Anda di halaman 1dari 3

Bolehkah Aparatur Sipil Negara

Mengkritik Kebijakan
Pimpinannya?

Tri Jata Ayu Pramesti, S.H.


Kenegaraan
Bung Pokrol

Pertanyaan
Apakah UU ASN memberikan ruang bagi bawahan untuk mengkritisi kebijakan
pimpinannya? Terima kasih.

Ulasan Lengkap
Intisari:
Pada dasarnya tidak ada aturan khusus dalam UU ASN yang memberikan ruang bagi
ASN untuk mengkritik kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinannya. ASN yang
dimaksud adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (“PNS”) dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

Meski di UU ASN pada dasarnya tidak eksplisit memberikan peluang bagi ASN yang
mengkritik atasannya. Namun, dilihat dari segi profesionalisme, tentu ASN boleh
mengkritik kebijakan pimpinannya. Hal ini semata demi perbaikan atas kebijakan yang
diambil pimpinannya.

Namun, ada peraturan perundang-undangan lain yang dapat dijadikan dasar bagi ASN
untuk mengkritik kebijakan pimpinannya yang mungkin membahayakan atau
merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan
materiil.

Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.

Ulasan:
Terima kasih atas pertanyaan Anda.

ASN atau Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (“PNS”) dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah.[1] Sepanjang penelusuran kami, tidak ada aturan khusus dalam UU
ASN yang memberikan ruang bagi ASN untuk mengkritik kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinannya.

Yang diatur dalam UU ASN terkait kebijakan antara lain:


1. ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip nilai dasar.[2] Nilai dasar tersebut
salah satunya adalah memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.[3]
2. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi
Pemerintah.[4]
3. Salah satu fungsi Pegawai ASN adalah pelaksana kebijakan publik.[5] Pegawai ASN
bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.[6]
4. Pegawai ASN wajib melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang.[7]

Namun pada dasarnya, setiap orang berhak untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang sebagaimana termaktub dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar
1945 (“UUD 1945”). Jadi, setidaknya ini dapat dijadikan landasan hak bagi setiap orang
(termasuk ASN) yang ingin berpendapat atau mengkritik kebijakan pimpinannya.

Dilihat dari peraturan perundang-undangan lainnya, setiap PNS itu justru wajib
melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja. Jika
tidak, PNS tersebut dapat dijatuhi hukuman disiplin.[8] Apabila pelanggaran tersebut
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan, maka PNS yang melakukan
pelanggaran dapat dikenakan hukuman disiplin sedang[9], dan disiplin berat jika
berdampak negatif pada pemerintahan dan/atau negara.[10] Penjelasan lebih lanjut dapat
Anda simak dalam artikel Jika PNS Ingin Mengkritik Pemerintah Lewat Media
Massa.
Aturan di atas sekiranya juga bisa dijadikan dasar bagi PNS yang termasuk ASN ini untuk
mengkritik kebijakan pimpinannya yang mungkin membahayakan atau merugikan negara
atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil.

Meski di UU ASN pada dasarnya tidak eksplisit memberikan peluang bagi ASN yang
mengkritik atasannya. Namun, dilihat dari segi profesionalisme, tentu ASN boleh
mengkritik kebijakan pimpinannya. Hal ini semata demi perbaikan atas kebijakan yang
diambil pimpinannya.

Dalam sebuah tulisan Kiat Menjadi Staf Profesional yang dibuat oleh Widyaiswara Madya
pada Kantor Diklat Kabupaten Banyumas Drs. Abdurokhman, M.Pd., yang kami akses
dari laman Pemerintah Kabupaten Banyumas, Staf yang dapat dan berani mengatakan
"tidak" pada pimpinan, bukan merupakan Yes Man, tetapi berani melakukan kritik yang
konstruktif kepada pimpinan disertai argumentasi dan pertimbangan yang logis dan fakta-
fakta yang mendukung kritik tersebut, dan memberikan usul/saran perbaikan atas
pendapat/keputusan yang diambil pimpinan.

Demikian penjelasan dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:
1. Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Referensi:
1. http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/01/29/nix3h2-bupati-
bandung-nilai-kebijakan-menpan-rb-pencitraan, diakses pada 27 oktober 2015
pukul 15.28 WIB..
2. http://www.banyumaskab.go.id/read/16650/kiat-menjadi-staf-profesional, diakses
pada 28 Oktober 2015 pukul 17.58 WIB.

[1] Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara (“UU ASN”)
[2] Pasal 3 huruf a UU ASN
[3] Pasal 4 huruf I UU ASN
[4] Pasal 9 ayat (1) UU ASN
[5] Pasal 10 huruf a UU ASN
[6] Pasal 11 huruf a UU ASN
[7] Pasal 23 huruf c UU ASN
[8] Pasal 8 angka 8 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (“PP 53/2010”)
[9] Pasal 9 angka 10 PP 53/2010
[10] Pasal 10 angka 8 PP 53/2010

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt56063b29e6947/bolehkah-aparatur-sipil-
negara-mengkritik-kebijakan-pimpinannya/

Anda mungkin juga menyukai