APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah. Dalam penyusunan APBD, berpusat pada pemerintahan daerah. Masyarakat harus terlibat dalam penyusunan APBD dengan harapan APBD dapat disusun dengan tepat dan sesuai target. Transparansi dan akuntabilitas merujuk kepada APBD yang harus bersifat transparan dan dapat diakses oleh masyarakat agar dapat menghindari penyelewengan RAPBD. Disiplin anggaran berarti pendapatan yang direncanakan dalam APBD harus bersifat rasional dan memiliki batas anggaran belanja. Efisiensi dan efektivitas merujuk pada penggunaan anggaran yang harus optimal dan dapat meningkatkan pelayanan serta kesejahteraan masyarakat. Perubahan APBD, dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.
b. APBN
APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan Negara Dalam menyusun APBN, berpusat pada pemerintahan pusat Penyusunan APBN dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses pembicaraan dan proses penyampaian. Proses pembicaraan antara pemerintah dan DPR berlangsung dari bulan Februari hingga Agustus. Kemudian, proses penyampaian, pengkajian, dan pengesahan APBN dilakukan dari bulan Agustus sampai Desember Perubahan APBN, dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBN setiap tahun ditetapkan dengan undang-undang
B. Persamaan APBD dengan APBN
APBN/APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan
Penyusunan APBN dimulai dari tahap perancangan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) oleh pemerintah di bulan Januari hingga Maret. RAPBN kemudian diajukan dari pemerintah pusat kepada DPR di bulan April hingga Mei. DPR baru meninjau rancangan tersebut dari bulan Juli sampai Agustus. Putusan RAPBN menjadi APBN atau penggunaan APBN tahun sebelumnya dilakukan dari bulan Agustus sampai Desember. Sedangkan, Langkah-langkah perencanaan dan penyusunan APBD dimulai dari susunan RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Kemudian, RAPBD diajukan kepada DPRD. RAPBD baru dibahas oleh DPRD dan Tim Anggaran Eksekutif. Terakhir, RAPBD yang sudah disetujui akan disahkan menjadi APBD dan dilaksanakan oleh pemerintah APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi Penggunaan surplus penerimaan negara/daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat untuk membentuk dana cadangan atau penyertaan pada Perusahaan Negara/Daerah harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari DPR/DPRD