Anda di halaman 1dari 2

Jelaskanlah perbedaan yang mendasar dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan Pajak

Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai serta Kepabeanan dan Cukai ! Silahkan
saudara tanggapi rencana pemerintah untuk memberlakukan PPN terhadap sembako yang kelas
premium, apakah saudara setuju atau tidak. Silahkan berikan alasannya dari pendapat saudara
tersebut !
Jelaskan perbedaan yang mendasar dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan Pajak
PenjualanBarang Mewah (PPnBM), Bea Materai serta Kepabeanan dan Cukai !
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan
nilai yang muncul karena pemakaian faktor-faktor produksi oleh Pengusaha Kena Pajak
(PKP) yang menyiapkan, menghasilkan dan memperdagangkan Barang Kena Pajak
(BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP).
2. Sementara, PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) merupakan pajak yang dikenakan
pada barang yang masuk golongan barang mewah. Pengenaan PPnBM dibebankan pada
produsen atau PKP yang menghasilkan atau mengimpor barang mewah.
Berdasarkan masing-masing karakteristiknya, secara garis besar terdapat tiga poin perbedaan
PPN dan PPnBM, yakni:
1) Jenis pungutan. Pada PPN, jenis pungutan yang dibebankan adalah pungutan atas nilai
tambah barang. Sementara, PPnBM merupakan pungutan tambahan yang dikenakan
selain PPN kepada barang yang sifatnya mewah.
2) Pengenaan Pajak. PPN dikenakan di setiap mata rantai jalur produksi maupun jalur
distribusi, mulai dari tingkat pabrikan, tingkat pedagang besar hingga tingkat pedagang
pengecer. Sementara, PPnBM hanya dikenakan satu kali, yakni saat impor atau saat
penyerahan BKP di dalam negeri oleh pabrikan yang menghasilkannya.
3) Pengkreditan. PPN dapat dikreditkan melalui mekanisme pajak masukan dan pajak
keluaran. Sementara, PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN atau PPnBM lainnya.

3. Bea meterai
 Bea materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan
dokumen untuk digunakan di pengadilan. Secara lengkapnya, Bea meterai adalah
pajak yang dikenakan atas dokumen yang menurut Undang-Undang Bea Meterai
menjadi objek Bea Meterai.
 Berdasarkan Pasal 2 UU No.13 tahun 1985 yang menjadi objek bea materai
adalah dokumen, dokumen yang dikenai materai adalah dokumen yang
menyatakan nilai nominal sampai jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata
dan dokumen yang digunakan di muka pengadilan seperti surat perjanjian, akta
notaris termasuk salinannya, akta yang dibual oleh pejabat pembuat akta tanah,
surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan
cek, dan juga dokumen yang dikenakan bea materai.
adapun yang tidak dikenai bea materai seperti dokumen surat penyimpanan
barang, segala bentuk ijazah, tanda terima gaji, tanda bukti penerimaan uang
negara dari kas negara, kuitansi untuk semua jenis pajak dan penerimaan lainnya,
tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi, dokumen
yang menyebutkan tabungan, surat gadai yang diberikan perum pengadaian, dan
juga tanda pembagian keuntungan atau bunga dan efek.
4. Kepabeanan dan cukai
 Kepabeanan dan cukai merupakan salah satu pajak tidak langsung yang dikelola
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Kepabeanan dan Cukai
merupakan suatu pengetahuan praktis yang penting untuk dipahami karena sangat
menunjang Pembangunan Nasional di bidang ekonomi.
 Untuk pembayaran bea masuk dianut satu sistem yaitu self assessment atau sistem
perhitungan dan pembayaran bea masuk dilakukan sendiri oleh importir atau
kuasanya. Dalam hal ini, pejabat Bea dan Cukai diberi wewenang untuk meneliti
dan menerapkan tarif dan nilai pabean untuk perhitungan Bea Masuk yang
tercantum dalam pemberitahuan Pabean yang diserahkan importir atau kuasanya.
Penetapan tarif dapat diberikan sebelum atau sesudah pemberitahua pabean atas
impor diseragkan, sedangkan penetapan nilai pabean untuk penghitungan bea
masuk hanya dapat estela pemberitahuan pabean disertakan.

Tanggapan saya tentang rencana pemerintah untuk memberlakukan PPN terhadap sembako yang
kelas premium tidak setuju, karena tentu akan memberatkan masyarakat bawah, masyarakat yang
selama ini menikmati atau mengkonsumsi barang-barang sembako dengan pendapatan yang pas-
pasan. Kalau barang-barang kebutuhan pokok dikenai pajak, tentu pengeluaran untuk kebutuhan
pokok akan berlipat-lipat sehingga mereka akan tidak mampu memenuhi kebutuhan barang
sekunder atau tersier. Kalau pajak betul diterapkan bisa dipastikan kualitas hidup masyarakat
yang lapisan bawah akan semakin menurun, angka kemiskinan akan meningkat lebih cepat
dibandingkan periode periode sebelumnya.

SUMBER BMP ADBI4330-Administrasi Perpajakan


https://www.pajakku.com/read/618285e34c0e791c3760bd34/Kenali-Bea-Materi-Elektronik

Anda mungkin juga menyukai