NIM : 042891671
Yth, Tutor
Apabila dibandingkan dengan teori birokrasi ideal Weber maka kita akan menemukan keadan
birokrasi di Indonesia yang masih jauh belum ideal. Indonesia hanya baru bisa menerapkan
kulit dari birokrasi modern namun belum sampai ke tata nilainya. Max Weber pernah
mengungkapkan tentang dominasi birokrasi patrimonial individu-individu dan golongan yang
berkuasa mengontrol kekuasaan dan otoritas jabatan untuk kepentingan ekonomi politik
mereka. Hal ini sangat mirip dengan apa yang terjadi pada birokrasi di Indonesia. Ciri-ciri
dominasi birokrasi patrimonial ala Weber yang hampir secara keseluruhan terjadi di Indonesia
antara lain:
-Pejabat-pejabat disaring atas kinerja pribadi
-Jabatan di pandang sebagai sumber kekuasaan atau kekayaan
-Pejabat-pejabat mengontrol, baik fungsi politik ataupun administratif
-Setiap tindakan diarahkan oleh hubungan pribadi dan politik
Dengan cara yang seperti ini tentu sangat berlawanan sengan teori birokrasi ideal Weber,
secara jelas maka Indonesia belum bisa menjalankan birokrasi dengan baik seperti yang
diungkapkan oleh Max Weber. Karena dalam realitanya, yang menggejala di Indonesia saat ini
adalah praktek buruk yang menyimpang dari teori idealismenya Weber. Dalam prakteknya,
muncul kesan yang menunjukkan seakan-akan para pejabat dibiarkan menggunakan
kedudukannya di birokrasi untuk kepentingan diri dan kelompok. Ini dapat dibuktikan dengan
hadirnya bentuk praktek birokrasi yang tidak efisien dan bertele-tele.
Sebagai contoh kecil adalah para anggota DPR yang masih kurang tegas dalam membuat
undang undang korupsi, mereka membuat undang undang yang lebih ringan hukumannya dari
pada kasus kasus yang lain.
Menurut saya pendelegasian wewenang di pemerintah Republik Indonesia sudah sesuai namun
belum maksimal antara lain karena masih masih kurang nya koordinasi antar atasan dan
bawahan dalam penggunaan wewenang baik di tingkat daerah maupun provinsi dst. Seperti
contoh kurang koordinasinya walikota Surabaya dengan gubernur jawa timur dalam tangani
korona.