Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 2 PENGANTAR ILMU POLITIK

Afrizal Rahmat - 043608757

1. Bila merujuk pada kategori budaya politik Almond dan Powell, selama tahun 1999
sampai dengan sekarang, Indonesia berada pada kategori budaya politik yang
mana? Uraikan tentang budaya politik tersebut!
Setelah berada di bawah pemerintahan otoriter selama 30 tahun lebih, politik Indonesia
mengalami proses pembaruan untuk memberikan kekuatan lebih banyak kekuasaan dan
politik kepada masyarakat Indonesia. Periode ini dikenal sebagai periode Reformasi. Tak
hanya ditandai oleh perubahan structural (seperti desentralisasi kekuasaan ke daerah dan
pembatasan kekuasaan presiden), tetapi juga ditandai oleh kesinambungan (misalnya
korupsi, kemiskinan dan pengelompokan modal di kalangan atas).
Menurut Almond and Powel, budaya politik mencakup 3 aspek, yaitu: Orientasi kognitif:
pengetahuan dan keyakinan terhadap sistem politik; Orientasi afektif: aspek perasaan
seorang individu terhadap suatu sistem politik; Orientasi evaluatif: penilaian seseorang
terhadap suatu sistem politik yang berlaku. Masih menurut Almond and Powel, budaya
politik merupakan konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan, nilai-nilai, dan keterampilan
yang tengah berlaku di masyarakat.
Dan Indonesia menggunakan budaya politik berorientasi Kognitif dan Evaluatif.
Orientasi kognitif adalah pengetahuan. Bagaimana individu mengetahui hak dan
kewajiban warga negara di dalam konstitusi, bagaimana individu mengetahui tata cara
pemilihan umum, bagaimana individu mengetahui partai politik dan aktivitas partai
tersebut, bagaimana individu mengetahui perilaku pemimpin-pemimpin mereka lewat
pemberitaan massa, merupakan contoh dari orientasi kognitif ini. Pengetahuan-
pengetahuan ini bersifat tidak tetap. Pengetahuan bertambah atau tetap seiring dengan
pengaruh-pengaruh dari lingkungan sekeliling individu.
Orientasi Evaluatif merupakan campuran antara orientasi kognitif dan afektif di dalam
bentuk keputusan/tindakan. Misalnya, setelah mengetahui bahwa partai A atau B memang
benar menyuarakan apa yang mereka inginkan, individu memilih mereka di dalam suatu
pemilu. Atau, sekelompok individu menggelar unjuk rasa untuk mendukung seorang
calon yang tengah ‘diserang’ oleh lawan politiknya, semata-mata karena mereka merasa
kenal dan sedikit tahu akan jatidiri si politisi termaksud. Orientasi Evalutif muncul akibat
adanya pengaruh dari orientasi kognitif dan afektif.1

2. Terkait contoh kasus diatas, jelasan alasan Anda pada pilihan kategori budaya
politik dari Almond dan Powell tersebut! Lakukan analisis terhadap pilihan Anda
tersebut.
Indonesia menggunakan budaya politik berorientasi Kognitif dan Evaluatif. Kognitif
karena para politikus di Indonesia, baik yang berada di pemerintahan maupun sudah
purna, memiliki tingkat pengetahuan perpolitikan yang luas. Indonesia sudah sangat
bervariasi dengan pernah munculnya sosok pemimpin dari kalangan ’ulama (ilmuan),
yaitu Gus Dur dan juga keterwakilan perempuan Megawati yang mewarisi genetika
politik dari ayahnya, sehingga komplit pengalaman berbagai karakter dan kepemimpinan
dengan ciri khasnya masing-masing di Indonesia. Berbagai profesi akhirnya melebur
masuk kepada kerangka kerja Politikus dimana harus berpikir secara makro terhadap
masalah kenegaraan, kebangsaan dan kerakyatan secara menyeluruh.
Sedangkan evaluatif karena di Indonesia pasti ada pihak-pihak independen yang selalu
mengevaluasi sistem politik dan kebijakan politik pemerintah. Di Indonesia dengan
keadaan masyarakatnya yang heterogen, membuat perkembangan budaya politik yang
yang beragam, sehingga budaya-budaya politik yang digunakan menjadi beragam.
Namun disisi lain, keberagaman budaya politik ini dikhawatirkan akan mengancam
persatuan dan kesatuan bangasa karena berbeda pandangan budaya. Untuk menhindari
keadaan ini, maka diperlukan penanaman nilai-nilai berupa toleransi, musyawarah, rasa
kekekluargaan, gotong royong, persamaan hak warganegara di mata hukum, juga
perlindungan hak asasi manusia untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan.
[ CITATION Har19 \l 1033 ]

1
https://www.setabasri.com/2009/02/budaya-dan-sosialisasi-politik.html diakses pada 27 November 2021 pkl
16.01 WIB

Anda mungkin juga menyukai