Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 042409938
UPBJJ-UT : 16 /PEKANBARU
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
YANTI APRILLIA
JAWABAN
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak
memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari
manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
1. Undang –Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Budaya politik kaula atau subject political culture. Yang dimaksud dengan budaya
politik kaula ini adalah tingkat keikutsertaan masyarakat masih pasif. Dalam artikel
diatas menyatakan Dalam budaya politik ini, masyakatnya sudah lebih maju, tapi
pemikirannya masih pasif atau kurang memiliki semangat untuk mengikuti budaya ini.
Budaya politik partisipan atau participant political culture. Yang dimaksud dengan
budaya politik partisipan ini adalah tingkat kesadaran masyarakat untuk berbudaya
politik sudah sangat tinggi. Dalam Artikel Diatas menyatakan bahwa Masyarakat ini
sudah menyadari bahwa peran mereka dalam pelaksanaan budaya politik sangat
dibutuhkan dan mereka berusaha untuk memenuhinya.
Bergulirnya era reformasi, berbagai isu ataupun pemikiran dilontarkan para pakar
berkaitan dengan bagaimana mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance),
di antaranya dilakukan melalui reformasi birokrasi. Upaya tersebut secara bertahap
dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten/
Kota).Secara empiris birokrasi identik dengan aparatur pemerintah yang mempunyai tiga
dimensi yaitu organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen. Dalam pemerintahan,
dimensi itu dikenal kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan, yang merupakan unsur-
unsur administrasi negara; kiranya dimensi tersebut dapat ditambah dengan kultur mind set.
Konsep birokrasi Max Weber yang legal rasional, diaktualisasikan di Indonesia dengan
berbagai kekurangan dan kelebihan seperti terlihat dari perilaku birokrasi. Perilaku birokrasi
timbul manakala terjadi interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik
birokrasi; apalagi dengan berbagai isu yang berkembang dan penegakan hukum saat ini yang
berkaitan dengan patologi birokrasi.
Eksistensi birokrasi dalam menyelenggarakan kepemerintahan menghadapi tantangan
untuk menyikapi perubahan baik secara internal dan eksternal, sehingga memerlukan
reformasi birokrasi pemerintahan. Reformasi birokrasi pemerintahan dalam menyikapi
perubahan lingkungan strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan. Reformasi birokrasi
pemerintahan melalui reorientasi, revitalisasi, rekonstruksi dan refungsionalisasi
berdasarkan paradigma baru birokrasi pemerintahan yang berfokus pada perubahan
“bureaucracy, mindset, and transforming behaviour” sesuai dengan landasan nilai, sistem,
struktur, dan kultur pemerintahan negara. Mengingat birokrasi pemerintahan sebagai
transformasi kepentingan negara dan masyarakat, mempunyai kedudukan strategis dan
dominan dalam sistem administrasi negara sebagai wahana mencapai tujuan pemerintahan
negara. Dominannya posisi, peran dan fungsi birokrasi pemerintahan dalam kehidupan suatu
pemerintahan negara menuntut birokrasi pemerintahan yang mampu mengemban landasan
nilai kultural, misi, struktur, fungsi dan menjalankan aktivitas yang menjadi
tanggungjawabnya atas dasar orientasi perilaku pelayanan dan kinerja secara efektif dan
efisien secara profesional dan proporsional dalam sistem administrasi pemerintahan suatu
negara.