Anda di halaman 1dari 1

1.

Integrasi normatif

Merupakan integrasi yang berlandaskan pada adanya kesepakatan terhadap nilai-nilai dan norma-
norma yang mendasar. Integrasi normatif merupakan hasil dari harapan normatif yang
mengkondisikan agar para anggota masyarakat membentuk keseragaman dalam cara berpikir dan
dalam memandang segala sesuatu. Masyarakat lebih jauh diharapkan memiliki standar persepsi yang
sama dan nilai-nilai serta pendapat yang sama.

Contoh integrasi normatif :

Penerapan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Adapun contoh kasus integrasi normatif:

Indonesia memiliki modal dasar integrasi yang kuat yakni adanya "kesepakatan bersama" ( sumpah
pemuda 1928, proklamasi 1945, piagam persetujuan RIS dan RI tahun 1950). Selain itu pengalaman
interaksi sosial pra-kolonial maupun integrasi secara tidak sengaja dibawa penjajahan Belanda dan
Jepang yang mencakup hampir semua wilayah yang telah bersambung sekian lama.

2. Koersif

Berlandaskan pada kekuatan ( power ) sehingga semua unsur yang ada akan terintegrasi secara
paksa. Muncul didasari oleh adanya pemikiran bahwa tidak semua orang memiliki harapan yang
sama tentang perilaku dari orang lain dan tidak semua anggota kelompok sosial sepakat dengan
norma yang berlaku. Dengan demikian diperlukan, suatu lembaga ( institution) sebagai alat yang
memiliki kekuatan untuk mengikat anggota kelompok sosial tertentu.

Contoh dari penerapan koersif:

Polisi menggunakan gas air mata untuk atasi kerusuhan pada demokrasi

3. Integrasi fungsional

Integrasi yang berlandaskan pada saling ketergantungan fungsional antar golongan, kelompok,
daerah, desa- kota, serta gender.

Contoh penerapan integrasi fungsional:

Di dalam masyarakat ada berbagai macam profesi gambar keaneka ragam seperti pedagang, buruh,
petani,nelayan, pembisnis, dan lainnya. Jika mereka berperan pada fungsinya maka akan terciptanya
integrasi di dalam masyarakat tersebut.

Referensi:BMP_sistem sosial budaya Indonesia_ISIP4114

Anda mungkin juga menyukai