Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.2)

Nama Mahasiswa : DHIYANTO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 031180086

Tanggal Lahir : 26 JUNI 1993

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM 4318/Sistem Kepartaian dan Pemilu

Kode/Nama Program Studi : 71/Ilmu Pemerintahan – S1

Kode/Nama UPBJJ : 13/BATAM

Hari/Tanggal UAS THE : Minggu 21 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta UjianF

DHIYANTO

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : DHIYANTO


NIM : 031180086

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM 4318/Sistem Kepartaian dan Pemilu

Fakultas : FHISIP

Program Studi : Ilmu Pemerintahan


UPBJJ-UT : BATAM

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Batam, 21 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

DHIYANTO
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN NO 1

Dari sisi etimologis, Maurice Duverger menyebutkan bahwa kata partai berasal dari bahasa Latin pars,
yang berarti "bagian".12 Dengan pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa karena ia
merupakan
suatu bagian maka konsekuensinya pasti ada bagian-bagian lain. Oleh karena itu, untuk memenuhi
pengertian tersebut maka idealnya tidak mungkin di dalam suatu negara jika hanya terdapat satu partai'

Selain itu pendapat para ahli tersebut, Pengertian partai politik juga dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 2 Thhun 2011 Tentang Partai Politik, sebagai berikut: Partai Politik adalah organisasi yang
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik an11ota,
masyarakat,
bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tirhun 1945.2

Dari sekian banyak konsep partai politik dari para ahli tersebut, kita bisa melihat bahwa setidak-tidaknya
pada partai politik terdapat unsur (1) Organisasi politik resmi, (2) Aktivis politik, (3) Aktivitas politik, (4)
Tujuan politik.

Sementara dari sisi fungsi partai, Partai politik telah menjadi ciri penting dalam sebuah politik modern
karena memiliki fungsi yang strategis. Para ahli pun banyak yang merumuskan fungsi-fungsi dari partai
politik. Fungsi utama dari partai politik ialah mencari kekuasaan, mendapatkan kekuasaan dan
mempertahankannya. Cara partai politik untuk memperoleh kekuasaan tersebut ialah dengan
berpartisipasi dalam pemilihan umum. Untuk melaksanakan fungsi tersebut partai politik melakukan tiga
hal yang umumnya dilakukan oleh partai politik yaitu menyeleksi calon-calon, setelah calon-calon
mereka terpilih selanjutnya ialah melakukan kampanye, setelah kampanye dilaksanakan dan calon
terpilih dalam pemilihan umum selanjutnya yang dilakukan oleh partai politik ialah melaksanakan fungsi
pemerintahan (legistlatif ataupun eksekutif). Tak hanya itu Praktek Sistem Kepartaian di Indonesia dan
menanggapi “majority single ballot system favours the two party system”

Konsititusi kita (UUD 1945) tidak mengamanatkan secara jelas sistem kepartaian apa yang harus
diimplementasikan. Meskipun demikian konstitusi mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia
menerapkan sistem multi partai. Pasal tersebut adalah pasal 6A (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa
Pasangan Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Dari
pasal tersebut tersirat bahwa Indonesia menganut sistem multi partai karena yang berhak mencalonkan
pasangan calon presiden dan wakil presiden adalah partai politik atau gabungan partai politik. Kata
“gabungan partai poltitik” artinya paling sedikit dua partai politik yang menggabungkan diri untuk
mencalonkan presiden untuk bersaing dengan calon lainnya yang diusung oleh partai politik lain.
Dengan demikian dari pasal tersebut di dalam pemilu presiden dan wakil presiden paling sedikit
terdapat tiga partai politik.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Untuk contoh sendiri mengenai kesesuaian formula Maurice Duverger dengan praktik dalam suatu
Negara Partai telah diyakini sebagai komponen penting dalam sistem pemerintahan buat membangun
sistem politik yang demokratis. Dengan adanya politik partai diharapkan semua aspirasi rakyat yang
heterogen dapat terakomodasi secara proporsional lewat pemilu. Melalui hasil pemilu roda
pemerintahan dijalankan untuk mencapai negara sejahtera (welfare state) seperti yang dicita-citakan.
Tetapi dalam banyak kasus terutama di negara berkembang keberadaan partai justru telah
menimbulkan pemerintahan yang tidak

efektif, inefisien, bahkan tidak jarang menimbulkan chaos. Lain halnya di negara maju (developed
countries) sistem kepartaian di negara ini sudah mapan, terdiri dari dua partai, seperti USA dan Kanada
atau beberapa partai seperti, Italia dan Perancis. Di Indonesia sistem kepartaian mempunyai sejarah
yang cukup panjang. Pada era pasca revolusi sistem kepartaian mengalami masa boom partai.

Tetapi banyaknya partai justru menjadikan instabilitas di semua sektor. Reformasi partai politik dimulai
pada masa Orde Baru dengan melakukan fusi dari multi partai menjadi beberapa partai dan mengurangi
kekuatan partai dengan floating mass dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 3 Tahun 1975.
Sedangkan pada tahun 1999 terdapat 48 partai politik yang berhak mengikuti pemilihan umum. Pemilu
dengan partai politik merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Pemilu membutuhkan partai
politik sebagai kontestannya. Sedangkan partai politik membutuhkan pemilu sebagai sarana memilih
wakil-wakilnya yang akan duduk dalam legislatif maupun kabinet. Meskipun partai politik sudah ada
sejak sebelum kemerdekaan tetapi pemilu di Indonesia baru dilaksanakan pada tahun 1955. Pada masa
itu digunakan sistem multi partai dan sistem perwakilan berimbang atau proporsional. Dalam
prakteknya sistem ini justru menimbulkan distorsi dan friksi. Terbukti dari tidak bertahan lamanya
kabinet yang dibentuk dan sering terjadi konflik. Kondisi ini menjadikan pemerintah pada waktu itu tidak
dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Setelah dilakukan reformasi dan dilaksanakannya Pemilu
1971 fungsi pemerintah berjalan normal.

JAWABAN NO 2

Amerika Serikat merupakan sebuah negara serikat/federal berbentuk republik beribukota di Washington
D.C. yang mempunyai 50 negara bagian. Sedangkan sistem pemerintahan yang dianut adalah Sistem
Pemerintahan Presidensial. Presiden Amerika adalah kepala negara juga sekaligus sebagai kepala
pemerintahan. Tiap Negara Bagian berdaulat secara sendirinya, dan memilih secara sukarela untuk
menjadi anggota sebuah federasi. Negara Bagian mempunyai hukum tersendiri tergantung kepada
kebijakan Negara Bagian itu. Bisa jadi tiap negara Bagian mempunyai hukum yang berbeda dengan
Negara Bagian lainnya.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Sistem pemilu Amerika Serikat juga menerapkan sistem Distrik. Sistem ini berdasarkan lokasi daerah
pemilihan, bukan berdasarkan jumlah penduduk. Dari semua calon, hanya akan ada satu pemenang.
Dengan begitu, daerah yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang banyak
penduduknya, dan tentu saja banyak suara terbuang. Sistem Legislatif yang dianut adalah sistem dua
kamar atau bikameral, terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat. Dewan Perwakilan terdiri dari
435 anggota, masing-masing mewakili sebuah distrik dan bertugas selama dua tahun dan dapat dipilih
kembali tanpa batas. Jumlah kursinya dibagi berdasarkan jumlah penduduk tiap negara bagian,
sedangkan dalam Senat, setiap negara bagian memiliki dua Senator, tidak memandang populasi. Ada
100 orang senator, yang menjabat selama enam tahun. Kedua lembaga tersebut kemudian disebut
Kongres. Anggota DPR dan senator, dipilih secara langsung oleh masyarakat, tetapi di beberapa negara
bagian gubernur dapat memilih pengganti sementara ketika sebuah kursi Senat kosong. Jadi bisa
dikatakan untuk sistem kepartaian yang dipakai Amerika Serika hari melalui beberapa tahap dan cabang
dikarenakan pada Cabang legislatif bertugas untuk membuat undang-undang (Kongres); cabang
eksekutif untuk menjalankan undang-undang (Presiden, Wakil Presiden, Kabinet); dan cabang Yudisial
untuk mengevaluasi hukum (Mahkamah Agung dan pengadilan lainnya).

Setiap cabang pemerintahan dapat mengubah tindakan cabang lainnya, contohnya sebagai berikut:
Contoh pertama, presiden dapat memveto RUU legislatif yang disahkan oleh Kongres sebelum menjadi
undang-undang. Contoh kedua, Kongres bisa mengkonfirmasi atau menolak penunjukan presiden dan
dapat memberhentikan presiden dari jabatannya dalam keadaan luar biasa. Contoh ketiga, Hakim
Mahkamah Agung yang dapat membatalkan undang-undang inkonstitusional, diangkat oleh presiden
dan disahkan oleh Senat. Legislatif dalam pemerintahan federal Cabang legislatif dalam pemerintahan
federal berfungsi memberlakukan undang-undang, mengkonfirmasi, atau menolak pengajuan presiden,
dan memiliki wewenang untuk menyatakan perang. Cabang ini terdiri dari Kongres (Senat dan Dewan
Perwakilan Rakyat) dan beberapa lembaga yang memberikan layanan dukungan kepada Kongres.
Eksekutif dalam pemerintahan federal Cabang eksekutif dalam pemerintahan federal berfungsi untuk
menjalankan dan menegakkan hukum, termasuk presiden, wakil presiden, Kabinet, 15 departemen
eksekutif, lembaga independen, dewan, komisi, dan komite lainnya.

Selain itu pada struktur pemerintahan negara bagian Amerika Serikat Di bawah Amandemen Kesepuluh
Konstitusi Amerika Serikat, semua kekuasaan yang tidak diberikan kepada pemerintah federal adalah
milik negara bagian dan rakyat. Lima puluh pemerintah negara bagian mengikuti model pemerintah
federal dan terdiri dari 3 cabang, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Konstitusi Amerika Serikat
mengamanatkan bahwa 50 negara bagian menjunjung "bentuk republik" pemerintahan. Legislatif dalam
pemerintahan negara bagian Amerika Serikat Semua negara bagian Amerika Serikat memiliki cabang
legislatif terdiri dari perwakilan terpilih. Pihak legislatif berfungsi untuk mempertimbangkan hal-hal yang
diajukan oleh gubernur atau diperkenalkan oleh anggotanya untuk membuat peraturan perundang-
undangan menjadi undang-undang. Cabang legislatif juga menyetujui anggaran negara bagian dan
memprakarsai undang-undang pajak dan pasal-pasal pemakzulan. Kemudian, fungsi yang terakhir adalah
sebagai bagian dari sistem checks and balances di antara tiga cabang pemerintahan negara.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN NO 3

Pada saat indonesia menggunakan sistem pemilu dengan sistem Proporsional dimana Sistem pemilu
proporsional mempertimbangkan proporsi dari jumlah kursi dengan penduduk di sebuah daerah dalam
pemilihan. Artinya bilamana jumlah penduduk yang besar akan mendapatkan jumlah kursi yang besar
pula di parlemen. Selain itu, dipertimbangkan juga proporsi perolehan suara partai politik dikonversi
menjadi kursi yang diperoleh untuk partai politik.

Dengan adanya mekanisme itu sistem pemilu proporsional memiliki dampak dalam sistem kepartaian,
yaitu menjadi multipartai. Sebabnya, partai politik dapat mencalonkan lebih dari satu kandidat di dalam
daerah pemilihan dan menjadi peluang yang terbuka untuk partai-partai kecil memperoleh suara di
daerah pemilihan tersebut untuk masuk parlemen.

Terdapat juga faktor lainnya mengapa sistem proporsional dipilih atau menentukan sistem kepartaian
multipartai. Ada faktor tingkat kemajemukan masyarakat yang sangat tinggi. Lalu, faktor tingkat
pluralitas sosial dan sejarah tinggi. Atau latar belakang sosio-kultural masyarakat.

Dalam sistem pemilu proporsional, banyaknya wakil yang diwujudkan jumlah kursi akan menentukan
tingkat representasi hasil pemilu. Semakin banyak jumlah wakil yang harus dipilih dari satu daerah
pemilihan, maka hasil pemilunya akan semakin proporsional. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah wakil
yang harus dipilih dari satu daerah pemilihannya, maka hasil pemilunya memungkinkan tidak lebih
proporsional.

Tingkat proporsionalitas yang berwujud dengan tingkat fragmentasi partai politik di parlemen akan
menentukan tingkat kinerja pemerintahan. Semakin mungkin banyak partai politik masuk parlemen,
semakin mungkin tercipta fragmentasi parlemen yang tinggi. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan
kebuntuan dalam legislatif. Konsekuensi lainnya menciptakan kebuntuan dalam berkebijakan.

Selain itu,ada hal-hal lain yang menjadi tantangan penerapan sistem pemilu proporsional. Di antaranya
mengenai prilaku partai. Dalam fungsi representasi politik, partai cenderung bergantung pada suara
pendukung satu sama lain untuk pemilihan mereka. Partai melakukan ini bermaksud membuat posisinya
lebih kuat dalam koalisi.

Dari prilaku itu, banyak partai kecil merasa punya peluang sehingga partai menjadi amat banyak dan
tidak mengikat konstituen. Dampaknya bisa buruk kepada pemilih dan penyelenggara. Pemilih
kebingungan. Penyeleanggara sulit mengelola karena teknis pemilu menjadi kompleks.

Yang jangan dilupa dari sistem proporsional adalah, prinsip penghargaan setiap satu suara pemilih.
Sistem ini bertujuan menghasilkan suara yang terbuang sedikit. Artinya tidak sia-sia bagi pemilih untuk
pergi ke TPS dalam melakukan pemilihan. Jadi jika hasil pemilu banyak menghasilkan suara terbuang, ini
mengingkari prinsip sistem proporsional.

Anda mungkin juga menyukai