Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ASMANI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 013840178

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4340/ Administrasi pemerintahan desa

Kode/Nama UPBJJ : 51/ TARAKAN

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban:
1. Kepala desa menyelenggarakan penyusunan RPJM Desa dengan mengikutsertakan unsur
masyarakat Desa. Penyusunan RPJM Desa dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi
ojektif Desa dengan prioritas program dan kegiatan kabupaten/kota. Penyusunan Program dan
kegiatan kabupaten /kota. Penyusunan RPJM Desa, dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:
1. Pembentukan tim penyusunan RPJM Desa;
Kepada Desa membentuk tim penyusunan RPJM Desa, yang terdiri dari:
a. Kepala Desa selaku pembina
b. Sekretris Desa selaku ketua.
c. Ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris;dan
d. Anggota yang berasal dari perangkat Desa, dan unsur masyarakat lainnya. Jumlah anggota tim
RPJM
Desa, paling sedikit 7 ( tujuh ) orang dan palinag banyak 11 ( sebelas ) orang.
Timpenyusun RPJM Desa melaksanakan Kegiatan sebagai berikut.
a. penyelarasan arah kebijakan pembangunan Kabupaten / kota;
b. pengkajian keadaan Desa;
c. penyusunan rangcangan KPJM Desa; dan
d. penyempurnaan rancangan RPJM Desa.
2. penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan Kabupaten / kota;
Tim penyusun RPJM Desa kemudian melakukan penyelarasan arah kebijakan pembangunan
Kabupaten / kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten / kota
dengan pembangunan Desa. Penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/ kota
dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan/ atau kabupaten / kota dilakukan dengan mengikuti
sosialisasi dan/atau mendapatkan imformasi tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota.
Imformasi arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota sekurang – kurangnya meliputi:
a. Rencana Pembangunan Jangaka Menengah Daerah kabupaten/ kota.
b.Rencana Startegis Satuan Kerja Perangkat Daerah.
c. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten /Kota.
d. Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kabupaen/ Kota; dan
e. Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan.
Kegiatan penyelarasan, dilakukan dengan cara mendata dan memilah rencana program dan
kegiatan pembangunan Kabupaten / Kota yang akan masuk ke Desa. Rencan Program dan
kegiatan, dikelompokan menjadi bidang penyelenggaraan Pemerintah Desa, pembangunan Desa,
bidang kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Hasil pendataan dan
pemilihan, dituangkan dalam format data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan
masuk ke Desa.
Data rencana program dan kegiatan, menjadi lampiran hasi penkajian keadaan Desa.
3. Penkajian keadaan Desa.
Tim Penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian keadaan Desa dalam rangka mempertimbangan
kondisi objektif Desa. Pengkaijan keadaan Desa, meliputi kegiatan sebagai berikut.
a. Penyelarasan Data Desa
Penyelarasan data Desa dilakukan melaluai kegiatan pengambilan data Desa dengan kondisi Desa
terkini. Data Desa, meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya pembangunan,
dan sumber daya sosial budaya yang ada di Desa. Hasil penyelrasan data Desa, di tuangkan dalam
fromat data Desa, menjadi lampiran laporan hasil pengkajian keadaan Desa, dan menjadi dalam
musyawarah dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan Desa.
b. Penggalian Gagasan
Penggalian gagasan masyarkat dilakukan untuk menemu kenali potensi dan peluang pendaya
gunaan sumber daya Desa, masalah yang dihadapi Desa. Hasil penggalian gagasan, menjadi dasar
bagi masyarakat dalam merumuskan usulan rencana kegiatan. Usulan rencana kegiatan. Usulan
rencana kegiatan, meliputi penyelenggaraan pemerintah Desa, pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa,
Penggalian gagasan, dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat
Desa sebagai sumber data dan informasi. Pelibatan masyarakat Desa, dapat dilkukan melalui
musyawarah dusun dan / atau musyawarah khusus unsur masyarakat,seperti antara lain: tokoh
adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; kelompok tani; kelompok nelayan;
kelompok perajin; kelompok perempuan; kelompok pemerhati dan perlindungan anak; kelompok
masyarakat miskin; dan kelompok – kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi soal budaya
masyarakat Desa Tim penyusun RPJM Desa melakukan pendampingan terhadap musyawarah
dusun/atau musyawarah khusus unsur masyarakyat.
Pengadilan gagasan, dilakukan dengan cara diskusi kelompok secara terarah, dengan
menggunakan sketsa Desa, kalender musim dan bagian kelembaggaan Desa sebagai alat kerja
untuk menggali gagasan masyarakat. Tim penyusun RPJM Desa dapat menambahkan alat kerja,
dalam rangka meningkatkan kualitas hasil pengalian gagasan. Dalam hal terjadi hambatan
dankesulitan dalam penerapan alat kerja, tim penyusunan RPJM Desa dapat menggunakan
alatkerja lainnya yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat Desa.
c. Analisa Data dan Pelaporan
Tim Penyusunan RPJM Desa melakukan rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan Desa
berdasarkan usulan rencana kegiatan dituangkan dalam format usulan rencana kegiatan.
Rekapfitulasi usulan rencana kegiatan, menjadi lampiran laporan hasil pengkajian keadaan Desa.
Tim penyusun RPJM Desa menyusun laporan hasil pengkajian keadaan desa yang dituangkan
dalam berita acara, yang dilampirkan dokumen:
1) data Desa yang sudah diselaraskan;
2) data rencana program pembangunan kabupaten /Kota yang akan masuk ke Desa;
3) data rencana Program pembangunan kawasan perdesaan; dan
4) rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan Desa dari dusun dan/atau kelompok
masyarakat.
Tim penyusunan RPJM Desa melaporkan kepala Desa hasil pengkajian keadaan Desa. Kepala
Desa menyampaikan laporan kepada Badan permusyawaratan Desa setelah menerima laporan
dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa.
Laporan hasil pengkajian keadaan desa menjadi bahan masukan dalam musyawarah Desa dalam
rangka penyusunan perencanaan pembanguna Desa.
4. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa Badan permusyawaratan
Desa menyelenggarakan musyawarah Desa berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa.
Musyawarah Desa, membahas dan menyepakati sebagai berikut.
a. Laporan hasil pengkajian keadaan Desa
b. rumusan arah kebijakan pembangunan Desa yang dijabarkan dari visi dan misi kepala Desa;dan
c. rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintah Desa, pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Pembahasan rencana prioritas kegiatan, dilakukan dengan diskusi kelompok secara terarah yang
dibagi berdasarkan bidang penyelenggaraan pemerintah Desa,pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan penberdayaan msyarakat Desa. Diskusi kelompok secara terarah,
membahas sebagai berikut.
a. laporan hasil pengkajian keadaan Desa;
b. prioritas rencana kegiatan Desa dalam jangaka waktu 6 ( enam ) tahun,
c. sumber pembiyaan rencana kegiatan pembangunan Desa; dan
d. rencana pelaksana kegiatan Desa yang akan dilaksanakan oleh perangkat Desa, unsur
masyarakat Desa, kerja sama antara Desa, dan/atau kerja sama Desa dengan pihak tiga.
Hasil kesepakatan dalam musyawarah Desa, di tuangkan dalam berita acara dan menjadi pedoman
bagi pemerintah dalam menyusun RPJM Desa.
5. Susunan rancangan RPJM Desa
Tim penyusun RPJM Desa mmenyusun rancangan RPJM Desa berdasarkan berita acara
sebagaimana yang dimaksud diatas. Rancangan RPJM Desa, dituangkan dalam format rancangan
RPJM Desa. Tim penyusun RPJM Desa membuat berita acara tentang hasil penyusunan
rancangan RPJM Desa yang dilampiri dokumen rancangan RPJM Desa.
Berita acara rancangan RPJM Desa, disampaikan oleh tim penyusun RPJM Desa Kepala Desa.
Kepala Desa memeriksa dokumen rancangan RPJM Desa yang telah disusun oleh tim penyusun
RPJM Desa. Tim penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan berdasarkan arahan kepala Desa
dalam hal kepala Desa belum menyetujui rancangan RPJM Desa. Dalam hal kepala Desa belum
menyetujui rancangan RPJM Desa telah disetujui oleh kepala Desa, maka langsung
dilaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa.
6. Musyawarah perencanaan pembangunan Desa
Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang diadakan
untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa. Musyawarah perencanaan
pembangunan Desa diikuti oleh pemerintah Desa, Badan permusyawarahan Desa, dan unsur
masyarakat.
Unsur masyarakat terdiri atas: tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan;
pewakilan kelompok tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok perajin; perwakilan
kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak; dan perwakilan
kelompok masyarakat miskin.
Sealain unsur masyarakat tersebut, musyawarah rencana pembangunan Desa dapat melibatkan
unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Musyawarah
perencanaan pembangunan Desa menbahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa. Hasil
kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa dituangkan dalam berita acara.
7. Penetapan RPJM Desa dan Perubahan RPJM Desa.
Kepala Desa mengarahkan Tim penyusunan RPJM Desa melakukan perbaikan dokumen
rancangan RPJM Desa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan
Desa. Rancangan RPJM Desa menjadi lampiran rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa.
Kepala Desa yangan menyusun rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa. Rancangan
peraturan Desa RPJM Desa dibahas dan disepakati bersama oleh Kepala Desa dan Badan
permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa tentang RPJM Desa.
Kepala Desa dapat Mengubah RPJM Desa dalam hal terjadi peristiwa khusus, seperti
bencana alam, Krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan, atau
dalam hal terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
dan/ atau pemerintah daerah kabupaten/kota. Perubahan RPJM Desa, dibahas dan disepakati
dalam musyawarah perencanaan pembangunan Desa dan selanjutnya ditetapkan dengan
praturan Desa.

2. “ Program Desa Tanggap Covid-19 dan BLT Dana Desa sukses menjaga gerak pandemi
Covid-19 di desa tetap rendah. Hingga November 2020 sebanyak 1,4 juta warga desa terjaga tidak
jauh kejurang kemiskinan. Maka BLT Dana Desa tetap dilanjutkan pada 2021,” katanya.
Disrupsi pandemi menguatkan peran pekerjaan tidak tetap, dimana didesa berupa padat Karya
Tunai Desa ( PKTD ). Secara nasional, 97 persen PHK diserao melalui program – program
pekerjaan tidak tetap. Di desa, APBDes 2020 untuk insprastruktur telah turun dari 68 persen pada
2019 menjadi 35 pesen, dimana sebanyak 32 persen dilaksanakan dengan pola PKTD dan non
PKTD 12 persen.
Sepanjang januari 2021 PKTD akan meningkat menjadi 55 persen dari dana desa. Mengingat
PKTD berhasil menahan laju pengangguran terbuka didesa sebesar 0,79 persen , padahal dikota
melonjak 69 persen.

3. A. Asas fungsional. Secara elementer dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan asas
fungsional dalam manajemen logistik desa adalah bahwa kekayaan yang dimiliki oleh desa
harus digunakan sesuai status, fungsi serta kegunaannya. Artinya kekayaan milik desa tidak
digunakan untuk kepentingnan pejabat desa atau keluarganya.
Asas kepastian Hukum. sama seperti asas sebelumnya, di dalam pemendagri tersebut di atas
tidak di berikan penjelasan yang cukup untuk memahaminya, karena semua orang di anggap
sudah tahu. Asas kepastian hukum permendagri tersebut adala agar semaua kekayaan desa -
baik cara – cara memilikinya mau pun bukti kepemilikannya – sudah memiliki kaedah – kaedah
hukum, sehingga tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
Asas Keterbukaan. Maksud dari asas ialah bahwa dalam proses memiliki, menyimpan dan
menggunakan kekayaan desa bersifat terbuka, sehingga para pemangku kepentingan
memperoleh informasi yang cukup dan mereka menjadi tahu. Ketertutupan akan menimbulkan
kecurigaan, yang pada gilirannyan akan membuat ketidak percayaan. Padahal pemerintahan
adalah aktivitas yang berbasis pada kepercayaan.
Asas Efisiensi. Maksud dari asas ini adalah bahwa dalam memperoleh, mengunakan dan
menghapus kekayaan desa harus bersifat efiesen sehingga dapat dikurangi terjadinya
pemborosan kekayaan desa, yang pada gilirannya akan membuat nilai kekayaan tersebut dari
waktu ke waktu menjadi semakin menurun.
Asas akuntabilitas dan Kepastian Nilai. Maksud dari asas ini yaitu bahwa dalam proses
memiliki, menggunakan, menyimpan dan menghapus kekayaan desa harus memperhatikan
pertangguanggugatannya ke pada para pemangku kepentingan, sebab perinsif dasar mekanisme
pengelolaan kekayaan negara. Asas kepastian nilai mengharuskan secara priodik dilakukan
penilaian ulang dan audit terhadap kekayaan desa. Sehingga dapat di ketahui perkiraan harga
pasar dibandingkan pada saat harga pembelian atau pengadaan. Hal ini sangat penting apabila
pada saatnya nanti dilakukan pembuatan neraca kekayaan desa, maka semua data sudah tersedia
dengan lengkap akurat dan aktual.
Menurut Triotmodjo ( 2000 : 7 ) terdapat prinsip – prinsip pengawasan agar pelaksanaannya dapat
efektif dan efisien, yaitu:
1. Obyetif dan menghasilkan fakta.
Pengawasan harus bersifat obyetif dan dapat melakukan fakta – fakta tentang pelaksanaan
pekerjaan dan berbagi faktor yang mempengaruhi.
2. Pengawasan berpedoman pada kebijakan yang berlaku
Untuk dapat menilai ada tidaknya kesalahan – kesalahan dan penyimpangan, pengawasan
harus
Berpangkal tolak dari keputusan pimpinan yang tercantum dalam:
a. Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
b. Rencana kerja yang telahditentukan.
c. Pedoman kerja yang telah digariskan.
d. Peraturan – peraturan yang telah ditetapkan.
3. Preventif.
Pengawasan harus mencegah sedini mungkin Kesalahan – kesalahan , berkembang dan
terulang
Kesalahan – kesalahan. Oleh karna itu pengawasan harus sudah dilakukan pada tahap
perencanaan dengan menilai rencana yang akan dilaksanakan.
4. Pengawasan bukan tujuan
Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, tapi saran untuk menjamin dan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
5. Efisiensi.
Pengawasan harus dilakukan secara efisien, bukan justru menghambat efisiensi
pelaksanaan pekerjaan
Prinsip - prinsip pengawasan dalam hal pengelolaan kekayaan milik desa dapat diterapkan
sepanjang aparat pengawasan internal konsisten menerapkan perinsip prinsip pengawasan dan
rutin melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan Desa.

4. A. „‟Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangakaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai deangan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang jasa, dan/ atau pelayanan publik yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik‟‟.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pelayanan publik dapat diartikan sebagai
pemberian layanan ( melayani ) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu sesuai denganaturan pokok dan tata cara yang ditetapkan.
B. Kompatibilitas adalah kemampuan untuk menyesuaikan berbagai tuntutan, permintaan,
perintah yang datang dari sumber – sumber berlainan, yang mungkin saling bertentangan. Seorang
pemimpin harus teguh dalam pemberian tetapi luwes implemantasinya, karena dia harus
berhadapan dengan berbagai kelompok dengan berbagai kepentingan. Luwes dalam hal ini
bukan berarti tidak memiliki prinsi, tetapi menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat
tanpa haru mengorbankan prinsip atau keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai