, membuat tidak dapat dipakai atau
menghilangkan barang sesuatu;

• barang tersebut seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain.

Sumber Referensi: https://klikhukum.id/curkum-95-sanksi-pidana-merusak-fasilitas-umum/

2. a). Menurut kategori budaya politik Almond dan Powell Pada masa orde baru budaya politik Indonesia
masuk ke dalam jenis budaya politik Kaula atau di sebut budaya politik Subjek. Budaya politik Kaula atau
Subjek adalah budaya politik dalam komunitas atau masyarakat yang cukup maju baik dari sisi sosial maupun
ekonomi, tetapi sikapnya pasif terhadap politik. Akan tetapi, masyaraktnya sudah mengerti tentang sistem
politik dan patuh terhadap undang-undang. Di mana Pada masa orde baru yang dipimpin oleh Presiden
Soeharto, pemerintah lebih fokus dalam peningkatan ekonomi sehingga rakyat Indonesia pada saat itu not
well educated in politic. Pada masa orde baru, kebebasan politik rakyat Indonesia sangat dibatasi, protes
sedikit saja ujung-ujungnya hilang entah kemana. Pada masa itu juga KKN tumbuh subur dimana-mana,
bukti rillnya adalah sebagian besar anggota DPR dan MPR adalah anggota militer yang merupakan orang-
orang dekat keluarga Cendana. Selain itu pada masa itu Golkar yang merupakan partai pimpinan Soeharto
selalu menang dalam setiap pemilu yang diadakan, ini karena Soeharto menggunakan kekuasaannya di
pemerintahan dengan cara memaksa para pegawai pemerintah untuk memilih golkar, sehingga dalam rentang
32 tahun golkar selalu menang setiap diadakan pemilu.
Sumber referensi : https://blog.ub.ac.id/mrguntz/2011/11/24/bagaimana-budaya-politik-pada-masa-orde-
baru/
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/17/00000071/budaya-politik-menurut-almond-dan-
powell?page=all

b). Alasan saya memilih kategori budaya politik kaula karena berdasarkan analisis saya pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto Peran politiknya terbatas, pada pelaksanaan kebijakan pemerintah,Tidak ada
keinginan untuk menilai, menelaah, dan bahkan mengkritisi pada zaman orde baru tersebut. Pemerintah
mempunyai kewenangan tertinggi dan cenderung bersifat otoriter. Pada masa orde baru masyarakat sadar
akan pentingnya politik, tetapi sepenuhnya dikendalikan secara ketat oleh pemerintah pusatnya. para
pengkritis tokoh-tokoh, atau warga tidak mendapat kebebasan untuk berpendapat dan apabila melakukan
penyimpangan pihak militer akan turun tangan dan menangkap bahkan menghilanhkan orang tersebut. Pada
zaman Soeharto, militer mendominasi di berbagai bidang. Warga dibatasi dalam mengemukakan aspirasi,
media massa bahkan dikekang habis-habisan.

Sumber referensi : pendapat sendiri


3. a). Menurut saya yang terjadi di Indonesia saat itu merupakan Partisipasi partisipan Otonom, Karena
masyarakat bebas memilih dengan suatu kebijakan oleh kesadaran sendiri tanpa adanya campur tangan
politik dari pihak lain yang dapat merugikan pihak yang akan terpilih. Menurut Joan Nelson Partisipasi
politik yang dilaksanakan tanpa paksaan dan berdasarkan kemauan partisipan secara mandiri. Partisipan
berpartisipasi secara sukarela tanpa ada yang menggerakan atau memaksa disebut partisipasi politik otonom.
b). Partisipasi Otonom yang terjadi di Indonesia saat itu yaitu : adanya peningkatan partisipasi
penyelenggaraan pemilu dan peningkatan tersebut karena adanya beberapa faktor , contohnya faktor dalam
peningkatan pemilu diantara nya:
1. Kandidat yang lebih menarik dan berkampanye dengan aktraktif
2. Faktor pemilih yang merasa terwakili baik secara politik atau programatik
3. Faktor kontestasi yang ketat
4. Faktor gencarnya pemberitaan Media mengenai pemilu 2019 5.

Faktor sosialisasi dari KPU Menurut saya penyelenggaraan pemilu tahun 2019 menyelipkan beberapa
fenomena menarik yaitu dalam peningkatan partisipasi pemilih, di bandingkan dengan pesta demokrasi pada
pemilu sebelumnya , tingkat partisipasi pemilih pada pemilu meningkat dengan kenaikan 5% dan berdasarkan
data yang dianalisis komisi pemilihan umum (KPU) tingkat partisipasi yang di patok KPU dan pemerintah
bisa terlampaui bahkan tingkat partisipasi tercatat sebagai yang paling tinggi . Hal tersebut karena 5 faktor
yaitu faktor kandidat yang merasa terwakili baik secara politik atau programatik, faktor kontestasi yang ketat,
faktor gencarnya pemberitaan media mengenai pemilu 2019 dan faktor sosialisasi KPU.

Sumber referensi : BMP ISIP4212/MODUL 5 ,


https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/122/mod_resource/content/0/OCW%202013%20-
%20PIP%2010%20Partisipasi%20Politik%20dan%20Pemilihan%20Umum.pdf
artikel di atas dan pendapat saya sendiri

4. a). Menurut pendapat saya bentuk Negara Indonesia yang berbentuk Negara kesatuan sudah tepat.

b). Menurut saya mengapa bentuk Negara Indonesia berbentuk Negara kesatuan sudah di katakan tepat
karena Negara kita merupakan negara yang luas yang terdiri atas beribu-ribu pulau, berbagai suku dan
budaya, agama, dan ras, dan budayanya. karena terdiri dari banyak pulau dan suku bangsa, maka Indonesia
menggunakan bentuk negara kesatuan. Pembentukan negara kesatuan tersebut bertujuan untuk menyatukan
seluruh wilayah nusantara agar menjadi negara yang besar dan kokoh dengan kekuasaan negara yang bersifat
sentralistik.

Sumber referensi : Pendapat saya sendiri dan https://www.suara.com/news/2021/01/11/142640/apa-arti-


negara-kesatuan-simak-penjelasan-berikut?page=all

Anda mungkin juga menyukai