Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : RISKILA ANJAIYANI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042342743

Tanggal Lahir : 06/03/2000

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4212/PENGANTAR ILMU POLITIK

Kode/Nama Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Kode/Nama UPBJJ : 13/BATAM

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN/27 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : RISKILA ANJAIYANI


NIM : 042342743
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4212/PENGANTAR ILMU POLITIK
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UPBJJ-UT : 13/BATAM

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
BATAM, 27 DESEMBER 2021

Yang Membuat Pernyataan

RISKILA ANJAIYANI
LEMBAR JAWABAN

JAWABAN THE NO.1

1). Sejarah Lahirnya Perlindungan HAM

Hak asasi manusia adalah hak yang diperoleh atau dimiliki manusia sejak kehadirannya di dunia.yang mana
hak tersebut bersifat asasi dan universal, artinya hak tersebut dimiliki manusia di mana pun ia berada, tanpa
memperhatikan bangsa, ras, agama maupun jenis kelamin.Dalam sejarah perkembangan hak asasi manusia,
pengalaman peradaban barat bukan merupakan satu-satunya sumber perkembangan konsep hak asasi, tetapi
hal tersebut telah berhasil mendominasi karena tuntutan universilitas , keberhasilannya mendirikan tonggak-
tonggak perkembangan yang sangat penting.

Pada tahun 1948 sidang umum PBB secara aklamasi menerima pernyataan sedunia mengenai hak-hak asasi
manusia yang memuat beberapa hak yang dimiliki manusia sejak kehadirannya di dunia. Dalam
perkembangannya, hak asasi manusia dipengaruhi oleh gagasan hukum alam ( Natural Law ) yang
berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai hak-hak alami yang tidak dapat di ganggu gugat.pada
perkembangan saat ini lahir beberapa kesepakatan internasional antara bangsa-bangsa mengenai universalitas
HAM dan muncul juga beberapa institusi penting berskala internasional yang mengurus masalah pelanggaran
HAM sebagai usaha penegakan HAM di dunia.

Perkembangan HAM di Indonesia selanjutnya tumbuh seiring dengan kemunculan berbagai organisasi
pergerakan yang intinya sebagaimana diperjuangkan oleh Perhimpunan Indonesia yaitu hak menentukan
nasib sendiri. Pada masa-masa selanjutnya, pemikiran tentang demokrasi asli Bangsa Indonesia yang antara
lain dikemukakan Hatta, makin memperkuat anggapan bahwa HAM telah dikenal dan bukanlah hal baru bagi
Bangsa Indonesia. Perkembangan pemikiran HAM mengalami masa-masa penting manakala terjadi
perdebatan tentang Rancangan UUD oleh BPUPKI.

JAWABAN THE NO.2

2). Budaya politik merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu politik yang sangat merefleksikan adanya
pengaruh lintas disiplin dengan bidang-bidang ilmu sosial lainnya. untuk menganalisis budaya politik
dibangun baik di tingkat individu maupun di tingkat sistem. Pada tingkat orientasi individual, Almond
membedakan sikap individu terhadap objek politik atas tiga bagian, yaitu kognitif, pengetahuan dan
kepercayaan yang diukur dengan menggunakan pengetahuan mengenai sistem politik, tokoh-tokoh politik
dan kebijakan politik yang berlaku.

Ada tiga aspek budaya politik. Pertama adalah orientasi terhadap sistem; kedua, orientasi terhadap proses
politik; ketiga, orientasi terhadap kebijakan publik. Aspek pertama menentukan keabsahan (legitimacy) para
otoritas politik. Jika warganegara bersedia mematuhi aturan perundang-undangan yang dibuat penguasa dan
melaksa-nakannya karena mereka percaya bahwa mereka memang harus melakukan hal itu, maka ada
otoritas politik yang dianggap absah.

Aspek budaya politik kedua merupakan orientasi terhadap proses politik. Orientasi kognitif, afektif dan
evaluatif merupakan dasar pembentukan tipologi budaya politik.

Aspek budaya politik ketiga berkaitan dengan pola orientasi terhadap kebijakan publik. Aspek ketiga ini tidak
sering diungkap ketika orang membicarakan budaya politiknya Almond dan Powell. Padahal bagian ini,
menurut kedua penulis, "... lies the image of the good society" atau citra masyarakat yang baik justru ada
pada aspek ini. Menurut beberapa pendapat para ahli, budaya politik masyarakat Indonesia bersifat mixed
political culture. Yang artinya sebagian masyarakatnya memiliki budaya politik parokial. Dan sebagian lagi
masyarakatnya memiliki budaya politik tipe partisipan. Yang mana Partisipan ini merupakan budaya politik
yang ideal dalam sebuah sistem politik yang demokratis. Warga negara dalam kelompok ini mempunyai
kesadaran bahwa mereka dapat mempengaruhi sistem politik, oleh karena itu mereka akan berusaha untuk
terlibat dan menggunakan kesempatan untuk berperan serta mempengaruhi proses politik. Jika sistem politik
membuka kesempatan bagi warga negara untuk berpartisipasi dalam proses politik maka jumlah warga
negara yang akan ikut aktif berpartisipasi akan tinggi dan pengaruh mereka akan meningkat.

JAWABAN THE NO.3

3). Partisipasi politik merupakan sebuah istilah yang dipergunakan dalam melaksanakan aktivitas politik.
Dalam analisis politik modern partisipasi merupakan sebuah isu penting yang terkait dengan isu tentang
demokrasi, partai politik, 'civil society' (masyarakat kewargaan), pemilihan umum, dan lain-lain. Secara
umum partisipasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang secara aktif baik
langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan politik. Berbagai contoh kegiatan yang menunjukkan
partisipasi politik misalnya memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum atau
kampanye-kampanye politik, menjadi anggota partai atau kelompok kepentingan, membuat kontak dengan
pejabat pemerintahan atau wakil rakyat di parlemen, terlibat dalam demonstrasi-demonstrasi politik, dan
sebagainya.

Kegiatan partisipasi politik dapat dibedakan atas dua (2) macam. Pertama, partisipasi politik yang
melembaga (routine political participation). Kedua, partisipasi politik yang tidak melembaga (non-routine
political participation). Yang dimaksud dengan partisipasi politik yang melembaga adalah partisipasi politik
yang dianjurkan dan secara formal diperbolehkan oleh penguasa. Contohnya : memberikan suara dalam
pemilihan umum, datang mengikuti kampanye.

Dan yang tidak melembaga adalah kegiatan yang tidak diperbolehkan atau yang dilarang oleh penguasa.
Contoh : melakukan pemogokan bagi buruh di pabrik-pabrik, melakukan demonstrasi yang merusak
menghambat kegiatan pekerjaan sehari-hari.

JAWABAN THE NO.4

4). Tipe ideal birokrasi Weber tersebut antara lain:

a. Pembagian tugas berdasarkan kemampuan tertentu. Artinya mengelola realita yang ada bahwa setiap
manusia mempunyai kemampuan yang berbeda, begitu juga dengan personil yang mempunyai kelebihan
dalam satu hal namun kurang di hal yang lain. Untuk itu organisasi harus dapat menempatkan personil di
dalam bidang yang dikuasainya untuk memberikan efisiensi terhadap sumber daya untuk mencapai
tujuan. Contohnya : menempatkan anggota yang memiliki latar pendidikan intelijen di fungsi intelijen dan
menempatkan anggota yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran di Bid Dokkes.

b. Hierarki wewenang
Hierarki ini sangat perlu agar sistem pengendalian dapat dilaksanakan sehingga mengefiensi pelaksanaan
tugas..

c. Adanya ketentuan-ketentuan yang berlaku sama di seluruh organisasi.


Untuk suatu hal yang sama, dalam kondisi dan waktu yang sama maka harus berlaku juga sebuah peraturan
yang sama di seluruh organisasi. Artinya ada peraturan yang harus ditaati oleh anggota organisasi tanpa
pengecualian. Contoh : Dalam birokrasi Polri ada aturan mengenai kenaikan pangkat anggota. Peraturan itu
berlaku sama untuk seluruh anggota Polri di seluruh Indonesia.

d. Menjaga hubungan yang impersonal


Dalam birokrasi administrator harus menjaga keputusannya agar tetap objektif berdasarkan fakta secara
objektif. Administrator harus dapat mengesampingkan penilaian subjektif dalam mengambil keputusan.

e. Pemilihan dan promosi pegawai didasarkan pada kemampuan, bukan pertimbangan pertimbangan
yang irrelevant. Dalam memberikan promosi jabatan hendaknya menggunakan standar yang jelas dan berlaku
secara universal bagi seluruh personil dalam organisasi. Dengan memanfaatkan rekam jejak prestasi dan hasil
kinerjalah seharusnya seseorang diangkat untuk menduduki posisi tertentu bukan berdasarkan pertimbangan
subjektif atau yang tidak ada kaitannya dengan pelaksanaan tugas.

(http://andarurahutomo.blogspot.com/2016/05/tipe-ideal-birokrasi-menurut-max-webber.html)

Birokrasi di Indonesia merupakan kelanjutan birokrasi kolonial Belanda. Birokrasi di masa kolonial dikenal
dengan istilah pangreh praja (inlandsch bestuur). Di masa kolonial ini, selain menjalankan fungsi-fungsi
pemerintahan, birokrasi dijadikan instrumen kekuasaan pemerintahan kolonial. Pemerintah kolonial
memanfaatkannya untuk berhubungan dengan masyarakat lokal dan memiliki kekuasaan yang besar. Dalam
periode pasca kemerdekaan hingga masa reformasi, birokrasi di Indonesia mengalami pasang surut dalam
kehidupan politik sesuai dengan perkembangan sistem politik dan kehidupan sosial budaya masyarakatnya.

Dalam masa awal kemerdekaan, birokrasi telah menjadi alat efektif perekat persatuan dan kesatuan
nasional. Pembentukan birokrasi Indonesia lebih diletakkan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai